Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Malam Mencari Pagi
Suka
Favorit
Bagikan
5. ACT 1 PART 5: Awal Malam

CUT TO:

46. INT. KELAS 3 IPA 1 — DAY

Kembali ke adegan Addiena dan Hadi duduk sebangku mendengarkan Walkman lagu Sahabat Sejati, Sheila ON 7. Mereka menyengir lebar bertatapan. Addiena menatap galau ke kamera.

ADDIENA
Tapi tetep sih, sedihnya sampai 23 tahun kemudian.
(senyum lebar)
Eh tapi ada film ini yak!

Addiena melirik Hadi. Hadi menulis-nulis di buku tulisnya: ‘Mithadi’, berkali-kali, dihias-hias. Addiena melihat dengan pasrah, menghembuskan napas panjang. Dia menatap ikhlas ke kamera.

ADDIENA
Mitha itu kecengan barunya, anak kelas I, yang nanti jadi pacarnya bertahun-tahun. Lebih lama dari kedua pernikahan gue. Patah hati lagi gue.
(melirik Hadi)
Tapi gapapa, gue hepi kalo dia hepi…

Addiena melihat kamera, senyum, menarik napas panjang.

ADDIENA (CONT'D)
Sebenarnya masih banyak kejadian-kejadian yang gue anggap manis di antara kita. Apalagi di kelas itu, gue dan dia terkenal duo pemancing kerusuhan, kompak bersama memancing keributan dan ga mungkin ga ngakakan. Kalo salah satu di antara kita cabut, kelas langsung sepi. Tapi kalo ada gue ma dia, kelas rame macem pasar tanah abang pas lebaran haji.
(beat)
Ah serunya tahun terakhir kita di SMA…
Ketika SMA berakhir… sedih banget.
(melirik Hadi sedih)
Dia mau kuliah di Jerman. Sementara gue…

CUT TO:

47. INT/EXT. KAMAR HADI/BALKON LANTAI 2 — NIGHT

Addiena dan Hadi bersandar ke railing. Mereka menatap langit dan cahaya kota Jakarta yang kemerlap. Punggung mereka tiba-tiba bergoyang, tampak mereka tertawa bersamaan.

ADDIENA
(menatap kamera)
Ini adalah adegan romantis yang masih aja gue inget ampe sekarang, Gaes.
(beat)
SMA udah berakhir, perpisahan kelas udah, lulus-lulusan, corat-coret baju seragam udah, Pensi SMA kita yang hits banget pada masanya… juga udah.
(menghela napas)
Sebenernya gue sengaja maen ke rumahnya, soalnya dia…

Addiena melirik Hadi senyum, menatap kamera.

ADDIENA (CONT'D)
Bentar lagi ke Jerman ngelanjutin kuliah. Bukan Jejeran Matraman ye Gaes!

Addiena memicingkan mata ke kamera, mukanya melunak, menoleh menatap Hadi, senyum. Hadi melirik Addiena.

HADI
(menyengir)
Paan, Nyet?

ADDIENA
Yahh… kok lo bisa tiba-tiba pen berangkat kuliah ke Jerman sih Di?
(menyengir)
Emang di Jerman ada jurusan Seni Bola Plastik yak?

Addiena dan Hadi tertawa.

HADI
Taik! Seni Bola Plastik…
(terkekeh)
Ya bisalah! Emang elo! Tiba-tiba keterima UMPTN! Nyogok ye?

Hadi senyum jahil ke Addiena. Addiena tertawa, menampar pelan bahu Hadi.

ADDIENA
Igh! Kagaklah!
(menoleh kamera)
Padahal gaes, wiken sebelum UMPTN hari pertama, gue…

CUT TO:

48. INT. DISKOTIK — NIGHT

Addiena, Iyenk, Ratna dan Diah dengan rokok, minuman di tangan berjoget-joget meloncat-loncat. Sekeliling gegap gempita berjoget gembira. Addiena tersenyum bahagia memejamkan matanya.

CUT TO:

49. INT/EXT. KAMAR HADI/BALKON LANTAI 2 — NIGHT

Addiena dan Hadi berdiri bersandar di railing, menghadap langit. Langit kemerlap Jakarta sebagai background. Addiena dan Hadi menatap muka masing-masing, menyengir.

ADDIENA
Akh! Becanda mulu ah Di!

Addiena terdiam, memalingkan muka, menatap langit, melamun. Hadi berhenti menyengir, menatap Addiena penasaran.

HADI
Jurusan paan sik Dien?

ADDIENA
(kaget)
Eh… itu, arsitektur.
(menghela napas)
Sebenernya, gue ga pengen-pengen amat sih, berhubung gue hobi gambar-gambar aja, jadi gue pilih itu pilihan pertama! Eh… nama gue masuk koran! Keterima.

Hadi menatap Addiena kontemplatif.

HADI
Lah? Emang lo pengennya paan?

ADDIENA
(menghela napas)
Gue sih pengennya masuk IKJ, jurusan sinematografi… Kagak boleh ama nyokap gue…
(beat)
Sedih sih… Padahal bikin film cita-cita gue dari dulu, Di.

Addiena menatap kamera, senyum terharu, menoleh ke Hadi, menepuk bahunya.

ADDIENA (CONT'D)
Lah elo gimana?
(menyengir lebar)
Lo lulus SMA gak sik sebenernya Di?

Addiena dan Hadi tertawa.

HADI
Babik!

ADDIENA
(senyum ke kamera)
Inilah adegan romantis terakhir gue ma dia, setelah SMA usai.
(beat)
Ga nyangka, bertahun-tahun setelah ini, kita bakal ketemu-ketemu lagi.

Addiena tersenyum menatap Hadi.

LAGU: ROMANSA KE MASA DEPAN – GLENN FREDLY

Addiena dan Hadi membalikkan badan, menyandarkan punggung mereka ke railing. Mereka tertawa-tawa dengan background langit Jakarta dan kelap-kelip lampu kota.

DISSOLVE TO:

50. INT. PUB — NIGHT (PRESENT)

Kembali ke adegan Addiena, Hadi dan 9.27 mengobrol di bar. Hadi’s POV.

9.27
Not wasting time, are we?
(beat)
So honestly guys, if we’re not gonna waste time for the rest of the night, are you guys strictly platonic?

Addiena tersipu, menatap Hadi. Hadi menatap Addiena. Matanya menyuruh Addiena jawab, mata Addiena menyuruh Hadi yang jawab. Mereka terdiam beberapa saat. 9.27 tak sabar menanti jawaban.

ADDIENA
(menoleh ke 9.27)
Well…

Hadi menatap Addiena kontemplatif, menoleh ke 9.27.

HADI
Oh, absolutely, strictly platonic. Nothing ever happened between us!

Hadi menatap sedih Addiena subtle, senyum. Addiena menatap Hadi, mengernyitkan alis, menoleh ke 9.27.

ADDIENA
Yes, he’s right. We’re strictly platonic, nothing ever happened.
(melirik Hadi)
Not that I know of.

9.27 memandang Hadi dan Addiena bergantian, mengernyitkan alis.

9.27
OK…

Hadi beranjak, membawa bir dan rokoknya, menatap Addiena dan 9.27 bergantian.

HADI
I’ll leave you guys to it, then.
(membisik ke Addiena)
Gue ke Yasser yak, gudlak.

Hadi menepuk bahu 9.27, menatapnya.

HADI (CONT'D)
Careful with this one, you could fall in love.
(menatap serius kamera)
Gue sih gak tau kapan percisnya, Dien, tapi waktu itu…

CUT TO:

51. EXT. KORIDOR SEKOLAH LANTAI 3 — DAY (FLASHBACK HADI'S POV)

WIDESHOT

Hadi dari kejauhan seberang kelas 2-1 melihat Addiena sedang mendengarkan Walkman bersama Yasser. Di sekeliling banyak murid lain lalu-lalang, ada yang duduk, ada yang berdiri, mengobrol, tertawa. Suasana jam istirahat. Adet berdiri mengobrol dengan murid-murid lain, Hadi menghampiri Adet, menepuk bahu Adet, menyengir lebar. Adet menyengir menatap Hadi.

HADI
Biasaa…

WIDESHOT

Hadi dan Adet beranjak, berjalan menyusur koridor.

OVER THE SHOULDER SHOT - HADI

Mereka berdua berjalan melewati anak-anak yang ramai berdiri-diri, duduk, mengobrol, tertawa-tawa. Hadi fokus kepada Yasser dan Addiena di kejauhan. Hadi dan Adet menghampiri mereka. Yasser melihat Hadi. Addiena menatap ke depan dan menoleh. Hadi dan Addiena bertemu mata, Addiena berpaling.

Yasser menatap Hadi. Mereka menyengir lebar. Hadi dan Adet tiba di sebelah Yasser. Yasser menanggalkan earphone dari sebelah kupingnya, memberikan ke Addiena, Addiena menerimanya. Dia memandangi Hadi dan Adet. Addiena dan Hadi bertatapan. Hadi menepuk bahu Yasser, menatap kamera.

HADI
Gue tau sebenernya, Dien. Gue langsung tau saat itu.
(beat)
Tapi tau paan yak?

Adet, Hadi dan Yasser beranjak. Mereka mengobrol, tertawa. Addiena menatap punggung mereka yang berlalu, memasang earphone pemberian Yasser, menatap ke depan. Hadi menoleh sekilas ke Addiena, menatap serius ke kamera.

HADI
Gue emang anak baru saat itu, kita belom kenal, lo kelas 2-1 gue 2-4. Tapi kok lo sering keliatan ma gue…

CUT TO:

52. EXT. LAPANGAN SEKOLAH — DAY

WIDESHOT

Sekolah ramai, murid-murid di luar kelas, jam istirahat. Hadi dan lima murid laki-laki bermain bola plastik. Ada Dani, Adet, Uki, Yosep, Victor. Mereka menggiring bola. Uki mencetak gol. Tim bersorak. Hadi capek dan berhenti, membungkuk, kedua tangan di lututnya. Dia tengadah melihat Yasser dan Addiena mendengar Walkman. Addiena menatap Hadi. Mereka bertemu mata. Addiena berpaling. Hadi mengernyit. Dia menegakkan badan, menatap kamera.

HADI
Gue tambah tau, Dien, kalo elo dan gue…
(menerima operan bola)
Tar…

Hadi bermain bola, berlari-lari, terengah menggiring bola, mencetak gol. Tim bersorak, Adet melakukan tos ke Hadi. Hadi melirik ke atas. Addiena dan Yasser menghilang. Hadi kecewa, dia menyengir ke Adet. Adet menyengir balik, berlari kecil mundur.

ADET
Ayo Di, main bola lagi!

Adet tertawa. Hadi tertawa kecil ke Adet, berdiri menumpu kedua tangan ke lutut.

HADI
Anak Ibu cacingan?!

Hadi menatap kamera, mengusap keringat.

HADI (CONT'D)
Eh ampe mana ya tadi Dien? Adet emang! Ngebuyarin konsentrasi!

Hadi melirik Adet gemas, menatap kamera.

HADI (CONT'D)
Eh iya... Kalo elo dan gue... kita, entah kenapa ketarik satu sama lain. Mungkin karena mirip kelakuannya? Tapi saat itu gue belom tau kalo kita lahir cuma beda sehari.
(beat)
Eh, ato gue cuma cemburu yak? Seperti pas…

CUT TO:

53. EXT. KORIDOR SEKOLAH LANTAI 3 — DAY

Hadi berduaan dengan PACAR CAKEP BANGET (16), mengobrol mesra. Dia senyum-senyum bahagia, Pacar Cakep Banget juga.

WIDESHOT

Addiena dan Yasser mendengar Walkman berdua di kejauhan, di seberang Hadi dan Pacar Cakep Banget. Yasser bernyanyi-nyanyi, Addiena terlihat menatap Hadi dari jauh, penasaran. Hadi menatap Addiena. Addiena berpaling, menatap Yasser heran tapi senyum. Hadi mengamati Addiena, menatap serius kamera.

HADI
Padahal waktu itu kita belom kenal-kenal amat ya Dien. Interaksi antara kita cuma…

CUT TO:

54. EXT. WARUNG PAK YONO — DAY

Kembali ke adegan Addiena menggoda Yosep saat Addiena mencolok satu siomay dari piring Yosep. Addiena, Yosep dan Hadi duduk bersebelahan di bangku warung. Hadi minum air mineral gelas.

ADDIENA
(menelan siomay)
Kalo Heri sakitnya cantengan, kalo elo gantengan ye, Sep!
(melirik Hadi)

YOSEP
(ketawa miris)
Taik.

Hadi tersedak, tertawa pelan, menggumam.

HADI
Paraah.
(menyengir ke kamera)
Lo ngakak ternyata orangnya ya, Dien.

Hadi melirik Addiena, menatap kamera.

HADI (CONT'D)
Ada lagi yang bikin gue ngakak Dien…

CUT TO:

55. EXT. WARUNG PAK YONO — DAY

Dari dalam warung Hadi melihat Pembantu berlari-lari membawa tas merah Mahalboro. Ada Victor, Yasser duduk-duduk merokok di sebelahnya. Hadi minum teh botolan. Pembantu terengah, memberikan tas Mahalboro ke Victor, tergesa.

PEMBANTU
Vic! Cepetan! Umpetin tasnya, tuh itu, di bawah situ!

Pembantu menunjuk lapak Pak Yono rak paling bawah. Victor menerima tas, menyembunyikannya di bawah slop rokok, rak paling bawah.


VICTOR
(tertawa)
Ini kan tas majikan lo!

Hadi penasaran, dia melihat Addiena terengah-engah berlari menyusul Pembantu. Addiena menepuk bahu Pembantu, menunduk tersengal-sengal, mengatur napas, menatap Pembantu.

ADDIENA
Pembantu! Tas gue mana nggak! Potong gaji nih! Minus lima ribu juta!

Hadi menyengir hampir tertawa, Addiena melirik Hadi.

PEMBANTU
Lah gaji gue aja cuma Cepek! Gue mesti bayar ke lo dong, 4 ribu juta sembilan ratus!

ADDIENA
Gak peduli gue! Mana gak tas gue!

Addiena menunduk mencari-cari.

PEMBANTU
Gue kasih tau kalo lo janji gak manggil gue ‘Pembantu’ lagi!

Addiena acuh, meninggalkan Pembantu, masuk ke warung, mengambil tasnya di rak bawah lapak. Dia duduk di antara Victor dan Yasser. Yasser di sebelah Hadi. Addiena menatap Pembantu.

ADDIENA
Eh, lo ngomong apa tadi?

PEMBANTU
Ah, dahlah!

Pembantu berlalu.

YASSER
(ketawa)
Parah loe Dien! Entar naksir loh!

Addiena mengeluarkan rokok dari sempilan tasnya, membakarnya.

ADDIENA
Iye naksir gue…
(hembuskan asap rokok)
Naksir potongan gajinya berape!

Victor, Addiena, Yasser dan Hadi tertawa. Addiena melirik Hadi, mereka bertemu mata.

HADI
(senyum menatap kamera)
Loe emang parah sih Dien. Ngakak mulu gue. Padahal kita belom kenal-kenal amat yak. Tapi gue tau nama lo, lo juga tau nama gue.

Hadi melirik Yasser yang mengobrol tertawa dengan Addiena dan Victor. Dia melihat kamera, tersenyum.

HADI (CONT'D)
Tapi waktu itu, gue sempet liat lo sedih sih, pas Yasser dikeluarin dari sekolah…

CUT TO:

56. EXT. KORIDOR SEKOLAH LANTAI 3 — DAY (SAD WALKMAN SCENE, HADI'S POV)

WIDESHOT

Dari kejauhan Hadi melihat Addiena yang murung dan mendengarkan Walkman sendirian. Hadi cemas.

HADI
(menatap kamera)
Gue ngerasa mesti melakukan sesuatu, Dien.


OVER THE SHOULDER SHOT

Hadi beranjak, berjalan menghampiri Addiena, melewati murid-murid yang lalu-lalang ramai. Di kejauhan Addiena termangu murung.

Hadi tiba di sebelah Addiena. Dia mengambil satu earphone dari kuping Addiena. Addiena kaget, terpana, tersenyum lebar. Hadi senyum lebar, mereka saling tatap. Hadi memasang earphone di kupingnya. Dia duduk di sebelah Addiena, di meja yang rapat ke railing. Mereka mendengar musik berdua, menatap ke depan, senyum.

HADI
(menatap kamera)
Inilah awalnya, awal dari sesuatu yang gue harap ga pernah berakhir.
(beat)
Semua gue inget seperti baru kemaren, Dien.


CUT TO:

57. INT. KELAS 3 IPA 1 — DAY (FIRST DAY SCENE, HADI'S POV)

Hadi berjalan melewati gang bangku-bangku kelas, tiba di baris kedua dari belakang, melihat tas merah berlogo Mahalboro di meja, melihat keluar. Dia memandang Addiena yang duduk mendengar Walkman. Hadi senyum, menaruh ransel birunya di atas meja, persis di belakang ransel merah berlogo Mahalboro. Hadi menyengir, beranjak keluar kelas.

CUT TO:

58. EXT. KORIDOR SEKOLAH LANTAI 2 — DAY (WALKMAN SCENE, HADI'S POV)

Hadi berjalan dengan ransel biru di punggung, suasana sepi, hanya ada beberapa anak. Addiena sudah duduk mendengar Walkman. Dia melihat Hadi di kejauhan, senyum lebar. Hadi menatap Addiena, senyum lebar. Dia tiba dekat Addiena, ambil satu earphone dari kuping Addiena dan duduk mendengarkan musik berdua.

CUT TO:

59. INT. KELAS 3 IPA 1 — DAY (LAUGHING SCENE, HADI'S POV)

Suasana ribut luar biasa. Hadi bercanda dengan Addiena yang duduk di depannya, mereka terbahak-bahak.

CUT TO:

60. INT. KELAS 3 IPA 1 — DAY (GUITAR SCENE, HADI'S POV)

Ke adegan Dani bergitar-gitar, bernyanyi bersama Uki. Addiena duduk di sebelah Uki di depan Hadi dan Dani. Hadi murung. Pembantu jalan-jalan tanpa arah. Addiena mengucapkan sesuatu, Hadi terbahak memandang Addiena. Mereka tertawa.

CUT TO:

61. EXT. DEPAN GERBANG SEKOLAH — DAY (KENTANG SCENE, HADI'S POV)

Hadi duduk di tangga depan sekolah bersama Vian. Hadi membuat sesuatu di tangannya. Dia mengukir namanya di sebuah kentang mentah. Addiena keluar gerbang sekolah, basah, berantakan, diiringi Ratna, Iyenk dan Diah. Hadi senyum lebar, kentang dikantongi, berdiri menghampiri, diikuti Vian. Mereka berjalan bersebelahan. Hadi menyodorkan tangan ke Addiena. Mereka senyum lebar, bersalaman. Hadi mengambil tangan Addiena, menaruh ‘Kentang Hadi’. Mereka berdua senyum lebar.

CUT TO:

62. INT. PERPUSTAKAAN — DAY (SLEEP SCENE, HADI'S POV)

Addiena, Hadi dan Dani berbaring di atas karpet dengan bantal-bantal besar. Addiena tertidur menghadap Hadi. Hadi membaca buku desain, Dani membaca komik. Hadi menaruh buku di samping badannya. Dia berbaring menghadap Addiena yang tertidur, menatap Addiena tersenyum, memejamkan mata.

CUT TO:

63. INT. KELAS 3 IPA 1 — DAY (SO7 SCENE, HADI'S POV)

Suasana ribut. Sekelompok murid menggosip, Pembantu berjalan keliling tanpa arah. Dani main gitar bersama beberapa murid laki-laki. Hadi duduk bersama Addiena. Addiena murung menaruh kepalanya di atas meja sambil mendengarkan Walkman. Hadi menatap cemas, menepuk bahu Addiena. Addiena mengangkat kepala, hampir menangis. Hadi merogoh ransel birunya, mengeluarkan kaset, memberikan kaset ke Addiena. Addiena memasukkannya ke dalam Walkman. Hadi mengambil satu earphone dari kuping Addiena, memasang ke telinganya. Addiena menekan tombol Play. Mereka mendengar Walkman berdua. Addiena tersenyum lebar, Hadi juga. Mereka bertatapan.

CUT TO:

64. INT/EXT. KAMAR HADI/BALKON LANTAI 2 — NIGHT (BALKON SCENE, HADI'S POV)

Addiena dan Hadi mengobrol bersandar ke railing. Mereka tertawa. Langit cerah Jakarta, bulan bersinar, kelap-kelip lampu kota sebagai background. Hadi menatap kamera, mukanya berubah serius.

HADI
Ini ketemuan terakhir kita abis SMA selesai. Gue dah mo berangkat ke Jerman dan lo bisa-bisanya keterima UMPTN, mo ke Bandung.
(menghela napas)
Sebenernya, gue pengen bilang Dien, bakal sepi deh kepisah ma lo. Biasanya kita ngakak mulu yak di kelas?
(melirik Addiena)
Di luar kelas jugak!
(senyum ke kamera)
Tapi gue gak nyangka, kita bakal ketemu-ketemu lagi di tahun-tahun setelah ini.

Hadi menatap Addiena, senyum.

WIDESHOT

(LAGU: SEBUAH KISAH KLASIK - SHEILA ON 7)

Addiena dan Hadi mengobrol, tertawa-tawa. Mereka bersandar ke railing. Hadi memegangi perutnya, membungkuk terbahak. Addiena memegangi bahu Hadi, terbahak. Mereka tampak kecil di antara gedung-gedung dan kelap-kelip lampu langit kota Jakarta.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar