Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
NEAR (script)
Suka
Favorit
Bagikan
8. [8]

56. INT. RUMAH FAUZAN – KAMAR FAUZAN – MALAM

Fauzan sedang berada di balkon.

Tiba-tiba banyak notif masuk dari grup sekolahnya. Fauzan membukanya. Ternyata ada yang mengirimkan foto Raisa dan Vano berduaan di pantai.

Rahang Fauzan seketika mengeras. Tangannya mengepal.

Saat Fauzan akan menghubungi Raisa, tiba-tiba mamanya mengetuk pintu.

MAMA

Fauzan, buka pintunya!

Fauzan segera membukakan pintu.

FAUZAN

Ada apa, Ma?

MAMA

Tolong anterin mama ke rumahnya tante Anis ya! Soalnya mama sama temen-temen mama mau kumpul di sana.

FAUZAN

Iya. Berangkat sekarang?

MAMA

Mama siap-siap bentar.

57. INT. DALAM MOBIL – MALAM

Mobil Fauzan berhenti. Mama turun dari mobil. Fauzan kembali melajukan mobilnya.

58. EXT. JALAN – MALAM

Fauzan kembali mengingat foto Raisa dan Vano. Fauzan emosi. Tanpa disadari, dia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

Tiba-tiba Anya menyeberang. Fauzan tidak dapat menghindar alhasil dia menabrak Anya.

Mobil Fauzan berhenti.

Para warga langsung mengerumuni Anya yang terpental beberapa meter akibat ulah Fauzan.

Lalu ada beberapa warga yang mengetuk kaca mobil Fauzan.

WARGA

Turun lo! Tanggung jawab udah nabrak orang.

FAUZAN

I-iya, Mas. Gue keluar.

Fauzan keluar lalu menghampiri Anya.

FAUZAN

Tolong bawa ke mobil saya biar saya bawa ke rumah sakit!

Para warga membopong tubuh Anya.

Fauzan melajukan mobil dengan cepat.

59. EXT. RUMAH SAKIT – MALAM

Anya dibawa ke ruang ICU oleh dua orang suster.

Fauzan menunggu di depan ruang ICU.

Lalu Fauzan membuka handphone Anya untuk menghubungi keluarga Anya.

Fauzan melihat riwayat panggilan dan di paling atas ada kontak bernama "Kakak".

FAUZAN

Halo (beat) Adek lo kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit Harapan.

Panggilan berakhir.

FAUZAN

Aaarrgghhh bodoh! Kenapa lo bisa nabrak orang sih, Zan?

Fauzan terlihat gusar. Lalu dia kepikiran Raisa. Fauzan segera meneleponnya.

FAUZAN

Halo, Sa.

INTERCUT TO :

60. INT. RUMAH RAISA – KAMAR RAISA – MALAM

RAISA

Iya, Jan? Ada apa?

FAUZAN

G-gue.

RAISA

Lo kenapa?

FAUZAN

Gue takut, Sa.

RAISA

Hah? Lo takut kenapa?

FAUZAN

Gue habis nabrak orang, Sa.

RAISA

APA? LO HABIS NABRAK ORANG? TERUS SEKARANG KEADAAN LO GIMANA? LO BAIK-BAIK AJA KAN?

FAUZAN

Gue baik-baik aja, Sa. Tapi orang yang gue tabrak keadaannya parah. Gue takut kalau dia-

RAISA

Udah-udah, lo tenang dulu. Lo lagi di rumah sakit mana?

FAUZAN

RS Harapan.

RAISA

Yaudah, gue ke sana sekarang.

61. EXT. RUMAH SAKIT – DEPAN RUANG ICU – MALAM

Tiba-tiba Vano datang dan langsung menonjok Fauzan.

Fauzan tersungkur ke lantai.

VANO

Lo apain adek gue hah?

FAUZAN

Vano? Jadi dia adek lo?

VANO

Iya, dia adek gue. Kenapa hah?

FAUZAN

Gue minta maaf. Gue nggak sengaja.

VANO

Bullshit! Awas aja kalau sampe adek gue kenapa-napa, lo orang pertama yang gue salahin!

Vano berusaha meredam emosi. Vano duduk di kursi, begitu pun Fauzan.

Lalu Raisa datang.

RAISA

Ojan! Vano!

FAUZAN & VANO

Raisa!!!

Fauzan langsung berdiri dan memeluk Raisa.

FAUZAN

Gue takut, Sa.

RAISA

Lo tenang, Jan. Gue di sini sama lo. (beat) Ayo duduk dulu!

Posisi duduknya Raisa berada di tengah-tengah Fauzan dan Vano.

RAISA (CONT’D)

Sekarang jelasin kejadiannya kayak gimana.

VANO

Dia udah nabrak adek gue! (menunjuk Fauzan)

FAUZAN

Gue nggak sengaja.

VANO

Alah al-

RAISA

Bentar-bentar! Jadi orang yang ditabrak sama Ojan itu adek lo, Van? Anya?

VANO

Iya, Anya yang ditabrak sama dia.

RAISA

Kejadiannya gimana, Jan? Kok lo bisa sampe nabrak Anya?

FAUZAN

Tadi gue habis nganterin mama ke rumah tante Anis, terus pulangnya gue nggak sengaja ngebut. Eh, tiba-tiba ada yang lewat. Karena gue nggak bisa ngehindar, akhirnya gue nabrak dia.

VANO

Makanya lain kali nggak usah kebut-kebutan di jalan. Bahayain orang lain tau.

FAUZAN

Iya.

Pintu ruang ICU terbuka.

DOKTER

Dengan keluarga pasien?

Raisa, Fauzan, dan Vano langsung berdiri.

VANO

Saya kakaknya, Dok. Gimana keadaan adek saya, Dok? Dia baik-baik aja kan?

DOKTER

Mari ikut saya ke ruangan! Nanti akan saya jelaskan semuanya.

VANO

Baik, Dok.

62. EXT. RUMAH SAKIT – DEPAN RUANG DOKTER – MALAM

Vano keluar dari ruang dokter dengan wajah yang lesu.

63. EXT. RUMAH SAKIT – DEPAN RUANG ICU – MALAM

Vano kembali menghampiri Raisa dan Fauzan.

RAISA

Gimana, Van? Apa kata dokter?

Vano menatap Fauzan. Lalu Vano kembali menonjok Fauzan. Fauzan tidak melawan. Di hanya pasrah.

RAISA

Van, udah, Van! Tenangin diri lo, Van! Ini di rumah sakit. Jangan buat kegaduhan.

Raisa menarik tangan Vano agar mundur dari Fauzan.

Vano langsung memeluk Raisa dan Raisa pun membalasnya.

RAISA

(melepas pelukan) Jadi apa kata dokter?

VANO

Dokter bilang kemungkinan besar Anya mengalami amnesia dan kakinya lumpuh untuk sementara waktu.

RAISA

Ya ampun! Gue ikut sedih dengernya. Semoga Anya cepet sembuh ya.

VANO

POKOKNYA GUE NGGAK MAU TAU, LO HARUS TANGGUNG JAWAB JAGAIN ANYA SAMPE DIA INGET LAGI DAN KAKINYA BISA JALAN KAYAK BIASANYA. KALAU NGGAK, GUE BAKAL LAPORIN LO KE POLISI!!!

RAISA

Van, udah, jangan teriak-teriak! Ntar pasien lain keganggu.

FAUZAN

Gue janji gue bakal jagain adek lo sampe dia sembuh.

64. INT. RUMAH SAKIT – RUANG RAWAT ANYA – PAGI

Raisa tidur di sofa. Ia terbangun lalu melihat jam dinding.

Raisa melirik Anya. Dia melihat tangan Anya mulai bergerak.

Raisa menghampiri Anya.

RAISA

Akhirnya lo sadar juga.

ANYA

Lo siapa?

RAISA

Kenalin gue Raisa.

ANYA

Gue di mana? Dan ... gue siapa?

RAISA

Bentar, gue bangunin kakak lo dulu.

Van, bangun! Adek lo udah sadar.

Vano membuka mata. Setelah Vano bangun, barulah Raisa membangunkan Fauzan.

VANO

Adek! Akhirnya lo sadar. Gue khawatir banget sama keadaan lo.

ANYA

Lo siapa?

VANO

Gue Vano Dek, kakak lo.

ANYA

Kakak?

VANO

Iya.

ANYA

Nama gue siapa?

VANO

Nama lo Anya, Dek.

ANYA

Kenapa gue bisa di sini?

FAUZAN

Semalem gue nggak sengaja nabrak lo.

ANYA (V.O.)

Ganteng banget anjir!

ANYA

Lo nabrak gue?

FAUZAN

Iya. Gue minta maaf. Gue bener-bener nggak sengaja. Gara-gara gue lo jadi amnesia dan ....

ANYA

Dan apa?

VANO

Lo lumpuh untuk sementara waktu, Dek.

ANYA

Maksud lo gue nggak bisa jalan gitu?

VANO

Iya, Dek. Tapi kata dokter cuma sementara waktu, ntar lo bisa jalan lagi kok.

ANYA

Hikshikshiks ... gue nggak mau lumpuh.

Vano memeluk Anya.

ANYA (CONT’D)

Kalau gue nggak bisa sembuh gimana?

VANO

Sstt! Lo nggak boleh ngomong gitu. Dokter bilang lo akan sembuh dengan bantuan terapi. Lo harus percaya itu.

RAISA

Lo yang sabar ya, Nya. Lo pasti bisa sembuh kok.

ANYA

Thanks. Tadi nama lo siapa?

RAISA

Raisa.

ANYA

Lo siapanya gue?

RAISA

Gue temen sekolah mereka (melirik Fauzan dan Vano)

ANYA

Oh. Kalau gue sekolahnya di mana?

VANO

Lo di SMA Negeri, beda sama kita.

ANYA

Emang kalian di mana?

VANO

SMA Wijaya.

ANYA

Apa boleh gue pindah ke sana? Gue nggak inget sama siapa-siapa. Gue taunya cuma kalian. Gue juga takut dibully dengan kondisi yang kayak gini.

VANO

Boleh kok. Lo tenang aja. Gue bakal ngurus kepindahan lo.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar