Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
10. INT. Meja makan – Dini hari
Cast: Silbi, Papa, Tania
Memperlihatkan papa sedang duduk di meja makan sambil memakan kacang goreng dari sebuah toples. Selain toples kacang goreng, di meja makan ada kaleng kerupuk besar. Silbi datang meletakkan mi rebus.
SILBI
Mau tambah nasi nggak, Pa?
PAPA
Kamu juga tambah nasi?
Silbi mengangguk.
PAPA
Boleh juga, deh.
Silbi pergi lalu kembali dengan sepiring nasi.
SILBI
Ini ambil di sini ya, Pa.
PAPA
Oke.
Silbi dan papa mulai makan, Tania datang.
TANIA
Pantesan... wanginya sampai ke kamar tahu. Aku nyobain‑
SILBI
Nggak boleh. Lupa kalau lagi hamil?
TANIA
Sesuap doang, kok. Lagian nggak apa-apa kalau cuma sesekali.
PAPA
Kalau mama tahu kamu makan mi, Silbi bisa digantung.
Silbi melirik Papa.
SILBI
Kok Silbi doang? Papa juga, lah.
TANIA
Walau Tania nggak makan tapi Mama tahu kalian makan mi tengah malem gini, kalian juga bakal digantung tahu!
SILBI
Iya, makanya ini makannya diem-diem.
TANIA
Kuahnya aja, deh, Bi... Pa...
SILBI
No... No...
PAPA
Sana kamu balik tidur lagi, Tan. Nggak baik ah kamu begadang begini.
Tania tersenyum.
TANIA
Cih, Papa sama Silbi sama aja, ngelarang aku tapi sendirinya ngelakuin.
SILBI
Ya kan kita nggak hamil. Ya nggak, Pa.
Papa sibuk makan, hanya mengangkat jempolnya. Tania mendekat ke Silbi.
TANIA
Yaudah coba sini, aku hirup sebentar mi-nya.
Silbi menggeser mangkuknya, Tania menghirup aroma mi.
Silbi menarik kembali mangkuknya.
SILBI
Dah, kan. Gih sana tidur lagi.
Tania kembali ke kamar. Silbi dan Papa melanjutkan makan.
11. INT. Meja makan rumah Silbi – Pagi
Cast: Silbi, Mama, Papa, Tania
Memperlihatkan Mama sedang memotong buah pisang di meja dapur dan Bi Inah sedang membuatkan roti isi. Mama mengambil sepiring berisi pisang dan anggur serta sepiring sepiring roti isi lalu membawanya ke meja makan yang ada di sebelah dapur. Papa di meja makan sedang baca koran, sambil sesekali menyesap kopi. Silbi turun dari tangga dengan malas, lalu duduk sila di kursi meja makan dan menguap.
MAMA
Silbi... ditutup dong kalau nguap.
Mama meletakkan kedua piring yang dibawanya ke meja makan. Silbi refleks mengambil anggur itu. Mama menepuk tangan Silbi.
MAMA
Itu buat Kakak kamu.
Silbi menurunkan tangannya. Bi Inah memberikan dua piring lain yang juga berisi roti dan buah yang sama kepada Mama. Mama mengambilnya lalu meletakkannya di hadapan Silbi.
MAMA
Ini punya kamu.
Silbi memperhatikan piringnya dan piring Tania.
SILBI
Apa bedanya?
MAMA
Ya beda dong, porsi Kakak kamu kan untuk tiga orang.
Tania datang lalu ikut duduk di meja makan.
TANIA
Pagi semua. Eh, tadi pagi udah ketamu papa sama Silbi deng.
Silbi panik, melirik dengan muka melas ke Tania memohon untuk tidak memberitahukan mama. Papa berdeham dengan masih membaca koran. Mama bingung.
SILBI
Ah? Ahh... Ehm, Ma... susu masih ada, kan?
MAMA
Ada tuh di kulkas.
Silbi beranjak. Tania hanya tersenyum.
TANIA
Oh iya, nanti sore Tania sama Reno mau ke rumah orangtuanya Reno ya, Ma. Udah lama juga nggak ke sana, kan.
MAMA
Oh, iya. Reno hari ini pulang, ya?
Tania mengangguk.
MAMA
Oh, kalo gitu mama buatin kalppertaart ya, nanti kamu bawa.
Silbi duduk kembali sambil membawa susu.
SILBI
Silbu mau dong, Ma. Nanti siang Silbi juga mau pergi. Lumayan buat bekel. (Berbicara ke diri sendiri) Eh tapi klappertaart kan kalo nggak dingin bakal cepet basi.
MAMA
Tumben Sabtu gini keluar. Gitu dong biar nggak di rumah mulu, kan kalo keluar bisa ketemu banyak orang, tambah relasi, terus siapa tahu ada yang cocok, kan. (Mamakan Eh tunggu... kok bawa makanan... Mau ke mana emang kamu?
SILBI
Lampung.
MAMA
HAH?!
Papa kaget sehingga menumpahkan kopinya ke koran yang sedang dibacanya.
SILBI
(Suara pelan) Ma, jangan teriak-teriak. Itu dede-nya kaget nanti.
Tania menggelengkan kepala melihat tingkah Silbi, sambil terus memakan sarapannya.
MAMA
Ya kamu mau ngapain ke Lampung? Sama siapa? Naik apa?
SILBI
Sendiri... pengen liat gajah aja. Silbi udah pesen tiket kapal. Senin sore atau malam paling Silbi pulang.
MAMA
Nggak boleh! Mau lihat gajah kan bisa tuh ke Ragunan.
SILBI
Ya beda dong, Ma. Lagian Silbi sekalian refreshing, sumpek di Jakarta.
MAMA
Pa, ini anak kamu nih tolong dibilangin, dong.
PAPA
Papa nitip kripik pisang kepok. Yang rasa duren ya, Bi.
MAMA
PAPA!
Papa kembali menumpahkan sedikit kopinya.
PAPA
Untung jantung papa sehat.
MAMA
Baru akhir bulan kemarin kamu main ke Bunaken, terus sekarang Lampung. Lagi tur Indonesia apa gimana?
SILBI
I love Indonesia.
Mama menatap tajam Silbi.
MAMA
Lagian Senin kan kamu ulang tahun. Terus kerjaan kamu gimana?
SILBI
Silbi udah ngajuin cuti. Lagian cuma sehari cutinya. Terus kalau masalah ultah, kan Senin Silbi udah pulang. Udah ya, Silbi mau siap-siap dulu.
Silbi beranjak mengambil piring dan gelasnya ke dapur, lalu ke tangga. Tania memberikan kode kalau dirinya juga mau dibawakan Kripik pisang kepok tanpa sepengetahuan mama.
TANIA
(Tanpa suara) Yang cokelat.
Silbi memberikan tanda oke dengan tangannya.
12. INT. Rumah Silbi - Siang
Cast: Silbi, Papa
Silbi datang dari tangga, memakai celana cargo panjang, jaket parka, dan membawa tas carrier sedang. Silbi melihat tempat makannya ada di meja makan, lalu membukanya. Terlihat 2 potong sandwich segitiga dan enam kue pie susu ukuran sedang. Silbi tersenyum. Papa datang, lalu menuangkan minumnya ke gelas yang ada di meja makan.
SILBI
Mama mana, Pa?
PAPA
Di kamar kayaknya.
13. INT. Kamar Orangtua Silbi - Siang
Cast: Silbi, Mama
Memperlihatkan mama yang sedang tidur di double bed. Terdengar suara ketukkan pintu. Terlihat pintu terbuka dan Silbi muncul dari celah pintu.
SILBI
Ma...
Silbi masuk ke kamar, mendekat ke Mama. Lalu tersenyum melihat mamanya tidur
SILBI
(Berbisik) Ma... Silbi berangkat, ya. Makasih bekelnya.
14. INT. Rumah Silbi Ruang TV – Siang
Cast: Silbi, Tania, Papa
Papa dan Tania sedang duduk di sofa panjang sambil menonton TV di ruang keluarga. Silbi datang, duduk di salah satu sofa, lalu memasukkan tempat makannya ke dalam tas carrienya.
PAPA
Kamu beneran Senin pulang, kan? Kalo nggak pulang, kamu bisa-bisa nggak dibukain pintu sama mama.
TANIA
Bukan nggak dibukain lagi, Pa. Bisa-bisa dicoret dari kartu keluarga.
SILBI
Iyaa.
Silbi melihat ponselnya.
SILBI
Ojolnya udah dateng, nih. Silbi berangkat, ya.
Silbi berjalan keluar.
