Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Marriage Ark Made of Paper
Suka
Favorit
Bagikan
4. One grave mistake (scene#19-29)

19.INT. KANTOR ALEX - MEETING ROOM - MORNING

Para sales berkumpul di sebuah meeting room. SALLY (32), DONI (26), dan Bang Wawan sedang bergosip. Sedangkan Mas IRUL (45) sedang sibuk menganalisa sales record. 

SALLY

(Sambil melihat dirinya di kaca lipat dan menorehkan lipstik merah darah ke bibir)

Pak Alex dimana, Don?

DONI

Lagi otw katanya.

Beat

WAWAN

(Menggelengkan kepala)

Hoki bener ya tuh orang.

SALLY

Jealous bilang bos…

WAWAN

Nggak jealous tau. Ketidakadilan ini namanya…

DONI

Kok bisa Bang?

WAWAN

Iya lah. Dia baru join di company ini nggak sampe lima tahun udah mau jadi VP aja. Lha gua… sepuluh tahun banting tulang, angin aja dah gua…

SALLY

Ya kerja loe nyinyir aja Bang. Ya pantes dianggep angin. Kan abab … (menghembuskan nafas ke kaca, lalu mengusapnya)

DONI

Emang hebat tapi ya. Umur baru tiga puluh tahun, title VP.

WAWAN

(Jengkel)

Ck.. Mas Irul ngomong dong. Mas Irul sebagai yang paling tua disini, pasti nggak terima juga kan.

IRUL

Pak Alex memang orang yang kompeten. Wajar-wajar saja kalo karirnya naik terus.

Semua melihat aneh ke Mas Irul.

WAWAN

(Memutar bola mata)

… halah. ngincer jabatan manager.

SALLY

(terkekeh)

Salah nyari bolo, Bang. Mas Irul kan sering dibantu sama Pak Alex.

Tiba-tiba Alex masuk ke ruang meeting. Semua langsung diam. Lalu dengan cekatan Alex menuliskan strategi penjualan di papan tulis.

ALEX

Senin, selasa, rabu, sampai sabtu. Senin depan tanggal tiga puluh … jadi efektif kita punya waktu enam hari kerja. Kita list pipeline untuk Day and Night. Day untuk klien rich and classy. Night untuk klien rich and bast*rd

Selesai menulis, Alex menghadap para sales. 

ALEX cont’d

Make a call, make an appointment, entertain, lalu DEAL! Tidak ada yang keluar dari ruangan ini sebelum dapat janjian. Ada pertanyaan?

Doni mengangkat tangan. 

ALEX cont'd

Ya Doni?

DONI

 Entertain gimana, Pak, maksudnya?

SALLY

(Memutar bola mata)

Yah. Newbie...

CU : Alex menyeringai.

20.EXT. LAPANGAN GOLF - DAY

Alex dan Doni sedang menemani seorang KLIEN Pria (58) bermain golf. Klien memukul pertama kali. Pukulan cukup bagus. Lalu Alex memukul. Pukulannya lebih bagus.  

ALEX (V.O)

Strategi pertama klien Day: bermain golf. Orang kaya suka sport yang terlihat mahal.

Klien tampak terkesan pada permainan Alex. 

ALEX (V.O)

Triknya adalah kita harus jago supaya mereka respect ke kita.

Lalu Doni memukul dengan ceroboh.

ALEX (V.O)

Tapi tidak terlalu jago, agar mereka nggak merasa tersaingi.

Di akhiri dengan klien dan Alex berjabat tangan.

21.EXT. ARENA MENEMBAK - DAY

Alex dan Mas Irul menemani KLIEN Wanita (45) olah raga menembak sasaran. Mereka menembak bersamaan. 

ALEX (V.O)

Kita harus menempatkan diri di level mereka. Kamu tau? Maksudnya: Play their game.

Diakhiri dengan klien dan Alex berjabat tangan.

22.INT. RESTORAN MEWAH - NIGHT

Alex dan Sally menemani seorang KLIEN Pria (60) makan malam disebuah restoran mahal yang sepi. Sally membuka sebuah botol wine dan menuangkan ke gelas klien.

DONI (V.O)

Kalo gitu spending kita banyak banget dong, Pak. Perusahaan apa nggak bangkrut ya?

ALEX (V.O)

Nggak lah! Mesin incinerator kita yang paling murah aja dua ratus juta, Don. Mereka mau minum sepuluh wine pun nggak masalah!

Diakhiri dengan klien menandatangani sales kontrak.

23.INT. CLUB MALAM - NIGHT

Alex dan Bang Wawan menemani dua orang KLIEN pria (48) (55) berpesta di sebuah klub malam. Alex menuangkan bir untuk klien. Bang Wawan memanggil empat orang hostess seksi. Seorang hostess memeluk salah satu klien dari belakang, hostess yang lain mengelus lengan klien lainnya. Para klien tampak sangat senang. Mereka minum dan tertawa. 

ALEX (V.O)

Dan untuk klien Night... Kita buat malam yang tak terlupakan.

Diakhiri dengan klien yang sedang mabuk menandatangani sales kontrak dengan ceroboh.

24.INT. KANTOR ALEX - NIGHT

Alex tersenyum puas saat mengamati grafik penjualan yang ditempel di dinding ruangan. Grafik tersebut ditambah dengan perhitungannya sendiri dan digambar sendiri menggunakan bolpoin, penjualan tim sales Alex terlihat meningkat tajam. 

Lalu Sally masuk ke dalam ruang meeting. Ia berjalan sambil main HP dengan tangan satu, tangan lainnya membawa selembar kertas.

SALLY

(Melirik ke Alex)

Ih! Ngapain senyum-senyum sendiri, Pak. (Bergidik) Creepy banget.

Sally menyodorkan kertas itu kepada Alex.

SALLY cont’d

(Sambil terus main HP)

Peperangan masih sengit. Nih, data terbaru dari admin.

INSERT : Grafik penjualan yang akurat tampak pada kertas itu. Grafik menunjukan penjualan tim sales yang lain juga meningkat pesat, sehingga jarak antara tim sales Alex dan yang lain tidak jauh.

Raut wajah Alex mendadak bete. 

DONI (O.S)

Padahal kita udah kerja keras siang malam…

SALLY (O.S)

Ya iyalah. Jabatan VP. Semua pasti mati-matian. Berjuang. Berdarah-darah.

ALEX

Ya udah, kerja lagi! Besok hari terakhir, semangat semua!

SEMUA

(Serentak)

Siap, Pak!

Alex menoleh ke arah Sally yang masih sibuk dengan HP-nya.

ALEX

Kamu juga jangan stalking terus!

Alex berjalan meninggalkan ruangan.

ALEX (O.S)

Kerja! Kerja! Kerja!

SALLY

Idih! Siapa yang stalking? Ini akun selebgram, Pak! Konsumsi publik!

25.INT. RUMAH ALEX - NIGHT

Alex baru saja pulang. Ia berjongkok di depan pintu untuk melepas sepatu dan kaos kaki, lalu ia meletakkan kunci mobil dan tas kerja di lantai, semuanya tergeletak tak karuan. Tiba-tiba Dave dan Diana berlari ke arah Alex dan memeluknya.

DAVE dan DIANA

Papa!

Alex melihat jam dinding. Jam menunjuk pukul sebelas malam.

ALEX

Lho Dave, Didi. Kok belum tidur?

Luna berjalan menghampiri Alex.

LUNA

(sambil merapikan semua barang Alex yang tergeletak di lantai)

Nggak mau tidur. Mereka ngotot mau nungguin Papa.

ALEX

(menciumi pipi anak-anak)

Oh ya? Kangen Papa ya kalian. Papa juga kangeenn banget sama kalian...

Dave dan Diana cekikikan geli karena ciuman Alex. Alex menggendong anak-anak lalu membawa mereka kembali ke

KAMAR ANAK.

Ia membacakan sebuah buku untuk mereka, terlihat Dave mendekap mainan kapalnya.

26.INT. RUMAH ALEX - KAMAR ALEX - NIGHT

Alex baru selesai mandi. Ia menaiki ranjang dan memeluk Luna yang hampir terlelap.

ALEX

Lucu banget ya anak-anak kita.

 LUNA

(tersenyum)

He-emm…

 LUNA cont’d

Wajar… hampir seminggu ini mereka nggak ketemu Papanya.

ALEX

(menghela napas)

Tinggal satu hari lagi. Mulai minggu depan Papa bakal pulang tepat waktu.

LUNA

(menoleh ke arah Alex)

Lho besok kan Sabtu? Waktunya dinner keluarga.

ALEX

(memeluk semakin erat)

Maaf ya, Yang. Sabtu ini kita nggak dinner dulu ya, soalnya besok pasti sampe malem lagi…

LUNA

(menghembuskan nafas)

Emang kliennya nggak punya keluarga ya? Malam minggu kok meeting sampe malem banget.

ALEX

(tertawa)

Kliennya pada suka ngobrol. Biasanya sampe lupa waktu.

Alex melepas pelukannya, dan mulai berbaring untuk tidur.

ALEX cont'd

 Tenang aja... Yang penting kan aku nggak aneh-aneh.

Alex terlelap. Sementara wajah Luna tampak kuatir.

27.EXT. KLUB MALAM - NIGHT

Bang Wawan menghampiri Alex di depan pintu masuk klub malam.

WAWAN

Boss. Pak Benjamin nggak jadi datang.

ALEX

(marah)

Hah! Kamu buat appointment penggantikan? Jangan bilang di dalam nggak ada klien.

WAWAN

Eh, ada Boss… Anu… Maksud saya Pak Benjamin sudah pensiun, jadi yang datang anaknya, Pak Evans.

ALEX

(menghembuskan nafas lega)

Ngagetin orang aja kamu. Oke, ayo masuk. 

Alex masuk ke dalam klub. Bang Wawan mengikutinya dari belakang, ia tampak gugup.

28.INT. KLUB MALAM - NIGHT

EVANS (27), seorang boss muda yang mengenakan sebuah kalung emas besar di lehernya, sedang duduk dengan tampang bete. Meski di hadapannya sudah ada bermacam-macam minuman keras, ia tampak tidak senang.

ALEX

(senyum lebar)

Malam Pak Evans.

EVANS

Anda biasa telat ya kalo meeting. Hampir aja saya pergi.

ALEX

Mohon maaf, Pak.

Alex mengkode Bang Wawan untuk memanggil seorang hostess, namun Evans lebih dulu angkat bicara.

 EVANS

Jangan panggil hostess. Saya nggak minat. Nggak liat ya mereka jelek-jelek gitu.

ALEX

Oh jelek ya Pak… Mohon maaf, Pak Evans.

EVANS

Iyalah. Nggak ada apa-apanya sama hostess di Jepang.

Alex dan Bang Wawan melongo.

EVANS

(mengedarkan pandangan, terlihat jijik)

No offense ya, taste kalian parah, sumpah. Ini club buat Om-Om. Nggak ada apa-apanya ini sama club di Korea dan Singapore.

EVANS cont'd

Udahlah. Gua mau cabut. Cepetan bilang, kalian mau apa?

29.INT. KLUB MALAM - DEKAT TOILET - MOMENTS LATER

Alex keluar toilet dengan wajah yang frustasi. Tiba-tiba Bang Wawan menyusulnya.

WAWAN

Bos-bos. Pak Evans ngotot mau pulang.

ALEX

(Sambil menendang tempat sampah di dekatnya)

Sial!

ALEX cont'd

(sambil memegangi kepala)

Kita harus deal malam ini… kalau pindah club, si berengsek itu bakal tambah ngeremehin kita… sh*t!

WAWAN

Saya ada ide boss.

Alex melihat Bang Wawan dengan penuh harap. Bang Wawan mengulurkan tangannya, saat dibuka, tampak beberapa pil ekstasi.

ALEX

Itu...?

WAWAN

Inex, Bos.

Alex terlihat bimbang sesaat, namun akhirnya ia mengambil pil itu dari tangan Bang Wawan dengan ekspresi wajah yang teguh. 

SERIES OF SHOTS:

-Alex memesan tiga gelas martini di bar. Lalu ia mencampurkan pil ekstasi ke dalam martini.

-Bang Wawan berusaha membuat Evans untuk tidak meninggalkan club. 

-Alex menyodorkan martini pada Evans. 

-Awalnya tampak ragu-ragu, namun akhirnya Evans meminum satu teguk.

-Mata Evans mendadak membelalak.

-Evans tersenyum, lalu menghabiskan martini itu.

-Alex tercengang melihat Evans. Kemudian ia mengamati gelas martini miliknya, lalu dengan penasaran ia pun meneguk martini itu.

-Pupil mata Alex pun membesar. Ia terlihat bahagia. 

-Evans tertawa. Mereka semua tertawa. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar