Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
90. EXT. HALTE BUS – SORE
RENA
Rena sedang menunggu bus seperti biasa. Dia duduk pada tempat duduk yang ada dihalte. Suasana halte saat itu sangat sepi dan hanya ada Rena seorang. Suasana sore yang begitu indah namun tidak dapat menghilangkan kesedihan dihati Rena.
RENA
(memegang dada)
(tersenyum dan mengusap air mata)
Bus datang dan Rena berdiri. Setelah bus berhenti Rena masuk kedalam bus.
CUT TO
91. IN. KAMAR RENA – MALAM
RENA
Rena duduk menatap layar laptop dengan tatapan kosong. Tangannya diam diatas meja dan matanya sayu memandang layar laptop.
Rena mengambil nafas berat dan melihat jam yang ada diatas meja. Waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari tapi mata Rena masih saya terbuka lebar.
RENA
(mengambil nafas berat)
Rena menutup laptop dan berbaring. Rena menarik selimut dan memejamkan matanya.
RENA
VO RENA
(memejamkan mata)
Entah mengapa meski dia telah pergi namun hati dan pikiranku tidak bisa lepas darinya. Mulut ini juga selalu mengantai doa untuknya. Ya Allah, jagalah dia selalu. Hamba ikhlaskan semua keputusan untuk hamba jalankan. Namun dari hati yang paling dalam, hamba masih ingin bersamanya jika engkau menghendaki.
FADE OUT
92. IN. KAMAR RENA – PAGI
RENA
Rena mengenakan sepatu dan bercermin merapikan pakaiannya. Setelah beberapa saat diam didepan cermin Rena mengambil tas dan pergi keluar.
CUT TO
93. EXT. TAMAN KOTA – PAGI
RENA
Rena berjakan sendiri menyusuri taman kota. Pagi ini taman cukup ramai karena hari lubur. Banyak remaja juga ibu dan bapak bersama anaknya bermain ditaman.
VO RENA
(terus berjalan)
CUT TO
94. EXT. ATAP GEDUNG – PAGI
RENA
Rena berdiri sendiri melihat sekeliling. Dia berjalan pelan menuju sebuah kursi dan duduk disana.
VO RENA
(memegang kursi disebelahnya)
Rena duduk menghadap kedepan dengan tatapan kosong. Angin menerpa cukup kencang sehingga menggoyangkan pakaian dan jilbabnya.
CUT TO
95. GERBANG SEKOLAH SMP – PAGI
RENA
Rena berdiri didepan gerbang SMP yang tertutup. Dia memandang kedalam dan mengalihkan pandangannya pada sebuah aula yang ada didepan halaman sekolah.
VO RENA
(tersenyum)
FADE OUT
FLASH BACK ON
96. EXT. HALAMAN SEKOLAH – SORE
RENA, SELLA, DEWA
Rena terguyur air dan Dewa meninta maaf. Sella yang terus menggomel membuat Rena tersenyum. Dewa memberikan sapu tangan bewarna biru dongker kepada Rena.
CUT TO
FLASH BACK OFF
97. GERBANG SEKOLAH SMP – PAGI
RENA
Rena tersenyum mengingat hal itu. Rena kembali menatap gerbang sekolah.
FADE OUT
98. IN. CAFFE – SIANG
RENA
Rena sedang duduk disebuah caffe dangan satu gelas cappuccino panas diatas meja. Rena menyeruput cappuccino dan meletakkannya kembali diatas meja.
VO RENA
(tersenyum)
Rena menyandarkan tubuhnya pada kursi yang dia duduki.
RENA
(mengambil ponsel didalam tas dan meletakkannya diatas meja)
(mengusap muka dengan kedua telapak tangannya)
Rena memandang keluar jendela melihat kesibukan kota siang ini yang cukup ramai. Tiba-tiba ponsel yang dia letakkan diatas meja berbunyi.
Rena melihat layar ponselnya dan terlihat ada sebuah kiriman pesan dari Sella. Rena meraih ponselnya dan membuka pesan dari Sella.
Setelah membuka pesan dari Sella, Rena terdiam dan air matanya keluar begitu saja. Ternyata isi pesan dari Sella adalah sebuah foto pernikahan Dewa dengan seorang wanita.
Rena mengambil nafas panjang untuk mengilangkan rasa sesak dalam dadanya. Rena mengusap air matanya agar tidak terlihat oleh pengunjung lain. Sella kembali mengirimkan pesan singkat yang tertulis.
PESAN SELLA
Rena berusaha untuk menahan air matanya dengan mengangkat kepalanya keatas dan memejamkan matanya.
VO RENA
Rena masih diam terpaku dengan ponsel ditangannya. Dia hanya bisa memajamkan mata untuk menata kembali hatinya.
DISSOLVE
1 tahun kemudian
99. IN. GEDUNG – SIANG
RENA, SESOK PRIA, PEMBACA NOVEL
Suara jepretan kamera dan gemuruh menghiasai sebuah ruangan pada sebuah gedung pertemuan. Banyak remaja bahkan orang dewasa berjajar rapi membawa sebuah buku. Kebanyakkan dari mereka adalah remaja perempuan dan ada beberapa dari mereka yang mengenakan seragam putih abu-abu.
Banner vertikal ada disetiap sisi gedung. Banner bertuliskan MORE THAN LOVE dan gambar sebuah buku dengan tulisan yang sama.
Terlihat dari balik barisan sosok wanita berbaju putih dengan jilbab senada duduk menghadap barisan orang-orang yang sedang mengantri. Setiap remaja putri dan perempuan dewasa tersenyum menghadap wanita itu dan menyodorkan buku yang mereka bawa.
Seorang perempuan mengenakan kemeja biru menyodorkan buku yang dia bawa pada wanita berhijab putih itu.
WANITA
(tersenyum)
Wanita berhijab yang adalah Rena tersenyum memandang novel yang ada dihadapannya. Rena menarik novel berjudul MORE TAHAN LOVE lebih dekat pada dirinya. Dia membuka novel itu pada lembar peratama dan mengukur tanda tangan diatasnya. Rena tersenyum dan memberikan novel itu pada wanita yang ada dihadapannya.
RENA
(tersenyum)
Wanita itu tersenyum dan mengambil kembali novel yang sudah ditandatangani oleh Rena sebagai penulis novel tersebut.
VO RENA
Rena terus memberi tanda tangan pada novel yang disodorkan padanya dengan senyum ramah.
Antrian masih panjang dan mengular tapi mencerminkan ketertiban dan juga tidak berdesakan.
Sosok seorang pria bertubuh tinggi berkemeja putih berada diujung antrian. Pria denga jari-jari panjang sedang membawa novel MORE TAHAN LOVE milik Rena.
Sosok pria itu semakin dekat dengan Rena. Penampilannya sangat Rapi. Balutan busana kemeja putih panjang dengan lengan dilipat dan celana bahan bewarna biru dongker. Rambut lurus bewarna coklat tertata rapi.
Sosok pria itu sudah berada dihadapan Rena dan memberikan novel yang dia bawa pada Rena.
PRIA
(sosok pria dengan suara berat)
Rena menatap keatas untuk melihat pria itu karena pria itu terlalu tinggi untuk dia yang sedang duduk. Rena tersenyum dan meraih novel dari tanga pria itu. Rena membuka novel dan memberikan tanda tangnnya didalam sana. Rena menutup novelnya dan meletakkan dipojok meja.
VO RENA
Rena berdiri dan mendekat pada pria itu. Rena berdiri dihadapan pria itu dengan senyum bahagia. Pria itu mengulurkan tangannya pada Rena dan disambut baik oleh Rena. Keduanya berjalan menuju pintu keluar. Rena dan sosok pria itu berjalan meninggalkan meja yang tadinya diduduki Rena. Suasana gedung sudah sepi karena pria itu adalah orang terakhir yang mendapatkan tanda tangan Rena.
Rena menghadap kebelakang dan tersenyum.
Rena tersenyum pada pria itu dan kembali menatap kedepan. Novel yang Rena tinggalkan dipojok meja terbuka tertiup angin dan menampilkan tanda tangan Rena didalam novel tersebut.
DISSOLVE
TAMAT