EXT. PEMAKAMAN UMUM – DEPAN NISAN LARA – MOMENT LATER
Dara berdiri disamping makam Lara dan menaburkan bunga disana lalu mengusap-usap batu nisannya, ia menatap lama nisan didepannya dan tak lama menangis sekencang-kencangnya.
CUT TO
INT. RUMAH SATYA – TERAS – MOMENT LATER
Satya keluar rumah dan bingung Dara Kembali lagi kerumahnya.
DARA
Maaf Sat aku balik lagi ada yang aku lupa.
Dara mengeluarkan beberapa lembar kertas dari tasnya.
DARA(CONT’)
Aku enggak tahu apa masih berguna atau enggak buat kamu, tapi yang pasti di aku udah enggak berguna sama sekali, aku tadi lihat gitar kesayangan kamu masih ada mungkin nanti kalau kamu masih sering main alat musik atau kedepannya akan manggung sama band kamu lagi, kamu bisa coba lagi seperti masa dulu dengan membuat sebuah lagu.
Satya menerima beberapa lembar kertas dari Dara dengan penuh antusias, ia tersenyum dan matanya berbinar, jauh dilubuk hatinya masih ada sedikit harapan untuk bisa menjadi seperti dulu lagi.
SATYA
Kamu masih ingat aja.
DARA
Kalau udah jadi sebuah lagu mungkin kamu bisa nyanyiin di kafe tempat biasa kamu manggung, hanya untuk sekedar mengenang kebersamaan kita dulu.
SATYA
Makasih Dar,,,
DARA
Oh ya, mumpung Ayu lagi ada di Jakarta kita ada rencana untuk ketemuan, tempatnya nanti Zaki yang nentuin, dia pasti besok hubungi kamu kok.
SATYA
Oke, aku pasti datang, aku janji.
DARA
Kalau gitu aku pamit ya.
SATYA
Hati-hati.
Dara berbalik badan, tetapi Satya memanggilnya Kembali.
SATYA
Dara, aku makasih banget buat apa yang udah kita lalui sekaligus,,, minta maaf atas perbuatan aku yang buat kamu ngerasa enggak enak selama ini.
DARA
Dulu kita masih remaja Satya, enggak tahu apa yang kita lakuin benar atau salah, tapi aku terima kok rasa terima kasih dan maaf kamu.
SATYA
Entah kenapa aku selalu bisa nyaman ngomong sama kamu dibanding sama orang lain.
DARA
Aku juga begitu.
Dara pergi dengan wajah diliputi kebahagiaan, begitu juga dengan Satya, seakan-akan semua beban menjadi hilang.
EXT. RESTORAN – PINTU MASUK - AFTERNOON
Dara turun dari car online dan melihat kedalam café melalui jendela kalau Ayu, Zaki dan Satya sudah tiba lebih dulu. Wajahnya begitu berseri seperti melihat mereka memakai baju seragam sekolah lagi. Baru saja Dara ingin masuk ia teringat sesuatu.
Ia mengeluarkan handphone dan menelepon seseorang.
ANDI(INTERCUT)
Halo,
DARA
Halo Ndi.
ANDI(INTERCUT)
Eh, Dara ada apa?
DARA
Cuma mau tahu kabar kamu.
ANDI(INTERCUT)
Baik, memangnya ada apa, aku jadi curiga kamu telepon cuma nanyain kabar.
DARA
Aku mau jujur sama kamu, kalau awalnya aku memang jutek sama kamu ditambah pas Nita sama Diah bilang kalau kamu lagi deketin aku, aku Cuma bisa ngehindar soalnya enggak mau hubungan kita nantinya ngerusak kerja kita nanti, tapi setelah aku jalan sama kamu, aku ngerasa kalau aku suka sama kamu. Terserah kamu mau terima aku apa enggak, tapi kalau ternyata kamu udah ada perempuan lain, aku lebih baik mundur.
ANDI(INTERCUT)
WOW! Aku enggak tahu mesti jawab apa, pertama karena ini lewat telepon, kedua karena kaget aja kalau ternyata aku sering digosipin yah, tapi aku cuma mau kasih tahu kalau aku masih sendiri.
DARA
Jadi?
ANDI(INTERCUT)
Hmm,,, mungkin ada baiknya kita jalani dulu aja, tapi jujur aku ngerasa cocok sama kamu.
DARA
Oke, kalau gitu.
ANDI(INTERCUT)
Jadi kapan kita bisa makan malam bareng lagi?
DARA
Segera.
ANDI(INTERCUT)
Oke, sip. Ngomong-ngomong kamu lagi dimana?
DARA
Lagi di café, mau ketemuan sama teman sekolah aku yang kemaren.
ANDI(INTERCUT)
Dari kemaren ketemuan terus, emangnya kalian enggak ada kerjaan lain apa.
DARA
Jangan salah kali ini geng aku komplit dan bisa hadir semua. Nanti deh aku cerita detailnya.
ANDI(INTERCUT)
Kayak absen hadir semua. Oke, enggak sabar denger cerita kamu.
DARA
Bye.
ANDI(INTERCUT)
Bye juga.
Dara menutup telepon dan masuk kedalam café. Dari jauh terlihat Zaki antusias melihat kehadiran Dara, begitu pun Ayu dan Satya. Mereka saling berpelukan dan bergembira dan tentunya saling bertukar cerita.
END