Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
27. INT. RUMAH RAISA - KAMAR RAISA – TENGAH MALAM
Fauzan dan kedua orang tua Raisa sudah bersiap untuk memberikan surprise sweet 17th Raisa.
Fauzan bersembunyi di kamar mandi. Bunda bersiap di sebelah Raisa. Ayah bersiap di sebelah saklar lampu.
Lampu dimatikan. Bunda mulai memutar sebuah lagu yang mengeluarkan suara khas kuntilanak.
Raisa terbangun. Dia langsung melompat dari tempat tidurnya.
RAISA
AYAAHHH!!! BUNDAAA!!! GELAPPP!!! ADA KUNTILANAK!!! Raisa takut Hikshikshiks. Tolongin Raisa hikshiks.
Raisa duduk di lantai dengan posisi memeluk kedua lututnya dan menunduk.
Ayah kembali menyalakan lampu.
AYAH & BUNDA
SURPRISE!!!
Raisa mendongak dan langsung memeluk kedua orang tuanya.
RAISA
Raisa takut.
BUNDA
Nggak ada apa-apa kok.
Fauzan keluar dari tempat persembunyiannya lalu berdiri di belakang Raisa.
FAUZAN
Happy birthday, Sa.
Raisa berbalik badan dan menemukan Fauzan yang tengah tersenyum kepadanya.
BUNDA
Selamat ulang tahun, Sayang.
RAISA
Hari ini aku ultah?
FAUZAN
Iya, Sa. Buruan make a wish, terus tiup lilinnya! (menyodorkan kue yang dibawanya ke hadapan Raisa)
Raisa memejamkan matanya untuk membuat sebuah permohonan. Lalu dia meniup lilin angka tersebut.
BUNDA
Selamat ulang tahun ya anak bunda. Semoga panjang umur, sehat selalu, dan bahagia selalu. Bunda sayang sama kamu (memeluk Raisa).
RAISA
Makasih, Bunda. Aku juga sayang sama Bunda.
AYAH
Selamat ulang tahun putri kesayangan ayah. Nggak nyangka udah 17 tahun. Jadi anak yang baik dan banggain keluarga ya. Ayah sayang sama kamu (memeluk Raisa).
RAISA
Iya Yah, makasih. Aku juga sayang sama Ayah.
Raisa potong kue. Menyuapi bunda, ayah, lalu Fauzan.
BUNDA
Kalau gitu bunda sama ayah keluar dulu ya.
RAISA
Iya, Bun.
Setelah itu, bunda dan ayah pergi.
RAISA
Lo nggak ngucapin selamat ke gue?
FAUZAN
Tadi kan udah.
RAISA
Nggak ada harapan apa gitu dari lo buat gue?
Fauzan meletakkan kue di atas nakas samping ranjang.
FAUZAN
(memegang kedua pundak Raisa) Raisa Putri Zahira, gue berharap semoga lo jadi pribadi yang lebik baik dan lo bahagia selalu. Gue sayang sama lo.
RAISA (V.O.)
Pasti cuma sayang sebagai sahabat.
RAISA
Makasih, Ojan. Gue juga sayang sama lo.
Lalu Raisa dan Ojan berpelukan.
FAUZAN
(melepaskan pelukan) Sa!
RAISA
Iya?
FAUZAN
Gue mau kalau gue jadi yang pertama buat lo dan lo juga jadi yang pertama buat gue.
RAISA
Maksud lo?
Fauzan tidak menjawab. Dia mendekatkan wajahnya dengan Raisa. Lalu Fauzan mencium bibir Raisa. Raisa hanya terdiam sambil matanya terpejam. Saat ciumannya terlepas, Raisa baru sadar dan membuka matanya kembali.
FAUZAN
Itu tadi first kiss gue. First kiss lo juga kan?
RAISA
Ish. Lo apa-apaan sih? Nyebelin tau nggak? Gue marah nih sama lo.
FAUZAN
Kok jadi marah sih?
RAISA
Habisnya lo main nyosor gitu aja. Gue kan maunya yang ngambil first kiss gue tuh suami gue kelak, bukannya lo.
FAUZAN
Ya nggak papa dong. Gue kan sahabat lo.
RAISA
Tau ah. Pokoknya gue marah sama lo.
Lalu Fauzan kembali membawa Raisa ke dalam pelukannya.
FAUZAN
Maafin gue. Gue cuma nggak mau orang lain yang ngambil first kiss lo.
Raisa diam saja.
FAUZAN (CONT’D)
Maafin gue ya.
RAISA
Yaudah gue maafin.
28. EXT. DEPAN MINIMARKET – MALAM
Fauzan keluar dari minimarket lalu masuk ke dalam mobilnya.
29. EXT. JALAN – MALAM
Fauzan ngebut. Saat akan mengerem ternyata tidak bisa. Rem blong. Fauzan kecelakaan. Dia menabrak pohon.
30. INT. RUMAH RAISA - KAMAR RAISA – MALAM
Raisa sedang membaca buku. Handphonenya berbunyi. Telfon dari mama Fauzan.
RAISA
Iya, Ma? Kenapa?
RAISA (CONT’D)
Apa? Fauzan kecelakaan? Iya, Ma. Aku ke sana sekarang.
Raisa buru-buru mengambil kunci mobil lalu keluar kamar.
31. EXT. RUMAH SAKIT - DEPAN RUANG ICU – MALAM
Raisa berlari menghampiri mama dan papa Fauzan yang duduk di kursi.
RAISA
Mama! Papa!
Mama Fauzan berdiri lalu memeluk Raisa.
RAISA
Gimana keadaannya Ojan, Ma?
MAMA
Masih diperiksa sama dokter, Sa.
RAISA
Gimana ceritanya Ojan bisa kecelakaan, Ma?
MAMA
Mama juga nggak tau pasti, Sa. Tadi tiba-tiba ada yang nelfon mama terus ngasih tau kalau mobilnya Fauzan nabrak pohon dan Fauzan dibawa ke rumah sakit.
RAISA
Ya ampun! Semoga Ojan baik-baik aja ya, Ma (menghapus air mata).
MAMA
Iya, Sa. Semoga aja.
Raisa dan mama Fauzan kembali duduk.
Dokter keluar dari ruang ICU.
DOKTER
Dengan keluarga pasien?
Raisa, mama, dan papa Fauzan berdiri.
MAMA
Saya mamanya, Dok. Gimana keadaan anak saya?
DOKTER
Pasien sedang kritis karena kehilangan banyak darah. Dia membutuhkan tranfusi darah secepatnya. Tapi stok darah di rumah sakit sedang kosong.
RAISA
Ambil darah saya aja, Dok. Golongan darah saya sama Fauzan sama kok.
MAMA
Kamu serius Sa mau donorin darah buat Fauzan?
RAISA
Iya, Ma. Aku mau nyelametin Ojan.
DOKTER
Mari ikut saya!
Raisa dan dokter pergi.
32. EXT. RUMAH SAKIT – DEPAN RUANG TRANSFUSI DARAH – MALAM
Raisa keluar dari ruangan setelah melakukan transfusi darah.
33. EXT. RUMAH SAKIT - DEPAN RUANG ICU – MALAM
Raisa kembali menghampiri orang tua Fauzan.
MAMA
Makasih ya kamu udah nyelametin Fauzan.
RAISA
Sama-sama, Ma. Oh ya, tolong jangan bilang ke Ojan ya kalau aku yang donorin darah!
MAMA
Emang kenapa, Sa?
RAISA
Nggak papa, Ma. Aku nggak mau aja kalau Ojan tau.
MAMA
Yausah terserah kamu.
RAISA
Kalau gitu aku pamit pulang dulu ya, Ma, Pa. Besok aku ke sini lagi.
34. INT. RUMAH SAKIT – RUANG RAWAT FAUZAN – PAGI
Raisa membuka pintu lalu masuk.
RAISA
Assalamu'alaikum.
FAUZAN
Wa'alaikumsalam.
RAISA
Udah sadar dari tadi?
FAUZAN
Dari sejam yang lalu.
RAISA
Oalah. Sekarang gimana keadaan lo?
FAUZAN
Udah mendingan kok.
RAISA
Syukurlah. Btw, mama sama papa ke mana?
FAUZAN
Papa pulang karena harus siap-siap ke kantor. Terus kalau mama lagi ke kantin.
RAISA
Oh.
FAUZAN
Lo sakit, Sa? Muka lo pucet banget.
RAISA
Gue nggak papa kok (tersenyum).
FAUZAN
Beneran lo nggak papa?
RAISA
Iya, Ojan. Yaudah, gue ke sekolah dulu ya. Ntar pulang sekolah gue ke sini lagi.
FAUZAN
Hati-hati ya!
35. EXT. SMA WIJAYA – DEPAN GERBANG – PAGI
Raisa keluar dari taksi lalu berjalan memasuki area sekolah.
36. EXT. SMA WIJAYA – PARKIRAN – PAGI
Raisa menghampiri Keysa, Paula, Kevin, Zio, dan Akmal yang baru saja turun dari motor.
RAISA
Hai guys.
PARA SAHABAT
Hai, Sa.
PAULA
Loh, Sa? Muka lo kok pucet banget?
KEYSA
Lo sakit, Sa?
RAISA
Gue nggak papa kok. Ke kelas yuk!
PAULA
Beneran, Sa? Tapi muka lo pucet banget lho.
RAISA
Udah, nggak papa, Pau.
KEYSA
Yaudah, ayo kita ke kelas!
Baru beberapa langkah, Raisa merasa kepalanya pusing. Lalu Raisa pingsan.
PARA SAHABAT
RAISA!!!