EXT. STASIUN - PINTU KEBERANGKATAN - DAY
Ayu membantu Dara membawa kopernya ditemani anaknya Ayu, Kiranti, didepan pintu keberangkatan Ayu berusaha melepaskan kepergian Dara.
Mereka bertiga berdiri didepan pintu masuk keberangkatan mengucapkan salam perpisahan dan rasa terima kasih.
AYU
Sayang banget yah kamu enggak bisa lama.
DARA
Iya kan aku juga cutinya cuma tiga hari aja, lagian arena sekarang aku tahu rumah kamu jadi gampang kan kalau mau kesini.
AYU
Asal kalau mau kesini bilang-bilang aja jangan mendadak.
DARA
Bukannya kebanyakan orang suka sama surprise ya.
AYU
Kalau aku enggak, aku sukanya kita bikin planning baru kita bareng-bareng jalan sesuai rencana.
Dara memasang wajah cemberut.
AYU (CONT’)
Jadi,,,kamu nanti mau kan bareng-bareng kerumah Satya? Insaallah dua minggu lagi suami bisa cuti jadi bisa temenin kesana, sekalian aku udah lama enggak main ke Jakarta.
DARA
Oke, mudah-mudahan juga aku bisa ajak Zaki sekalian.
AYU
Oh ya nanti kalau udah ketemu sama Zaki jangan lupa cerita.
DARA
Kita zoom bareng aja gimana pas aku ketemu dia?
AYU
Aduh, aku tuh males, ribet kebanyakan aplikasi.
Wajah Kiranti berubah menjadi sinis begitu juga dengan Dara.
KIRANTI
Ihh, mama gaptek deh, gampang nanti aku yang sambungin aja tante.
DARA
Tuh kan anak kamu aja pinter.
Ayu menoleh pada Kiranti dan merasakan sedikit kesal kepada anaknya.
AYU
Jangan ikut campur urusan orang gede.
KIRANTI
Kalau enggak boleh ikutan kenapa aku diajak.
Kiranti langsung menopang kedua tangannya pada kedua pinggangnya, sedangkan Ayu masih bersungut-sungut.
AYU
Jawab aja kalau orang tua lagi ngomong.
DARA
Emang Ranti bener Ayu, kamu ngapain ajak dia kalau cuma buat angkat tas atau nemenin doang.
Dara dan Kiranti saling mengedipkan mata lalu tak sengaja saling tos-tosan dengan menampakkan wajah senang.
AYU
Iya deh, dua lawan satu mama kalah.
Ayu memelas sedang Dara dan Kiranti tertawa.
AYU (CONT’)
Udah cepet masuk Dar, kayaknya kereta kamu sepuluh menit lagi mau jalan, belum cek tiket dan cari tempat duduk kan.
DARA
Oke, makasih ya Ayu udah nemein aku selama disini biar cuma sebentar sampai dianterin ke Stasiun segala.
AYU
Iya, semoga kedepannya selalu baik-baik deh kita semua, salam sama Ibu yah, bilang oleh-olehnya kalau kurang nanti aku bawain pas aku kesana, pokoknya yang paling penting kalau udah sampe jangan lupa telepon biar enggak khawatir.
Mereka berpisah didepan pintu keberangkatan dan mereka saling melambaikan tangan hingga sosok Dara tidak terlihat lagi oleh Ayu, kemudian Ayu dan Kiranti berbalik untuk pulang.
CUT TO
EXT. STASIUN GAMBIR - GERBANG UTAMA - NIGHT
Dara sampai di Jakarta, ia turun dari kereta dan langsung membuka handphonenya, lalu wajahnya menunjukkan raut masam karena HPnya mati dan dia lupa charge di kereta tadi.
Dara berjalan menuju keluar stasiun untuk mencari taksi yang biasanya mangkal disana, sewaktu menuju pintu keluar ada seseorang yang mengenalinya.
ANDI
Dara? Kamu habis antar siapa?
Dara kaget melihat Andi tetapi tidak dengan Andi.
ANDI (CONT’)
Jadi kemaren cuti itu karena mau keluar kota?
DARA
Hai, Iya begitulah,
ANDI
Darimana kalau boleh tahu?
DARA
Surabaya.
ANDI
Jadi kampung halaman kamu di Surabaya? Kok aku enggak pernah tahu.
DARA
Kenapa harus tahu juga, lagian aku kesana cuma mau ketemu teman lama aja kok.
ANDI
Sama dong,
DARA
Kamu habis dari luar kota juga?
ANDI
Bukan tapi kebalik teman aku yang datangin aku ke Jakarta.
DARA
Oh,,,
ANDI
Iya begitulah, jadi kamu ceritanya mau pulang kerumah? Kita bisa pulang bareng kalau gitu.
DARA
(Merasa tidak enak)
Enggak usah deh, aku bisa pulang sendiri.
ANDI
Kenapa, udah pesan online car?
DARA
Belum sih, tapi,,,
(Menghindari sesuatu)
ANDI
Kalau gitu pesan taksinya sama aku aja, Full service, kalau mau mampir juga bisa.
Andi menampakkan wajah senang, tetapi Dara sebaliknya antara wajah terpaksa dan merasa tida enak, karena pasti akan canggung hanya berdua saja dimobil, namun Andi memberi kode kalau Dara tidak punya pilihan lain.
DARA
Bisa aja kamu, by the way HP aku mati, benar-benar mati jadi enggak mungkin juga pesan online.
ANDI
Kalau gitu kebeneran nanti nota ongkosnya pakai manual aja, gimana.
DARA
Kamu bisa aja.
Dara lalu mengikuti Andi sampai ketempat parkir (menyoroti dari belakang) dan setelah sampai langsung memasukkan koper kebelakang mobil dan Dara segera naik ke mobil Andi dan duduk disamping supir.
CUT TO
INT. MOBIL - DALAM MOBIL ANDI - MOMENT LATER
Andi dan Dara mengencangkan sabuk pengaman, lalu mobil melaju dengan kecepatan stabil keluar dar parkiran stasiun menuju jalanan umum.
ANDI
Gimana mau pakai AC atau enggak?
DARA
Terserah yang punya mobil aja.
ANDI
Takutnya kamu kedinginan habis dalam AC seharian di kereta.
DARA
Nanti kamu yang kepanasan karena enggak pakai AC lagi.
ANDI
Enggak juga, aku jarang keringetan orangnya.
DARA
Jadi kamu habis reuni sama teman lama, teman kuliah atau teman SMA?
ANDI
Bukan kedua-duanya.
DARA
Jadi bukan teman, atau saudara?
ANDI
Yang aku antar ke stasiun tadi itu teman aku waktu kecil dulu. Sebelum pindah ke Jakarta aku pernah tinggal di Lampung. Dia tetangga sekaligus teman kecil dan satu-satunya karena ditempat tinggalku cuma dia yang sepantaran.
DARA
Masa kecil dulu yah, hebat masih bisa keep contact, padahal udah enggak ditinggal disitu lagi, aku aja kalau teman kecil atau teman segang dulu kayaknya udah enggak pada pindah kalau pun masih segang paling udah enggak kenal .
ANDI
Senang ya bisa ketemu kawan lama, apalagi dulu hubungannya akrab banget, kamu pasti juga gitu, enggak mungkin dia bukan teman akrab tapi sampai segitunya mau didatangin jauh-jauh.
DARA
Iya betul, punya teman baik itu kayak sebuah seleksi enggak sih, siapa yang bertahan lama dia pasti yang terbaik, coba bayangin setiap kita punya teman baru enggak jarang lupa sama yang udah-udah.
ANDI
Yups kayak makin tua umur makin beda pasti pertemannya iya kan, Beda sama hubungan asmara,,,
Dara mengernyitkan sebelah mata, merasa ada canggung membahas urusan asmara, apalagi dengan seorang yang tidak begitu dekat.
DARA
Maksudnya? Kalau kita berhubungan lama sama pasangan bukan berarti dia yang terbaik untuk kita, begitu.
ANDI
Entahlah, aku bukan ahli dalam urusan asmara.
DARA
Gimana sih tadi kamu yang bahas duluan kalau hubungan pertemanan beda sama hubungan asmara.
ANDI
Aku cuma berpatokan kalau orang jarang masih berhubungan sama mantannya, apalagi udah bertahun-tahun enggak ketemu, malah kalau dulu serasi banget pas putus mungkin udah saling lupa, coba berapa banyak sih barang mantan yang masih kita simpan dibanding barang pemberian teman.
DARA
Berarti kamu udah lama enggak hubungan sama mantan-mantan kamu.
ANDI
Gimana ya ngomongnya, kamu sendiri.
DARA
(Tertawa)
Kamu percaya gak kalau aku sampai sekarang belum pernah pacaran.
ANDI
Masa? Aku enggak percaya, totally nonsense.
DARA
Mungkin maksudnya bukan pacaran kayak orang-orang, maksud aku cuma, kita berdua enggak publish aja.
ANDI
(Tertawa lepas)
Kayak selebriti aja, memang siapa yang mau tahu kamu publish apa enggak, kecuali kamu pacaran bukan sama pacar orang itu baru lebih baik diam-diam aja.
Dara memukul bahu Andi dengan cukup keras.
ANDI (CONT’)
Aduh,
DARA
Ya enggaklah, apa aku ada tampang perebut cowok orang, lagian itu udah lama banget pas zaman SMA dan enggak mungkin anak sekolah berani-beraninya selingkuh, lingkupnya kan cuma itu-itu aja pasti ketahuanlah.
ANDI
Loh enggak ada yang enggak mungkin tahu kalau menyangkut urusan asmara, cinta itu buta.
DARA
Enggak aku sama sekali enggak berpikiran seperti itu, itu bukan cinta buta namanya tapi cuma cinta sesaat, kalau selingkuh itu namanya bukan cinta tapi merusak arti cinta itu sendiri.
ANDI
Tetapi tetap namanya cinta kan, bahkan bisa loh orang jatuh cinta pada dua wanita disaat yang bersamaan.
DARA
Itu bukan cinta melainkan nafsu sesaat, jika cowok atau cewek sudah cinta dengan satu orang enggak mungkin akan tumbuh cinta untuk orang lain, mungkin dia hanya suka aja, kayak kita suka sama seblak tapi kita juga suka mie ayam, bukan berarti kamu hanya boleh makan seblak aja dan enggak boleh makan yang lainnya.
ANDI
Kenapa disamain sama makanan, jelas itu 2 hal yang beda jauh, sekarang aku tanya memang kamu sendiri pernah pacaran?
Dara serba salah mau menjawabnya, mulutnya terasa berat mengucapkan satu patah kata pun.
DARA
Aku udah bilang pernah waktu SMA.
ANDI
Tapi diam-diam kan.
Dara mengangguk.
ANDI (CONT’)
Seandainya waktu itu kamu publish kira-kira kamu bakalan bisa cinta sama orang lain enggak.
DARA
Kalau disukai oleh orang lain sih mungkin.
Andi kaget sekaligus tertawa.
ANDI
Apa? Jadi dulu kamu diperebutkan sama dua cowok makanya kamu enggak publish hubungan kamu sama cowok kamu.
Dara menjadi serba salah, ia mengepal tangannya seakan-akan ingin menarik kata-kata yang terucap barusan.
DARA
Bukan begitu, aku,,,aduh gimana ya jelasinnya.
ANDI
Kayaknya kamu enggak perlu jelasin juga sekarang, soalnya kita udah sampai depan rumah kamu.
Mobil berhenti tepat didepan rumah Dara, Andi melepaskan stir mobil dan sabuk pengaman, tetapi dilarang oleh Dara.
DARA
Kayaknya aku bisa sendiri turunin koper dan tas, kamu enggak perlu turun karena udah malam, dan aku makasih banget udah diantar sampai sini.
Andi tidak jadi melepas sabuk pengamannya.
ANDI
Iya sih, kayaknya aku supir paling baik karena nganter kamu sampai sini tanpa uang sepersen pun.
DARA
Tadi katanya mau tagih lewat bon manual.
ANDI
Bercanda.
DARA
Aku juga, pokoknya makasih banyak ya.
Andi tersenyum lalu Dara turun dari mobil dan mengambil koper serta tasnya dibagasi kemudian berdiri disamping mobil, Andi membuka kaca depan mobil.
ANDI
Aku tahu kenapa aku enggak boleh turun pasti kamu males nawarin aku minum kan.
DARA
Bukan,,,hahaha cuma ini kan udah malam aku enggak enak nanti kamu kemaleman sampai rumah, lagian aku,,,
ANDI
Iya aku tahu kamu pasti capek banget habis perjalanan, malah tadinya aku mau tawarin kamu ambil jatah cuti aku, tapi karena kamu enggak nawarin aku minum jadi aku berubah pikiran.
DARA
Bisa aja, hati-hati dijalan yah.
ANDI
Oke, selamat istirahat dan good night, salam sama orang rumah.
Dara melambaikan tangan kearah mobil Andi yang jalan begitu saja sampai mobil itu berbelok keluar perumahan.