Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
84. IN. MUSOLA KANTOR – SIANG
RENA, SELLA
Rena baru saja selesai berdoa dan Sella menghampirinya dengan masih menggunakan mukenah.
SELLA
RENA
(masih duduk dan melepas mukenah bagian atas)
SELLA
(mereka melipat mukenah)
RENA
SELLA
(Rena berhenti melipat mukenah dan mearik nafas berat)
RENA
(Sella hanya diam)
SELLA
RENA
(Sella menggenggam tangan Rena)
SELLA
(Rena menoleh kearah Sella)
(Rena mengangkat kedua alisnya)
(mengangkat tangan kanannya dan ada cincin melingkar dijari manisnya)
RENA
(Terkejut)
(Sella tersenyum dan menganggukkan kepala)
(Rena memeluk Sella dan meneteskan air mata)
SELLA
(Sella juga meneteskan air mata)
RENA
(melepas pelukan)
SELLA
RENA
SELLA
(Rena menangis tersedu)
RENA
SELLA
(mereka berpelukan)
FADE OUT
85. EXT. ATAP GEDUNG – MALAM
RENA
Rena berdiri sendirian menetap kearah bawah melihat kesibukan kota dimalam hari. Lampu kota dan lampu kendaraan menghiasi malam ini menjadikan suasana begitu indah meski hati sedang merasakan kesepian.
VO RENA
(tersenyum)
(memejamkan mata)
(membuka mata)
Saat Rena sedang fokus memandang keindahan kota tiba-tiba segelas kopi panas mendarat dipipi kirinya yang membuatnya terkejut dan menoleh. Dewa tersenyum melihat Rena yang terkejut.
CUT TO
86. EXT. ATAP GEDUNG – MALAM
RENA, DEWA
Rena dan Dewa duduk berdua disebuah kursi taman bewarna putih dengan menikmati kopi yang Dewa beli. Kedua tangan Rena memegang gelas kopi dan meminumnya sedangkan Dewa menatap langit dengan menyandarkan tubuhnya.
Setelah menyeruput kopinya, Rena pun menatap langit malam yang saat itu sangat cerah meski bintang tidak terlihat karena kalah dengan pancaran lampu kota.
DEWA
(Rena menoleh kearah Dewa dengan heran)
RENA
DEWA
(menoleh kerah Rena)
RENA
(merasa gugup saat ditatap dewa kemudian memalingkan wajah)
(meringis dan menyeruput kopi dengan gugup)
DEWA
(kembali menatap langit)
RENA
(menarik nafas dan menatap keatas)
(Rena menoleh kearah Dewa yang masih saja menghadap keatas)
RENA (dalam hati)
(meneteskan air mata dan langsung menghapusnya)
DEWA
(mengangkat tubuhnya dari sandaran kursi)
RENA
(menoleh kearah Dewa)
DEWA
(Dewa menoleh kearah Rena sehingga mata mereka saling bertemu)
Rena hanya diam dan tidak bisa berkutik karena terlalu terkejut dan grogi. Rena takut salah tingkah yang akan mebuatnya malu.
Suasana seketika hening tanpa sepatah katapun keluar dari mulut mereka berdua. Hanya angin malam yang sesekali berhembus menggoyangkan jilbab yang dikenakan oleh Rena.
RENA
(Rena memalingkan wajahnya dari Dewa)
DEWA
(Dewa memandang lurus)
RENA
(mengangguk tanpa Dewa ketahui)
Suasana kembali hening tanpa obrolan. Tiba-tiba Rena mulai membuka suara meski sedikit ragu.
RENA
(berhenti berbicara karena takut)
DEWA
(menoleh karah Rena dan tersenyum)
RENA
(Menundukkan kepala)
DEWA
Rena menoleh kearah Dewa dan melihat Dewa berdiri memasukkan kedua tangannya dalam saku celana. Dewa berjalan lurus dan berhenti pada pembatas untuk melihat suasana kota yang indah dibawah sana.
Rena menyusul Dewa dan berdiri tempat disebelah kiri Dewa dan mereka berdua sama-sama diam.
DEWA
(Rena menoleh)
(Dewa menoleh kearah Rena)
Dewa tersenyum dan Rena hanya bisa terpaku mendengar ucapan Dewa. Mereka saling menatap satu sama lain cukup lama hingga pada akhirnya Dewa memulai obrolan baru.
DEWA
RENA
(tersenyum dan kembali menatap lampu kota dibawah sana)
DEWA
RENA
(tersenyum)
DEWA
Mereka berdua tertawa lepas tanpa beban. Setelah puas tertawa, Dewa berdiri menghadap Rena. Rena yang masih tertawa bingung melihat Dewa dan akhirnya berhenti tertawa. Rena juga menghadap Dewa sehingga keduanya saling berhadapan.
RENA (dalam hati)
Dewa mengulurkan tangannya dihadapan Rena dengan senyum. Rena yang bingung menyambut uluran tangan Dewa dengan senyum kebahagiaan.
DEWA
(Rena tersenyum dan menganggukkan kepala)
(deg… seketika senyum Rena bilang dan jantungnya terasa berhenti berdetak)
RENA
DEWA
(Rena semakin tercengang)
RENA
DEWA
Rena ingin menangis tapi dia menahan agar air matanya tidak keluar. Meski hatinya sakit tapi dia berusaha tersenyum dihadapan Dewa.
RENA
DEWA
(Rena merasakan sesak didadanya dan melepas genggaman tangan Dewa)
RENA
DEWA
(memegang kedua pundak Rena)
(Dewa tertawa dan melepaskan tangannya dari pundak Rena)
(Dewa pergi meninggalkan Rena)
Rena sangat kalut dan tidak bisa mendengar Dewa berbicara. Dia bingung karena terlalu terkejut dengan kabar yang begitu mendadak. Rena baru menyadari kepergian Dewa saat Dewa telah hilang dari hadapannya. Rena membalikkan badan dan melihat Dewa masih disana.
RENA
(Dewa berhenti dan membalikkan badan untuk menghadap Rena)
DEWA
(Hening sesaat)
RENA (dalam hati)
(Dewa menunggu kata-kata Rena)
RENA
DEWA
(Dewa tersenyum)
(Dewa membalikkan badan dan pergi meninggalkan Rena)
VO RENA
(meneteskan air mata melihat kepergian Dewa)
(Dewa berjalan dan mulai menjauh dari Rena)
(Dewa mulai menghilang dari pandangan Rena)
(Dewa mengilang dari pandangan Rena)
Rena terisak dan air matanya tidak terbendung lagi. Dadanya terasa begitu sesak hingga dia memegang dan meremasnya dengan tangan kanannya
DISSOLVE
87. IN. KAMAR RENA – MALAM
RENA
Rena kembali menatap layar laptop dan memainkan jariya diatas keyboard. Matanya begitu fokus memandang layar dengan tatapan sendu. Sesekali dia mengusap air mata yang begitu saja jatuh dari kelopak matanya.
VO RENA
Rena mengentikan jarinya yang menari diatas keyboard. Dia bersandar pada kursi dan memandang sebuah sapu tangan bewarna biru dongker diatas meja. Sapu tangan yang Dewa berikan saat pertama kali mereka bertemu waktu SMP.
(memegang dada)
DISSOLVE
88. IN. KANTOR – PAGI
RENA, BAYU
Rena sedang sibuk memperhatikan setiap detail tulisan pada kertas yang dia pegang. Beberapa karyawan lain ikut sibuk berjalan kesana dan kemari. Rena membolak-balik setiap kertas dan terus fokus membaca.
VO RENA
BAYU
(meletakkan setumpuk kertas diatas meja)
VO RENA
(melihat tumpukan kertas)
(Kembali fokus pada kertas yang dia pegang)
CUT TO
89. EXT. ATAP GEDUNG – MALAM
RENA
Rena berdiri memandang keindahan kota dimalam hari. Membawa secangkir kopi panas untuk menghangatkan tubuh.
VO RENA
(meminum kopi)
Rena membalikkan badan dan melihat sekeliling. Dia tersenyum mengingat banyak kenangan yang ada disana. Dia tersenyum dan menangis mengingat apa yang sekarang sedang terjadi. Kenyataan bahwa orang yang sangat dia cintai, yang menjadikan dia semangat untuk menulis telah pergi meninggalkannya.
(ponsel berbunyi)
Rena menghapus air matanya dan merogoh saku blazer yang dia kenakan.
RENA
SELLA (dibalik telepon)
RENA
SELLA
RENA
(wajah gembira)
SELLA
(mereka berdua sama-sama diam)
RENA
SELLA
RENA
(meneteskan air mata)
SELLA
Rena mengusap air mata yang terus mengalir dari kelopak matanya. Tangannya tetap meletakkan ponsel ditelinga namun mulutnya diam seribu kata.
FADE OUT