PAPA
Hati-hati kamu, Bi. Jangan lupa pesenan papa.
TANIA
Aku juga ya, Bi.
SILBI
Siap!
15. EXT. Bus – Siang
Cast: Silbi
Silbi di dalam bus, duduk di dekat kaca, memandang keluar jendela melihat hutan/pepohonan/sawah.
Dissolve to
16. EXT. Di atas kapal feri- Sore
Cast: Silbi
Silbi berdiri di sisi kapal, menyandarkan tangannya di pagar, memandang hamparan laut luas. Matahari mulai terbenam. Silbi mengeluarkan ponsel lalu memotret pemandangan.
SILBI
Ah! Lupa ngabarin orang rumah.
Silbi membalikan badannya, ber-selca dengan latar laut, lalu mengirimkan foto itu ke grup keluarganya. Memperlihatkan hasil foto Silbi di layar ponselnya. Silbi mulai mengetik.
SILBI
Biar nggak rindu... Nanti kalau udah sampe Bakauheni, aku kabarin, ya.
Memperlihatkan Layar ponsel Silbi berubah dengan notice “Video Call from Gilang”. Silbi langsung me-reject. Silbi baru mau mengirimkan pesan ke Gilang, layar ponselnya kembali memperlihatkan “Call from Gilang.” Silbi meletakkan ponsel ke daun telinganya.
SILBI
Kenapa?
INTERCUT
17. INT. Ruang tamu rumah Gilang – Sore
Gilang duduk di ruang tamunya yang bernuansa Jawa.
GILANG
Galak amat, Bu.
SILBI
Lagian. Ada apaan sih pake video call segala? Boros kuota tau.
GILANG
Ya namanya lagi PDKT terus kangen makanya video call.
SILBI
Lang... gue kan—
GILANG
Iya gue inget kok lo bilang masih belum mau menjalin hubungan atau semacamnya. Tapi kan lo nggak bilang kalo lo nggak suka gue. Bisa aja kan sebenernya lo suka gue tapi nggak sadar gara-gara lo keukeuh sama alasan lo itu.
Silbi tertawa.
GILANG
Malah dikira becanda.
SILBI
Jujur gue tuh masih susah bedain lo bercanda apa nggak kalo nggak lihat muka lo langsung.
GILANG
Lah tadi diajak videocall-an malah di-reject.
SILBI
Au ah.
GILANG
Au ah juga.
Silbi tersenyum.
GILANG
Bi nonton, yuk?
SILBI
Sekarang?
GILANG
Enggak... besok. Eh, tapi kalo lo bisanya besok nggak apa-apa, sih.
SILBI
Nggak bisa gue.
GILANG
Gue janji nonton doang, nggak pake makan... nggak pake acara gombal juga.
SILBI
Bukan itu... gue emang beneran nggak bisa, Lang.
Terdengar suara klakson kereta api.
GILANG
Eh suara apaan, tuh? Kok kayak suara klakson kapal? Lo lagi di mana sih?
SILBI
Ah? Ehm, udah dulu ya, Lang. Bye.
Silbi mematikan telepon. Memperlihatkan layar posnel Silbi, ada pesan dari Gilang.
GILANG
Have fun, Bi.
Silbi tersenyum tipis.
18. EXT. Taman Nasional Way Kambas – Siang
Cast: Silbi, 1 Ekstras (pria)
Memperlihatkan lapangan hijau yang sangat luas (di TNWK disebut “kandang”), di sekelilingnya terlihat seperti hutan/banyak pohon besar. Lapangan itu dipenuhi gajah dewasa maupun anak gajah. Lalu memperlihatkan Silbi sedang duduk di kayu panjang yang menggantung di antara kedua pohon besar, di salah satu pinggir “kandang” itu.
EKSTRAS
Mbak, saya tinggal shalat sebentar, ya.
SILBI
Oh, iya, Pak. Silakan.
Ekstras pergi. Silbi melanjutkan aktivitasnya melihat pemandangan di depannya. Terdengaar geteran ponsel. Silbi mengambil ponsel dari kantung celananya. Memperlihatkan layar ponsel Silbi terdapat notifikasi “Last day of your 28th"
Silbi tersenyum kecil.
SILBI
Nggak usah terlalu dipikirin lo harus apa, Bi. Just follow your heart as usual. (Jeda sebentar, Silbi membuang napasnya panjang) Let’s be good my last twenties.