Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MORE THAN LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
12. Bagian 12 ending

90. EXT. HALTE BUS – SORE


RENA


Rena sedang menunggu bus seperti biasa. Dia duduk pada tempat duduk yang ada dihalte. Suasana halte saat itu sangat sepi dan hanya ada Rena seorang. Suasana sore yang begitu indah namun tidak dapat menghilangkan kesedihan dihati Rena.

RENA

Semakin aku mengingat kak Dewa rasanya semakin sakit.

(memegang dada)

Niat hati pengen mengingat dia karena rindu, tapi malah sedih.

(tersenyum dan mengusap air mata)

Bus datang dan Rena berdiri. Setelah bus berhenti Rena masuk kedalam bus.

CUT TO

91. IN. KAMAR RENA – MALAM


RENA


Rena duduk menatap layar laptop dengan tatapan kosong. Tangannya diam diatas meja dan matanya sayu memandang layar laptop.

Rena mengambil nafas berat dan melihat jam yang ada diatas meja. Waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari tapi mata Rena masih saya terbuka lebar.

RENA

Sudah hampir pagi tapi belum ngantuk. Mau nulis juga lagi buntu.

(mengambil nafas berat)

Rena menutup laptop dan berbaring. Rena menarik selimut dan memejamkan matanya.

RENA

Selamat malam kak Dewa. Semoga selalu sehat dan selalu bahagia. Aamiin.

VO RENA

(memejamkan mata)

Entah mengapa meski dia telah pergi namun hati dan pikiranku tidak bisa lepas darinya. Mulut ini juga selalu mengantai doa untuknya. Ya Allah, jagalah dia selalu. Hamba ikhlaskan semua keputusan untuk hamba jalankan. Namun dari hati yang paling dalam, hamba masih ingin bersamanya jika engkau menghendaki.

FADE OUT

92. IN. KAMAR RENA – PAGI


RENA


Rena mengenakan sepatu dan bercermin merapikan pakaiannya. Setelah beberapa saat diam didepan cermin Rena mengambil tas dan pergi keluar.

CUT TO

93. EXT. TAMAN KOTA – PAGI


RENA


Rena berjakan sendiri menyusuri taman kota. Pagi ini taman cukup ramai karena hari lubur. Banyak remaja juga ibu dan bapak bersama anaknya bermain ditaman.

VO RENA

Sudah hampir enam bulan hidupku tanpa kak Dewa. Hari ini hatiku sangat kalut. Entah mengapa aku sangat merindukan kak Dewa. Rindu yang membuatku hampir gila karena tidak bisa melihatnya.

(terus berjalan)

Hari ini aku putuskan untuk mengenang kembali hari-hari bersama kak Dewa. Aku berharap hal ini bisa mengobati rasa rinduku padanya.

CUT TO

94. EXT. ATAP GEDUNG – PAGI


RENA


Rena berdiri sendiri melihat sekeliling. Dia berjalan pelan menuju sebuah kursi dan duduk disana.

VO RENA

Tempat ini adalah tempat dimana aku terakhir kali bertemu dengannya.

(memegang kursi disebelahnya)

Dia pernah bertanya tentang bintang dan sebuah ketulusan kepadaku. Dua hal yang menggambarkan diriku.

Rena duduk menghadap kedepan dengan tatapan kosong. Angin menerpa cukup kencang sehingga menggoyangkan pakaian dan jilbabnya.

CUT TO

95. GERBANG SEKOLAH SMP – PAGI


RENA


Rena berdiri didepan gerbang SMP yang tertutup. Dia memandang kedalam dan mengalihkan pandangannya pada sebuah aula yang ada didepan halaman sekolah.

VO RENA

Disana tempat kami pertama kali bertemu waktu itu.

(tersenyum)

FADE OUT

FLASH BACK ON

96. EXT. HALAMAN SEKOLAH – SORE


RENA, SELLA, DEWA


Rena terguyur air dan Dewa meninta maaf. Sella yang terus menggomel membuat Rena tersenyum. Dewa memberikan sapu tangan bewarna biru dongker kepada Rena.

CUT TO

FLASH BACK OFF

97. GERBANG SEKOLAH SMP – PAGI


RENA


Rena tersenyum mengingat hal itu. Rena kembali menatap gerbang sekolah.

FADE OUT

98. IN. CAFFE – SIANG


RENA


Rena sedang duduk disebuah caffe dangan satu gelas cappuccino panas diatas meja. Rena menyeruput cappuccino dan meletakkannya kembali diatas meja.

VO RENA

Dan ditempat ini… aku dibuat jatuh cinta dan patah hati dalam satu waktu.

(tersenyum)

Rena menyandarkan tubuhnya pada kursi yang dia duduki.

RENA

yaAllah… kenapa mengunjungi tempat kenangan kak Dewa justru bikin hati aku gelisah ?

(mengambil ponsel didalam tas dan meletakkannya diatas meja)

Kenapa gelisah banget ya ?astagfirullahaladzim.

(mengusap muka dengan kedua telapak tangannya)

Rena memandang keluar jendela melihat kesibukan kota siang ini yang cukup ramai. Tiba-tiba ponsel yang dia letakkan diatas meja berbunyi.

Rena melihat layar ponselnya dan terlihat ada sebuah kiriman pesan dari Sella. Rena meraih ponselnya dan membuka pesan dari Sella.

Setelah membuka pesan dari Sella, Rena terdiam dan air matanya keluar begitu saja. Ternyata isi pesan dari Sella adalah sebuah foto pernikahan Dewa dengan seorang wanita.

Rena mengambil nafas panjang untuk mengilangkan rasa sesak dalam dadanya. Rena mengusap air matanya agar tidak terlihat oleh pengunjung lain. Sella kembali mengirimkan pesan singkat yang tertulis.

PESAN SELLA

Kamu yang sabar ya Ren. Ikhlaskan saja kak Dewa.

Rena berusaha untuk menahan air matanya dengan mengangkat kepalanya keatas dan memejamkan matanya.

VO RENA

Dan ini adalah akhir dari cerita enam belas tahun yang sudah terukir. Allah telah memberikan jawaban atas doa dan pertanyaan yang selama ini menghantui diriku. Pertanyaan akan akhir dari kisah ini, pertanyaan akan perasaannya kepadaku. Kini aku sudah tahu jawabannya. Meski pahit dan begitu menyayat hati, tapi hanya ikhlas yang harus aku lakukan.

Rena masih diam terpaku dengan ponsel ditangannya. Dia hanya bisa memajamkan mata untuk menata kembali hatinya.

DISSOLVE

1 tahun kemudian

99. IN. GEDUNG – SIANG


RENA, SESOK PRIA, PEMBACA NOVEL


Suara jepretan kamera dan gemuruh menghiasai sebuah ruangan pada sebuah gedung pertemuan. Banyak remaja bahkan orang dewasa berjajar rapi membawa sebuah buku. Kebanyakkan dari mereka adalah remaja perempuan dan ada beberapa dari mereka yang mengenakan seragam putih abu-abu.

Banner vertikal ada disetiap sisi gedung. Banner bertuliskan MORE THAN LOVE dan gambar sebuah buku dengan tulisan yang sama.

Terlihat dari balik barisan sosok wanita berbaju putih dengan jilbab senada duduk menghadap barisan orang-orang yang sedang mengantri. Setiap remaja putri dan perempuan dewasa tersenyum menghadap wanita itu dan menyodorkan buku yang mereka bawa.

Seorang perempuan mengenakan kemeja biru menyodorkan buku yang dia bawa pada wanita berhijab putih itu.

WANITA

Saya sangat tersentuh dengan kisah ini.

(tersenyum)

Cinta yang ikhlas membuat saya sangat terharu. Apakah ini adalah kisah Anda ?

Wanita berhijab yang adalah Rena tersenyum memandang novel yang ada dihadapannya. Rena menarik novel berjudul MORE TAHAN LOVE lebih dekat pada dirinya. Dia membuka novel itu pada lembar peratama dan mengukur tanda tangan diatasnya. Rena tersenyum dan memberikan novel itu pada wanita yang ada dihadapannya.

RENA

Terima kasih sudah membaca novel saya.

(tersenyum)

Wanita itu tersenyum dan mengambil kembali novel yang sudah ditandatangani oleh Rena sebagai penulis novel tersebut.

VO RENA

Halo dunia baru yang saat ini aku jalani. Dunia baru sebagai seorang Rena yang baru dan dunia baru tanpa Dewa.

Rena terus memberi tanda tangan pada novel yang disodorkan padanya dengan senyum ramah.

Dia yang menjadi inspirasiku justru pergi dari hidupku. Siapa yang menyangka jika akan ada cahaya terang setelah kegelapan yang panjang.

Antrian masih panjang dan mengular tapi mencerminkan ketertiban dan juga tidak berdesakan.

Banyak hikmah yang aku dapatkan selama enam belas tahun ini. Mencintai dia dengan ikhlas dan tanpa mengharap balas.

Sosok seorang pria bertubuh tinggi berkemeja putih berada diujung antrian. Pria denga jari-jari panjang sedang membawa novel MORE TAHAN LOVE milik Rena.

Meski cinta dan citaku tidak berjalan sesuai rencanaku, tapi aku yakin Allah telah menciptakan jalan lain untuk keduanya. Meski dulu aku berharap keduanya bertemu pada muara yang sama, tapi nyatanya keduanya memilih jalan yang berbeda.

Sosok pria itu semakin dekat dengan Rena. Penampilannya sangat Rapi. Balutan busana kemeja putih panjang dengan lengan dilipat dan celana bahan bewarna biru dongker. Rambut lurus bewarna coklat tertata rapi.

Kini aku tahu mengapa aku begitu mencintainya tanpa berani mengatakannya. Karena Allah sedang melatih hatiku. Melatih untuk mencintai dengan ikhlas, melatih untuk setia dan melatih untuk sabar. Aku yakin Allah sedang menjaga hatiku untuk seseorang yang pantas mendapatkannya.

Sosok pria itu sudah berada dihadapan Rena dan memberikan novel yang dia bawa pada Rena.

Dan seseorang itu adalah….

PRIA

(sosok pria dengan suara berat)

Selamat atau launcingnya.

Rena menatap keatas untuk melihat pria itu karena pria itu terlalu tinggi untuk dia yang sedang duduk. Rena tersenyum dan meraih novel dari tanga pria itu. Rena membuka novel dan memberikan tanda tangnnya didalam sana. Rena menutup novelnya dan meletakkan dipojok meja.

VO RENA

Seorang pria yang dapat menerima perasaanku dengan ikhlas.

Rena berdiri dan mendekat pada pria itu. Rena berdiri dihadapan pria itu dengan senyum bahagia. Pria itu mengulurkan tangannya pada Rena dan disambut baik oleh Rena. Keduanya berjalan menuju pintu keluar. Rena dan sosok pria itu berjalan meninggalkan meja yang tadinya diduduki Rena. Suasana gedung sudah sepi karena pria itu adalah orang terakhir yang mendapatkan tanda tangan Rena.

Kini aku telah meraih citaku meski akhirnya cintaku tidak bersamanya, orang yang selalu aku harapkan berada dititik ini secara bersama-sama. Meski jalan cintaku dan cintanya berbeda, semoga kebahagiaan kami selalu sama.

Rena menghadap kebelakang dan tersenyum.

Dia adalah sosok pengganti kak Dewa yang begitu sempurna untukku. Ketahuilah bahwa hatiku telah terlatih dan cintaku akan kuberikan kepadanya orang yang tepat untuk menerimanya.

Rena tersenyum pada pria itu dan kembali menatap kedepan. Novel yang Rena tinggalkan dipojok meja terbuka tertiup angin dan menampilkan tanda tangan Rena didalam novel tersebut.

Kisah enam belas tahun ini telah tutup buku ditahun ke tujuh belas. Novel dan tanda tangan ini adalah janjiku padanya. Biarlah dia menjadi bagian cerita manis dalam hidupkku. Dia akan tetap ada disini, didalam hatiku meski letaknya begitu dalam dan nyaris tidak terlihat.

DISSOLVE

TAMAT

 


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar