Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
38. Ext. Bangku Jalanan - Sore
Cast: Berliana, Alamsyah, Tio
Berliana yang duduk di bangku panjang tepi jalan melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 16.11. Berliana meringis, ia lupa kalau kantor ayahnya dekat dengan Taman hiburan yang baru ini. Berliana melirik ke samping melihat ayahnya duduk di sampingnya dengan Alamsyah yang berdiri sambil menunduk. Rasanya seperti ini ya, kepergok ayahnya sendiri.
Tio
(Beranjak dari duduknya
Lam, saya pengen ngomong sebentar sama kamu. Tanpa Berliana
Alamsyah menoleh ke arah Ayah Berliana, lalu mengangguk dengan sopan.
Alamsyah
Emm, iya om. Dimana ya enaknya om?
Berliana tampak tak terima.
Berliana
(Menoleh keahlian ayahnya, mengadu)
Loh yaah..?
Tio
Disini aja biar Nana aja yang pindah duduknya di kursi sebelah sana
Tio menunjuk ke arah bangku jalanan yang berjarak 5 meter dari kursi yang mereka tempati sekarang. Keputusan ayahnya dengan berat hati Berliana turuti dengan hati yang tak rela.
Cut to
39. Ext. Bangku Jalanan - Sore
Cast: Berliana, Alamsyah, Tio
Berliana duduk di bangku yang berjarak 5 meter dari tempat ayahnya dan Alamsyah diskusi. Entah apa yang dibicarakan oleh keduanya, ia tidak bisa mendengarnya. Berliana mendesah frustasi.
Berliana
(Muram)
Semoga ayah ngga ngelarang
Berliana melihat ayahnya yang sengaja melihat kearahnya. Lalu menghela napas panjang.
Cut to
Fade out
40. Int. Kamar Berliana - Malam
Cast: Berliana, Tio
Jendela kamar yang terbuka menampilkan langit gelap. Berliana duduk di kursi belajarnya, dua buku terbuka di hadapannya dengan buku yang sedang ia goreskan tinta membentuk sederet paragraf.
FX: Suara Pintu terbuka
Berliana berbalik melihat ayahnya dari balik pintu.
Tio
Ayah boleh masuk?
Berliana
Ya ngga apa-apa dong yah
Tio masuk ke kamar Berliana lalu duduk di pinggiran ranjang Berliana. Tio melihat seisi kamar Berliana, melihat betapa anaknya yang sangat rajin dalam menuntut ilmu. Lalu tak sengaja ia melihhat medali emas yang menggantung
Tio
Itu medali emas kamu, Na?
Berliana
Bukan yah, itu punya Alam. Yang entah kenapa dikasih ke aku kemarin
Berliana yang menyadari kalau ayahnya akan penasaran soal tadi bersama Alamsyah beranjak dari duduk lalu berjalan mendekat ke Ayahnya dan ikut duduk di samping ayahnya. Berliana sedikit merangkul ayahnya, menyalurkan rasa sayangnya.
Berliana
(Kikuk, malu)
Ayah tadi bilang apa ke Alam?
Tio
(Tersenyum)
Ayah ngga bilang apa-apa.
Berliana hanya mengerutkan dahi masih tidak mengerti, bukankah ayahnya tadi berbincang banyak dengan Alamsyah?
Tio
(Menerawang jauh)
Kamu tahu,Na? Ayah terus memikirkanmu, bagaimana masa sekolahmu berlangsung. Ayah juga sadar akan ada saatnya kamu akan penasaran dengan seseorang lalu timbul rasa suka yang membuncah buat kamu senyum-senyum sendiri.
Berliana yang mengingat saat ia tidak sengaja senyum-senyum sendiri di depan ayahnya, menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu di bahu ayahnya.
Tio
(Menghela napas)
Ayah sudah pernah melewati masa muda. Bahkan ayah tertarik dengan Bundamu saat masa putih Abu-Abu. Lalu kita berkomitmen saat kita tahu bahwa benih cinta mulai tumbuh.
Berliana setia mendengarkan perkataan ayahnya. Berliana tersenyum haru saat bundanya disebut oleh ayahnya.
Tio
(Menoleh ke arah Berliana, menatap intens)
Na,Ayah ngga ngelarang kamu punya hubungan dengan Alam. Karena kamu bebas menentukan pilihan hidupmu. Kamu berhak memperjuangkan hakmu tapi jangan lupa apa kewajibanmu sebagai seorang pelajar. Masih ada cita-cita yang kamu gantungkan untuk bisa digapai.
Ayah Berliana menunjuk poster Berliana yang terpajang di dinding dekat meja belajar. Lalu tersenyum kearah Berliana yang memperhatikan ayahnya menatap ayahnya bangga, karena ayahnya mengerti dirinya.
Tio
Jangan lupa besok senin kamu mulai masuk bimbingan belajar
Berliana menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan ayahnya.
Cut to
Fade in
Fade out
41. Int. Kelas IPS 1 - Siang
Cast: Berliana, Flo
FX: gebrakan meja
Seorang gadis menggebrak meja Berliana dengan sangat kuat. Bola matanya membelalak menatap tak senang ke arah Berliana yang duduk membaca bukunya. Gadis itu melihat disampingnya ada botol air yang tersisa seperempat botol lalu mengambilnya, dengan sembarangan menumpahkan ke arah Berliana.
Suasana kelas yang sepi karena sebagian ke kantin tidak terlalu menimbulkan banyak kegaduhan.
Berliana yang kaget langsung menatap sang pelaku. Berliana kenal siapa dia. Jessy, si anak populer yang sering mendekati Alamsyah.
Jessy
(Menganggukkan kepala)
Ohhh ini yang namanya Berliana? Kampungan banget ya tapi ganjen
Flo yang masih di kelas berbincang dengan teman yang lain di belakang Berliana akhirnya mendekat, menengahi.
Flo
Jess, lo ngapain sih? Kesini langsung marah-marah ke Nana!
Jessy
Lo ngga usah ikut campur deh, ini urusan gue sama dia! Karena dia berani macem-macem, deketin Alam!
Flo mendengkus tak setuju. Jessy salah paham ternyata, Berliana bahkan tak tertarik dengan dunia luar.
Flo
Alamsyah? Si anak basket? Lo salah paham deh, Nana ngga pernah deket sama siapapun
Jessy membuka hpnya, mengutak-atik lalu menemukan apa yang ia cari. Sebuah foto amatir yang memperlihatkan Berliana dan Alamsyah memakan es krim.
Jessy
Ini buktinya apa? Masih nyangkal? Kalau temen lo anak baik-baik? Di belakang dia ganjen
Jessy beralih menatap nyalang ke Berliana. Lalu menatap permusuhan ke arah flo juga.
Jessy
Lo harus jauhin Alamsyah! Omongin ke temen lo itu Flo
Cut to
42. Int. Kamar mandi sekolah - Siang
Cast: Berliana, Flo
Berliana dan Flo berdiri di wastafel toilet perempuan sekolahnya. Berusaha membersihkan baju Berliana yang basah gara-gara Jessy.
Flo
Gue masih belum paham. Lo dan Alam berada dalam satu frame yang sama dan terlihat dekat. Itu bukan lo kan, Na.
Berliana
Terserah kamu mau percaya atau ngga sih. Aku ngga mau ngasih pendapatku.
Flo
Sejak kapan?
Berliana hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, tak mau menjawab.
Flo (Cont'd)
Ohh gue tahu pasti sejak makan hotpot bareng itu kan? Lo main mata sama Alam?
Berliana menggelengkan kepala lagi membuat Flo berdecak sebal. Andaikan Flo tahu kalau dia suka Alamsyah 5 tahun lamanya, pasti akan heboh kalau dia pun tak menyadarinya selama ini.
Flo (Cont'd)
Oh ya mengenai Alam, lo tahu kalau Alam keluar dari tim basketnya kemarin?
Berliana
(Tampak tertarik)
Keluar? Kenapa?
Flo
Ngga tau sih kata Dino gitu, lo ingatkan waktu dia di toko sport beli apa? iya beli bola basket, dan itu tanda perpisahannya
Berliana
Aku ngga tahu
Berliana terlihat mengerutkan dahi dalam.
Cut to