Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
91. INT. RUMAH FAUZAN – KAMAR FAUZAN – PAGI
Fauzan bangun tidur. Memegangi kepalanya yang terasa sakit.
Fauzan masuk ke kamar mandi. Tak lama kemudian dia keluar dengan wajah yang lebih fresh. Tiba-tiba ...
MAMA
FAUZAANNN!!!
Fauzan berlari keluar kamar.
92. INT. RUMAH FAUZAN – RUANG KELUARGA – PAGI
FAUZAN
Ada apa, Ma? Kenapa teriak-teriak?
MAMA
Itu Zan hikshiks ... ada kecelakaan pesawat (menunjuk televisi).
FAUZAN
Terus kenapa, Ma? Bukannya udah biasa ada kecelakaan?
MAMA
Kamu liat itu beritanya!!!
FAUZAN
Kecelakaan pesawat dari Indonesia menuju Amerika. Maksud Mama apa?
Fauzan belum mengerti.
FAUZAN (CONT’D)
Raisa? Nggak-nggak! Nggak mungkin, Ma! Raisa pasti baik-baik aja.
Lalu Fauzan berlari ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil lalu keluar rumah.
93. EXT. BANDARA – PAGI
Bandara sudah dipenuhi wartawan. Fauzan menghampiri salah satu pertugas.
FAUZAN
Maaf Mbak, saya mau tanya. Apa korban kecelakaan ada yang bernama Raisa?
PETUGAS
Maaf Mas, kami belum bisa memberikan informasi terkait korban karena sampai sekarang masih dilakukan pencarian dan pendataan terkait penumpang pesawat.
FAUZAN
Yaudah Mbak, makasih.
FAUZAN (V.O.)
Aku yakin kamu pasti baik-baik aja, Sa.
Tiba-tiba handphone Fauzan berdering. Yang menelepon adalah Kevin.
FAUZAN
Halo.
INTERCUT TO :
94. INT. MOBIL ZIO – PAGI
Kevin, Zio, Akmal, Keysa, dan Paula berada di mobil.
KEVIN
Lo udah liat berita di tv soal kecelakaan pesawat?
FAUZAN
Udah.
KEVIN
Lo yang sabar ya, Zan. Kita semua juga nggak nyangka hal ini bakal terjadi sama Raisa.
AKMAL
Lo di mana, Zan? Ini kita mau ngelayat ke rumahnya Raisa. Lo ikut nggak?
FAUZAN
RAISA MASIH HIDUP!!! DIA BELUM MATI!!! JADI BUAT APA NGELAYAT KE RUMAHNYA HAH???
Fauzan mematikan panggilan secara sepihak.
95. EXT. PARKIRAN BANDARA – PAGI
Fauzan masuk ke dalam mobil. Lalu pergi meninggalkan bandara.
96. INT. RUMAH FAUZAN - RUANG KELUARGA – PAGI
Mama sedang melihat foto Raisa di handphonenya. Dia masih saja menangis. Tiba-tiba da bibi menghampirinya.
BIBI
Permisi, Nya. Di depan ada teman-temannya mas Fauzan.
MAMA
(menghapus air mata) Yaudah saya ke sana.
97. INT. RUMAH FAUZAN - RUANG TAMU – PAGI
PARA SAHABAT
Assalamu'alaikum, Tante.
MAMA
Wa'alaikumsalam. Kalian dari mana? Kok pakek baju item-item?
KEVIN
Tadinya kita mau ngelayat ke rumahnya Raisa, tapi ternyata nggak ada orang, Tan.
MAMA
Orang tuanya Raisa nggak di rumah?
KEYSA
Kata bibi mereka lagi di Bandung, Tan.
AKMAL
Fauzan di mana, Tan?
MAMA
Ada di kamarnya. Kalian langsung aja ke sana. Tolong bantu Fauzan bangkit ya. Kasian dia terpuruk denger berita tentang Raisa.
ZIO
Iya, Tan. Kita ke sana dulu ya.
PAULA
Permisi, Tan.
98. EXT. RUMAH FAUZAN – DEPAN KAMAR FAUZAN – PAGI
Sudah beberapa kali Kevin mengetuk pintu kamar Fauzan, tapi tidak ada sahutan. Merekapun memutuskan untuk membuka pintu lalu masuk ke dalam.
99. INT. RUMAH FAUZAN – KAMAR FAUZAN – PAGI
Para sahabat dibuat terkejut saat melihat kamar Fauzan yang sudah tidak berbentuk lagi. Barang-barang sudah berserakan tidak sesuai tempatnya dan banyak pula pecahan kaca di lantainya.
KEVIN
Zan!
Fauzan yang tadinya menunduk langsung mendongak.
Para sahabat merasa iba saat melihat wajah tampan Fauzan yang terlihat sangat kusut. Ada banyak bekas air mata dan kantong mata yang menghitam.
KEVIN
Lo yang sabar ya.
ZIO
Lo harus kuat, Zan.
AKMAL
Kita semua ada buat lo.
Kevin, Zio, dan Akmal memeluk Fauzan.
FAUZAN
Andai dari awal gue sadar kalau gue cinta sama Raisa dan Raisa cinta sama gue, mungkin sekarang Raisa masih ada di sini, sama gue ... sama kita semua hikshikshiks.
Paula dan Keysa yang melihat Fauzan menangis menjadi tidak tega. Merekapun ikut meneteskan air mata.
AKMAL
Bukan cuma lo yang kehilangan Raisa, tapi kita semua, Zan. Raisa sahabat kita, dia bagian dari kita.
KEVIN
Jangan nyalahin diri lo sendiri, Zan! Ini semua udah takdir-Nya. Tuhan lebih sayang sama Raisa, makanya dia diambil secepet ini.
ZIO
Emang berat, tapi kita harus bisa ikhlas biar Raisa tenang di sana.
FAUZAN
(melepas pelukan) Gue nggak akan pernah percaya kalau Raisa udah meninggal sebelum gue ngeliat jenazahnya pakek mata kepala gue sendiri.
KEVIN
Pencarian korban masih dilakukan. Tapi lo tau kan kemungkinan korban selamat itu sangat kecil?
FAUZAN
Tapi gue percaya kalau Raisa pasti selamat. Dia pasti masih hidup!
PAULA
Bego! Gue baru inget guys.
KEYSA
Inget apa?
PAULA
Kenapa kita nggak nelfon bundanya Raisa buat nanya kebenaran berita ini?
AKMAL
Kenapa nggak nelfon Raisanya langsung?
PAULA
Hpnya nggak aktif.
FAUZAN
Bukannya tadi kalian bilang mau ngelayat ya?
KEVIN
Keluarganya Raisa nggak di rumah, mereka lagi di Bandung.
FAUZAN
Kalau gitu biar gue aja yang nelfon bunda.
100. INT. RUMAH KELUARGA RAISA DI BANDUNG – RUANG KELUARGA – PAGI
Ayah dan bunda sedang asik menonton tv. Tiba-tiba handphone bunda berdering.
BUNDA
Tumben Fauzan nelfon.
AYAH
Angkat aja Bun, siapa tau penting!
CUT TO:
101. INT. RUMAH FAUZAN – KAMAR FAUZAN – PAGI
FAUZAN
Assalamu'alaikum, Bunda.
INTERCUT TO :
102. INT. RUMAH KELUARGA RAISA DI BANDUNG – RUANG KELUARGA – PAGI
BUNDA
Wa'alaikumsalam. Ada apa, Zan?
FAUZAN
Bunda udah tau berita tentang Raisa?
BUNDA
Berita apa?
FAUZAN
Pesawat yang ditumpangi Raisa mengalami kecelakaan, Bun.
BUNDA
Apa? Kecelakaan? Kamu jangan bercanda ya! Bunda nggak suka bercandaan kamu.
FAUZAN
Bunda cek aja beritanya di tv, udah banyak, Bun.
Bunda langsung mematikan panggilan.
103. INT. RUMAH FAUZAN – KAMAR FAUZAN – PAGI
ZIO
Gimana, Zan?
FAUZAN
Keluarganya Raisa nggak tau soal kecelakaan itu. Terus bunda langsung matiin telfonnya.
KEYSA
Gue kangen sama Raisa hikhiks. Gue nggak mau kehilangan dia hikshiks.
PAULA
Gue juga Key hikshiks.
104. INT. RUMAH KELUARGA RAISA DI BANDUNG – RUANG KELUARGA – PAGI
AYAH
Bunda kenapa nangis?
BUNDA
Kata Fauzan, pesawatnya Raisa mengalami kecelakaan Yah hikshiks.
Ayah memeluk bunda.
AYAH
Bunda tenang ya. Belum tentu berita itu bener.
BUNDA
Tapi kata Fauzan di tv udah beredar beritanya, Yah.
AYAH
Ayah coba telfon Raisa dulu ya.
BUNDA
Iya Yah, buruan!
AYAH
Nggak aktif, Bun.
BUNDA
Hikshikshiks ... Raisa. Bunda nggak mau kehilangan Raisa, Yah.
AYAH
Bunda tenang ya, Raisa pasti baik-baik aja. Kita do’ain yang terbaik buat dia.