INT. CAFE - MEJA DEKAT JENDELA - AFTERNOON
Zaki duduk disalah satu bangku cafe dekat jendela, sejauh pandangan mata Dara, ia langsung bisa melihatnya dengan jelas karena Zaki sekarang bertubuh besar dan tinggi persis seperti terakhir bertemu, dengan antusias Dara mendekatinya dengan terburu-buru.
Dara membuka pintu masuk dan seketika itu juga matanya saling bertatapan dengan Zaki, keduanya tampak senang dan melambaikan tangan lalu Dara mendekat dan mereka berpelukan.
ZAKI
Lu enggak tahu ya kalau waktu itu sangat berharga biar pun cuma satu menit.
DARA
Kita udah lama enggak ketemu dan lu lebih mementingkan beberapa menit yang terbuang daripada kabar dari kawan lama lu ini, apa di jadwal lu enggak ada yang namanya waktu santai.
ZAKI
Sorry terbiasa sewaktu kuliah di Australia.
Dara menggelengkan kepala.
ZAKI (CONT')
Anyway gue seneng akhirnya kita bisa ketemu
DARA
Sama... Memangnya kapan lu balik ke Indonesia?
ZAKI
Sekitar dua tahun yang lalu.
DARA
Itu kan udah lama banget.
ZAKI
Iya terus udah jadi habit gitu, dan sekarang masalahnya atasan gue juga orang yang menghargai waktu, jadi ya semacam kebiasaan.
DARA
Masuk akal, masalahnya gue bukan atasan lu, jangan disamain, paham kan.
ZAKI
Lu makin cantik kalau lagi marah,
Mata Zaki melihat Dara dari ujung rambut sampai ujung kaki.
ZAKI(CONT’)
Tapi sayang belum married.
DARA
Dari mana lu tahu gue belum married.
ZAKI
Karena enggak ada cincin di jari lu.
Zaki menarik tangan Dara dan menunjukkan jari tengah Dara yang tidak terdapat cincin pernikahan.
ZAKI(CONT’)
Lagian kalau lu udah nikah gue pasti tahu.
DARA
Lu ke Australia buat belajar meramal atau kuliah S2, lagipula bisa saja gue lupa ngundang lu pas nanti nikah atau lupa pakai cincin kawin, dan satu lagi apa hubungannya gue cantik tapi belum married.
ZAKI
Memang enggak ada hubungannya, gue cuma ngomong jujur dan terlintas gitu aja dikepala, cuma sulit aja dan enggak percaya lu masih cantik diusia segini, kayak vampire enggak berubah sama sekali setelah hidup ratusan tahun.
DARA
Terlalu percaya hal magis itu sifat Zaki banget, tapi gue sendiri enggak masalah juga sih sama hal itu, karena enggak semua orang mesti paham apa yang terlintas dikepala, at least lu orang yang jujur.
ZAKI
Jadi apa kabar kamu hari ini sekaligus kabar tahun-tahun ke belakang yang udah terlewat, kayaknya gue kehilangan waktu banyak sama sahabat-sahabat gue ini.
DARA
Seperti yang lu lihat, cantik dan belum married but I’am very happy, khususnya hari ini.
ZAKI
Lu habis bertemu sama Ayu kan.
DARA
Ayu cerita sama lu ya.
ZAKI
Enggak.
DARA
Terus kok lu tahu, darimana memangnya?
Zaki membuka handphonenya dengan cepat dan mencari-cari sesuatu lalu menunjukkan suatu postingan kepada Dara, dilayar terlihat foto Ayu dan Dara berdiri didepan hotel tempat Dara menginap waktu itu.
DARA (CONT’)
Gue sendiri aja enggak tahu kalau Ayu posting foto ini.
ZAKI
Memangnya lu jarang buka media sosial apa.
DARA
Sekarang gue ngerasa sedikit aneh aja, lu orang yang seakan-akan paling sibuk didunia ini tapi masih sempat-sempatnya buka medsos yang kata orang enggak begitu penting.
ZAKI
Siapa bilang media sosial enggak penting, lagian justru karena gue orang yang paling sibuk so gue bisa sibuk dengan segala hal termasuk hal ini, dan percayalah enggak ada yang terlewat sedikit pun berita dari indera pendengaran gue.
DARA
(Berkata pelan)
Begitu juga dengan berita soal Lara kan.
ZAKI
Iya sangat disayangkan gue denger berita itu, kayak lu sedih dan bisa ngerasain apa yang Lara rasain tapi sebenarnya enggak, lu sama sekali enggak bisa ngerasain apa-apa, yang pasti gue enggak sempat datang ke acara pemakamannya, tapi gue sempat melayat esok harinya. Gue juga enggak lihat Ayu datang juga teman-teman SMA kita, termasuk lu. Jadi hari apa lu akhirnya bisa ngelayat ke tempat Satya.
DARA
Sebenarnya gue belum sempat kesana, maaf,,,
ZAKI
Kenapa minta maaf sama gue.
DARA
Gue cuma enggak nyangka dia bisa... maksud gue...kayak yang lu bilang, selama ini gue dekat sama dia jadi tempat curhat tapi gue enggak tahu apa-apa soal dia bahkan dulu gue kayak ngerasa, ngapain aja selama ini gue bareng-bareng sama dia, kalau endingnya harus kayak gini.
ZAKI
Siapa yang ngira itu bakal terjadi, itu kan inti maksud lu
.
DARA
Lu tahu kenapa sampai Lara ngelakukin hal itu.
ZAKI
Harusnya sih lu lebih tahu, secara dulu lu deket banget sama dia.
DARA
Gue selalu anggap diri gue enggak bodoh tapi ternyata sebaliknya karena ternyata gue enggak lebih tahu dari siapa pun, maksud gue lu sudah ketemu sama Satya, mungkin ada jawaban dari semua ini atau percakapan diantara lu yang nyinggung mengapa Lara bisa sampai melaukan hal itu.
ZAKI
Aku enggak bahas banyak soal itu malah kayaknya sama sekali enggak nyinggung masalah itu, asal lu tahu dia baru saja ditinggal oleh istrinya sekaligus sahabatnya, rasa bela sungkawa sepertinya udah cukup bagi Satya tanpa harus dibebankan pertanyaan yang akan membuat kembali mengingat luka baru. Mana mungkin dalam keadaan terpuruk ia harus menjelaskan apa yang udah terjadi pada keluarganya, mungkin dia sendiri enggak akan nyangka apa yang sudah dialaminya. Biasanya orang baru sadar apa yang terjadi setelah ditinggalkan oleh orang yang paling dicintainya. kalau kamu sangat penasaran mungkin kamu bisa dapat jawabannya langsung dari Satya, tapi gue cuma menyarankan saat ini bukan waktu yang tepat untuk mencari tahu, tetapi kalau hanya mau mengunjungi makam Lara rasanya udah semestinya lu kesana, gue tahu dimana dan lu bisa gue antar bahkan malam ini juga.
DARA
Apa sebelumnya lu sering komunikasi sama Lara atau Satya.
ZAKI
Waktu kuliah lumayan, tapi cuma sama Satya bukan sama Lara mungkin karena kita sama-sama kuliah di Jakarta, tapi setelah lulus, gue sama sekali enggak pernah komunikasi sama sekali bahkan dia nikah sama Lara aja gue enggak pernah tahu cuma berita setelahnya aja. Pernah gue tanya kabar melalui pesan singkat tetapi dia enggak pernah balas, tapi mengenai Lara, lu pasti tahu kalau dulu gue pernah nembak dia.
Wajah Zaki terlihat merona seketika.
ZAKI(CONT’)
Tapi terang saja gue ditolak. Dan setelah gue dengar ia nikah dengan Satya gue sering tertawa sendiri ngingatnya, mana mungkin Lara lebih milih gue daripada lelaki kayak Satya yang keren, ganteng dan romantis, kenapa kamu diam?
Zaki melihat Dara kaget.
DARA
Lu suka sama Lara? Kenapa Lara enggak pernah cerita kalau lu pernah nembak dia.
ZAKI
Enggak perlu heran, kita kan sahabatan mungkin aja Lara enggak mau mempermalukan gue didepan yang lain, tapi kayaknya gue sempat cerita sama Ayu.
DARA
Tapi Ayu juga enggak pernah cerita ke gue,
ZAKI
Gue rasa Ayu bukan orang yang akan sembarangan cerita kalau enggak ditanya atau dipaksa, dia itu orang yang paling baik dan wise yang pernah gue kenal dan jelas bukan tipe pendendam walaupun sering banget gue ngeledek dia atau menjerusmuskan dia ke hal-hal yang enggak ia suka.
DARA
Iya lu jahat banget, lu sering tuh nunjuk-nunjuk Ayu buat jawab pertanyaan atau suruh pidato didepan kelas.
ZAKI
Gue punya alasan buat itu, supaya dia bisa lancar ngomong didepan orang banyak, hitung-hitung latihan berkomunikasi dengan banyak orang, gue pengen dia maju,
DARA
Lu sendiri nilainya kurang terus tapi sok-sokan pengen Ayu biar pintar ngomong.
ZAKI
Gue tuh sebenarnya enggak bodoh-bodoh banget, cuma ya pengen nikmatin masa sekolah aja, kalau belajar kan bisa pas kuliah, biar gimana pun dia kan sahabat kita.
DARA
Sahabat ya? senang rasanya bisa dengar kata itu lagi.
ZAKI
Gue juga senang kok ngucapkan kata-kata itu lagi.
DARA
Tapi ngomong-ngomong gue pikir dulu lu suka sama Ayu.
ZAKI
Dia itu udah kayak kakak, karena dari dulu gue pengen banget punya saudara perempuan supaya bisa ngelindungi perempuan tapi nyatanya yang gue punya cuma adik laki-laki udah gitu bandel pula, tapi percaya deh biar dulu gue enggak setampan Satya tapi gue orang yang cukup pemilih, dan standar kecantikan Ayu atau lu masih dibawah Lara saat itu.
DARA
Enggak semua perempuan butuh pertolongan laki-laki, lagian kenapa ya laki-laki selalu lihat standar kecantikan perempuan tuh dari fisiknya, seolah-olah mereka objek yang perlu dilabeli dengan sebutan cantik atau jelek.
ZAKI
Karena dunia penuh dengan ketidakadilan Dara, ngomong-ngomong sekarang ini lu lagi dekat atau sedang berhubungan sama orang lain atau enggak,
Dara tertawa sendiri.
ZAKI(CONT’D)
kenapa lu ketawa, gue serius nih.
DARA
Gue juga mau jawab serius, sekarang gue lagi dekat sama kamu.
ZAKI
Bukan itu maksudnya, tapi bukannya dulu lu suka sama Satya.
Wajah Dara terkejut, namun pandai menyembunyikan.
DARA
Lu tahu dari siapa?
ZAKI
Cuma nebak.
DARA
Enggak, gue seneng bersama dengan kalian sebagai sahabat aja.
ZAKI
Jawaban yang diplomatis sekali, alias tidak bisa mengatakan jawaban yang sebenarnya.
DARA
Masa lalu biarlah berlalu.
ZAKI
Kalau begitu kenapa lu belum ngelayat ketempat Satya.
Dara diam saja menunduk lesu.
DARA
Entahlah, kenapa pertanyaanya selalu mengarah kesana, kemaren Ayu juga tanya hal itu, dan gue cuma bisa jawab kalau gue pengen banget kesana bahkan udah tinggal berangkat tapi kayak ada perasaan yang masih ganjal, dan gue enggak tahu apa itu, tapi entah kenapa gue enggak bisa nangis juga.
Zaki memeluk Dara saat itu juga sekaligus mengelus punggungnya berusaha menenangkan.
ZOOM OUT