Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Marriage Ark Made of Paper
Suka
Favorit
Bagikan
7. New Journey Begin (scene#45-53)

45.INT. KELAS, KAMPUS UNAIR, SURABAYA - AFTERNOON

SUBTITLE FADES IN : 6 MONTHS LATER

Luna sedang mengakhiri kelasnya.

LUNA

Jika tidak ada lagi pertanyaan, kita akhiri kelas. Jangan lupa tugas untuk minggu depan. Sesuai yang telah kita sepakati sample data boleh diambil dari internet, tidak harus data riil.

Terdengar mahasiswa bersorak senang.

LUNA cont’d

Oke. Kelas selesai. Sampai jumpa minggu depan.

Kelas selesai, namun tidak ada murid yang keluar, mereka malah tampak sedang berbisik-bisik. Sedangkan Luna membereskan laptop, buku, dan alat tulisnya. Ketika melihat jam dinding yang menunjuk pukul lima, ia menjadi panik. Tiba-tiba empat orang mahasiswa, dua pria dan dua wanita mendekatinya.

MAHASISWI 1

 Misi Bu Luna… 

LUNA

Iya?

MAHASISWI 1

Kelas kita mau keluar makan-makan Bu. Kita mau ajak Ibu juga.

MAHASISWA 2

(semangat)

Welcome party buat Bu Luna!

MAHASISWA 3

(cengengesan)

Biar kita lebih deket Bu!

Serentak mahasiswa yang lain menyorakkan “ciee”. 

MAHASISWI 4

(memelas)

Ikut ya Bu?

LUNA

(tertawa)

Maaf ya. Tapi saya ada perlu... Mungkin lain kali.

Terdengar suara para mahasiswa yang kecewa. Mereka hanya bisa menatap dengan kecewa pada Luna yang pulang dengan terburu-buru.

MAHASISWA 2

(melingkarkan lengan pada bahu Mahasiswa 3)

Ueman yo le…

MAHASISWA 3

Iyo… Uayu puol eh.

MAHASISWA 3 cont’d

Koyok Dian Sastro… Hehe... Luna Sastro…

MAHASISWI 4

(sambil menoyor kepala kedua Mahasiswa)

Ojo ganjen!

MAHASISWI 1

Wes mbrojol loro iku.

MAHASISWA 2 dan 3

(serentak)

mosok!

CUT TO

46.INT. DAYCARE, RUANG KELAS - AFTERNOON

Hanya tersisa Dave dan Diana di dalam kelas daycare. Dave sedang berdiri di pintu kelas menatap keluar. Sementara Diana duduk, ia menyandarkan kepala pada meja. Sesekali seorang GURU daycare junior (24) menepuk pundaknya dan mengecek keadaan Diana. Seorang GURU senior (45) mengunjungi kelas untuk melihat mereka.

GURU SENIOR

Telat lagi?

Guru daycare yang duduk di sebelah Diana mengangguk.

GURU SENIOR

(pada Dave)

Dave… Ayo duduk dulu, nanti kamu capek. Mama sebentar lagi datang.

Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu terbuka dan langkah kaki Luna yang sedang berlari masuk.

LUNA

Maaf… maaf ya Bu saya terlambat.

GURU SENIOR

  (berbisik pada Luna)

Tolong pastikan tidak seperti ini lagi. Tidak baik buat anak-anak selalu melihat teman-teman mereka dijemput lebih dulu. Mereka akan merasa... terabaikan.

LUNA

(menyesal)

Iya Bu. Saya mint maaf.

LUNA cont’d

Dave, Didi. Ayo pulang.

Diana dituntun oleh gurunya. 

GURU JUNIOR

Kelihatannya Diana nggak enak badan, Bu.

Luna menggendong Diana, dan menggandeng Dave keluar dari daycare.

47.INT. RUMAH LUNA - NIGHT

Kita berada di rumah kontrakan Luna di Surabaya. Rumah itu kecil.

Terlihat Luna sedang memegang sesendok obat berwarna pink. Ia berusaha meminumkannya pada Diana yang menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangannya.

LUNA

(kesal)

Ayo, Di… Tangan Mama capek.

DIANA

(menjerit)

Nggak!!

Luna berusaha menarik paksa tangan Diana, lalu memaksanya minum obat. Tapi sendok obat itu ditepis oleh Diana. Alhasil cairan obat tumpah, Diana menangis, Luna pun terlihat frustasi.

48.INT. RUMAH LUNA - MOMENTS LATER

Ketika anak-anak telah tertidur, Luna lanjut mengerjakan toko baju bayi onlinenya yang diberi nama "Vena Baby Store". Kita melihat Luna sibuk mencocokan detail pesanan di aplikasi toko online yang tertera di layar HP dengan setumpuk baju bayi yang menunggu untuk dikemas.

Tiba-tiba sebuah notifikasi chat WA dari nomor yang tidak dikenal masuk. Ternyata pesan itu dari Mas Irul.

MAS IRUL

Malam, Bu Luna. Saya Irul, sales Pak Alex.

MAS IRUL cont’d

Maafkan karena saya lancang mengontak Bu Luna. Saya dapat nomer Ibu dari data kantor.

Luna hampir memblokir nomor Mas Irul, tapi pesan berikutnya membuat jarinya berhenti menekan tombol block. 

MAS IRUL cont’d

Keadaan Pak Alex membuat saya kuatir, Bu.

Mas Irul mengirim dua buah foto. Foto pertama memperlihatkan sosok Alex yang sedang ada di kantornya, ia berdiri di depan kantornya, badannya terlihat kurus; jenggotnya tumbuh tidak terawat; matanya merah dan tatapannya seperti zombie.

Foto yang kedua Alex tertidur di meja kantornya.

MAS IRUL cont’d

Sering sekali Pak Alex tinggal di kantor sampai tengah malam, padahal tidak ada lagi pekerjaan. Foto ini baru saja saya ambil.

MAS IRUL cont’d

Sekali lagi saya minta maaf jika saya mengganggu. Selamat malam, Bu Luna.

Chat WA berakhir. Hati Luna mulai terenyuh. Ia tampak sedih.

49.INT. RUMAH ALEX, JAKARTA - NIGHT

Alex akhirnya pulang ke rumahnya. Kita dapat melihat kondisi rumah Alex yang kacau balau. Barang-barang dan sampah berserak dimana-mana, dan banyak botol bir yang tergeletak di meja dan lantai. 

Alex duduk di sofa. Ia meraih sebuah botol obat kecil berisi obat tidur di atas meja ruang tamu. Sebelum meneguk dua butir obat, ponselnya berdenting, ada WA masuk.

LUNA

(mengirim location share)

Kita ada di Surabaya.

LUNA cont’d

Sekali-kali kamu boleh datang untuk menjenguk anak-anak.

Obat tidur itu jatuh dari tangannya, air muka Alex mendadak jadi cerah.

50.INT/EXT. RUMAH LUNA, SURABAYA - MORNING

KAMAR LUNA

Luna sedang bersiap untuk berangkat kerja. Ia sedang duduk di meja rias, merias diri sambil berkaca pada sebuah cermin kecil. Tiba-tiba ia mendengar bunyi pagar diketok dengan gembok pagar. Luna meninggalkan cermin itu di atas meja, dan berjalan ke luar.

DI DEPAN RUMAH

saat membuka pintu, Luna sangat terkejut melihat Alex dengan kopernya berdiri di depan pagar.

ALEX

Aku berhenti dari pekerjaanku.

LUNA

Apa?!

ALEX

Aku kesini untuk tinggal lagi bersama kalian.

LUNA

(Terkejut campur marah)

Aku bilang kamu boleh menjenguk! Bukan tinggal disi…

Dave dan Diana berlari keluar dari rumah karena mendengar suara papa mereka. 

DAVE DAN DIANA

(Berlari ke pagar)

Papaaa!

Alex mengulurkan kedua tangannya, berusaha memeluk anak-anak walau terhalangi oleh pagar. Kita melihat sebuah reuni yang memilukan.

Luna terpaksa membuka pintu pagar, dan terdiam melihat kedua anaknya melepas rindu dengan papa mereka. Wajah mereka bertiga terlihat sangat bahagia. 

Beberapa saat kemudian Luna menginterupsi mereka.

LUNA

Dave, Didi, ayo. Waktunya berangkat sekolah. Nanti main lagi sama Papa.

Luna membantu anak-anak masuk ke dalam mobil. Lalu ia berpaling pada Alex, sambil memberikan kunci rumah.

LUNA

Kita bicara lagi nanti waktu aku pulang.

51.EXT. KAMPUS UNAIR, TAMAN - MORNING

Luna berjalan mengitari taman kampus sambil dengan Tante Nur dan Om Salim di telepon.

TANTE NUR (V.O)

Jadi dia datang gitu aja ke Surabaya?

LUNA

Iya! Mau tinggal sama kita katanya… (kesal) orang itu selalu seenaknya sendiri!

TANTE NUR (V.O)

Terus kamu jawab gimana, Lun? Kamu mau menerima Alex kembali?

LUNA

(Menghela napas)

Nggak tau, Tan. Yang pasti Luna nggak bisa menolaknya begitu aja… dia sudah resign dari kerjaannya.

Beat. Luna terlihat mengingat kondisi Alex tadi pagi.

LUNA cont'd

Dan lagi…

52.INT. RUMAH OM SALIM, JAKARTA - MORNING

Telepon dari Luna didengarkan lewat loudspeaker.

LUNA (V.O)

...dia tampak aneh. Tidak seperti biasanya.

TANTE NUR

(Mengangguk-angguk)

Oh iya ya. Tante tau maksudmu.

(Bicara pada Om Salim)

Kayak itu lho, Pak.. yang di tv-tv. Yang kulitnya pucet, matanya merah nonjol, nyawanya udah nggak ada, tapi badannya masih bisa gerak-gerak…duh, apa toh namanya.

LUNA (V.O)

Zombie, Tan?

TANTE NUR

Eh iya bener! Jombie!

OM SALIM

Hush! Kok gitu ngomongnya Buk.

TANTE NUR

Lho bener, Pak.. kadang nggak dong gitu kalo diajak ngomong. Dipanggil juga, kadang nggak nyaut, jalan terus…

OM SALIM

Walah walah, Ibu ini kebanyakan nonton TV.

Terdengar Luna tertawa kecil, sementara Tante Nur manyun.

OM SALIM

Kalau menurut Om, kondisi fisik Alex… Itu bisa jadi efek samping dari penggunaan narkotika.

OM SALIM cont’d

Jadi, Luna... jika kamu mau menerima Alex kembali, kamu harus pastikan dia bisa lepas dari obat-obatan. Kamu pasti nggak mau kan anak-anak punya figur ayah yang pecandu.

LUNA (V.O)

Betul, Om. Itu yang Luna takutkan.

53.EXT. KAMPUS UNAIR, TAMAN - MORNING

Luna mendengarkan wejangan Om Salim dengan seksama sambil terus berjalan.

OM SALIM (V.O)

Tapi kabar baiknya adalah kita jadi tau… seberapa penting kamu dan anak-anak bagi Alex. Hingga ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya tanpa ragu-ragu.

Raut wajah Luna tampak sedih.

LUNA

Kalau menurut Om, apa Luna harus menerima Alex kembali?

Beat.

OM SALIM (V.O)

Kalau mengingat apa yang diperbuatnya padamu, sebenarnya Om mau bilang dengan keras, usir jauh-jauh dari rumahmu! Om nggak tega padamu, dan nggak bisa bayangkan resiko ke depan, apa dia akan menyakiti kamu lagi atau tidak. 

Tanpa disadari, Luna sampai di kolam bebek yang terletak di tengah taman. Pandangannya menerawang jauh, hingga melihat seekor induk bebek yang berenang dengan diikuti anak-anaknya.

OM SALIM cont’d (V.O)

Tapi… Om tau ini bukan perkara yang mudah. Hubungan suami dan istri tidak sedangkal itu. Tali sebuah keluarga tidak bisa dipatahkan semudah itu… Jadi Om hanya bisa saran. Lakukanlah yang terbaik untuk keluargamu.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar