Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Mata Matarri
Suka
Favorit
Bagikan
14. Bagian #14

79  INT. RUANG INAP - RUMAH SAKIT – SIANG

Upis dan Momoa datang membawakan kotak makanan dan buah-buahan.

UPIS
Kata Ibu, kamu harus tetap banyak makan. Orang yang menunggu di rumah sakit, sering menyusul sakit.


Matarri tersenyum dan mengangguk.

Matarri menerima buah apel yang disodorkan Upis.

MATARRI
Apa kalian ini sudah pulang sekolah?

UPIS
Ya, tapi kami izin di jam terakhir.

MOMOA
Jam terakhir matematika soalnya.
(Nyengir)

UPIS
Apa Nenek Dadali sudah bangun?

MATARRI
Semalam Nenek mengigau tentang Ayah. Ini sepertinya gak bisa terjadi. Soalnya hubungan Ayah dan Nenek... tidak terlalu baik. Kupikir... mungkin ada yang mau diucapkan Nenek pada Ayah. Jadi aku... ke pergi ke Jakarta untuk menjemput Ayah.


Upis dan Momoa saling berpandangan.

MOMOA
Ayo, kita temani. Aku bisa memboncenginya!

UPIS
Momoa, Jakarta itu jauh.

MOMOA
Aku kan kuat bisa...

UPIS
Kamu ini! Gak bisa pakai sepeda ke Jakarta!


Saat itulah Padra tiba-tiba muncul di ruangan.

UPIS
(Memperhatikan Padra)
Kecuali kalau...

CUT        


80  EXT. RUMAH PADRA – MALAM

Padra, Upis, Momoa dan Matarri memandangi mobil WV Combi lama yang nampak butut, yang ada di halaman rumah Padra.

PADRA
Kalian... serius?

UPIS
Hmmm, serius aja!

MOMOA
Ya, Om, serius. Adanya kan ini, mobil papa juga cuma pickup aja, jadi malah tetap mending ini.

UPIS
Tapi... ini bisa ke Jakarta kan?

PADRA
Doo doo dooo! Walau nampak burik, ini masih tokcer. Mesinnya bandel, dan irit. Yaaa, paling ntar mogok 2-3 kali aja. Tapi kan, karena ada kalian, aman saja karena kalian pasti bisa mendorongnya. Hahaha...

UPIS
Kalau soal dorong kuserahin pada Momoa!

MOMOA
Kalau aku serahin ke Maha Kuasa aja!

MATARRI
Kog dari obrolan kalian, aku merasa ini sudah... sangat tua...?
(Mendekat dan menyentuh sisi mobil dengan tangannya)
Aku merasa ini... baik-baik saja...

UPIS
Ya, memang sudah sangat tua, tapi seperti Om Padra tadi bilang, mesinnya masih bandel.


Matarri hanya bisa mengangguk-angguk.

PADRA
Kalau semua oke, sekarang tinggal minta izin pada orang tua kalian!

CUT


81  EXT. DESA – PAGI

START OF MONTAGE

1. Ayam berkokok.

2. Air sungai mengalir jernih.

3. Tanaman-tanaman padi diam tak bergerak

4. Dua kodok bertindihan.

END OF MONTAGE

DISSOLVE TO


82  EXT. WARUNG KOH SOLEHAN – PAGI

FADE IN

Mobil VW Padra datang. Dari belakang setir, Padra tersenyum ceria.

Koh Hadi dan Solehah, Nenek Wanda, Nenek Asih dan Kakek Udin, Bapak Projo dan Ibu Projo serta Pak RT menyambut kedatangannya.

KOH HADI
Nanti hati-hati di jalan, Padra!

PADRA
Siap, Koh!


Solehan dan Ibu Projo memasukkan beberapa plastik makanan ke dalam mobil. Solehan menciumi Momoa dan Ibu Projo juga mencium Upis.

SOLEHAN
Jangan nakal-nakal di jalan!

IBU PROJO
Kamu juga! Nurutlah pada Om Prada!


Momoa dan Upis hanya mengangguk, dan segera masuk ke dalam mobil.

Di sisi yang lain, Nenek Wanda memberi wejangan.

NENEK WANDA
Jangan sampai terlambat makan, Dra!

PADRA
Siap, Nek!

MATARRI
Nenek Wanda, kami pergi dulu. Terima kasih sudah mau menjaga Nenek.

NENEK WANDA
Jangan dipikirkan! Kamu kan tahu Nenek juga gak ada kerjaan di sini.

NENEK ASIH
Nenek dan Kakek Udin juga nanti akan sering-sering ke sana.   

NENEK WANDA
Yang terpenting segeralah cari ayahmu!


Matarri mengangguk, dan mulai memasuki mobil.

Padra memencet klakson mobilnya yang fals, sebelum akhirnya mobil pun mulai berangkat perlahan.

CUT


83  EXT. JALANAN – PAGI

Mobil berjalan menembus keramaian pagi. Meliuk ke kiri dan ke kanan di jalanan beraspal.

CUT


84  INT. DALAM MOBIL VW COMBO – PAGI

Padra menyetir mobilnya. Ia melirik pada Momoa yang duduk di sebelahnya, dan Matarri serta Upis yang duduk di belakang.

PADRA
Masih sulit dibayangkan, bagaimana bisa orang tua kalian memberi izin untuk pergi seperti ini?

UPIS
Ini kan sesuai ajaran Mama juga, katanya kita harus rela menolong seseorang, walau harus berkorban.

PADRA
(Menggeleng tak percaya)
Hebat, anak 10 tahun ngomong begini, kamu bakalan jadi Najwa Shihab, Upis.

MOMOA
Najwa Upis! Hahaha...
Kalau aku sih bilang begini aja: Papa Mama milih aku sekolah tapi ngantuk-ngantuk lalu pulang ke rumah, makan, lalu tidur sampai sore, lalu makan lagi atau nolong Matarri? Dan Papa Mama langsung bilang: kamu nolong Matarri aja kalau begitu! Ya, sudah, gitu!

PADRA
Hahaha... Kalian ini... Dasar bandit kecil semua! Haha...


Matarri tersenyum di belakang.

Mobil terus meluncur ke depan.

CUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar