Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
27. Ext. Trotar Jalan Menuju Rumah Berliana - Sore
Cast: Berliana, Alamsyah
Berliana menyusuri trotoar, jalanan menuju rumahnya. Berliana menggenggam kedua sisi pegangan tas ranselnya sambil kakinya menendang kerikil. Berliana merasa bimbang, merasa tidak enak kepada Alamsyah. Berliana memikirkan sikapnya tadi yang ia sadari terlalu berlebihan untuk menolak medali emas Alamsyah.
Sebuah tangan tiba-tiba mencekal tangan kanan Berliana. Hal itu membuat Berliana syok, dan berhasil membuat dirinya berbalik 180°. Alamsyah ternyata dibaliknya, terlihat ngos-ngosan setelah berlari mengejar Berliana.
Alamsyah
(Ngos-ngosan)
Nana(beat) aku tiba-tiba kepikiran sesuatu
Alamsyah melepaskan genggamannya dari tas Berliana. Lalu merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan handphonenya. Setelahnya menyodorkan kearah Berliana, Berliana hanya terlihat bingung.
Alamsyah (Cont'd)
(Menatap ke arah Berliana)
Aku belum punya nomor telepon kamu (Beat). Boleh kan aku minta nomormu?
Berliana
(Terperangah)
Hah?? Kamu kesini karena ini? Iya boleh sih
Berliana mengambil alih handphone Alamsyah. Membukanya lalu mengetikkan nomornya lalu menyimpannya di kontak.
Alamsyah
Kamu tahu? aku sangat ingin menghubungimu. Tapi saat aku tau aku ngga punya kontakmu. Aku merasa, aku tidak bisa apa-apa dalam keadaan itu
Berliana menaikkan alisnya. Alamsyah secara tiba-tiba datang, mengejutkannya dengan cara yang tak terduga. Dikagetkan dengan kedatangannya di bus lalu dia memberikan oleh-oleh berupa medali emas yang dia ingin berikan, padahal itu medali emas perjuangannya alih-alih menyimpan sendiri. Lalu sekarang dia berbicara dan bertindak dengan cara seperti ini, hal yang selalu dimimpikan Berliana saat mengagumi dari jauh,yang pastinya cuma angan.
Berliana menatap Alamsyah lekat.
Berliana (V.O)
Apakah ini nyata? Pikirku aku sudah sangat hebat untuk hanya bisa berjabat tangan dengannya hari itu, bagiku cukup sampai disitu. Tak pernah terpikir aku akan bisa menjangkaunya. Atau berada dekat dengannya dan berinteraksi. Aku tidak sadar bahwa semuanya mulai berubah.
Berliana tertegun. Berliana tidak menyangka Alamsyah akan membahas hal seperti ini. Hari ini cukup mengejutkan baginya. Pikiran Berliana memutar kepada hari-hari ditinggalkan tournamen kemarin, rasa rindu. Berliana merasa seperti mengetahui posisi Alamsyah tersebut. Dia tertawa kecil.
Berliana
(Tersenyum)
Makin kenal kamu. Kamu lucu Alam
Alamsyah
Dan makin mengenalmu aku ingin menjadi bagian dalam kehidupanmu (beat). Dan yah Jangan lupakan dengan keberanianmu itu
Mereka berdua melepaskan tawa mereka saat membahas keberanian atau kebodohan tingkah laku Berliana saat kenalan dengan Alamsyah yang terlihat absurd waktu itu. Mereka membiarkan suasana mencair serta hati yang menghangat.
CU: Alamsyah merogoh saku jaketnya kembali mengeluarkan medali emasnya.
Alamsyah mengeluarkan medali emasnya dari dalam saku jaketnya. Melirik kearah Berliana yang sudah rileks dengan situasi mereka sekarang. Lalu Alamsyah dengan cepat mengalungkan medali emasnya ke leher Berliana.
Berliana yang menyadari itu langsung terdiam. Wajahnya terlihat menolak dan berusaha melepaskan medali Alamsyah di lehernya. Namun terlebih dahulu tangan Alamsyah menyetop aksinya.
Alamsyah
Aku mohon terima ya.
Berliana
Tapi ini terlalu berharga untuk diberikan, Alam!
Alamsyah
Ngga, anggap aja ini bentuk balas budiku dan hadiah untuk yang kemarin yang udah kamu kasih ke aku
Berliana
Tapi tetap aja. Itu ngga sama
Alamsyah
Ssstt.. Aku akan jauh sakit hati kalau kamu ngga menerimanya, Na
Berliana langsung terdiam, tak bisa berkutik lagi setelah kalimat mantra yang diucapkan Alamsyah. Yang bisa dilakukan Berliana hanya menerima dengan hati yang berat.
Cut to
28. Int. Kamar Berliana - Malam
Cast: Berliana
CU: Medali emas yang terpajang di sebelah poster Berliana
Berliana melihat medali yang menggantung di dinding kamarnya lalu menghela napas panjang. Berliana merasa tidak pantas mendapatkan benda yang mengkilap itu. Rasanya ia telah merampas hasil kerja keras Alamsyah.
Hari ini adalah hari yang mengejutkan. Alamsyah benar-benar menjadi tokoh nyata yang diinginkan Berliana.
Tiba-tiba handphonenya berkedip, notifikasi muncul di layar kunci.
CU: Pesan dari nomor tak dikenal.
Chat:+6275686****
Hai
Ini Alamsyah
Berliana hanya tersenyum melihat pesan dari handphonenya itu. Lalu tiba-tiba ponselnya berdering masih dengan nomor tak dikenal itu. Berliana menggeser panel hijau.
Berliana
(Penasaran)
Halo? Ini Alam?
Dari balik telepon terdengar suara helaan napas.
Alamsyah (O.S)
Ya ini aku, yang lagi telepon sama kamu
Berliana
Nyampe rumah jam berapa?(beat)
Ngga tersesat karena lupa jalan pulang,kan?
Alamsyah
Tentu aja ngga. Kamu bahkan tidak menawariku secangkir teh, Na. Padahal aku sudah mengantarmu jauh hingga tepat di depan rumahmu bahkan aku belum pulang ke rumah.
Berliana
Ahh jangan mengbahasnya, aku jadi merasa tak enak. Kamu tadi tahu, bahkan sudah menjelaskannya. Ayahku masih bekerja. Rumah tak ada orang. Tidak etis jika membawamu ke dalam.
Alamsyah (O.S)
Ahhh ok.. aku hanya bercanda, Na. Aku tidak serius karena jika aku ditawari masuk kedalam pun aku juga akan menolak. Karena aku juga terburu-buru harus pulang
Berliana
Dan anehnya kamu tidak langsung pulang setelah sampai. Justru mengikutiku hingga sampai rumahku. Tapi makasih buat hari ini. Aku menghargainya
Berliana tersenyum. Berliana menghela napas, hatinya lega entah karena apa. Mungkin karena ia yang lupa untuk berterima kasih atas oleh-oleh, medali emas? Dia tertawa kecil saat mengingatnya.
Alamsyah (O.S)
Berliana..
Berliana
Ya??
Alamsyah (O.S)
Hari sabtu besok kamu senggang?
Berliana
Aku pikir, mungkin iya
Alamsyah (O.S)
Mau ikut denganku ke taman hiburan yang baru?
Berliana
Bersamamu? Ngajak siapa aja?
Alamsyah
Hanya kita berdua. Pulang sekolah langsung kesana. Bukannya besok pulang jam satu. Dan kalau itu pun kamu mau
Berliana bingung harus menjawab apa, ia membasahi bibirnya. Terlalu malu untuk terang-terangan bersemangat dan menjawab "iya".
Alamsyah (O.S) (Cont'd)
Pasti jawabannya iya, kan?
Berliana
Kamu kepedean
Alamsyah (O.S)
Aku tahu kamu pasti sekarang malu, senyum-senyum sendiri ngga jelas, tapi takut jawab iya. Kemana Berliana pemberani pergi?
Alamsyah terdengar dari balik telepon tertawa keras. Alamsyah mengejeknya sekarang, dan Berliana belum bisa menemukan suaranya dan mengatakan ya. Terlalu tiba-tiba dan itu tawaran yang sulit untuk ditolak dan diterima begitu saja. Namun sisi gengsi Berliana menguap ketika Alamsyah mengejeknya sekarang.
Berliana
Ok siapa takut. Berliana pemberani ngga kemana-mana. Jangan khawatir
Alamsyah (O.S)
Gadis pintar
Terdengar suara kekehan dari balik telepon membuat Berliana tertular dan tersenyum.
Berliana (V.O)
Apakah harapan tidak nyata itu semakin mendekat? Karena dia membalas jabatan tanganku dengan cara yang sempurna.
Cut to
29. Int. Kelas IPS 1 - Siang
FX: Suara bel pulang
Saat suara bel berbunyi anak-anak keluar kelas tampak riuh untuk berjejalan di gerbang sekolah.
Flo
Nana, mau pulang bareng aku ngga?. Aku mau ke suatu tempat terus ngelewatin rumahmu
Berliana
Emm makasih.. Aku ngga pulang ke rumah. Aku punya janji ketemu sama seseorang
Flo
(Terperangah, kepo)
Sama siapa? Tumben
Namun Berliana hanya membalas dengan senyuman yang merekah.
Cut to
30. Ext. Lapangan Olahraga - Siang
Cast: Alamsyah, Dino, Joan
Alamsyah dan dua temannya yang lain berkumpul seperti biasa di bangku lapangan. Terlihat murid yang akan pulang sekolah mulai terlihat sepi. Mereka ingin latihan tetapi akan diurungkan karena mereka ingin hangout.
Dino
Yuk hangout kemana gitu yuk. Refresing kemana gitu kek. Ke gunung, atau ke pantai gitu bro
Joan
Gue ngga bisa. Nyokap ngga ngebolehin pasti. Hangout di cafe sebelah aja.
Alamsyah
Sorry gue ngga bisa. Duluan ya gaes
Dino
(Berteriak)
Lam!! Mau kemana? Kita mau hangout nih
Alamsyah hanya berbalik dan berjalan mundur menatap kedua temannya dengan jenaka tersenyum lebar. Lalu berbalik lagi berlari ke parkiran motornya.
Dino
Lah ni bocah tambah cabut. Ngga seru ah
Dino mengeluh tindakan Alamsyah. Sedangkan Joan hanya melihat kedua sahabatnya itu dengan serius lalu matanya mengikuti gerakan Alamsyah yang semakin menjauh
Joan
(Serius,berbisik)
Pasti karena "dia". Alam jadi berubah
Cut to