Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
My Last 20s
Suka
Favorit
Bagikan
8. ACT 2 (51 - 55)

51. INT. Kamar Silbi – Malam

Cast: Silbi, Tania

Silbi melihat handy fan hadiah ulang tahun dari Gilang di atas nakas. Ponselnya bergetar. Silbi mengangkat ponsel itu ke depan wajahnya. Layar Tania muncul di sebelah wajah Silbi.

SILBI

Kenapa, Kak?

TANIA

Aku yang mau tanya kamu kenapa?

SILBI

Aku kenapa?

 

Tania tertawa kecil.

 

TANIA

Nggak kelar-kelar kalau saling tanya gini. Nggak tahu kenapa tiba-tiba aku pengen nelepon kamu. Semua baik-baik aja, kan?

SILBI

Emang ya aku tuh nggak bisa nyembunyiin sesuatu dari Kak Tania. Padahal udah beda rumah.

TANIA

Kenapa? Gilang?

SILBI

Jadi ada karyawan baru cewek, namanya Klara.

 

Silbi terdiam sebentar.

 

TANIA

Cewek itu ada hubungannya sama Gilang?

 

Silbi tersenyum.

 

SILBI

Belum tahu sih, Kak. Tapi aku bisa ngerasain keadaan tuh awkward di antara mereka.

TANIA

Kasih Gilang waktu, Bi. Kakak yakin Gilang pasti akan ceritain semuanya.

 

Silbi kembali tersenyum simpul.

SILBI

Gilang tadi juga bilang gitu, ya walaupun nggak secara langsung.

 

TANIA

See... Gilang udah kasih waktu banyak buat kamu. Nggak ada salahnya kamu melakukan hal yang sama.

Semua orang punya masa lalu, Bi. Dan saat Gilang siap menceritakan masa lalunya, itu kembali lagi ke kamu, kamu yang bisa menilai dan kamu yang bisa memutuskan apakah mau terima masa lalunya itu. Karena sia-sia kalau kamu menjalani hubungan tanpa menerima masa lalu pasangan kamu. Itu akan jadi bumerang nantinya.

SILBI

Aku tadinya mencoba nggak peduli, Kak. Aku mau percaya sama Gilang yang selama ini aku tahu. Tapi setelah merasakan ada hal yang berbeda saat Klara hadir. Aku jadi penasaran.

TANIA

Karena ini pertama kalinya buat kamu. Wajar, kok. Bahkan untuk yang berganti pasangan beberapa kali tetap penasaran akan masa lalu pasangannya.

SILBI

Aku merasa aneh, udah mau kepala tiga gini masih bingung harus ngapain kalau soal kayak gini. Padahal kalau Anggi atau Icha minta saran, kayaknya gampang banget ngasihnya.

 

Tania mendadak sedih.

 

TANIA

Karena menasehati lebih mudah daripada melakukannya.

 

Silbi tersenyum.

 

SILBI

Kok jadi Kak Tania yang sedih?

 

Tania tersadar lalu mencoba tampak senang kembali.

 

TANIA

Ah? Nggak kok. Aku malah seneng banget akhirnya kamu bisa membuka hati untuk orang lain, terutama untuk seorang cowok.

 

SILBI

Makasih ya, Kak, udah mau make waktunya untuk dengerin curahatan aku.

 

TANIA

Lebay, deh. Dini hari juga kalau mau curhat aku ladenin, biar sekalian pas ngasih susu si kembar.

 

Silbi tertawa kecil.

 

SILBI

Gimana kabarnya dua ponakan aku itu? Pasti tambah gemesin, deh.

 

Tania tersenyum.

 

TANIA

Udah tidur mereka.

SILBI

Yaudah Kak Tania tidur juga gih. Tuh mata udah lusuh banget.

TANIA

Aku masih nunggu Reno.

SILBI

Oh? Udah jam sebelas gini Mas Reno belum pulang?

TANIA

Lembur katanya.

SILBI

Tuh, tahu gitu Kak Tania tetep tinggal di rumah sini aja, kan ramean di sini.

TANIA

Kan ada Bi Inah di sini.

SILBI

Di sini juga ada Bi Silbi.

 

Tania kembali tertawa.

 

SILBI

Sabtu besok aku main ke sana, deh.

TANIA

Iya, kabarin aja, ya, Bi.

 

Layar Tania hilang. Silbi melihat kembali handy fan yang diberikan Gilang dan membuang napas berat.

 

52.  INT. Kantor – Pagi

Cast: Silbi, Gilang, Klara, Icha, Anggi, Nadin

Silbi baru datang, lalu duduk di meja kerjanya dan melihat Icha yang sedang serius menatap komputernya. Silbi ikut melihat layar komputer Icha.

SILBI

Yaampun gue kira lo lagi ngerjain apa, Cha, serius banget.

ICHA

Oh? Pagi Kak Silbi. Ini aku lagi baca berita, katanya Hospital Playlist mau dibuat season 2-nya.

SILBI

Oh iya? Dramanya emang bagus, sih.

 

Anggi yang duduk di depan Silbi berdiri, sehingga hanya terlihat dari kepala sampai bahunya saja.

 

ANGGI

Ngomong-ngomong tentang series lo udah tahu belum Bi, si Sabrina dicancel.

SILBI

Iya gue juga tahu dari semalem. Kenapa sih ya yang bagus-bagus pada dicancel semua. Si Anne juga tuh, udah ada petisi tapi tetep nggak ngaruh.

 

Nadin datang membawa berbagai makanan, lalu duduk di bangku kerjanya.

 

NADIN

Udah pada sarapan belum? Nih yuk makan bareng.

 

Icha berdiri, melihat ke meja Nadin.

ICHA

Wuih, udah makan sih, Kak. Tapi kayaknya enak.

NADIN

Yaudah, ini makan aja.

 

Mamih datang berdiri di samping meja kerja Nadin.

 

MAMIH

Ealah Ndok, itu Nadin itungannya dua orang, loh.

 

Silbi tertawa.

SILBI

Jadi inget mama. Aku dulu sering dimarahin kalau minta makanan Kak Tania.

NADIN

Nggak apa-apa, kok, Mih, aku paling nyicip-nyicip doang.

ANGGI

Kalau gitu aku juga mau ya, Mbak.

NADIN

Sini-sini.

 

Anggi dan Icha mendekat ke meja Nadin, lalu mengambil makanannya.

Gilang datang, lalu duduk di meja kerjanya. Setelah meletakkan tasnya, Gilang bermaksud menghampiri Silbi, tapi Klara datang mencegah Gilang dengan membawa sebotol jus stroberi.

 

KLARA

Buat kamu.

 

Gilang terkejut. Semua karyawan memperhatikan mereka. Tetapi saat Gilang menatap, mereka memalingkan wajah kembali.

 

GILANG

Ah? Gue nggak suka storberi.

KLARA

Oh? Sejak kapan? Dulu kamu suka banget sama storberi.

 

Silbi terkejut, lalu melihat Gilang yang sudah menatapnya. Mamih berdeham.

 

MAMIH

Udah jam sembilan, udah pada balik ke tempatnya. Kerja... kerja....

 

Anggi, Icha, dan Mamih kembali ke tempatnya. Icha dan ANggi mengucapkan terima kasih ke Nadia atas makanannya.

 

BOS ANNA

(OS) Silbi, ke ruangan saya sebentar, ya.

 

Silbi berdiri.

SILBI

Oh, iya, Mbak.

 

Silbi bingung dan langsung pergi ke ruangan Bos Anna.

 

53.  INT. Kantor, ruangan Bos Anna – Pagi

Cast: Silbi, Bos Anna

Silbi dan Bos Anna duduk berhadapan. Bos Anna memberikan sebuah amplop kepada Silbi.

BOS ANNA

Saya menawarkan kedua kalinya untuk kamu bisa naik jabatan.

 

Silbi terkejut.

 

BOS ANNA

Sebelumnya, jabatan yang saya tawarakan adalah superintendent. Tapi kali ini saya mau kamu jadi asisten saya, asisten manajer.

SILBI

Maaf, Mbak. Kalau boleh tahu, kenapa bukan Mbak Nadin atau Gilang yang memang sudah superitendat.

BOS ANNA

Pertama, kamu sudah membuktikan kemampuan kamu. Kedua, kamu satu-satunya yang sangat paham tidak hanya dengan bahasa Inggri tapi juga bahasa Korea.

 

Silbi bingung.

 

BOS ANNA

Kamu tahu, kan, perusahaan kita punya cabang di London dan Korea?

 

Silbi mengangguk.

 

BOS ANNA

Kalau kamu terima tawaran saya. Kamu akan bekerja di perusahaan kita yang ada di Korea dan London selama satu tahun. Jadi enam bulan di Korea dan enam bulan di London. Bisa dibilang pelatihan sebelum kamu benar-benar menjabat sebagai asisten saya.

Silbi terdiam sebentar.

 

SILBI

Saya pikirkan dulu, ya, Mbak.

 

Bos Anna tersenyum.

BOS ANNA

Saya kasih waktu sampai minggu depan, ya.

SILBI

Baik, Mbak.

 

Silbi mengambil amplop yang diberikan Bos Anna, lalu berdiri.

 

BOS ANNA

Saya berharap jawaban kamu akan berbeda dengan sebelumnya.

 

Silbi hanya memberikan senyuman simpul, lalu keluar ruangan.

 

54. INT. Kantor, atap datar – Siang

Cast: Silbi, Gilang, Klara

Silbi berjalan di lorong kantor menuju atap datar kantor. Dia melihat salah satu daun pintu terbuka sebagian. Setelah mendekat, dari celah yang terbuka itu, terlihat Klara memeluk Gilang dari belakang.

KLARA

Kasih aku kesempatan lagi, Lang. Aku mau kita mulai dari awal.

 

(Kaki kanan) Silbi melangkah satu langkah, tetapi berhenti, kemudian mengembalikannya sejajar dengan kaki kirinya lalu berbalik.

 

SILBI

Kasih Gilang waktu, Bi.

Silbi pergi.

 

55. INT. Kantor – Siang

Cast: Silbi, Daniel

Silbi berdiri di ujung pintu masuk ruangan kantor. Memperlihatkan ruangan kerja kantor yang kosong, hanya ada dua orang.

SILBI

Pada ke mana?

DANIEL

Mereka di ruang arsip.

 

Silbi kaget melihat Daniel di sebelahnya.

 

SILBI

Pasti ada gosip baru.

 

Daniel mengangkat kedua bahunya.

 

SILBI

Udah pada makan emang?

DANIEL

Belum. Lo dari mana emang?

SILBI

Ah? Oh... lo sendiri dari mana?

DANIEL

Dari toilet gue. 

Silbi dan Daniel menuju ruang arsip.

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar