Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SEQUENT 1
1. EXT. BANDARA SOEKARNO-HATTA – DAY
Cast: Rara
Sorot Bandara Soekarno-Hatta di Terminal Kedatangan Internasional. Bandara sibuk dengan orang lalu-lalang. Ada yang menarik koper, bertelepon, duduk di kursi tunggu, dll. Terlihat Rara (24) yang sedang menarik kopernya menuju pintu keluar bandara. Dia baru pulang dari Jepang.
2. EXT. LOBBY BANDARA – DAY
Cast: Rara, Sopir Taksi
Rara melambaikan tangannya ke arah sopir taksi. Lalu, menaiki taksi itu di depan bandara. Taksi melaju pergi. Sorot belakang taksi meninggalkan bandara.
CUT TO
3. EXT. TROTOAR DEPAN GEDUNG MMI – DAY
Sorot Gedung MMI News dari luar yang berjumlah 25 lantai. Lalu, aktivitas karyawan lalu-lalang di luar gedung. Sorot Taman Gedung MMI News yang dipenuhi beberapa orang yang sedang duduk bercengkerama.
CUT TO
4. EXT. DEPAN RUMAH RARA – DAY
Cast: Rara, Sopir Taksi
Rara turun dari taksi. Sopir taksi membantu menurunkan koper Rara dari jok belakang mobil. Lalu, menariknya dan menyerahkannya kepada Rara.
RARA
Makasih, ya, Pak. Ini ...
(menyerahkan ongkos taksi)
SOPIR TAKSI
Makasih, Mbak.
Sopir taksi berlalu pergi. Rara menuju pintu rumah.
5. INT. DALAM RUMAH RARA – DAY
Cast: Rara, Rafles, Bik Inah
Rara membuka pintu rumah. Dia menyapa ayahnya yang sedang makan siang di meja makan. Rafles sedang istirahat karena besok hari pelantikannya menjadi Pimpina Redaksi.
RARA
Assalamu’alaikum. Haloooo, Ayaaahh.
(cium pipi kiri dan kanan dengan ayahnya)
Bik Inah dari dapur bergegas menjemput koper Rara dan membawanya ke lantai dua.
RAFLES
Wa’alaikumussalam, Rara. Ayah kangen banget loh sama kamu. Gimana? Sehat?
(melepaskan pelukan Rara)
RARA
Sehat, dong. Ayah gimana? Tensinya aman, kan?
(menuju kursi dan duduk)
RAFLES
Aman, dong. Kali ini ayah aman-aman aja.
CUT TO
6. INT. LORONG LANTAI 20 – DAY
Cast: Gerry
Sorot lorong gedung lantai 20 yang sedang sepi. Sorot punggung yang Gerry (27) sedang berjalan di lorong itu dengan santai menuju ruangan redaktur. Ruangan redaktur berada di depan ruangan pelatihan wartawan.
7. INT. RUANG REDAKTUR – DAY
Cast: Gerry
Sorot ruangan redaktur yang selalu sibuk. Lalu, ke meja Gerry yang dipenuhi dengan tumpukan kertas, komputer yang sedang menyala, ada loker di belakang kursinya. Beberapa orang teman Gerry yang sedang sibuk bolak-balik memegang kertas-kertas berita. Beberapa orang yang sedang berdiskusi. Ruangan itu sibuk. Gerry berjalan menuju kursinya, dan memandangi layar monitor komputernya.
CUT TO
8. INT. AULA PERTEMUAN – DAY
Cast: Rafles
Sorot pembawa acara yang suaranya terdengar ceria dalam menyambut pelantikan Rafles (45) sebagai Pimpinan Redaksi.
PEMBAWA ACARA
Selamat kepada Tuan Rafles yang telah terpilih menjadi Pimpinan Redaksi Media Millenial Indonesia
Beberapa tamu terlihat bertepuk tangan bahagia. Terlihat seluruh mata memandang kepadanya. Ada beberapa pejabat, politikus, dan teman-teman Rafles.
(suara tepuk tangan)
Sorot Rafles menaiki panggung dengan gagah dan wibawanya. Pembaca acara mundur dan mempersilakan Rafles. Rafles tersenyum di depan mikrofon kecil di podium.
Sorot Rafles yang sedang memberikan sambutannya di podium.
RAFLES
Terima kasih kepada tamu undangan dan juga Pimpinan Umum Media Millenial Indonesia. Semoga saya bisa mengelola media ini dengan baik dan sukses.
Sambutan Rafles disambut dengan tepuk tangan yang meriah. Ada sesuatu yang tersembunyi dibalik senyumannya. Dia hanya mendehem dan melanjutkan sambutannya.
RAFLES
Ehmm ... Ehmm ...
(sembari mengarahkan kepalan tangannya ke depan mulutnya)
Mata Rafles tertuju kepada satu orang yang ada di depannya. Dia terlihat gusar dan pura-pura tidak tahu. Dia terus memberikan sambutan.
CUT TO
9. INT. RUANGAN REHAT – DAY
Cast: Rafles, Andri
Rafles terlihat berkumpul dengan Andri (45) dan tiga orang koleganya. Di depannya ada meja bundar dan satu meja terdiri dari lima kursi. Terlihat di atas meja ada beberapa gelas dan botol air mineral juga beberapa rokok dengan korek api yang terbuat dari tembaga.
Andri memandang Rafles sembari menghembuskan asap rokoknya.
ANDRI
Bagaimana Pak Rafles?
(sembari menghembuskan kepulan asap kedua)
RAFLES
Wah. Haha. Ini bisa kita bicarakan nanti, Pak. Saya akan dukung ide Bapak.
(Rafles gusar dan memandang Andri dengan sorot mata untuk menghentikan dia bicara)
Tiga orang di depan Rafles dan Andri terlihat menunggu omongan lanjutan mereka berdua. Satu orang sibuk mengisap rokok juga, dua lainnya mengaduk-aduk kopi di cangkir sembari memegang rokok setengah terbakar di jarinya.
Rafles berbisik kepada Andri untuk memberitahu agar mengikutinya keluar ruangan. Andri pun keluar setelah menekan puntung rokok terakhirnya ke asbak rokok.
10. EXT. TAMAN GEDUNG – DAY
Cast: Rafles, Andri
Terlihat Rafles terburu-buru keluar gedung menuju Andri yang sedang berdiri di depan sebuah taman bunga depan gedung.
RAFLES
Sudah saya bilang, nanti saja bicarakan itu. Gimana kalau mereka tahu? Bisa-bisa saya mati sekarang.
(Rafles mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil berkacak pinggang)
ANDRI
Tenang, aja, Bro! Ini bakalan jadi api yang akan manasin wajanmu nanti. Hehe ...
(Andri cengengesan santai memandang Rafles)
RAFLES
Maksudmu?
(Rafles mengernyitkan keningnya)
ANDRI
Kau pasti tahulah habis ini akan ada kejadian apa. Masa saya harus jelaskan kaya anak TK lagi. Ah, kau ini!
(melambaikan tangannya ke depan Rafles)
Andri pergi meninggalkan Rafles sendirian di taman itu. Rafles terlihat panik dan menggaruk-garuk belakang kepalanya.
CUT TO
11. INT. RUANG KERJA – DAY
Cast: Rafles
Rafles berdiri di meja kerja barunya. Dia terlihat berpikir sejenak. Lalu, menuju kursinya dan duduk. Dia memutar kursinya agak ke samping. Di atas meja ada ponselnya. Dia memandangi ponsel itu dengan penuh cemas.
INSERT MONTAGE: (FLASH BACK)
Pertemuan Rafles dan Andri di Taman Gedung tadi.
CUT TO
Rafles bergumam sendiri di ruangannya dengan wajah kesal.
RAFLES
Lihat aja nanti. Saya bukanlah kacungan yang bisa kau olah
(wajah geram dan kesal)
Rafles meraih ponselnya dari atas meja. Dia mengetik nama Andri, lalu meneleponnya.
RAFLES
Tunggu aja setelah ini. Saya akan urus sampai selesai.
Telepon dimatikan.
CUT TO
12. EXT. TROTOAR DEPAN GEDUNG – MORNING
Cast: Rara, Gerry
Di trotoar depan gedung MMI News. Sorot Rara yang sedang berjalan di trotoar dengan manis dan ceria. Terlihat beberapa orang yang lalu-lalang yang berseragam sama dengan Rara. Peserta seleksi wartawan MMI News. Terlihat juga beberapa orang karyawan MMI News yang sedang memegang tas kerja juga ada yang menyandang ransel kerja menuju gedung.
Gerry berjalan bersama seorang temannya yang bernama Bimba (27). Gerry tidak sengaja menabrak Rara yang sedang semangat menuju gedung.
RARA
Aww ...!
(memegang lengan kanannya, lalu pindah ke kaki)
GERRY
Aduh. Maaf, Mbak.
(menunduk melihat Rara yang kakinya terluka)
Gerry membersihkan celana bawah Rara yang terlihat kotor, juga sepatu highheelnya yang sudah tergores trotoar.
GERRY
Saya bawa ke ruang pengobatan ya, Mbak?
RARA
Nggak ... nggak ... nggak usah, Mas. Makasih.
(menundukkan matanya sembari melihat luka di kakinya)
GERRY
Kok nggak apa-apa? Itu berdarah loh.
RARA
Beneran, nggak apa-apa. Mas pergi aja.
GERRY
Yaudah kalau gitu. Nanti kalau butuh bantuan, telpon saya aja, yah. Ini kartu nama saya.
(menyodorkan kartu namanya ke hadapan Rara)
Rara mengambil kartu nama Gerry. Lalu, dia berdiri pelan-pelan. Dia mengambil ranselnya yang jatuh dan menyandangnya kembali. Tumitnya ditempel tisu agar tidak terlalu sakit. Namun, dia terjatuh lagi. Gerry dari jauh berlari menuju Rara. Dia mengulurkan tangannya ke hadapan Rara.
RARA
Nggak usah, Mas. Saya bisa, kok. Makasih.
(mencoba berdiri lagi)
Ketika akan berdiri, Rara kembali jatuh dan lengannya ditahan Gerry. Mereka saling pandang. Tanpa sadar, Gerry tersenyum melihat wajah Rara yang malu.
CUT TO
13. INT. LOBBY GEDUNG – MORNING
Cast: Rara, Satpam Erwin
Rara menuju lobby Gedung MMI News. Dia takjub. Rara terus berjalan masuk sambil celingak-celinguk. Seorang satpam bernama Erwin (40) menghampiri Rara.
SATPAM ERWIN
Halo, Mbak. Selamat pagi. Mau kemana?
RARA
Eh, iya, Pak. Mau ke ruang tes wartawan.
(cengengesan)
SATPAM ERWIN
Oooh, Mbak peserta seleksi, ya?
RARA
Iya, Pak. Hehe ...
(kembali cengengesan)
SATPAM ERWIN
Baiklah. Saya arahkan, ya.
Erwin mengarahkan Rara dengan menggerak-gerakkan tangannya ke kiri-kanan sesuai arah, begitu juga kepalanya mengikuti gerakan tangannya.
SATPAM ERWIN
Ini kartu masuknya, ya, Mbak. Tinggal di tap di mesin sensornya saja. Silakan naik liftnya ke lantai dua puluh.
(memberikan kartu kunjungan)
RARA
Makasih, ya, Pak.
Rara masuk menuju lift. Di depan lift ada beberapa peserta seleksi juga karyawan MMI News. Rara merapikan kerudungnya sembari menunggu pintu lift terbuka.
Tak lama, pintu lift terbuka dan dia masuk beserta karyawan lainnya. Sorot tombol angka lift yang sedang ditekan Rara yaitu angka 20.
CUT TO
14. INT. LORONG LANTAI 20 – MORNING
Cast: Rara, Indah
Indah (24) berjalan di lorong lantai 20 menuju ruangan pelatihan wartawan. Dia terlihat sibuk mengutak-atik aplikasi musik di ponselnya. Dengan gaya santai, dia mengikuti Rara.
Rara sudah berjalan selangkah di depan Indah. Dia sibuk melihat-lihat kiri-kanan. Rasa penasarannya memang sangat tinggi.
INDAH
Kamu peserta tes, kan?
(masih sibuk melihat aplikasi musik di ponsel)
RARA
Iya. Kamu?
(menoleh ke arah Indah)
INDAH
Aku juga. Masuk, yuk!
(masih dengan wajah cuek yang sedang melihat ponselnya)
Rara mengernyitkan keningnya kebingungan dengan cara Indah menyapanya. Dia mengikuti Indah masuk.
CUT TO
15. INT. RUANG PELATIHAN – MORNING
Cast: Gerry, Bimba, Indah, Rara, beberapa orang peserta tes
Ruang pelatihan terlihat ramai. Ada beberapa orang yang sibuk menyiapkan diri mereka. Ada yang sedang membaca kertas-kertas yang akan diuji, ada yang sedang memainkan ponselnya membaca berita hari itu, ada juga yang bercengkerama satu sama lain untuk mempraktekkan pembacaan berita.
Tak lama, Gerry dan Bimba memasukin ruangan. Mereka membawa beberapa kertas daftar peserta tes. Semua peserta tes berdiri dan merapikan diri mereka masing-masing dan membuat barisan. Gerry dan Bimba berdiri di depan.
Rara merapikan kerudung dan membetulkan posisi ranselnya. Lalu, dia menoleh ke depan. Rara terlihat kaget dengan mulut menganga. Dia mengucek-ngucek matanya. Lalu, mencubit pipinya.
Indah menyimpan headsetnya ke dalam tas lalu melihat wajah Rara. Indah bingung. Dia mengikuti pandangan mata Rara.
INDAH
Woi ...!
(mengibaskan tangan ke depan mata Rara)
RARA
Itu ...!
(mengarahkan jari telunjuknya ke arah Gerry)
INDAH
Siapa?
RARA
Dia ...?
(menganga dan masih menunjuk)