Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. Kantor - Meja resepsionis – Pagi
Cast: Silbi, Gilang, Mamih, Adi
Silbi berjalan di lorong kantor menuju ruanganan kerjanya. Silbi memasuki ruangan kantornya yang minimalis yang terdapat banyak buku dindingnya, baik di dalam lemari kaca atau rak gantung. Kemudian menuju meja resepsionis yang letaknya tidak jauh dari pintu (kaca) masuk. Terlihat Mamih, wantia berusia 40 akhir tetapi berpenmpilan sangat muda).
SILBI
Pagi, Mamih.
MAMIH
Selamat pagi yang indah, Anak cantik...
Silbi melirik ke ruang tamu yang ada di hadapan meja resepsionis. Dikarenakan tidak adanya sekat antara ruang tamu dan meja resepsionis, Silbi dapat melihat jelas ada Adi sedang duduk kikuk di salah satu bangku.
SILBI
Anak baru, Mih?
MAMIH
Ho-oh. Pengganti Lina kayaknya.
SILBI
Akhirnya—
MAMIH
Eh... Eh... Berondong mau diembat?
SILBI
Apaan sih, Mih? Maksud aku tuh… akhirnya ada desainer baru, jadi
tim Asia sama tim Barat nggak harus rebutan desainer. Lagian sorry
nggak doyan berondong.
MAMIH
Jangan takabur. Nanti beneran dapet berondong, loh. Lagian, itu
siapa tuh hobi - hobi bangtan? Berondong kan dia?
Silbi tertawa kecil.
SILBI
Itu namanya ngefans. Beda dong, Mih.
Gilang masuk ke ruangan kantor dengan semangat, dan berhenti di meja resepsionis.
GILANG
Good morning~
MAMIH
Good morning, Ganteng. (Bicara ke Silbi) Nah, kalo berondong yang
ini pasti doyan.
GILANG
Wuih ada apa nih, pagi-pagi udah ngegosipin kakanda Gilang.
MAMIH
Adinda Silbi dapet berondong baru.
Mamih menunjuk Adi dengan dagunya, Gilang mengikuti arah yang ditunjuk Mamih dan melihat Adi sekilas.
GILANG
Adinda kenapa kamu tega melakukan itu pada kakanda?
Silbi menatap Gilang malas dan membuang napas berat.
SILBI
Dosa apa gue, pagi-pagi udah begini? Lo nggak malu tuh ada anak
baru?
GILANG
Mamih Ratu apa yang harus aku lakukan?
SILBI
Mih.. please, jangan ladenenin nih anak satu.
MAMIH
Jangan menyerah, Anakku. Pertahankan cintamu....
Silbi mengembuskan napas berat kembali, lalu menuju ke ruangan kerja yang tak berpintu, yang ada di belakang meja resepsionis. Ruangan kerja dan meja resepsionis hanya dipisah oleh dinding partisi.
GILANG
Adinda tungguuu...
MAMIH
Anak orang beneran muntah nanti kamu gombalin tiap hari, Lang.
Gilang hanya tersenyum.
MAMIH
Belum nyerah juga?
GILANG
Belum, nih. Silbi layak diperjuangkan.
MAMIH
Oooohh~~
GILANG
*O ooo cinta~~
MAMIH & GILANG
*Akan kuberikan bagi hatimu yang damai~~
Memperlihatkan Mamih dan Gilang melanjutkan nyanyiannya sambil joget kecil. Adi berusaha untuk tidak melihat ke arah Gilang dan Mamih.
2. INT. Kantor, kubikel Silbi - Pagi
Cast: Silbi, Gilang, Icha, Nadin
Silbi berjalan menuju meja kerjanya. Meja yang digunakan adalah meja kantor partisi 6 staff berhadapan yang dilengkapi dengan loker dan laci di bawah setiap mejanya. Meja kerja Silbi ada di antara meja kerja Nadin dan Icha.(Setiap meja kerja memiliki alat tulis berupa pulpen berbagai warna, spdiol, stabilo. Di meja Silbi ada beberapa barang tambahan barang seperti mouse pad BT21 Mang, pulpen dengan karakter BT21 Mang, foto dengan Tania, foto keluarga berempat. Di meja Nadia ada foto dirinya dengan suaminya dan beberapa toples berisi camilan yang berbeda, roti dan batagor dalam tempat makan yang terbuka. Di meja Icha juga dipenuhi dengan pernak-pernik The Powerpuff Girl).
Memperlihatkan Nadin yang sedang makan di meja kerjanya.
Silbi berdiri di depan meja kerjanya sambil menurunkan tas dari punggunya dan meletakkan di atas meja kerjanya.
SILBI
Wuih tumben, Mbak, udah nyampe.
NADIN
Hehe... suami aku ada rapat pagi, jadi pagi-pagi juga tadi berangkatnya. Oh iya, ini kalau mau roti atau batagor ambil aja, ya.
SILBI
Siap, Mbak.
Silbi mengeluarkan tumbler dan ponsel dari tasnya, duduk di bangkunya, lalu memasukkan tasnya ke loker. Terdengar suara Gilang yang meneriakkan kembali “good morning”. (Tangan) Silbi membuka instagram. Memberikan like untuk foto Anggi yang sedang bulan madu. Lalu memberikan like untuk foto Daniel yang sedang liburan. Setelah itu, kembali menjelajahi feed instagramnya.
SILBI
Ini feed isinya jadi anak bayi semua, atau nggak foto pernikahan gini. Lagi pada panen apa gimana?
GILANG
Gue bisa kok temenin lo jadi modelnya kalo lo mau buat foto kayak
mereka itu, Bi.
Silbi kaget, menengok ke arah kirinya. Silbi menatap sinis ke arah Gilang yang sudah ada di sampingnya dan duduk menggunakan bangku Icha. Gilang meletakkan telunjuknya di antara kedua alis Silbi.
GILANG
Jangan sering-sering ngerutin dahi gini... Nanti ngebekas jadi keriput, loh.
SILBI
Turunin, nggak!
Gilang menurunkan telunjuknya perlahan. Icha datang sambil meminum susu kotak. Lalu hanya berdiri di depan meja kerjanya menghadap Gilang dan Silbi.
ICHA
Pagi, Kak Silbi. Pagi, Kak Gilang. Kak Nadin, pagi~
SILBI
Cha, punya streples, kan?
ICHA
Punya, Kak.
Icha mengambil streples di laci kecil di mejanya kerjanya. Lalu memberikannya kepada Silbi.
ICHA
Ini, Kak.
SILBI
Minta tolong dong streplesin mulutnya Gilang.
Icha syok mendengar perkataan Silbi dan refleks menjatuhkan streplesnya. Gilang menelan ludahnya. Sedangkan Nadin tersenyum menggelengkan kepala.
GILANG
Cha, Silbi bercanda, kan?
NADIN
Lo sih, Lang. Direm dikit kenapa.
3. INT. Kantor Silbi, ruang serba guna – PAGI.
CAST: Silbi, Gilang, Nadin, Mamih, Icha, Bos Anna, Babe, Adi, 4 Ekstra
Semua karyawan berkumpul di ruang serba guna yang ada di pojok ruangan kantor untuk briefing pagi. Ruang serba guna hanya dipisahkan oleh dinding partisi dengan panel berlubang-lubang, terdiri dari TV, sebuah sofa panjang, sebuah meja kecil di depan sofa, 3 buah bean bag yang ada di sekeliling ruangan, dan meja panjang yang di atasnya terdapat microwave, mesin kopi, rak gantung camilan dan minuman instan, serta dispenser air. Bos Anna dan karyawan saling berhadapan.
BOS ANNA
Oke itu aja briefing pagi ini. Ada lagi yang mau ditanyakan? Atau menambahkan?
Karyawan hanya diam.
BOS ANNA
Oke, kalau nggak ada, sebagai penutup, hari ini ada karyawan baru.
Silakan memperkenalkan diri.
Adi berjalan ke samping Bos Anna
ADI
(medok) Halo, selamat pagi. Perkenalkan saya Adira Sutyo Pramadi
biasa dipanggil Adi. Saya akan bekerja sebagai desainer.
MAMIH
Ealah... asale saka ngendi?
ADI
Malang, Bu.
Karywan tertawa.
MAMIH
Eh dodo eh... malah dipanggil ibu.
BABE
Jangan panggil ibu. Dia maunya dipanggil seus.
Karywan kembali tertawa.
GILANG
Oh, iya, Icha kan dari Malang juga. Kenal nggak, Ch— Cha?
Karyawan mencari Icha. Icha bersembunyi di belakang Silbi.
SILBI
Cha, ngapain?
ICHA
Ah? Kenapa, Kak?
NADIN
Uuuuhhh ada apa nih? Kok salting gitu, Cha?
ICHA
Ih... siapa yang salting.
MAMIH
Jadi kamu kenal nggak sama Adi tuh. Dia dari Malang juga.
ICHA
Ah? Oh, iya kenal, kok. Temen kuliah.
NADIN
Oh, jadi cuma temen...
GILANG
Tiati nanti jadi demen...
BABE
Terus jadi manten... (en pada manten dibaca seperti pada “temen”
dan “demen”)
Karyawan seketika diam menatap Babe. Hanya Silbi yang tersenyum.
MAMIH
Bener sih, tapi kedengerannya maksa, Be.
ICHA
Kak Silbi...
Silbi hanya memberikan senyuman dan menepuk-nepuk tangan Icha yang menarik baju Silbi.
BOS ANNA
Eh ... udah-udah. Kalau mau kenalan lagi bisa personal aja ya.
Gilang nanti tunjukkin mejanya Adi dan jelasin dia seperti yang
sudah sampaikan tempo hari, ya.
GILANG
Baik, Mbak.
BOS ANNA
Yaudah kalau gitu, selamat bekerja.
Karyawan tepuk tangan, lalu kembali ke meja masing-masing.
4. INT. Kantor Silbi – Sore
Cast: Silbi, Gilang, Icha, Nadin
Silbi, Icha, dan Nadin sedang beres-beres untuk pulang di meja kerja mereka.
SILBI
Mbak Nadin, Cha, duluan, ya.
Silbi langsung bergegas pergi.
NADIN
Tumben Silbi cepet pulang.
ICHA
Iya, ya. Ada acara kali.
Memperlihatkan Gilang yang melihat Sibi pergi, lalu Gilang menyusul Silbi.
5. INT. Kantor Silbi, depan lift – Sore
Cast: Silbi, Gilang, Babe
Silbi sedang menunggu di depan lift lantai kantornya sendirian. Gilang datang.
GILANG
Bi! Kok tumben tengbur gini? Ada acara?
SILBI
Ngantuk gue.
Gilang tersenyum. Pintu lift terbuka. Silbi masuk. Gilang menahan lift dengan menekan tombol buka yang ada di luar lift.
GILANG
Tahu gitu tadi gue cepet-cepet nyelesein kerjaan biar bisa anter lo
pulang.
Babe dateng menepuk belakang kepala Gilang. Gilang mengelus kepalanya yang ditepuk.
BABE
Di gas mulu. Udah sana balik kerja, banyak kerjaan, kan?
GILANG
Namanya usaha, Be. Kerjaan mah gampang dikejar. Nah yang ini nih
susah banget dikejarnya.
BABE
Sabar ya, Bi.
SILBI
Udah kebal, Be.
BABE
Lah, Be. Harusnya mah saya yang disabarin.
BABE
Udah lepas itu tombolnya. Jalanan keburu macet, nih.
GILANG
Dompet nggak ketinggalan, Be?
BABE
Nggak, udah.
GILANG
Kunci mobil?
BABE
(Menunjukkan kunci mobilnya) Nih!
Lift berbunyi.
SILBI
Lang udah sampe bunyi liftnya, tuh.
Gilang melepaskan tombolnya. Lift perlahan tertutup.
GILANG
Hati-hati, ya, Bi. Kabarin kalau udah sampe rumah. Be, titip Silbi
sampe lantai satu, ya!
Gilang tersenyum melihat pintu lift yang sudah tertutup.
6. INT. Rumah Silbi – Sore menjelang malam
Cast: Silbi, Mama, 3 ekstras (wanita usia 50-an akhir/60-an awal)
Silbi masuk ke rumahnya yang minimalis dan berlantai dua. Silbi melihat Mama dan ketiga temannya sedang makan di meja makan yang berada di sebelah dapur dan di sebelah tangga menuju lantai 2.
Wanita 1
Halo, Bi. Tambah cantik aja?
MAMA
Bi, tumben agak cepetan pulangnya.
Wanita 2
Iya, jam segini kok udah pulang. Besok kan libur.
Wanita 3
Iya, nggak main atau pacaran dulu gitu.
Wanita 1
Oh, Silbi udah punya pacar? Boleh dong kenalin ke Tante.
Silbi memaksakan dirinya untuk tersenyum.
SILBI
Silbi ke atas dulu ya, Tante-tante, Ma.
MAMA
Nggak makan dulu, Bi.
Wanita 2
Iya, yuk, makan bareng, sini.
SILBI
Silbi udah makan tadi di kantor. Mari, Tante.
Silbi pergi ke kamranya dengan menaiki tangga yang ada di sebelah ruang makan.
7. INT. Kamar Silbi – Malam
Cast: Silbi, Tania
Pintu kamar Silbi terbuka dari luar. Silbi masuk ke kamarnya.
Memperlihatkan kamar yang tidak besar serba putih, hanya terdiri dari tempat tidur dengan sebuah nakas di sampingya, sebuah keranjang sampah, sebuah jam dinding, dan sebuah meja kerja yang menjadi satu dengan rak buku cukup besar yang dipenuhi buku. Di atas meja terlihat lampu BT21 baby portable mood lamp dan sebuah macbook putih.
Silbi meletakkan tasnya di meja.
SILBI
Tahu gitu tadi makan dulu sebelum pulang.
Terdengar suara ketukan pintu kamar Silbi.
SILBI
Ya?
Tania yang menggunakan baju hamil, masuk membawa sepiring ubi dan singkong rebus dan meletakkannya di nakas samping tempat tidur.
TANIA
Buat ganjel dulu.
Tania duduk di tempat tidur Silbi. Silbi mengambil makanan yang di bawa Tania.
SILBI
Kak Tania the best emang.
Silbi makan, lalu berbicara ke perut Tania yang sudah terlihat besar. Baby niblings, kalian beruntung akan punya mama kayak Kak Tania. Tania tersenyum, lalu berubah serius.
TANIA
Are you ok?
SILBI
Aku kenapa?
Tania memberikan kode dengan matanya tentang teman-teman Mama.
SILBI
Oalah... santai, Kak. Udah biasa, kan.
Tania melihat Silbi ragu.
SILBI
Serius, Kak Taniaaa. Aku sama sekali nggak marah atau gimana-gimana
sih mereka selalu nanya tentang pacar atau nikah. Cuma capek aja
ngeladeninnya, jadi ya lebih baik ngehindar.
TANIA
Nggak mau nyoba sama Gilang?
SILBI
Makanan kali dicoba-coba.
Tania memberikan senyum menggoda. Silbi melirik Tania, pura-pura marah.
SILBI
Apa tuh maksudnya senyum-senyum gitu?
Tania menangkup pipi Silbi, gemas.
TANIA
Ih, gemes banget aku sama kamu, Bi.
SILBI
Aku tahu aku emang ngegemesin.
TANIA
Dih, males.
Tania dari bercanda berubah menjadi serius.
TANIA
Take your time, Bi. Nggak usah pedulin kata orang. Toh yang jalanin
nanti, kan, kamu.
SILBI
Siap, Bos!
TANIA
Udah, ah. Ngantuk. Balikin sendiri ya, piringnya.
Tania keluar kamar. Silbi menatap Tania pergi dengan senyuman haru.
Dissolve to
8. INT. Kamar Silbi – Dini hari
Cast: Silbi
Silbi sedang tidur di tempat tidurnya, membuka matanya, lalu terduduk. Silbi melihat jam dinding, menunjukkan pukul 1 pagi.
SILBI
Laper.
Silbi melihat piring kosong di nakas, lalu mengambilnya dan berjalan keluar kamar.
9. INT. Dapur – Dini hari
Cast: Silbi, Papa
Memperlihatkan dapur minimalis (kitchen set lengkap, terdiri dari meja dapur, kabinet atas-bawah, dan sebuah kulkas) dengan warna cokelat tua dan putih.
(Belakang tubuh) Silbi yang sedang menaruh piring yang telah dicucinya ke tempat pengering di samping tempat pencuci piring. Silbi lalu berjalan ke depan kulkas, membukanya, menatap kulkas sebentar, lalu menutupnya kembali. Silbi beralih ke salah satu kabinet atas, membukanya, dan terlihat berbagai mi instan.
SILBI
Kayaknya enak nih mi rebus.
PAPA
(OS) Buatin papa juga, dong.
Silbi kaget, menengok, Papa sudah berdiri di samping Silbi.
SILBI
Papa! Ngagetin aja.
PAPA
Papa rasa soto, ya.
SILBI
Serius mau juga?
PAPA
Ya masa bercanda. Tahu nih tiba-tiba papa laper.
SILBI
Pakai telur nggak?
PAPA
Harus, dong.
Papa berjalan ke meja makan. Silbi mulai membuat mi.