Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
My Last 20s
Suka
Favorit
Bagikan
3. ACT 2 (19 - 23)

19. INT. Ruang tamu rumah Silbi – Malam

Cast: Silbi, Gilang, Mama, Papa, Tania, Daniel, Anggi, Icha.

Gilang, Anggi, Danile, Icha duduk di ruang tamu rumah Silbi. Mama datang membawa minuman dengan nampan. Sudah ada satu birthday cake matcha di atas meja.

 

DANIEL

Tante pake repot-repot.

MAMA

Nggak sama sekali. Bentar ya Tante ambil makanannya.

 

Anggi berdiri.

 

ANGGI

Anggi bantu, ya, Tante.

 

Icha ikut berdiri. Anggi dan Icha pergi menyusul Mama. Mereka datang kembali dengan masing-masing membawa dua loyang besar pizza, sepiring martabak telur, dan sepiring lumpia lalu meletakkannya di atas meja.

 

MAMA

Maaf ya cuma bisa sediain segini. Habis Tante nggak tahu kalian mau datang.

 

Mama, Anggi, dan Icha kembali duduk.

 

ANGGI

Ini aja udah banyak banget, Tan... Oh iya, Tante, kami mau repotin lagi, nih. Bukan ngerepotin aja sih tapi juga mau berantakin.

 

Mama bingung. Daniel mengeluarkan beberapa petasan kertas.

 

DANIEL

Kalau nanti Silbi dateng kita kasih kejutan ini gimana, Tan?

MAMA

Oh, boleh, dong. Tunggu ya, Tante coba telepon Silbi dulu, dia udah di mana.

 

Anggi membagikan petasannya.

 

MAMA

Pa? Papa!

Papa datang.

GILANG, ANGGI, DANIEL, ICHA

Malam, Om.

PAPA

Malam... malam. Mau buat surprise untuk Silbi, ya?

MAMA

Pa, coba telepon Silbi udah di mana dia.

 

Papa kembali ke dalam mengambil ponsel. Tania datang bergabung.

 

TANIA

Kalian bisa kena semprot sama Silbi.

 

ANGGGI, DANIEL, ICHA

Halo, Kak.

TANIA

Udah tahu kan Silbi nggak suka kalau ultahnya dibuat heboh.

ANGGI

Justru itu tujuannya, Kak.

 

Tania tersenyum.

 

GILANG

(berbisik ke Daniel) Kak Tania, kan?

TANIA

Ini pasti Gilang?

MAMA

Oh, iya, dari tadi Tante juga mau nanya itu. Kayaknya baru pertama kali ke sini, ya?

GILANG

Oh? Iya, Kak... Tante.

Papa datang.

MAMA

Siapa tadi namanya? Gil—

PAPA

Kok handphone Silbi nggak aktif ya, Ma.

MAMA

Coba telepon lagi. Ke mana lagi nih anak?

GILANG

(tanya ke Anggi) Ini lilinnya nyalain sekarang aja, ya?

ANGGI

Iya nyalain aja.

 

Silbi datang.

 

PAPA

Lah, ini anaknya. Papa teleponin dari tadi.

 

Silbi dan lainnya saling menatap. Hening beberapa saat. Lalu semuanya kecuali Silbi langsung buru-buru mengambil petasan kertas lalu mengarahkannya ke Silbi.

 

ALL exc. SILBI

Happy Birthday!!!

ANGGI

Lang, kuenya cepet.

 

Silbi kikuk melihat Gilang lalu melihat keluarganya yang tersenyum melihat mereka. Gilang mendekat ke arah Silbi. Silbi menatap Gilang sebentar, lalu siap meniup.

 

GILANG

Make a wish dulu.

 

Silbi menutup kembali mulutnya lalu menutup mata sebentar, dan meniup lilinnya.

 

ALL exc. Silbi.

Yay, happy birthday!!!

SILBI

Ngapain sih pada repot-repot. Udah kayak bocah aja diginiin. Nggak liat nih angka 29 di sini.

PAPA

“Makasih semuanya”. Itu Om bantu translate.

 

Semua kecuali Silbi tersenyum.

 

ICHA

Paham betul kami, Om.

DANIEL

Lo ya gue bela-belain pulang sebelum ultah lo biar bisa rayain bareng. Eh malah lo-nya yang ngacir.

ANGGI

Tahu, nih. Gue juga atur honeymoon biar nggak bentrok sama ultah lu.

SILBI

Nggak usah hiperbola.

 

Semua tersenyum.

 

MAMA

Oh, iya. Tadi belum dilanjutin. Gilang temen kantornya Silbi juga?

GILANG

Iya, Tante.

MAMA

Kok, nggak pernah main ke sini? Atau jangan-jangan dilarang sama Silbi ya?

 

Mereka tertawa.

 

ICHA

Kak Gilang baru dua tahun, Tante, jadi karyawan. Tapi udah diangkat jadi superintendent. Bisa dibilang Kak Gilang ini bos termuda Tante.

MAMA

Oh, iya? Wah, emang kalau boleh tahu umur Nak Gilang berapa?

GILANG

28, Tante.

MAMA

Oh lebih mudah setahun dengan Silbi, ya. Ehm, tapi nggak apa-apa... Kalau pacar, Nak Gilang udah punya belum?

SILBI

Mama...

ANGGI

Belum, Tan. Abis gimana, orang yang mau dijadiin pacar nolak mulu.

Anggi, Daniel, Icha, Tania menatap Silbi, membuat Mama dan Papa ikut menatap Silbi. Gilang hanya bisa meminum minumannya.

MAMA

Ini anak satu bener-bener, ya! Menantu material gini kamu sia-siain.

 

Gilang tersedak, yang lain bersorak.

 

SILBI

Males ih mainnya kroyokan. Udah bubar-bubar. Besok kerja, kan.

PAPA

Temen-temen kamu belum makan itu.

MAMA

Iya pokoknya harus habisin dulu baru pada boleh pulang, ya.

GILANG, ANGGI, DANIEL, ICHA

Siap, Tante.

MAMA

Gilang jangan nyerah, ya. (Bicara ke papa) Yuk, Pa.

 

Gilang tersenyum, salah tingkah.

 

PAPA

Oh, iya. Pesenan Papa, Bi?

 

Silbi mengeluarkan semua oleh-olehnya, memberikan bagian Papa dan Tania.

 

SILBI

Kalian ambil juga tuh ya satu-satu.

PAPA

Om masuk dulu, ya. Untuk Gilang, Om mah terserah Silbi aja.

 

Papa masuk. Gilang tersenyum.

 

ANGGI

Uuuhh... padahal baru ketemu, tapi udah lampu hijau aja, tuh, Lang.

TANIA

Sekadar info aja nih, Lang, jarang-jarang papa sama mama terutama mama langsung positif kayak tadi.

SILBI

Kak Tania gimana kalau ikut masuk juga?

 

Tania tersenyum dan masuk.

 

DANIEL

Kak Tania tambah cantik, ya.

ICHA

Setuju aku, Kak. Kata mama aku, wanita yang lagi mengandung emang cantiknya jadi berkali lipat.

GILANG

Silbi nggak kalah cantik, ah.

 

Semua kecuali Gilang menatap malas ke Gilang.

ANGGI

Wooo tadi aja jiper. Sekarang, keluar dah aslinya.

 

Silbi tersenyum.

20. EXT. Depan rumah Silbi – Malam

Cast: Silbi, Gilang, Daniel, Anggi, Icha.

Memperlihatkan Daniel dan Icha sudah ada di atas motor lengkap menggunakan helm mereka. Silbi, Gilang, dan Anggi berdiri di depan pagar rumah Silbi, tidak jauh dari motor Daniel dan Icha.

SILBI

Tiati, Niel, bawa anak orang.

ICHA

Kak Silbi makasih, ya. Selamat ulang tahun sekali lagi.

DANIEL

Thank you, ya, Bi. Duluan, ya.

Daniel dan Icha pergi.

 

GILANG

Lo beneran nggak mau bareng gue, Nggi?

ANGGI

Yaelah rumah setempongan di belakang situ pake dianter segala. Dah ya, gue duluan.

 

Anggi membuka lengannya untuk memeluk Silbi. Silbi menyambutnya.

 

ANGGI

Selamat ulang tahun ya sahabat gue yang paling cantik. (Berbisik) bisa kali tuh mulai mempertimbangkan cowok di belakang gue.

 

Silbi menepuk punggung Anggi pelan. Anggi pergi. Gilang tinggal berdua dengan Silbi. Keadaan menjadi kikuk. Gilang membuka tasnya, lalu mengeluarkan kado.

 

GILANG

Gue tahu lo nggak suka kalau orang lain ngasih kado ke lo. Tapi ini gue beneran cuma mau ngasih doang tanpa ada niat apa pun.

 

Gilang dengan ragu menyodorkan kadonya. Silbi mengambilnya.

 

GILANG

Lo mau terima?

SILBI

Lo mau gue buang?

GILANG

Ya jangan, dong.

Silbi tersenyum tulus pada Gilang, dan Gilang membalasnya. Mereka bertatapan cukup lama.

 

SILBI (VO) & GILANG (sambil mengelus-elus dadanya)

Kenapa jadi deg-degan gini?

 

Silbi panik.

 

SILBI

Hah? Lo denger?

 

Gilang bingung.

GILANG

Denger apa?

SILBI

Ah? Oh? Udah sana balik.

 

Silbi panik langsung berbalik masuk rumahnya. Tetapi mendadak berhenti, berbalik menghadap Gilang dan mengangkat kadonya.

 

SILBI

Thank you, ya. Hati-hati.

Silbi langsung masuk.

GILANG

“Hati-hati”...?

 

Gilang tersenyum sambil masih mengelus-elus dadanya.

 

21. INT. Kamar Silbi – Malam

Cast: Silbi

Silbi duduk di tempat tidurnya, lalu membuka kado dari Gilang. Silbi tersenyum melihat handy mini fan BT21 dengan karakter favoritnya dan sebuah scrunchie berwarna mint. Silbi mengikatkan scruncie itu pada gagang handy fan lalu meletakkannya di atas nakas.

 

22. INT. Kantor Silbi – Sore

Cast: Silbi, Gilang, Icha, Adi, Nadin

Silbi sedang bekerja di meja kerjanya. Adi datang membawa setumpuk kertas.

 

ADI

(Sedikit berbisik) Mbak Silbi.

 

Silbi tidak mendengar karena terlalu fokus.

 

ADI

Mbak Silbi...

SILBI

Ya?

ADI

Ini, Mbak, setting dua untuk novel Blue Side.

SILBI

Oke, thank you.

Silbi mengambil tumpukan kertas dari Adi. Gilang datang.

 

GILANG

Kebetulan lo di sini, Di. Ini untuk buku kalian The Giving Cloud, STO-nya harus mundur seminggu.

 

Silbi mengambil surat pengantar tugas dari tangan Gilang.

 

SILBI

Kenapa?

GILANG

Percetakan dalem lagi nggak bisa, Bi.

GILANG

Terus bukunya mau diselipin art paper juga kan? Jadi tadi gue diskuisiin sama Babe, mau kirim ke percetakan luar aja. Nggak apa-apa ya, mundur seminggu.

SILBI

Tapi nggak sampe pindah bulan, kan? Target gue ngepas banget soalnya bulan ini.

GILANG

Tenang, nggak, kok.

Adi masih terdiam, menautkan jarinya di depan sambil menyimak Gilang dan Silbi. Silbi mengambil pulpen, menandatangani surat pengantar tugas itu, lalu beranjak ke Nadin selaku superitendant editor untuk meminta tanda tangannya juga. Setelahnya Silbi kembali ke tempatnya, dia memberikan kertas itu pada Gilang.

 

SILBI

Masih ada lagi?

ADI

Oh, nggak, Mbak. Makasih.

 

Silbi dan Gilang bingung karena Adi yang menjawab.

Adi berbalik, saat itu juga Icha datang dan membuat mereka hampir tabrakan. Saat Icha ingin melangkah ke kiri maupun ke kanan, Aldi juga berlaku demikian sehingga Icha cepat-cepat putar balik, tidak jadi kembali ke meja kerjanya, membuat Gilang menggodanya.

 

GILANG

Lah, Cha, mau ke mana? Tempat duduk lo kan di sini!

 

Adi juga salah tingkah dan langsung pergi.

 

SILBI

Lo ya suka banget ngecengin mereka. Kurang-kurangin kenapa?

 

GILANG

Lo juga tuh kurang-kurangin juteknya. Si Adi udah tiga bulan di sini tapi masih takut tahu kalau dapet buku lo.

SILBI

Gue nggak ngapa-ngapain dia juga.

GILANG

Ya setidaknya senyum dikit, kek. Sayang punya senyuman manis tapi nggak ditampilin.

 

Silbi melirik tajam ke Gilang. Gilang membentuk senyuman menggunakan jarinya.

 

GILANG

Smile~~

 

Nadin tertawa. Silbi dan Gilang menengok ke arah Nadin.

SILBI

Diketawain Mbak Nadin, tuh.

NADIN

Sorry-sorry nggak bermaksud nguping. Gue kagum sih sama kreativitas lo, Lang. Bisa aja nyelipin tuh gombalan.

 

Gilang menepuk dadanya bangga lalu mengacungkan jempol. Terdengar teriakan Mamih.

 

MAMIH

(VO) Kerrr... Keerrr... Kerr... Camilan sore~ Camilan sore~~ Ada dimsum dari penulis, nih.

 

Gilang, Silbi, dan Nadin langsung berdiri.

 

23. INT. Kantor Silbi, ruang serba guna – Sore

CAST: Silbi, Gilang, Anggi, Daniel, Nadin, Mamih, Icha, Babe, Adi, 4 Ekstra

Nadin disusul Silbi dan Gilang masuk ke ruangan. Terlihat karyawan udah mengelilingi meja, terdapat dua piring besar yang berisi dimsum, piring dan garpu plastik sudah ada di atas meja.

Mamih

Setiap kepala maksimal tiga, ya.

 

Karyawan mengambil lalu kembali ke tempatnya masing-masing, menyisakan Silbi, Gilang, Mamih, Icha, Adi, Daniel, dan Anggi. Mamih lalu mengambil 5 dimsum

 

ICHA

Ih, Mamih, katanya maksimal tiga, kok ngambil lima? Aku ambil satu lagi, ya.

MAMIH

Ealah, Ndok. Ini misahin buat bubos, loh.

SILBI & ADI

Ambil jatah gue/aku aja.

 

Silbi melihat Adi, buru-buru merevisi perkataannya.

 

SILBI

Lang... ambil jatah gue aja, Lang.

 

Wajah gilang memperlihatkan ekpresi terharu. Silbi memberikan kode dengan matanya kalau yang dilakukannya itu agar Adi bisa memberikan dimsumnya ke Icha. Icha langsung pergi dengan Adi mengikuti.

MAMIH

Mereka kayaknya punya cerita masa lalu.

ANGGI

Iya, tapi Icha tuh jadi ngingetin gue sama seseorang.

 

Anggi tersenyum pada Silbi. Silbi tersenyum pada Daniel.

 

GILANG

Apaan nih pada senyum-senyuman?

 

Silbi meletakan satu dimsum di piring kecil plastik Gilang.

 

SILBI

Udah nih makan, nggak usah bawel.

GILANG

Beneran buat gue?

SILBI

Nggak baik udah bilang mau ngasih tapi ditarik lagi.

GILANG

Gue beneran terharu.

Anggi, Mamih, Daniel saling senyum.

 

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar