Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. PENDOPO PERTEMUAN - RUMAH ULAMA — SIANG
Orang-orang berkumpul di sebuah ruangan terbuka, diantara mereka terdapat Seorang ALIM ULAMA, 60-an, memakai pakaian serba putih, berdiri di belakangnya, para pengikutnya. Mereka sedang menunggu sesuatu.
Kasuari dan Ayu beserta rombongan memasuki pendopo, mereka menaiki pendopo. Kemudian, Kasuari dan Ulama itu bersalaman, dengan para Jurnalis didepan mereka, mengambil gambar dan menunggu keterangan dari kedua pihak. Sementara Ayu berbicara dengan Istri Ulama itu.
Keduanya berbicara sebentar sebelum mereka berdua memulai pembicaraan yang sebenarnya.
Fahmi yang berada dibelakang kanan Kasuari, berjalan menjauh, ia memperhatikan handphonenya, ke halaman pendopo.
EXT. HALAMAN PENDOPO - RUMAH ULAMA — SIANG
Kasuari berjalan didepan Fahmi, dari belakang, pendopo sudah jauh, mereka berada di sebuah taman kecil rumah itu.
KASUARI RAHMAT
FAHMI
KASUARI RAHMAT
FAHMI
Ada jeda di antara mereka.
KASUARI RAHMAT
FAHMI
KASUARI RAHMAT
Fahmi mengangguk, mengerti.
Tak lama kemudian, handphone Fahmi berbunyi, ia mengangkatnya.
FAHMI
Fahmi mematikan handphonenya, Kasuari menunggu.
FAHMI
Ada jeda di antara mereka.
FAHMI
Kasuari berpikir, ia mencari cara untuk bisa menyelesaikan masalah ini.
KASUARI RAHMAT
Fahmi mengangguk, ia mengambil handphonenya, memencet sesuatu dan pergi menjauh dari Kasuari.
Kasuari memandang taman di depannya, ia berpikir.
INT. DEPAN FOOD STALL - MALL — SIANG
Arifin berdiri menunggu antrian bersama orang-orang di sebuah restoran cepat saji.
Giliran Arifin, ia menunjukkan handphonennya kepada Petugas counter, ia mencatat pesanannya.
EXT. DEPAN RUMAH PELANGGAN — SIANG
Arifin berdiri didepan sebuah rumah pelanggannya, di tangannya ada kantong plastik berukuran sedang. Ia memegang pesanan pelanggannya.
Tak lama kemudian, pintu pagar terbuka, keluar, seorang LAKI-LAKI, 20-an. Arifin memberikan kantong plastik itu kepadanya.
Laki-laki itu menerima dan masuk kedalam rumahnya, meninggalkan Arifin yang sendirian didepan rumah. Ia memencet sesuatu di handphonenya.
Arifin menghidupkan motor dan pergi dari situ.
INT. DEALER MOTOR BEKAS — SIANG
Surya sedang berbicara kepada seorang PELANGGAN, mereka berdiri didepan sebuah motor Bebek, bekas. Pelanggan itu menayakan kondisi motornya dan Surya menjelaskannya.
EXT. DEPAN DEALER MOTOR — SIANG
Pelanggan tadi keluar dari Dealer, bersamaan dengan Arifin yang baru saja sampai didepan dealer. Ia masuk kedalam dealer.
INT. RUANG KERJA - DEALER MOTOR — SIANG
Surya sedang mengerjakan sesuatu di bukunya, banyak kertas-kertas diatas meja. Arifin menonton TV, seperti biasa, dengan suara kecil. Surya memperhatikanya.
SURYA LUKITO
Arifin melihat Surya, datar.
ARIFIN
Surya mengambil sesuatu didalam laci meja kerjanya dan meletakkannya di depan Arifin, sebuah amplop coklat. Arifin melihatnya.
SURYA LUKITO
Arifin mengambilnya dan memasukkannya kedalam saku belakang celananya.
SURYA LUKITO
ARIFIN
SURYA LUKITO
ARIFIN
SURYA LUKITO
ARIFIN
Arifin melanjutkan menonton TV lagi, sementara Surya memeriksa kertas di atas meja.
ARIFIN
SURYA LUKITO
ARIFIN
SURYA LUKITO
Surya menunggu reaksi Arifin. Arifin tersenyum kecil mendengarnya.
ARIFIN
SURYA LUKITO
Arifin melihat foto diatas meja kerja Surya, foto keluarga Surya. Ia, Istrinya dan dua anak-anaknya. Laki-laki dan Perempuan.
ARIFIN
Surya melihat foto keluarganya sejenak.
SURYA LUKITO
SURYA LUKITO
Ada jeda di antara mereka.
SURYA LUKITO
Arifin kembali melanjutkan menonton TV, sementara Surya meminum kopi diatas mejanya, termenung. Mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
EXT. PINGGIR JALAN — SORE
Arifin memperlambat laju motornya dipinggir jalan, ia mengambil handphonenya didalam saku jaketnya, tertulis:
MAWAR.
Untuk sesaat, Arifin melihatnya dan mengangkatnya.
Mereka berbicara melalui handphone.
INT. RESTORAN — MALAM
Sebuah restoran masakan Indonesia, terlihat mewah. Kasuari duduk di salah satu meja, sedikit tertutup, karena ada pembatas antar meja dan tirai, seperti sebuah pondok.
Dari pintu depan, Hidayat masuk dan berjalan kearah Kasuari, masuk ke dalam pondok mereka, duduk di depannya.
HIDAYAT PRATAMA
KASUARI RAHMAT
HIDAYAT PRATAMA
Kasuari tidak bereaksi, ia hanya diam.
KASUARI RAHMAT
Ada jeda di antara mereka.
KASUARI RAHMAT
Kasuari hanya diam, tidak melanjutkan kata-katanya. Sementara, Hidayat mengerti apa yang dimaksudkan Kasuari.
HIDAYAT PRATAMA
KASUARI RAHMAT
Hidayat melihat Kasuari, mempertimbangkan perkataan Kasuari tadi.
HIDAYAT PRATAMA
Hidayat meminum air yang disediakan diatas meja. Mereka saling melihat satu sama lain, datar.
Dari arah belakang restoran, muncul Ayu berjalan kearah mereka. Hidayat melihatnya dan mereka bersalaman.
Hidayat memanggil pekerja disana, mereka memesan makanan.
EXT. PINGGIR JALAN — MALAM
Motor Arifin berhenti didepan sebuah bangunan, tempat kerja Mawar, sebuah kantor periklanan.
Dari dalam bangunan itu, Mawar keluar, berjalan menuju tempat Arifin menunggunya.
EXT. JALAN - BERGERAK — MALAM
Arifin mengendarai sepeda motor, di belakangnya ada Mawar yang memeluk Arifin. Mereka tidak bicara, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.
Sesaat, Arifin melirik Mawar di belakangnya. Mawar yang datar melihat sekelilingnya.
ARIFIN
Mawar tidak menjawab, ia hanya melihat Arifin.
Arifin tidak memberitahukan apa yang ia maksud, ia kembali mengendarai motor dengan tenang.
EXT. DEPAN PASAR MALAM — MALAM
Arifin memakirkan motornya di parkiran. Mawar turun dan melihat Arifin dengan bingung, tetapi Arifin yakin dengan apa yang ia lakukan. Ia berjalan masuk kedalam, Mawar melihatnya, dengan ragu, ia mengikutinya dari belakang.
MONTAGE BEGIN:
EXT. PASAR MALAM — MALAM
Arifin dan Mawar melihat keadaan Pasar Malam. Orang-orang yang berjualan makanan dan minuman. Orang-orang yang mengantri didepan pedagang kaki lima. Menunggu giliran mereka untuk bermain. Mawar melihat salah satu wahana, ia berhenti, melihatnya.
EXT. WAHANA KETANGKASAN - PASAR MALAM — MALAM
Arifin dan Mawar berdiri didepan sebuah WAHANA KETANGKASAN. Mawar melihat Arifin, tidak yakin, Arifin melakukannya, mengenai beberapa target, Mawar terlihat bersemangat, menunjuk target dengan tangannya.
Arifin berhasil menang, Mawar disuruh memilih apa yang ia mau, Mawar memilik JAJAJAN, seperti Wafer dan Chiki. Mawar tersenyum dengan apa yang dilihatnya.
EXT. DEPAN TONG SETAN - PASAR MALAM — MALAM
Dengan membawa Jajanan di tangannya, Arifin dan Mawar berdiri di depan Wahana Tong Setan. Mereka saling melihat.
INT. TONG SETAN - PASAR MALAM — MALAM
Mereka didalam wahana itu, melihat para Joki yang mengendarai sepeda motor. Orang-orang memberikan selembar uang kepada Joki yang mengambilnya. Mawar melihatnya, ia mengeluarkan selembar uang dan meletakan tangannya didepan tong itu.
Dengan cepat Joki itu mengambil uang dari tangannya, Mawar terkejut melihatnya. Tak lama ia menutup telinganya dengan tangan. Ia melihat Arifin yang memperhatikannya. Ekspresi mereka mengatakan harus keluar dari sini sekarang juga.
EXT. PENJUAL SATE SEAFOOD - PASAR MALAM — MALAM
Arifin dan Mawar berdiri didepan penjual Sate Seafood. Mereka memilih dan mengambil pilihan sate yang ada didepannya, Mawar mengambil beberapa dan memberikan kepada Penjualnya.
EXT. TAMAN - PASAR MALAM — MALAM
Mawar duduk di sebuah kursi panjang, ia melihat Arifin yang membawa dua gelas minuman di tangannya. Mawar melihat Arifin dengan senyuman mengembang di wajahnya. Arifin berjalan dengan hati-hati. Ketika sampai, Mawar tertawa melihat Arifin.
BACK TO SCENE:
Mereka memakan Sate Seafood mereka dan minuman dalam diam, menikmati Biang Lala yang ada didepan mereka, bercahaya dan berputar-putar.
ARIFIN
Ia mengatakan itu semua dalam ekspresi datar, terlihat serius. Mawar tersenyum mendengarnya, ia meminum minuman di sebelahnya.
MAWAR
Mawar melanjutkan minumnya.
MAWAR
Arifin tidak menjawab apa-apa, masih melihat Biang Lala di kejauhan.
MAWAR
ARIFIN
Mawar tersenyum mendengar apa yang dikatakan Arifin. Seperti menyetujui apa yang dikatakan Arifin.
ARIFIN
MAWAR
Mawar melipat lengan baju kemeja, ditangan kirinya terdapat memar, kebiruan. Mawar melihatnya dengan datar.
Sementara Arifin melihat memar itu ditangan Mawar. Mawar menyadarinya --
MAWAR
Arifin hanya melihat datar memar itu.
MAWAR
Arifin masih melihat Mawar.
MAWAR
Mawar mengatakannya sambil melihat Arifin. Sementara Arifin melihat kearah biang lala.
ARIFIN
Mawar bingung mendengar jawaban dari Arifin. Ia melihat Arifin, seperti mencoba membacanya, tidak bisa.
Arifin kembali melihat Biang Lala dengan datar. Mereka menikmati suasana dalam diam.