Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
62. INT. Kamar Silbi – Malam
Cast: Silbi.
Silbi duduk di pinggir tempat tidurnya, menangis.
SILBI
Jadi itu alasan Kak Tania murung belakangan ini? Ini pertama kalinya gue ngeliat Kak Tania nangis kayak gitu. Terus gue seenanknya nyeritain masalah-masalah gue tanpa tahu masalah dia.
Silbi menghapus air matanya.
SILBI
Kenapa gue nggak peka gini, sih? Gue nggak pernah ngelakuin apa pun untuk Kak Tania, sedangkan Kak Tania selalu ada buat gue.
Memperlihatkan surat promosi dan handphone di atas nakas. (Tangan) Silbi mengambil dan membukanya. Silbi memandangi surat itu. Memperlihatkan air mata Silbi jatuh di atas surat itu. Silbi memasukkan kembali surat itu ke amplop, lalu membuangnya ke keranjang sampah yang ada di samping mejanya.
63. INT. Kantor Silbi – Pagi
Cast: Gilang, Nadin, Anggi.
Gilang duduk di meja kerjanya, lalu melihat jam tangannya. Memperlihatkan jam tangan Gilang yang sudah menunjukkan pukul 09:15.
GILANG
Silbi dihubungi nggak aktif....
Gilang menghampiri meja kerja Anggi.
GILANG
Nggi, Silbi ke mana?
ANGGI
Nggak tahu, gue juga hubungin dia nggak bisa.
Nadin datang.
NADIN
Cuti dia. Tadi malam ngabarin aku.
GILANG
Berapa hari, Mbak?
NADIN
Hari ini doang, kok. Senin udah masuk.
ANGGI
Apa dia lagi ngelakuin rutinitas bulanannya?
64. INT. Meja makan rumah Silbi – Pagi
Cast: Silbi, Tania, Bi Inah, bayi kembar.
Memperlihatkan punggung Silbi yang sedang mencuci piring lalu meletakkan piring itu di tempat pengering. Setelhnya Silbi berjalan ke meja makan. Tania dan Bi Inah datang menggendong si kembar yang hanya memakai popok.
SILBI
Mau jemur, ya?
TANIA
Kok kamu masih di sini, Bi? Nggak kerja?
SILBI
Sini aku aja yang jemurin.
Silbi mengambil bayi yang digendong Tania.
SILBI
Kak Tania belum sarapan, kan?
TANIA
Kamu ditanya kenapa nggak kerja?
SILBI
Biasa... ngabisin cuti. Udah kebanyakan cutinya.
Tania tahu Silbi berbohong.
SILBI
Udah sarapan dulu, gih. Bi Inah udah sarapan belum?
BI INAH
Sudah, Non.
TANIA
Oh, iya. Aku pinjem beberapa kaos kamu ya? Aku kira masih ada beberapa kaos di sini ternyata udah dibawa semua ke rumah sana.
SILBI
Ambil aja di lemari aku, Kak.
Silbi dan Bi Inah pergi ke depan teras rumah untuk menjemur kedua bayi itu. Tania pergi ke arah tangga.
65. INT. Kamar Silbi – Pagi
Cast: Tania
Tania sedang mencari kaos di lemari Silbi. Mengeluarkan 3 kaos. Lalu menutup pintu pintu lemari. Tania berbalik, lalu melihat handy fan yang ada di nakas samping tempat tidur Silbi. Tania mengambil handy fan itu dan tersenyum, lalu meletakkannya kembali. Saat meletakkan handy fan itu, Tania melihat sebuah amplop di keranjang sampah. Tania ragus sebentar, lalu mengambil amplop itu. Tania membaca surat itu dan terkejut senang. Lalu dia melihat ada bekas tetesan air di kertas itu, raut mukanya berubah menjadi murung.
66. INT. Meja makan rumah Silbi – Pagi
Cast: Silbi, Bi Inah, bayi kembar.
Silbi dan Bi Inah menggendong bayi dari arah teras.
SILBI
Berkat ponakan tante, tante jadi bisa ngerasain matahari pagi, deh.
Silbi dan Bi Inah berhenti di meja makan. Silbi tidak melihat Tania di meja makan.
SILBI
Darina tidur, Bi?
BI INAH
Iya, nih, Non.
SILBI
Daren juga keliatannya bentar lagi tidur. Yaudah kita bawa ke kamar aja yuk, Bi.
Silbi dan Bi Inah menuju kamar Tania.
67. INT. Kamar Silbi – Pagi
Cast: Silbi, Tania.
Silbi membuka pintu kamarnya lalu melihat Tania yang sedang berdiri membelakanginya.
SILBI
Kak Tania, aku cariin ternyata di sini. Udah ketemu kaosnya?
Tania berbalik dengan masih memegang surat promosi Silbi.
Silbi terkejut.
68. INT. Kamar Silbi – Pagi
Cast: Silbi, Tania.
Silbi dan Tania duduk bersebelahan di tempat tidur Silbi.
SILBI
Silbi nggak akan terima promosi itu.
TANIA
Kenapa?
Silbi mencari-cari alasan.
SILBI
Males aja nanti kerjaan Silbi tambah banyak.
TANIA
Bohong.
Tania menyerahkan surat promosi yang sudah dibukanya itu. Silbi mengambilnya lalu mengerti maksud Tania karena dia melihat bekas tangisan air matanya di kertas itu.
TANIA
Kakak tahu kamu mau menerima promosi ini. Kakak harap ini bukan karena masalah semalam.
Silbi panik.
SILBI
Ah? Bukan, kok, Kak.
TANIA
Setiap orang selalu menginginkan kesempatan kedua, Bi. Dan nggak banyak yang sudah mendapatkan itu.
Silbi memberikan senyuman tulus.
TANIA
Gilang udah tahu?
Silbi menggeleng.
TANIA
Kakak nggak akan nasihatin kamu tentang ini karena Kakak nggak tahu apa Kakak masih pantas.
SILBI
Kak Tania kok ngomongnya gitu. Aku harap Kak Tania bisa mencintai diri Kakak sebanyak Kakak pernah mencintai Kak Reno. Dengan begitu, lebih banyak lagi cinta yang bisa Kakak berikan khususnya untuk si kembar.
TANIA
Adik kecil Kakak udah sangat dewasa.
Silbi tersenyum meledek.
SILBI
Kakak lupa minggu depan aku udah 30? Ya walaupun kedewasaan nggak ditentukan umur, sih.
Silbi dan Tania saling senyum. Tania menggenggam tangan Silbi.
TANIA
Selamat ya, Asisten Manajer.
SILBI
Ih apa sih, Kak. Orang belum juga.
69. INT. Kamar Silbi – Malam
Cast: Silbi
Silbi duduk di samping tempat tidurnya, memandangi amplop surat promosi lama. Kemudian menengok ke arah handy mini fannya di atas nakas. Silbi seperti sedang berpikir. Silbi mengambil handy mini fan itu lalu menaruhnya ke dalam laci nakas. Silbi berdiri memasukkan surat promosi ke tas kerjanya yang ada di meja kerjanya.