Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Lamun
Suka
Favorit
Bagikan
9. Scene 38-42
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

38. Ext. Bangku Jalanan - Sore

Cast: Berliana, Alamsyah, Tio

Berliana yang duduk di bangku panjang tepi jalan melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 16.11. Berliana meringis, ia lupa kalau kantor ayahnya dekat dengan Taman hiburan yang baru ini. Berliana melirik ke samping melihat ayahnya duduk di sampingnya dengan Alamsyah yang berdiri sambil menunduk. Rasanya seperti ini ya, kepergok ayahnya sendiri.

Tio

(Beranjak dari duduknya

Lam, saya pengen ngomong sebentar sama kamu. Tanpa Berliana

Alamsyah menoleh ke arah Ayah Berliana, lalu mengangguk dengan sopan.

Alamsyah

Emm, iya om. Dimana ya enaknya om?

Berliana tampak tak terima.

Berliana

(Menoleh keahlian ayahnya, mengadu)

Loh yaah..?

Tio

Disini aja biar Nana aja yang pindah duduknya di kursi sebelah sana

Tio menunjuk ke arah bangku jalanan yang berjarak 5 meter dari kursi yang mereka tempati sekarang. Keputusan ayahnya dengan berat hati Berliana turuti dengan hati yang tak rela.

Cut to

39. Ext. Bangku Jalanan - Sore

Cast: Berliana, Alamsyah, Tio

Berliana duduk di bangku yang berjarak 5 meter dari tempat ayahnya dan Alamsyah diskusi. Entah apa yang dibicarakan oleh keduanya, ia tidak bisa mendengarnya. Berliana mendesah frustasi.

Berliana

(Muram)

Semoga ayah ngga ngelarang

Berliana melihat ayahnya yang sengaja melihat kearahnya. Lalu menghela napas panjang.


Cut to

Fade out

40. Int. Kamar Berliana - Malam

Cast: Berliana, Tio

Jendela kamar yang terbuka menampilkan langit gelap. Berliana duduk di kursi belajarnya, dua buku terbuka di hadapannya dengan buku yang sedang ia goreskan tinta membentuk sederet paragraf.

FX: Suara Pintu terbuka

Berliana berbalik melihat ayahnya dari balik pintu.

Tio

Ayah boleh masuk?

Berliana

Ya ngga apa-apa dong yah

Tio masuk ke kamar Berliana lalu duduk di pinggiran ranjang Berliana. Tio melihat seisi kamar Berliana, melihat betapa anaknya yang sangat rajin dalam menuntut ilmu. Lalu tak sengaja ia melihhat medali emas yang menggantung

Tio

Itu medali emas kamu, Na?

Berliana

Bukan yah, itu punya Alam. Yang entah kenapa dikasih ke aku kemarin

Berliana yang menyadari kalau ayahnya akan penasaran soal tadi bersama Alamsyah beranjak dari duduk lalu berjalan mendekat ke Ayahnya dan ikut duduk di samping ayahnya. Berliana sedikit merangkul ayahnya, menyalurkan rasa sayangnya.

Berliana

(Kikuk, malu)

Ayah tadi bilang apa ke Alam?

Tio

(Tersenyum)

Ayah ngga bilang apa-apa.

Berliana hanya mengerutkan dahi masih tidak mengerti, bukankah ayahnya tadi berbincang banyak dengan Alamsyah?

Tio

(Menerawang jauh)

Kamu tahu,Na? Ayah terus memikirkanmu, bagaimana masa sekolahmu berlangsung. Ayah juga sadar akan ada saatnya kamu akan penasaran dengan seseorang lalu timbul rasa suka yang membuncah buat kamu senyum-senyum sendiri.

Berliana yang mengingat saat ia tidak sengaja senyum-senyum sendiri di depan ayahnya, menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu di bahu ayahnya.

Tio

(Menghela napas)

Ayah sudah pernah melewati masa muda. Bahkan ayah tertarik dengan Bundamu saat masa putih Abu-Abu. Lalu kita berkomitmen saat kita tahu bahwa benih cinta mulai tumbuh.

Berliana setia mendengarkan perkataan ayahnya. Berliana tersenyum haru saat bundanya disebut oleh ayahnya.

Tio

(Menoleh ke arah Berliana, menatap intens)

Na,Ayah ngga ngelarang kamu punya hubungan dengan Alam. Karena kamu bebas menentukan pilihan hidupmu. Kamu berhak memperjuangkan hakmu tapi jangan lupa apa kewajibanmu sebagai seorang pelajar. Masih ada cita-cita yang kamu gantungkan untuk bisa digapai.

Ayah Berliana menunjuk poster Berliana yang terpajang di dinding dekat meja belajar. Lalu tersenyum kearah Berliana yang memperhatikan ayahnya menatap ayahnya bangga, karena ayahnya mengerti dirinya.

Tio

Jangan lupa besok senin kamu mulai masuk bimbingan belajar

Berliana menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan ayahnya.

Cut to

Fade in

Fade out

41. Int. Kelas IPS 1 - Siang

Cast: Berliana, Flo

FX: gebrakan meja

Seorang gadis menggebrak meja Berliana dengan sangat kuat. Bola matanya membelalak menatap tak senang ke arah Berliana yang duduk membaca bukunya. Gadis itu melihat disampingnya ada botol air yang tersisa seperempat botol lalu mengambilnya, dengan sembarangan menumpahkan ke arah Berliana.

Suasana kelas yang sepi karena sebagian ke kantin tidak terlalu menimbulkan banyak kegaduhan.

Berliana yang kaget langsung menatap sang pelaku. Berliana kenal siapa dia. Jessy, si anak populer yang sering mendekati Alamsyah.

Jessy

(Menganggukkan kepala)

Ohhh ini yang namanya Berliana? Kampungan banget ya tapi ganjen

Flo yang masih di kelas berbincang dengan teman yang lain di belakang Berliana akhirnya mendekat, menengahi.

Flo

Jess, lo ngapain sih? Kesini langsung marah-marah ke Nana!

Jessy

Lo ngga usah ikut campur deh, ini urusan gue sama dia! Karena dia berani macem-macem, deketin Alam!

Flo mendengkus tak setuju. Jessy salah paham ternyata, Berliana bahkan tak tertarik dengan dunia luar.

Flo

Alamsyah? Si anak basket? Lo salah paham deh, Nana ngga pernah deket sama siapapun

Jessy membuka hpnya, mengutak-atik lalu menemukan apa yang ia cari. Sebuah foto amatir yang memperlihatkan Berliana dan Alamsyah memakan es krim.

Jessy

Ini buktinya apa? Masih nyangkal? Kalau temen lo anak baik-baik? Di belakang dia ganjen

Jessy beralih menatap nyalang ke Berliana. Lalu menatap permusuhan ke arah flo juga.

Jessy

Lo harus jauhin Alamsyah! Omongin ke temen lo itu Flo

Cut to

42. Int. Kamar mandi sekolah - Siang

Cast: Berliana, Flo

Berliana dan Flo berdiri di wastafel toilet perempuan sekolahnya. Berusaha membersihkan baju Berliana yang basah gara-gara Jessy.

Flo

Gue masih belum paham. Lo dan Alam berada dalam satu frame yang sama dan terlihat dekat. Itu bukan lo kan, Na.

Berliana

Terserah kamu mau percaya atau ngga sih. Aku ngga mau ngasih pendapatku.

Flo

Sejak kapan?

Berliana hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, tak mau menjawab.

Flo (Cont'd)

Ohh gue tahu pasti sejak makan hotpot bareng itu kan? Lo main mata sama Alam?

Berliana menggelengkan kepala lagi membuat Flo berdecak sebal. Andaikan Flo tahu kalau dia suka Alamsyah 5 tahun lamanya, pasti akan heboh kalau dia pun tak menyadarinya selama ini.

Flo (Cont'd)

Oh ya mengenai Alam, lo tahu kalau Alam keluar dari tim basketnya kemarin?

Berliana

(Tampak tertarik)

Keluar? Kenapa?

Flo

Ngga tau sih kata Dino gitu, lo ingatkan waktu dia di toko sport beli apa? iya beli bola basket, dan itu tanda perpisahannya

Berliana

Aku ngga tahu

Berliana terlihat mengerutkan dahi dalam.

Cut to

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar