Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
43 EXT. TERAS - RUMAH NENEK DADALI – SIANG
Nenek Wanda, Nenek Asih dan Kakek Udin masih di situ menemani Matarri makan bubur. Mereka memperhatikan Dalina.
Saat itulah Nenek Dadali kembali keluar rumah.
Matarri terkejut.
Dalina memasuki halaman dan mendekat ke teras.
Nenek Dadali tak menjawab, tapi Matarri sudah melangkah mendekat.
Dalina membawanya sedikit menjauh.
CUT
44 EXT. JALAN DI DEPAN RUMAH NENEK DADALI – SIANG
Dalina berdiri dengan jarak 3 meter di depan Matarri.
Matarri tak bisa berkata apa-apa. Mair matanya menggenang di matanya.
Matarri terdiam sesaat, sebelum akhirnya menggeleng.
Danila malah menggeleng.
Danila melangkah ke depan, dan memeluk Matarri.
Sesaat keduanya berpelukan. Danila menciumi Matarri berkali-kali.
Lalu Danila mulai melepas pelukan itu.
Lalu Danila melangkah pergi, dan masuk ke dalam mobil. Tak lama mobil pun bergerak pelan meninggalkan Matarri yang masih berdiri.
CUT
45 INT. RUMAH MANJARI – MALAM - FLASHBACK
Televisi menyiakan film Encanto.
Manjari duduk di sofa sementara Matarri duduk di pelukan ayahnya.
Keduanya menonton film sampai usai.
Matarri mengangguk.
Matarri mengangguk lagi.
Manjari tertawa.
Matarri terdiam sesaat, sebelum akhirnya mengangguk.
Matarri terdiam sesaat.
Di depan anaknya itu, Manjari menahan tangisnya. Tapi Matarri seperti menyadarinya. Tangan Matarri menyentuh wajah Manjari, dan menemukan air mata itu, lalu pelan-pelan menghapusnya dengan punggung jarinya.
Manjari tertawa tertahan.
Matarri hanya tersenyum
CUT
46 INT. RUANG TENGAH - RUMAH NENEK DADALI – MALAM
Nenek Dadali duduk berdua dengan Matarri siap untuk makan.
Matarri tak menjawab.
CUT
47 EXT. TERAS RUMAH PADRA – PAGI
Nenek Dadali mengetuk pintu. Sampai beberapa tapi tak ada yang menjawabnya.
Di ketukan yang ketika, barulah muncul Padra. Nampak baru bangun dari tidur.
Padra nampak tak berani melanjutkan kalimatnya.
CUT
48 INT. WARUNG KOH SOLEHAN – SIANG
Nenek Dadali dengan gerakan terburu-buru, mendekati Nenek Wanda, Nenek Asih dan kakek Udin yang sedang makan di situ.
Semua nampak kaget.
Nenek Dadali nampak akan menyerang Nenek Wanda. Namun mendadak ia nampak kesakitan dan memegangi dadanya.
Nenek Dadali mundur selangkah dengan kaki goyah.
Nenek Wanda nampak kaget.
Nenek Dadali tak menjawab. Napasnya terdengar sesak.
Koh Hadi yang ada di situ bersama Solehah yang kemudian mendekatinya.
Tapi Nenek Dadali tetap tak menjawab.
Saat rasa sakitnya hilang, ia tak bicara apa-apa lagi. Ia hanya beranjak meninggalkan warung itu.
CUT