Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
62.INT. RUMAH LUNA - NIGHT
KAMAR LUNA
Alex yang pingsan terbaring di ranjang, sementara Dave dan Diana duduk mengelilingi Alex. Diana menaruh gambar yang dibuatnya di daycare disampingnya.
Alex mulai tersadar.
DAVE
Papa sudah bangun!
Luna memasuki kamar, sambil membawa semangkuk bubur.
LUNA
Ayo tunggu di luar dulu. Papa masih sakit.
ALEX
(Mengambil posisi duduk)
Nggak.. Nggak apa-apa.
(memeluk Dave dan Diana)
Temenin Papa disini ya, Dave, Didi.
Luna meletakkan bubur di meja rias.
LUNA
Nanti makanlah.
ALEX
(Terharu)
Makasih.
Luna tak menjawab, ia berbalik untuk keluar dari kamar.
ALEX
Mau kemana?
LUNA
Aku sibuk.
Kita mengikuti Luna yang berjalan
KE DAPUR.
Karena rumah yang kecil, kita dapat mendengar pembicaraan dari kamar.
ALEX (O.S)
Ini Didi yang gambar?
Beat
ALEX cont'd (O.S)
Pinterr banget anak Papa. (Suara Alex mengecup Didi). Gambarnya bagus, Di. Dave juga pinter.
Luna menghela napas panjang sambil berpegangan pada tempat mencuci piring.
63.INT. RUMAH LUNA - NIGHT
KAMAR LUNA
Kita melihat mangkuk bubur telah kosong. Diana sedang menggambar di atas sebuah kertas. Beberapa kertas A4 warna warni terserak di lantai.
Dave melompat-lompat di sebelah Alex yang masih terduduk di ranjang. Kemudian Dave duduk di sebelah papanya.
DAVE
Pa.. Kapal Dave dimana ya?
ALEX
(Bingung)
Kapal Dave?
DAVE
Kapal biru punya Dave..
DAVE cont'd
Kapal dari Opa Oma.
Alex teringat pada kapal mainan Dave yang tertinggal di Jakarta.
ALEX
Ooh… kapal yang itu.. kapal itu sudah menyelesaikan tugasnya. Jadi dia pulang ke rumahnya.
DAVE
Rumahnya dimana?
ALEX
Rumahnya jauuhh dari sini.
Dave tampak tidak senang.
ALEX
Dave kalo mau sesuatu, Dave harus berusaha. Kalo kapal yang lama sudah nggak ada, Dave bisa buat yang baru.
Alex melihat sekitar, lalu mengambil satu kertas berwarna biru di lantai, dan mulai melipat.
ALEX cont'd
Jadi nanti kemana pun Dave pergi ... Dave bisa tetap punya kapal.
DAVE
Yah. kok dari kertas, Pa. Kan nggak bisa ngapung di air.
ALEX
(tertawa)
Kapal yang ini bisa.
Wajah Dave menjadi ceria. Diana pun ikut tertarik, ia mendekat untuk melihat.
Kapal dari kertas itu sudah jadi.
ALEX
Oke. Sudah jadi.
DAVE
(Menyaut kapal kertas dari tangan Alex dengan gembira)
Punya Davee!
Tiba-tiba Diana menyodorkan gambar yang dibuatnya di daycare pada Alex.
DIANA
Didi mau kapal.
Alex tersenyum.
Kita lalu berpindah, melihat Luna yang sedang berdiri di pintu
LUAR KAMAR.
Ia hendak membuka pintu, namun tangannya terhenti saat mendengar kata-kata Alex.
ALEX (O.S)
Ini akan jadi kapal yang spesial Di. Kapal satu-satunya di dunia ini, karena ini kapal keluarga kita.
Luna akhirnya mengurungkan niat untuk masuk ke kamar. Ia duduk di sofa di
RUANG TAMU.
Ia menekan bagian kepalanya, seakan sedang pusing.
DISSOLVE TO:
64.INT. RUMAH LUNA, RUANG TAMU - MORNING
Sinar matahari mulai masuk ke dalam rumah. Luna terbaring di sofa ruang tamu.
Tiba-tiba suara pintu kamar terbuka. Suara itu membangunkan Luna.
ALEX
Kamu tidur disini semalam?
Alex menghampiri Luna.
ALEX cont’d
Harusnya aku pindahin anak-anak kemarin.
LUNA
(bangkit untuk duduk)
Nggak papa. Mereka senang sekali, jadi aku nggak mau ganggu.
Alex duduk di sebelah Luna.
ALEX
Aku lebih senang... Selama enam bulan ini, baru kali ini aku bisa tidur tanpa obat tidur.
Luna mengernyitkan dahi.
ALEX cont’d
Pil putih yang kemarin itu obat tidur.
LUNA
Oh... Maaf aku nggak…
ALEX
(tertawa)
Pikiranmu wajar. Siapapun pasti mengira itu ekstasi. Karena Alex adalah pecandu.
Beat.
ALEX cont’d
(melihat tangannya yang mulai gemetar)
Tapi sekarang aku sedang berjuang, Lun… melawan kecanduan ini. (mengepalkan kedua tangan)
Luna tampak bersimpati
ALEX cont’d
Meski terlambat menyadari… Kemarin, ketika memeluk mereka… lalu melihatmu… aku yakin kalian adalah tempatku. Jadi waktu badan ini merasakan serangan... keinginan yang nggak bisa aku kontrol itu...aku berlari, aku jalan kemanapun, sampe rasa itu hilang.
Beat.
ALEX cont'd
(memukul kepalanya)
Aku memang bodoh. Menginginkan lebih, padahal aku punya segalanya…
Alex berpaling pada Luna. Ia menggenggam tangannya.
ALEX cont’d
Lun. Aku tau aku salah. Aku minta maaf. Benar-benar minta maaf. Aku nggak bisa hidup tanpa kalian.
Luna tak bisa menjawab. Bola matanya mulai berair.
ALEX cont’d
(menatap Luna lekat-lekat)
Kita mulai dari awal lagi ya, Lun? Beri aku kesempatan sekali lagi. Please.
Dalam kebingungannya, Luna menganggukkan kepala perlahan. Melihat itu Alex kegirangan.
ALEX cont’d
(memeluk Luna)
Makasih, Lunn. I love you…
ALEX cont’d
Kali ini aku akan berguna buat kalian. Aku janji. Kamu nggak akan menyesal. Aku bisa mulai ... (berpikir) jadi supir kalian.
ALEX cont’d
Akan kubangunkan anak-anak.
Dengan gembira Alex bangkit berdiri meninggalkan Luna yang masih melongo kebingungan.
CUT TO
65.INT. KAMPUS, RUANG DOSEN - MORNING
Kini Luna duduk di meja kantornya menghadap sebuah laptop, dari ekspresinya ia tampak masih tertegun.
SUARA PRIA (O.S)
Bila nasi sudah jadi bubur, jangan resah… tambahkan bumbu, sambal, kecap, dan ayam goreng, maka akan terasa sedap.
Kalimat itu membangunkan Luna dari lamunannya. Ia menoleh ke sumber suara, yakni AGUS (35), seorang rekan dosen pria, meja kerjanya berada tepat di samping Luna.
Agus lanjut membaca sesuatu dari layar HP-nya.
AGUS
Begitu pula dengan hidup. Bila sudah terlanjur, maka terimalah dan isi dengan sesuatu yang bermanfaat.
AGUS cont’d
Pasti ada hikmah dan nilai baiknya. Serahkan pada Tuhan.
Merasa diperhatikan oleh seseorang, Agus balik menatap Luna yang sedang mengernyitkan dahi padanya.
AGUS
(cengengesan)
Quote pinterest, Bu.
LUNA
(balas tersenyum yang dipaksakan)
Oh…
Tiba-tiba Bu Olin (38), yakni Ketua Jurusan di jurusan Luna, mendekati meja Luna. Olin berperawakan gendut, namun memakai baju kerja yang ketat.
OLIN
Bu Lunaa... Page website kita yang kemarin saya suruh isi apa sudah selesai?
LUNA
Oh! Sudah.. sudah, Bu Olin.
OLIN
(tersenyum)
Baguss. Terima kasih ya, Bu.
Beat.
OLIN cont’d
Oh ya, saya lagi perlu bantuan untuk persiapan akreditasi jurusan.
OLIN cont’d
(berteriak ke seluruh ruangan dosen)
Bapak Ibu apa ada yang lagi free? Ada yang bisa bantu saya?
Ruangan itu sunyi senyap.
OLIN cont’d
(menoleh ke Agus)
Pak Agus?
Luna ikut menoleh ke Agus.
AGUS
(cengengesan)
Maaf Bu, ada janjian konsultasi skripsi sama mahasiswa.
OLIN
(menghela napas) Oke.
(menoleh ke Luna) Bu Luna?
Luna masih menatap Agus. Agus mengkode Luna dengan menggeleng dengan mantap. Luna paham maksud Agus, tapi ia tidak bisa bilang tidak.
LUNA
(enggan)
Saya ... free, Bu.
OLIN
(gembira)
Wah bagus! Duh… Bu Luna memang paling baik. Oke, ayo ke ruangan saya sekarang.
Olin berpaling, dan berjalan ke luar ruangan. Suara langkah higheelsnya terdengar di seluruh ruangan.
Saat Olin tidak nampak lagi, Agus berbisik pada Luna.
AGUS
Bu Luna.. Sekali bilang iya, kamu bakal disuruh-suruh terus.
LUNA
(tersenyum kecut)
Iya.. nggak apa-apa.
AGUS
Lain kali bilang aja ada kelas, ato ada janji. Kalo terlalu baik, nanti kamu diinjek-injek.
OLIN (O.S)
(teriak)
Bu Luna!!
Agus tersentak mendengar teriakan Bu Olin.
LUNA
(bangkit berdiri dan bergegas keluar ruangan)
Iya, iya...