Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ojek
Suka
Favorit
Bagikan
3. Bagian 3

EXT. TENDA PECEL — PINGGIR JALAN - MALAM

Mereka memakan Pecel Lele dalam diam, tidak bicara. Arifin selesai makan, ia mencuci tangannya.

Mawar masih makan, Arifin melihat Mawar --

MAWAR KUSUMAWARDANI

Maaf soal tadi.

ARIFIN

Gak apa-apa, itu masalah kalian.

MAWAR KUSUMAWARDANI

Kami udah jalan beberapa bulan, ternyata sifat aslinya baru keluar sekarang. Tertipu penampilan. Dia sering make, aku baru tahu.

Arifin mendengarkan cerita Mawar dengan serius.

MAWAR KUSUMAWARDANI

Bodohnya aku, masih percaya apa yang dia bilang. Dasar bodoh.

Arifin melihat Mawar.

MAWAR KUSUMAWARDANI

Kalau dia make, aku gak masalah, dia ada alasan untuk itu. Walaupun aku pacarnya, bukan berarti aku bisa seenaknya suruh dia berhenti kan. Yang aku bilang tentang hal lain.

Ada jeda di antara mereka.

ARIFIN

Kamu bisa putus kalau mau.

MAWAR KUSUMAWARDANI

Iya... aku pikir juga gitu, mungkin kalau dia cari masalah lagi, aku pertimbangin saran mas.

Mereka saling tersenyum, Mawar melanjutkan makan. Suasana sudah mulai mencair, tidak seperti tadi, tegang.

MAWAR KUSUMAWARDANI

Tumben aku telpon di angkat, biasanya gak. Sibuk.

ARIFIN

Mas lagi di sekitar situ, kebetulan. Kamu harus tahu, jadi ojek itu sibuk, Mawar.

Mawar tersenyum mendengar perkataan Arifin. Mawar selesai makan, ia mencuci tangannya.

MAWAR KUSUMAWARDANI

Berarti mas gak tahu kalau Ayah maju walikota. Walaupun baru bakal calon.

Ada jeda di antara mereka.

ARIFIN

Mas tahu, lihat di berita. Semua orang tahu siapa Kasuari Rahmat, banyak yang pilih Bapak.

Mawar tidak menjawab apa yang di katakan Arifin, hanya datar.

MAWAR KUSUMAWARDANI

Mas bukan pegawai Ayah lagi. Ingat, mas sendiri yang minta berhenti.

ARIFIN

Setidaknya mas ingatin kamu supaya milih Bapak nanti. Jangan lupa.

Mawar tersenyum mendengar apa yang dikatakan Arifin.

MAWAR KUSUMAWARDANI

Aku udah kenal mas lama, tapi kenapa aku masih belum terbiasa sama candaan mas.

Mereka berdua tersenyum, Arifin tersenyum, sisi lain yang jarang ia tunjukkan kepada orang lain, hanya Mawar yang tahu itu.

EXT. DEPAN TENDA PECEL LELE — PINGGIR JALAN - MALAM

Mawar menunggu di motor, tak lama kemudian, Arifin keluar dari tenda pecel. Mereka menaiki motor dan pergi dari situ.

EXT. JALAN - BERGERAK — MALAM

Arifin mengendarai motornya, dibelakang, Mawar melihat kearah depan, dalam diam. Mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

Mawar memeluk Arifin, kepalanya bersandar di bahu Arifin. Motor Arifin melaju menembus lalu lintas.

EXT. DEPAN BENGKEL — SIANG

Montir sedang bekerja. Ia memperbaiki sepeda motor di depannya, seorang PELANGGAN, melihatnya bekerja.

Tak lama kemudian, sebuah mobil, berhenti di depan Dealer Motor, dua orang LAKI-LAKI keluar dari mobil, dengan pakaian biasa, mereka menuju Dealer Motor.

Montir melihat dua orang Laki-laki itu, mereka melakukan kontak mata, Dua laki-laki hanya melihatnya datar, tidak mempedulikan Montir sama sekali.

Dua orang Laki-laki itu masuk ke dalam Dealer Motor.

INT. RUANG KERJA — DEALER MOTOR - PAGI

Surya memberikan amplop itu kepada Dua orang itu, AGUS dan TONI, mereka POLISI dengan pakaian santai, anak buah Hidayat. Agus mengambil uang itu dan membuka amplopnya.

AGUS

Komandan bilang harga sudah naik mulai bulan ini.

Ada jeda di antara mereka.

SURYA LUKITO

Tak ada yang naik. Harga masih kesepakatan yang lama. Itu yang saya tahu.

AGUS

Mungkin Bapak tidak tahu.

SURYA LUKITO

Mungkin Komandan kamu yang tidak tahu.

Ada jeda di antara mereka.

AGUS

Kami sudah melakukan apa yang kalian minta dan sekarang harga naik dan itu peraturannya.

Toni yang berada di belakang, memegang sesuatu dibelakang bajunya, ia tinggal menariknya.

Surya melihatnya, tidak terintimidasi, tetap tenang.

SURYA LUKITO

Pertama, saya hanya tangan kanan bandar, saya hanya menjalankan perintah dari Bos. Kedua, kalau kalian punya masalah, itu bukan dengan saya, kalian bicara dengan Komandan kalian, suruh dia bicara dengan Bos saya dan saya akan bayar sesuai harganya. Ketiga, jangan berlagak kalian punya kuasa disini, kita sama-sama anak buah, kacung, jaga sopan santun kalian. Kalau kamu mau ancam saya, percuma. Lebih baik kalian lakukan kewajiban kalian sebelum meminta hak kalian.

Mendengarnya, membuat Agus melihat ke belakang, ia melihat Toni yang menarik tangannya kembali dari belakang bajunya.

AGUS

Dia masih baru, Pak. Maaf. Masih belum tahu cara kerjanya.

SURYA LUKITO

Suruh dia belajar tentang sopan santun, hanya karena dia Polisi bukan berarti dia bisa seenaknya.

Ada jeda di antara mereka.

SURYA LUKITO

Bos tidak ada kasih saya perintah. Saya akan tetap bayar dengan harga yang sama. Kalian bisa ambil atau tidak.

Agus mempertimbangkan, ia mengangguk. Mengambil amplop coklat diatas meja.

Surya tersenyum --

SURYA LUKITO

Bagus, masalah kita selesai.

Surya mengambil, empat bungkus kecil plastik, SABU-SABU, dari laci meja. Ia meletakan diatas meja.

SURYA LUKITO

Apa dia pemakai juga?

AGUS

Iya pak.

SURYA LUKITO

Ini harusnya cukup.

Agus mengambil semua Sabu-sabu itu --

AGUS

Makasih, pak.

Kemudian, ia berlalu pergi, sementara Toni menunduk, entah kenapa ia menjadi hormat kepada Surya, berjalan dibelakang Agus, keluar ruangan.

Surya hanya melihat mereka dengan datar.

EXT. DEPAN RUMAH KASUARI RAHMAT - MALAM

Sebuah Mobil berhenti didepan sebuah rumah, tak lama kemudian, pintu pagar rumah itu dibuka, Mobil itu masuk kedalam.

INT. RUANG TAMU - RUMAH KASUARI RAHMAT — MALAM

Hidayat dan seorang LAKI-LAKI, JOKO, asisten rumah tangga, berjalan dari arah pintu depan rumah Kasuari menuju ruang kerjanya. Joko membuka pintu, Hidayat masuk, disusul Joko di belakangnya.

INT. RUANG KERJA - RUMAH KASUARI RAHMAT — MALAM

Hidayat duduk di kursi, terlihat ia sudah biasa berkunjung ditempat ini. Tidak ada kecanggungan dari Hidayat, ia mengenal seluruh ruangan itu.

Ia mengambil air mineral yang berada dibawah meja. Meminumnya.

Dari belakang, pintu terbuka, Kasuari muncul, ia berjalan menuju Hidayat yang tidak bergerak sama sekali, masih tetap duduk. Kasuari menyalaminya, Hidayat menyalami dengan tetap duduk ditempatnya. Kasuari melihatnya sebentar, datar.

HIDAYAT PRATAMA

Selamat atas pencalonan Walikotanya Pak.

KASUARI RAHMAT

Terimakasih, tapi baru bakal calon. Selamat buat penggerebekan bandar. Dengan ini, kamu menjadi kandidat terkuat buat gantiin komandan kamu kan di tim.

HIDAYAT PRATAMA

Biasa saja, saya hanya melakukan apa yang diperintahkan Komandan. Tidak lebih.

Kasuari memperhatikan Hidayat. Umur mereka berbeda, tapi hal itu tidak membuat Hidayat merasa canggung dengan Kasuari.

HIDAYAT PRATAMA

Ada apa Bapak memanggil saya?

KASUARI RAHMAT

Saya ingin menanyakan tentang bagaimana usaha kita, berjalan dengan baik?

HIDAYAT PRATAMA

Keseluruhan baik. Ada beberapa masalah, beberapa Bandar Judi minta kenaikan harga di tunda, walaupun ada yang setuju juga, tapi mereka masih pikir tentang harga yang baru. Artis Kania ditangkap, untungnya saya kenal dengan orang yang menangani kasusnya, setidaknya dia tidak buka mulut tentang Operasi kita, mereka akan bilang Kania tidak punya pilihan karena kebutuhan hidup, mucikarinya masih dicari, tentu kita akan membayar ke kenalan saya sebagai jaminan. Setidaknya kita akan rugi puluhan, tapi mereka tidak akan menyentuh Operasi kita lagi, setidaknya untuk sekarang.

Kasuari mendengarkannya, ia berpikir.

KASUARI RAHMAT

Kamu tahu siapa yang membocorkannya?

HIDAYAT PRATAMA

Sesama artis, Kania bilang teman artisnya tidak suka dengan dia. Masalah popularitas, saya rasa.

KASUARI RAHMAT

Bagaimana dengan penyewa Kania?

HIDAYAT PRATAMA

Staf Ahli Senayan. Saya rasa Poilitikus yang menyewanya, tapi meminjam dengan menggunakan nama staffnya. Saya hanya tahu itu, ada yang bilang mereka akan mengembangkan kasusnya, mencari titik yang bisa dimafaatin buat kasus yang lain.

KASUARI RAHMAT

Selesaikan masalahnya dengan cepat, Hidayat.

HIDAYAT PRATAMA

Semuanya berjalan baik, masalah itu bisa diselesaikan.

KASUARI RAHMAT

Baik, saya serahkan semuanya ke kamu, urus dengan baik. Bagaimana tentang permintaan saya?

Ada jeda di antara mereka.

HIDAYAT PRATAMA

Dengan keadaan kita saat ini, Bapak bisa buat melakukannya, tapi jika lebih dari itu, akan sulit. Bapak harus cari orang luar, yang punya sumber lebih baik.

Kasauri mengerti, ia berpikir.

HIDAYAT PRATAMA

Ilham Pramono juga menghadapi hal yang sama. Dia juga kesulitan sekarang, walaupun dia pengusaha. Dia tidak punya banyak kenalan di politik yang bisa bantu dia, itu yang saya tahu. Bapak pasti lebih tahu dari saya.

KASUARI RAHMAT

Setidaknya, dia punya sumber yang berlimpah, dia bisa dapat dukungan dari Pusat kalau benar-benar bisa dimainkan.
(jeda)
Kapan permintaan saya bisa diproses?

HIDAYAT PRATAMA

Tunggu perintah Bapak.

KASUARI RAHMAT

Lakukan besok.

Hidayat mengangguk, mengerti.

HIDAYAT PRATAMA

Apa Bapak masih cari kekurangannya?

KASUARI RAHMAT

Iya, saya coba mencari dari luar.

HIDAYAT PRATAMA

Gimana dengan Dinas-dinas yang lain?

KASUARI RAHMAT

Tidak bisa diandalkan dari situ, walaupun ada, tapi tidak banyak. Banyak kementerian memotong anggaran, sampai di dinas-dinas, pasti sudah dimakan orang-orangnya sendiri.

HIDAYAT PRATAMA

Proyek? Izin? atau BUMD, saya ada kenalan di sana.

KASUARI RAHMAT

Semua proyek diawasi, semua orang punya bagian disitu. Setidaknya izin kita masih bisa dapat, walaupun tidak banyak karena bukan saya saja yang bermain. Akan bahaya kalau kita sampai ketahuan ada hubungan dengan BUMD, apalagi kamu polisi, punya rekening gendut, saya dan semuanya akan dilacak. Kecuali kamu punya orang yang bisa menjamin kita.

Ada jeda di antara mereka.

HIDAYAT PRATAMA

Saya tidak yakin akan ada, Pak. Setiap orang ingin mendapatkan bagiannya, kalau tidak, mereka akan membongkar keburukan teman mereka masing-masing. Bapak tahu, prinsip satu untuk semua, semuanya harus sama rata, sama rasa.

KASUARI RAHMAT

Itu yang jadi pertimbangan saya. Saya akan coba dari sumber yang lain.

Hidayat mengangguk, mengerti. Ia berdiri, di ikuti Kasuari, mereka bersalaman.

HIDAYAT PRATAMA

Saya akan kabari jika semua sudah selesai.

Hidayat berjalan ke pintu, Kasuari ikut dibelakangnya.

EXT. TERAS RUMAH - RUMAH KASUARI RAHMAT — MALAM

Hidayat memasuki mobil, Kasuari bersama seorang wanita, AYU KUSUMAWARDANI, 50-an, Istri Kasuari, melihatnya. Mobil berjalan mundur, keluar rumah.

Dari belakang mobil itu, Mawar berjalan masuk kedalam rumah, ia memperhatikan mobil itu berjalan keluar dan pergi dari rumah itu.

Mawar berjalan ke arah mereka, ia menyalaminya dan Ibunya, ia berlalu begitu saja, masuk kedalam rumah. Mereka berdua saling melihat, Ayu masuk kedalam rumah, menyusul Mawar, memanggilnya.

Kasuari kembali melihat kearah pintu pagar, memikirkan sesuatu.

INT. MOBIL - BERGERAK — MALAM

Hidayat duduk di kursi belakang mobil, memperhatikan handphonenya.

Sementara Agus mengendarai mobil. Keadaan sunyi, hanya bunyi kendaraan dan kendaraan yang melintas saja yang terdengar.

HIDAYAT PRATAMA

Semua bandar sudah bayar dengan harga yang baru, Agus?

Agus melihat Hidayat melalui kaca tengah mobil, ia memikirkan sesuatu.

Hidayat menyadarinya, ia melihat Agus dari kaca tengah mobil.

HIDAYAT PRATAMA

Ada masalah?

AGUS

Semua sudah, Pak. Hanya satu yang belum, Hartono.

Hidayat diam, ia berpikir sejenak.

HIDAYAT PRATAMA

Hartono? Surya?

AGUS

Iya, dia bilang, Hartono tidak ada kabarin dia.

Hidayat berpikir sebentar. Ia kembali melanjutkan melihat handphonenya. Agus dari kaca tengah, melihat Hidayat, sesekali.

Mobil melaju menembus malam, dalam kesunyian.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar