Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Malam Mencari Pagi
Suka
Favorit
Bagikan
2. ACT 1 PART 2: Awal Malam


CUT TO:

13. INT. KORIDOR SEKOLAH LANTAI 3 — DAY (FLASHBACK ADDIENA'S POV)

Addiena duduk di meja yang rapat ke railing, mendengarkan Walkman bersama YASSER (16), mereka berbagi earphone. Mereka tertawa sebentar, terdiam mendengar musik. Addiena menoleh ke kamera, senyum lebar, sumringah.

ADDIENA
Ini Yasser gaes, jaman kita kelas 2 SMA. Gue sekelas ma Yasser waktu itu. Selera musik kita sama, hobi gambar-gambar juga sama, seneng nongkrong jugak.
(beat)
Jan tanya nape, tapi gue dulu ngecengin Yasser, selama setaon kurang dikit. Padahal yah gaes…

CUT TO:

14. INT. KELAS 2-1 — DAY

WIDESHOT

Kelas ribut. Sekelompok murid menggosip, sekelompok murid mencatat-catat, sekelompok murid baca komik, Pembantu jalan-jalan tanpa arah. Addiena, FACHRAZ (16), VICTOR (16) dan YOSEP (16) main capsah. Addiena dan Fachraz duduk menghadap Victor dan Yosep yang duduk paling belakang. Yasser duduk di meja memperhatikan keempat murid bermain capsah. Yasser tiba-tiba bernyanyi-nyanyi keras.

YASSER
I’m a Firestarter, twisted Firestarter. You’re the Firestarter, twisted Firestarter. I’m a Firestarter, twisted Firestarter.

Addiena, Fachraz, Victor dan Yosep mengangkat kepala, menatap Yasser, mereka sama-sama mengernyitkan alis. Addiena menoleh ke kamera, dia mengernyitkan alis cemas.

ADDIENA
Gitu deh gaes…
(beat)
Yasser sebenernya cukup populer di kalangan cewek-cewek cakep sekelas.
(beat)
Populer untuk…

CUT TO:

15. INT. KELAS 2-1 — DAY

Empat orang murid perempuan menggosip, Yasser mendekat ingin bergabung. Murid-murid perempuan segera membubarkan diri. Addiena duduk memperhatikan di baris belakang. Dia menoleh ke kamera, prihatin.

ADDIENA
Untuk dijauhin.
(beat)
Ini hampir selalu terjadi gaes, tiap cewek-cewek itu kumpul. Tapi anehnya, gue…

CUT TO:

16. INT. KELAS 2-1 — DAY

WIDESHOT

Ruangan hampir kosong, satu-dua murid berdatangan, mencari tempat duduk. Addiena masuk kelas mencari-cari. Dia menaruh ransel merah berlogo Mahalboro-nya di meja kedua dari belakang.

Addiena duduk, mengambil Walkman dari tasnya, memasang kedua earphone, memasukkan kaset, menekan play. Musik mengalun. Dia melihat ke depan kelas. Yasser berjalan masuk kelas, berhenti di depan kelas, celingak-celinguk mencari tempat duduk, bingung. Addiena melihat Yasser, melambaikan tangan.

ADDIENA
Ser! Sini ajahh!

Yasser senyum, berjalan ke arah Addiena, menaruh ransel hitamnya di meja, di sebelah ransel merah Addiena. Dia duduk. Mereka bertatapan dan senyum lebar.

ADDIENA
(menoleh ke kamera)
Yes, gaes! Gue ma Yasser emang sebangku waktu kelas 2. Walo gue sukanya tuker-tuker tempat duduk pas kelas udah berjalan, tapi paling sering sih sebangku ma Yasser.
(beat)
Namanya juga naksir, gue sering tuh berbunga-bunga banget kalo…

CUT TO:

17. EXT. KORIDOR KELAS 2-1 — DAY

Addiena mendengar Walkman, duduk di meja rapat railing, melihat ke bawah. Yasser masuk gerbang sekolah. Addiena senyum, mukanya memerah. Yasser sampai di lantai 3, langsung duduk di meja tempat Addiena duduk. Yasser ambil satu earphone Addiena dari kupingnya, memasang di kupingnya sendiri. Mereka bertatapan saling senyum, terdiam mendengar musik bersama.

(musik mengalun – The Stone Roses: I Wanna Be Adored)

YASSER
(bernyanyi)
I wanna be adored
I wanna be adored
I wanna be adored. Adoooooredd…

Addiena terpana menatap Yasser, muka memerah senang dan heran. Dia menatap kamera, mengernyitkan alis dan tersenyum miris.

ADDIENA
Seperti layaknya abege yang ngecengin cowok, gue selalu berbunga-bunga kalo adegan denger Walkman ini terjadi.
(beat)
Sayang, dia ga pernah naksir gue, naksirnya cewek-cewek cakep angkatan.
(beat)
Kalian kira gue mo langsung cerita tentang Hadi yak? Yasser memegang peranan penting di sini gaes, karena selanjutnya…

CUT TO:

18. EXT. KORIDOR KELAS 2-1 — DAY

Situasi ramai, anak-anak lalu-lalang. Beberapa kelompok murid mengobrol, tertawa. Addiena dan Yasser duduk di meja rapat ke railing, mendengarkan Walkman berdua. Addiena melihat jauh ke seberang. Dia melihat Hadi mengobrol dan berjalan bersama ADET (16). Dari kejauhan mereka bertemu mata. Addiena berpaling, Hadi tidak. Hadi dan Adet menghampiri Addiena dan Yasser.

ADDIENA
(menatap kamera serius)
Itu tuh Hadi gaes, yang item, begeng, jangkung. Paling keciri bagi gue, karena jarang gue ngeliat dia gak ngakak. Anak baru pulak! Pindahan dari SMA 4, kali 4 sama dengan enam belas, sempat tidak sempat harap dibalas.
Burung Irian burung cenderawasih, cukup sekian dan terima kasih.
(senyum lebar)
Belum selese ceritanya gaes.

Addiena menoleh ke Hadi dan Adet yang mendekat, kembali menatap ke depan. Hadi dan Yasser bertatapan. Hadi tiba di dekat Yasser dan Addiena duduk. Yasser menanggalkan earphone dari telinganya, menyerahkan ke Addiena, Addiena menerimanya. Yasser beranjak, Hadi merangkul Yasser. Addiena dan Hadi berpandangan sekilas. Hadi berlalu. Addiena menatap punggung mereka, kesal. Dia memasang earphone, menoleh ke kamera, serius.

ADDIENA
Itulah pertemuan pertama kita gaes. Gue masih inget sampe sekarang!
(beat)
Walo saat itu gue naksirnya Yasser, tapi semenjak kejadian barusan, gue jadi sering meratiin Hadi, contohnya pas…

CUT TO:

19. EXT. LAPANGAN SEKOLAH — DAY

Hadi dan lima murid laki-laki: Adet, Uki, Yosep, Victor dan DANI (16) bermain bola plastik di lapangan. Addiena memperhatikan mereka dari lantai 3, sambil mendengarkan Walkman bersama Yasser.

Hadi mengejar-ngejar menggiring bola, tiba-tiba Hadi melirik ke atas. Hadi dan Addiena bertemu mata. Addiena berpaling. Dia tersenyum malu menatap kamera.

ADDIENA
Dan selaen itu, interaksi gue ma Hadi, awalnya cuma…

CUT TO:

20. EXT. WARUNG PAK YONO PINGGIR JALAN — DAY

Sekelompok murid duduk di bangku. Situasi ramai bubar sekolah. Hadi berdiri ambil sebatang rokok ketengan, membakarnya. Victor, Addiena dan Yosep mengobrol. Addiena merokok. Yosep memakan sepiring siomay di pangkuannya. Hadi mengambil air mineral gelas dingin dari ice box. Dia duduk di sebelah Yosep.

ADDIENA
(menoleh ke Yosep)
Sep, gue heran deh, si Heri ampir seminggu gak masuk. Kan gue jadi gak bisa nyalin PR. Lagian masak cantengan aja lama banget gak masuknya?

Addiena menatap siomay Yosep.

YOSEP
(makan siomay)
Enggak tau, mungkin parah Addiena.

ADDIENA
Bagi dong, Sep!

Yosep mundur dari piringnya, membiarkan Addiena mencolok satu siomay dengan garpu. Addiena mengunyah, mengembalikan garpu ke piring Yosep. Yosep lanjut makan. Hadi merokok sambil minum air mineral gelas. Dia melirik Addiena. Addiena acuh, makan.

ADDIENA
(menelan siomay)
Kalo Heri sakitnya cantengan, kalo elo gantengan ya, Sep!

Addiena menertawakan Yosep.

YOSEP
(tertawa miris)
Taik!

Hadi tersedak, batuk, menahan tawa, melirik Addiena, menggumam.

HADI
Parah…

Addiena melirik Hadi, senyum menang. Dia menoleh ke kamera, senyum lebar.

ADDIENA
Yosep ini emang cowok terganteng seangkatan gaes. Sebenernya muke biasa aja kan? Yang ganteng ini gerak-gerik, tutur katanya, gaes! Dia masuk geng capsah gue di kelas, sering banget gue cengin gara-gara kegantengannya. Guru-guru juga iri ama kegantengan Yosep, mangkanya Yosep beberapa kali digampar.
(beat)
Yang paling gue inget kejadiannya gini…

CUT TO:

21. INT. KELAS 2-1 — DAY

Addiena, Fachraz, Victor dan Yosep bermain capsah di baris paling belakang. Mereka duduk dipisahkan gang. PAK BAMBANG (52) mengajar pelajaran ekonomi di kelas. Suasana tidak terlalu ribut, murid-murid memperhatikan sambil mencatat-catat.

Pak Bambang tiba-tiba memicingkan mata ke keempat murid yang menunduk mencurigakan. Pak Bambang mulai berjalan menghampiri. Murid-murid sekelas bingung, memandang mengikuti Pak Bambang. Pak Bambang tiba di depan keempat anak yang menunduk main capsah, berdiri tepat di gang yang memisahkan mereka. Pak Bambang marah, napasnya tersengal. Dia menatap keempat anak.

PAK BAMBANG
BERDIRI KALIAN!

Addiena, Fachraz, Victor dan Yosep kaget setengah mati. Muka mereka memerah. Secepat kilat kartu-kartu remi mereka sembunyikan di kolong meja masing-masing. Mereka berempat berdiri. Pak Bambang menatap mereka kesal. Dengan cepat tangannya melayang menggampar Victor, Yosep dan Fachraz. Tangannya berhenti tepat dekat pipi Addiena. Addiena ditampar angin. Dia memejamkan mata beberapa saat, membuka mata perlahan, takut menatap Pak Bambang. Dia melihat ke kamera.

ADDIENA
Anjing, untung gue pake rok! Eh salah, untung gue perempuan!
(beat)
Ada satu lagi kejadian yang gue inget. Kasus penggamparan Yosep gara-gara kegantengannya. Waktu itu lagi jam kosong pelajaran…

CUT TO:

22. EXT. KORIDOR SEKOLAH LANTAI 3 — DAY

Addiena mendengarkan Walkman duduk di meja rapat ke railing. Di dalam kelas ramai seperti kapal pecah. Yosep, Yasser, Victor dan Fachraz keluar kelas berjalan ke arah kantin seberang. Keempat anak hampir melewati kelas 2-4 yang sedang diajar PAK DAHPARI (45). Addiena memperhatikan dari jauh. Yosep berjalan menyusur selasar, bernyanyi keras nada jingle Aneka Ria Safari.

YOSEP
DE-AH-PE-AH-ER-I, DAHPARII!

Pak Dahpari seketika keluar kelas, menggampar Yosep keras. Yosep tersungkur ke railing. Semua syok. Addiena syok menatap dari jauh.

ADDIENA
(melihat kamera)
Pak Dahpari emang sering dinyanyiin jingle itu ama anak-anak, tapi gak pernah ada yang sebrani Yosep, gaes! Untung Yosep tetep ganteng ampe 23 tahun kemudian.
(beat)
Eh, kita kan lagi cerita interaksi-interaksi awal yang terjadi antara gue dan Hadi yak? Ada lagi gini gaes…

CUT TO:

23. EXT. WARUNG PAK YONO PINGGIR JALAN — DAY

Situasi ramai bubaran sekolah. Lima anak bercengkrama: Yasser, Victor, Yosep dan Adet duduk. Hadi berdiri. Yasser merokok, Yosep makan gado-gado, Hadi minum teh botolan. Mereka tertawa-tawa. Dari arah gerbang utama komplek sekolah, Pembantu berlari-lari keluar membawa ransel merah berlogo Mahalboro. Pembantu tiba di warung. Dia terengah-engah, bersandar ke lapak, sembunyi.

PEMBANTU
Vic, Vic, cepet ini tas umpetin!

Pembantu menyerahkan tas ke dalam warung. Victor berdiri, menerima tas.

VICTOR
Tasnya Addiena nih! Majikan lo, bego!

Victor tertawa, menyembunyikan tas di rak lapak dagangan, di bawah beberapa slop rokok.

Addiena berlari terengah-engah keluar gerbang utama komplek sekolah. Dia tiba di dekat Pembantu. Pembantu ditampar ringan di lengan oleh Addiena. Kelima anak di warung memperhatikan. Addiena terengah-engah, bertumpu ke rak lapak warung, mengatur napas.

ADDIENA
Pembantu! Mana tas gue! Anjing, capek gue lari-lari!

PEMBANTU
(menyengir jahil)
Gue bakal kasih tau, kalo lo janji ga manggil gue Pembantu lagi!

ADDIENA
Iye, iye gue janji! Cepetan kasih tau!

Addiena melirik ke arah lapak. Tas merah terlihat di balik slop rokok di rak.

PEMBANTU
Yaudah! Siapa nama gue?

ADDIENA
Gue udah janji, Nyet! Sape sih nama loe? Bi—Bi… Pem—ban—tu.

Kelima anak di situ senyum-senyum tertawa. Addiena masuk ke warung tenda, mengambil tasnya di rak, dengan isyarat tangan menyuruh anak-anak di situ bergeser memberinya tempat duduk. Dia duduk di tengah Yasser dan Victor. Pembantu masih berdiri di depan warung, meringis kalah. Addiena duduk bersandar ke dinding pagar, memangku tasnya.

ADDIENA
Pembantu! Potong gaji!

Pembantu beranjak pergi. Addiena ambil sebatang rokok dari sempilan tasnya. Membakar rokok. Yasser tertawa ke Addiena.

YASSER
Parah lo, Dien! Entar naksir lohh!

ADDIENA
(kontemplatif)
Gue emang naksir sih…
(hembuskan asap rokok)
Naksir potongan gajinya berape!

Anak-anak di situ tertawa semua. Addiena melirik Hadi, Hadi melirik Addiena. Mereka tertawa.

ADDIENA (CONT'D)
(mengernyit ke kamera)
Ngapa yak gue diketawain mulu gaes? Pembantu gue panggil gitu gara-gara di kelas dia selalu siaga bantu-bantu guru, semacem teacher’s pet alias penjilat. Gara-gara gue akhirnya anak-anak seangkatan ikut-ikutan manggil dia Pembantu. Gue mungkin jahat waktu itu. Tapi murni gak maksud menghina profesi tertentu, cuma pen cengin Pembantu.
(beat)
Lanjut yuk, interaksi selanjutnya cukup menggemaskan, gaes! Gini kejadiannya…

CUT TO:

24. INT. KELAS 2-1 — DAY

Situasi kosong, hanya ada Addiena duduk di baris belakang. Satu-dua murid berdatangan dan langsung menaruh tas, keluar kelas. Addiena murung, melihat ke bangku kosong di sebelahnya.

ADDIENA
(menatap kamera sedih)
Gaes gue sedih. Yasser dikeluarin dari sekolah. Sedih banget, pen makan nasi padang dua bungkus rasanya.

Addiena menatap galau ke depan. Fachraz masuk, berjalan menuju Addiena. Dia menaruh ranselnya di sebelah ransel Mahalboro di meja, duduk, membuka tasnya, mengeluarkan buku tulis. Addiena menatap Fachraz murung, menoleh ke kamera, senyum dipaksakan.

ADDIENA (CONT'D)
Yaa… paling gak Fachraz merelakan dirinya duduk sebelah gue. Dia diem-diem tahan gue cengin. Disamping dia bisa maen capsah, Yasser gak bisa… Ahhh Yasser…

Addiena murung, memandang ke depan, berpangku tangan termangu.

FACHRAZ
(menepuk bahu Addiena)
Dien, PR matematika dah belom? Liat dong!

Addiena menatap Fachraz galau, merogoh tasnya lemas. Dia mengeluarkan tempat pensil, memberikannya ke Fachraz dan menatap kamera sedih.

ADDIENA
Gue cukup terpukul gaes.

FACHRAZ
Dien! Gimana sik! PR Matematika! Cepetan! Bentar lagi bel masuk.

Addiena menatap Fachraz galau, merogoh tasnya lemas. Dia mengeluarkan kaset The Lightning Seeds-Like You Do… Best of The Lightning Seeds dan memberikannya ke Fachraz. Dia menatap kamera sedih.

ADDIENA
Sangat terpukul gaes.
(beat)
Yasser kan suka dengerin Lightning Seeds bareng gue. Ahh Yasser, pemuka agama Britpop…
Sekarang siapa yang mo denger Walkman bareng gue? Gue terisak dalem ati gaes!

Addiena menaruh kepalanya di tas di atas meja. Fachraz menyerah, beranjak menuju HERI (16), minta PR. Dia meninggalkan Addiena sendirian. Addiena merogoh tasnya, mengeluarkan Walkman, menaruh di meja, menatap Walkman dan termangu.

CUT TO:

25. EXT. KORIDOR KELAS LANTAI 3 — DAY

Jam istirahat. Murid-murid lalu-lalang. Addiena gontai menggeser meja terdepan dekat pintu kelas, merapat ke railing, duduk di meja. Dia memasukkan kaset The Lightning Seeds ke dalam Walkman, memakai kedua earphone dan mendengarkan lagu Pure. Lagu ceria, dia murung.

Di kejauhan seberang kelasnya, Hadi bercanda dengan teman-teman prianya: Adet dan Yosep. Addiena menunduk bertumpu ke railing, menatap lapangan. Hadi memperhatikan Addiena, beranjak menghampiri Addiena.

OVER THE SHOULDER SHOT

Hadi berjalan santai menyusur selasar, melalui banyak murid-murid yang berdiri mengobrol, berjalan ke arahnya, berlarian. Hadi mendekat, fokusnya ke Addiena yang murung.

Hadi tiba di sebelah Addiena, mengambil satu earphone dari kuping Addiena, memasang di telinganya, duduk di sebelah Addiena, mendengarkan musik. Addiena terpana menatap Hadi, senyumnya merekah. Mereka berdua tersenyum lebar, memandang ke depan, berdekatan.

(lagu Pure mengalun)

WIDESHOT

Hadi dan Addiena tampak kecil di antara banyak murid-murid dan lingkungan sekolah.

Adet tiba-tiba berdiri di samping Hadi, menepuk bahunya. Hadi menanggalkan, mengembalikan satu earphone ke tangan Addiena. Addiena menerima. Mereka bertatapan saling senyum. Hadi beranjak, berlalu bersama Adet. Addiena memasukkan earphone ke telinganya. Dia menatap kamera, tersenyum bahagia.

ADDIENA
Gaes, gue jatuh cinta!
(beat)
Walo waktu itu dia udah punya pacar. Cakep banget lagi pacarnya.

Addiena memandang punggung Hadi, senyum lebar. Dia menatap kamera, senyum lebar, mata berbinar.

ADDIENA (CONT'D)
Semenjak saat itu, gue berharap ke semesta, untuk sekelas ma Hadi pas kelas 3.
(beat)
Dan guess what gaes…
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar