Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. EXT/INT RUMAH MASA KECIL ALEX, SURABAYA - DAY - 25 YEARS AGO
Di sebuah perkampungan di Surabaya. Terlihat ALEX kecil (7) dan KAKAK perempuannya (12) sedang bersembunyi di balik sebuah pohon yang berada di antara halaman rumah mereka dan rumah tetangga. Kedua anak yang terlihat kurus ini mengamati ayam-ayam yang sedang berkeliaran mencari makan, milik tetangga mereka, yang bernama Pak TOPAN (55).
KAKAK
Lex, gelem mangan ayam gak?
ALEX
Gelem, Kak.
KAKAK
Kamu sing ngawasi yo ndek ndukur e pohon. Kakak sing nangkep ayam'e. Nek Pak Topan metu, ndang ngomong o Kakak. Ngerti?
Alex mengangguk.
KAKAK
(Sambil membantu Alex memanjat pohon)
Yo wes, ndang naik…
Sang kakak melancarkan aksinya untuk menangkap ayam. Sedangkan Alex mengawasi dari atas pohon.
Ketika kakak berhasil menangkap seekor ayam, tiba-tiba Pak Topan keluar dari rumah. Alex melihatnya, namun ia jadi ketakutan.
Kemudian Alex melompat turun dari pohon dan kabur meninggalkan kakak. Kita mendengar Pak Topan marah, dan kakak juga menjerit.
PAK TOPAN
Ooh… Cah tuyul situk iki toh sing nyolongi pitik-pitikku!
KAKAK (O.S)
Aleexxx!!!
Alex berlari masuk ke DALAM RUMAH. Kita melihat bagian depan rumah Alex adalah sebuah toko kelontong kecil. Namun tidak ada yang menjaga.
PRANG!! Suara piring jatuh terdengar, suara itu berasal dari ruang makan di dalam rumah. Alex mendekat perlahan, ia mendengar kedua orang tuanya (35an) berkelahi.
IBU (O.S)
Lanang gak tau diuntung!! Bojomu iki kerjo setengah mati, lha kowe! Kerjomu mangan turu tok! Ga iso nggolek duwek!
(Terbata)
Saiki … saiki aku mbok sio-sio!!! Uripmu gak onok guna e!
Alex melihat dari kejauhan. Terlihat sang ibu sedang marah sambil menuding-nuding sang ayah. Ayah Alex hanya berdiri terdiam dengan kepala menunduk.
IBU
Metu! Metu kon teko omahku!
Ayah Alex tak bergeming. Ibu yang semakin naik darah mengambil segelas kopi panas yang berada di atas meja, lalu menyiramkan ke wajah ayah. Suara di sekeliling Alex mendadak senyap. Kita hanya bisa melihat ayah yang kesakitan, ibu yang hendak memukul ayah, dan kakak yang tiba-tiba berlari masuk untuk melindungi ayah. Semua kacau. Sementara Alex hanya berdiri dengan wajah yang terguncang.
2. EXT. RUMAH MASA KECIL ALEX, GANG SEMPIT, SURABAYA - DAY
Ayah dengan tas punggungnya sedang memeluk kakak yang tidak berhenti menangis. Alex berdiri di samping kakaknya. Sesaat kemudian, Ayah berlutut di hadapan Alex untuk mengucapkan kata perpisahan.
AYAH
Lex… Ojok dadi koyok Ayah yo. Pas gede, kowe kudu sukses, mbangun keluarga.
3. INT. KANTOR ALEX - AFTERNOON - PRESENT DAY
ALEX (32) sedang duduk di meja kantornya. Ia mempunyai sebuah ruangan kantor kecil sendiri.
Di atas meja kita dapat melihat sebuah plat nama bertuliskan “Sales Manager”; sebuah foto pernikahan Alex (27) dan Luna (25); dan sebuah foto keluarga: Alex, Luna, Dave dan Diana.
Alex menengok pada jam tangan mewahnya. Jam menunjuk pukul setengah lima. Lalu ia keluar dari ruangannya untuk pulang.
Seorang bawahannya, WAWAN (38) tiba-tiba berdiri dan memanggil Alex.
WAWAN
Pulang, Bos?
ALEX
Iya. Sore, semuanya.
Beberapa karyawan lain yang duduk di meja mereka masing-masing serentak menyaut.
SEMUANYA
Sore, Pak Alex.
Dengan percaya diri Alex berjalan keluar. Wawan tampak mengikuti.
WAWAN
Bos. Besok tolong temani saya visit ya, Bos.
ALEX
(sambil tetap berjalan)
Nggak bisa. Besok saya cuti.
WAWAN
(kecewa)
Yah… Mau kemana Bos?
ALEX
(Bercanda)
Cari wangsit di Bogor.
WAWAN
Ah, bisa aja si Bos…
WAWAN cont'd
(Menyaut pada Alex yang telah menjauh)
Bagi-bagi Bos wangsitnya!
CUT TO BLACK