Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
30.INT. RESTORAN MEWAH - NIGHT - 1 WEEK LATER
POP! Alex membuka sebuah botol champagne, lalu menuangkan champagne untuk Luna, dan tim salesnya, beserta pasangan mereka masing-masing.
Mereka sedang duduk di meja restoran yang melingkar, untuk merayakan Alex yang berhasil mendapat promosi.
Tiba-tiba Bang Wawan berdiri dan mengangkat gelasnya ke arah Alex.
Bang WAWAN
Untuk VP baru kita, Pak Alex.
Semua meneguk champagne masing-masing.
Lalu Alex mengangkat gelasnya.
ALEX
Untuk tim sales terbaik.
Mereka minum sekali lagi.
ALEX cont'd
Tanpa kalian... saya nggak akan bisa sampai di posisi yang sekarang. Jadi malam ini saya mau apresiasi …
Alex menoleh ke Mas Irul dan istri, yang membalas dengan senyuman.
ALEX cont'd
Mas Irul, yang sudah menganalisa dan mengkoordinir semua prospek klien dengan teliti.
(menoleh ke Sally)
Sally yang nggak capek capeknya nyinyir … untuk membangun tim kita.
Semua tertawa.
ALEX cont'd
(menoleh ke Doni)
Doni yang meskipun baru, tapi terus mau belajar.
(Lalu menoleh ke Bang Wawan dan istri)
Lalu.. Bang Wawan…
Long beat.
ALEX cont'd
(Menyeringai)
Si jenius… yang mampu menaklukan si bocah sultan berengs*k!
Mereka semua tertawa, kecuali Luna yang tampak bingung dengan kata-kata kasar Alex.
Bang WAWAN (O.S)
Bocah sombong itu awalnya menghina-hina kita. Tapi besoknya dia sendiri yang akhirnya telepon kita. Minta dijamu lagi! (Terbahak)
ALEX
Ya. Memang nagih banget jurusmu Bang… kita perlu lakukan itu lagi… dan lagi.
Bang Wawan tertawa dan dengan bangga menceritakan kejadian itu pada Mas Irul yang duduk disampingnya.
Kita melihat pemandangan acara perayaan yang semakin gaduh itu berangsur-angsur menjauh.
31.INT. CAR - NIGHT
Alex sedang menyetir pulang. Luna sedang menelepon suster dirumah.
LUNA
Iya nggak papa, Sus. Kalo lagi sakit, biar nonton lebih lama. Biar seneng anaknya. Bentar lagi kami pulang. Iya. Oke. Makasih, Sus.
Luna menutup telepon.
ALEX
Gimana Didi?
LUNA
Panasnya udah turun. Tapi masih lemes.
ALEX
Oh…
LUNA
Nggak mau minum obat sama Sus. Nanti tolong…
ALEX
Iya. itu bagianku. Nanti aku bujuk pelan-pelan.
LUNA
Ck. Heran… Apa-apa mintanya sama Papa.
ALEX
Iri ya… (tertawa)
Beat…
LUNA
Lex. Yang tadi Bang Wawan cerita. Emang Bang Wawan habis ngapain?
ALEX
Yang mana?
LUNA
Itu yang kamu bilang Bang Wawan berhasil menaklukan klien.
ALEX
Oh… itu…
ALEX cont’d
Kliennya waktu itu nggak suka sama kita. Terus Bang Wawan kasih minuman ajaib. Eh .. ternyata dia seneng. Ya udah…
LUNA
Minuman apaan?
Tiba-tiba Alex menggenggam tangan Luna dengan tangan kirinya.
ALEX
Yang penting itu tentang kita… sekarang suamimu udah jadi Vice President of Sales. Jadi kamu nggak perlu kuatir lagi tentang keuangan kita. Sampai nguliahin anak-anak ke luar negeri pun aku juga sanggup. Bawa kamu jalan-jalan ke luar negri juga bisa. Ada yang bilang Swiss itu tempatnya bagus untuk holiday. Mau pergi nggak? Belum pernah kan ke Swiss?
LUNA
(tertawa kecil)
Belum pernah sih.
Alex mencium tangan Luna.
ALEX cont’d
Sekarang kamu bisa tenang di rumah aja, jadi nyonya besar... Nggak perlu pusing-pusing lagi ngajar. Pelan-pelan nanti kita juga beli rumah yang lebih besar ya.
Luna menarik kembali tangannya. Ia tampak tidak senang. Ia buru-buru memeriksa handphonenya, lalu mengalihkan pembicaraan.
LUNA
Omong-omong, aku sudah pesen tumpeng buat dikirim ke Om Salim dan Bu Nur. Untuk syukuran. Untuk Ibuk di Jember juga sudah. Mama mertua mau dikirimin juga nggak? Aku udah liat-liat IG yang jual di Surabaya.
ALEX
(acuh)
Hmm… nggak perlu.
Luna mengernyitkan dahi.
LUNA
Lho, kenapa?
ALEX
Nggak usah. Dia nggak peduli sama kerjaanku.
ALEX cont’d
Tumpengnya kok baru minggu depan? Lama banget.
LUNA
(bangga)
Iya, pesen PO di mahasiswaku.
32.EXT. RUMAH ALEX / RUMAH TANTE NUR - DAY - 1 WEEK LATER
Luna dan anak-anaknya baru pulang dari gereja.
Setelah keluar dari mobil, anak-anak langsung berlari ke dalam rumah, diikuti oleh suster. Luna mengunci mobil. Saat hendak berjalan masuk, Tante Nur menyapanya.
TANTE NUR
Pagi, Luna.
LUNA
Eh, Tante. Pagi.
TANTE NUR
Makasih ya tumpengnya, Lun. Udah dateng kemarin.
LUNA
Iya. Sama-sama Tante. Semoga Om Tante suka.
TANTE NUR
Suka kok… Om suka perkedelnya, empuk katanya. Maklum giginya udah nggak kuat ngunyah yang keras. (Tertawa)
TANTE NUR cont'd
(Melihat sekitar)
Alex mana Lun? Tante belum nyelametin.
LUNA
Alex lagi kerja Tante. Belum pulang dari kemarin.
TANTE NUR
Minggu gini masih kerja? (berdecak) memang ya, yang namanya promosi selalu tanggung jawabnya lebih besar...
TANTE NUR cont'd
Kamu sabar-sabar ya, Lun...
LUNA
(Tersenyum)
Iya Tante. Luna masuk dulu ya Tan.
TANTE NUR
Iya ya Lun.
Luna berjalan masuk ke dalam rumah. Ia terlihat kepikiran akan kata-kata Tante Nur.
33.INT. RUMAH ALEX - DAY
Setelah masuk pintu, Luna meraih ponselnya, ia mencari kontak nama Alex. Dia sempat ragu-ragu untuk menelpon. Tapi akhirnya ia menelepon juga.
SFX: Terdengar nada sambung beberapa kali, lalu telepon terangkat.
SUARA PEREMPUAN (V.O)
Halo?
Luna kaget. Tenggorokannya menjadi serak.
LUNA
(Tergagap)
Ha.. halo… siapa ini?
SUARA PEREMPUAN (V.O)
(Marah)
Lha, situ yang nelpon kok tanya sini siapa?!
34.INT. KAMAR HOTEL - DAY
Seorang PELACUR (28) sedang mengangkat telepon Alex. Pelacur itu terlihat kesal, lalu ia melihat layar ponsel Alex, tertulis nama penelpon "My Wife."
PELACUR
Ohhh.. situ istrinya Alex?
LUNA (V.O)
Iya, anda siapa? Alex dimana?
Kita melihat Alex sedang tertidur di ranjang. Ia bertelanjang dada, bagian bawahnya tertutup selimut. Baju, celana, dan celana dalamnya berserakan di lantai.
PELACUR
Ada nih. Lagi teler. Semaleman semangat banget nggoyang gue, sekarang deh baru teler... (terkekeh)
35.INT. RUMAH ALEX - DAY
Luna tak bisa berkata-kata, ia menutup mulutnya dengan tangannya.
PELACUR (V.O)
… apa efek obat ya? Tau ah! Jadi ini gimana? Nggak dijemput Bu?
Beat.
PELACUR (V.O)
Gue mau lanjut kerja lagi nih. Gue tinggal ya? Halo? … halooo?
PELACUR (V.O)
Ah. Budek!
Telepon ditutup sepihak. Air mata Luna mulai mengalir. Sebelum tangisnya menjadi histeris, Dave berlari ke arahnya.
DAVE
(Memeluk Luna)
Mamaaa…
Dave memperhatikan wajah Luna.
DAVE
Mama nangis? Mama sedih?
Luna cepat-cepat mengusap air matanya.
LUNA
Enggak… Mama nggak sedih.
Dave tersenyum, lalu cemberut.
DAVE
Papa mana, Ma? Mama sedih soalnya Papa nggak ada ya?
Luna berusaha menahan air matanya. Ia memaksakan senyum.
LUNA
Papa kerja, sayang…
Ia memeluk badan kecil Dave, lalu menangis tanpa suara.