Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Hilangnya Juru Masak Bebek Peking
Suka
Favorit
Bagikan
1. Pegawai Baru

FADE IN:

1. EXT. PASAR - PAGI

Suasana di pasar ramai. SABDO(25 tahun, tampan, pintar, pendiam, cuek dan RATIH(21 tahun, ayu, cerdas, lincah, cerewet) singgah dari satu penjaja ke penjaja lainnya. Kantong belanjaan mereka bertambah banyak. Ratih tampak senang bersama Sabdo dan sering menatap Sabdo sambil senyum-senyum sendiri.

CIKA(22 tahun, cantik, pintar, mandiri, judes) yang saat itu sedang belanja juga, menerima telepon dari manajer restorannya NITA (23 tahun, sederhana, pekerja keras, ramah) lalu Cika marah-marah mendengar kabar dari Nita.

 

CIKA
(mengangkat telepon)
Halo Nit, Ada apa? Gue lagi pasar

 

                     NITA
               (takut-takut/resah)
Cik, gue mau kasih kabar kalau omset depot
turun drastis. Sudah seminggu...
 
                     CIKA
                 (kaget dan marah)
HAH... kok bisa? Lu kan manajer.
Gue sudah bayar lu mahal-mahal,kok jadi
turun omset? Bagaimana strategi lu?
kita ketemu di restoran. Gue ke sana
Sekarang.

 

karena tidak berhati-hati dan tergesa—gesa, Cika menabrak Sabdo dengan keras dan menumpahkan isi kantong belanja yang dibawa Sabdo . Cika menoleh ke Sabdo dan melihat barang-barang tumpah berjatuhan dan Cika pergi berlari cepat menuju mobilnya.

 

                       SABDO
                   (berteriak)
Woi... Woi... hati-hati! ... sini woi....
Woi... WOOOOOOOI...

                                               CUT TO:

 

2. INT. DEPOT SIAP SAJI – PAGI

Cika tiba dan langsung menghampiri Nita. Nita menyerahkan data keuangan dua minggu terakhir. Cika membaca dengan teliti.

 

                       CIKA
                    (bingung)
Kok bisa jadi kayak begini sih? Strategi promosinya bagaimana?
kita kan aktif di media sosial...
Radio, spanduk juga aktif kan?

 

                       NITA
Setiap hari gue rutin upload ke media sosial. Lu sendiri kan juga cek tiap waktu. Peacebook, Tikotik, Inigram dan Wewapps.

 

                       CIKA
                   (berapi-api)
Kalau begitu, cari cara supaya bisa menarik pembeli! Elu manajer, gue bayar lu mahal Nit...
Dan gue sudah percaya dengan kemampuan lu.
Jadi tolong, kerja sebaik mungkin.

                                               CUT TO:

    

 

3. INT. WARTEG PAK EMAN – PAGI

Sabdo sudah tiba dan langsung menuju dapur untuk memasak. Ratih mengambil sapu dan kain lap, membersihkan meja-meja dan kursi makan, sambil memperhatikan Sabdo diam-diam.

                       

                       RATIH (V.O.)
                  (Senyum-senyum sendiri)
Ya Gusti.... Mas Sabdo ganteng sekali...
Tunggu ya mas, selesai bersih-bersih Ratih
bantu masak.

 

Tiba-tiba datang Pak EMAN (49 tahun, pemilik warteg, bapaknya Ratih, rendah hati, pekerja keras) dari arah belakang Ratih.

 

                       PAK EMAN
Ratih, kok bengong? Ayo! lantainya disapu, itu masih banyak kotorannya...
Pagi-pagi kok sudah bengong.

 

                       RATIH
                   (kaget)
Ih bapak... bikin kaget saja.
Iya, Ratih sapu lantainya sampai bersih, sampai mengilat supaya bisa dibuat cermin...


Pak Eman melewati dapur dan melihat Sabdo yang sedang sibuk menyelesaikan masakannya. Pak Eman menyalakan Radio dan menyetel saluran musik dangdut favoritnya. Sebelum memulai acara, siaran radio tersebut menyetel berbagai macam iklan. Salah satunya iklan tentang Depot Siap Saji yang tak jauh dari Warteg Pak Eman.

 

             IKLAN RADIO (V.O ANNCR)
Hari begini, makan enak - harga mahal?  
Di sini ada, rumah makan yang rasanya enak banget, dengan harga sangat terjangkau. Langsung saja, datang ke “Depot Siap Saji”. Bla .... Bla .... Bla ....

 

                    PAK EMAN
Itu kan rumah makan yang diujung jalan,
HEHEHE...
Hem... Tih... Ratih... bikin iklan di radio bayar enggak?

          

                                          CUT TO:                           

4. INT. DALAM MOBIL CIKA - SIANG

Sambil mengendarai mobil nya, Cika melewati Warteg Pak Eman. Ia melihat warteg nya ramai sekali, orang-orang sampai antre panjang hingga ke bahu jalan.

 

                   CIKA
                  (heran)
Warteg Pak Eman ramai sekali, tumben.       
Kok bisa ya? Ada apa?
kan cuma makanan warteg biasa.
jadi KEPO deh...

                                               CUT TO :

5. INT. WARTEG PAK EMAN – SIANG

Sabdo sedang duduk beristirahat sambil meminum kopi. Pak Eman datang, duduk di sebelah Sabdo dengan membawa cangkir berisi kopi panas juga.

                  

                      PAK EMAN
                 (merangkul Sabdo)
Do, terima kasih sudah mau kerja di warteg bapak.
Sejak ada kamu, warung jadi ramai.
sebelumnya juga tidak pernah seperti ini.
Rasa masakanmu enak Do ...

 

                      SABDO
                     (tersenyum)
Sama-sama Pak, justru bapak yang bantu saya supaya tetap bisa membiayai pengobatan ibu.
Karena di PHK secara mendadak, saya bingung harus ke mana?
Melamar kerja pun belum tentu langsung diterima. Untung ada bapak, terima kasih
Pak Eman.

 

                    PAK EMAN
Pokoknya, setiap ada tingkat keuntungan yang lebih. Hari itu juga bapak kasih bonus untuk kamu.
Ratih yang mendengar pembicaraan Pak Eman dan Sabdo, datang menghampiri.

 

                      RATIH
Eh, Bapak dan Mas Sabdo kok kayak main drama saja.
Terima kasih Sabdo... terima kasih Pak Eman...
Sekarang, selagi enggak ada pembeli, mending kita isi perut.
Ayo! makan sama-sama...

                  

                      PAK EMAN
Ya Gusti... untung punya anak perempuan cuma Satu.
Satu saja cerewetnya bukan main...

 

Pak Eman, Sabdo dan Ratih terkekeh bersama.

Disela pembicaraan mereka, Cika datang dan langsung menyapa Pak Eman.

 

                       CIKA
Halo Pak Eman... tadi ramai banget...
Pembelinya sampai ke trotoar begitu.

                                              

RATIH (sewot)

Eh Cika, kamu pernah menabrak Sabdo toh?
Waktu di pasar, Sabdo bawa banyak belanjaan malah kamu tabrak...
Dia jatuh! tumpah isi kantong belanjanya.
Terus kamu enggak berhenti, apalagi minta maaf...
Main langsung pergi saja. Lari pula...

 

                       CIKA
Oh... Sabdo? (langsung melihat ke arah Sabdo sambil menunjuknya).
Maaf, waktu itu gue enggak sengaja dan lagi telepon sama Nita.
Gue enggak konsentrasi Tih...
Maaf ya Sabdo... eh, lu baru ya di sini?

 

                     PAK EMAN
Iya baru satu minggu.
Sabdo yang masak sampai bikin orang-orang antre seperti ular. HEHEHE...

 

                       CIKA
                   (sungkan)
Oh ... Sabdo juru masak baru toh.
Maaf, gue enggak tahu kalau elu kerja sama Pak Eman. Soalnya

 

Kata-kata Cika langsung terhenti, karena Sabdo beranjak dari tempat duduknya.


                    SABDO
Ratih, makan yuk! Kalau nanti-nanti keburu
ada yang beli.
Pak Eman, Kami makan dulu ya.


Cika terpaku atas sikapnya Sabdo terhadapnya. Dia mau meminta maaf dengan baik, tapi tidak digubris oleh Sabdo.

Akhirnya Cika pamit pulang ke Pak Eman dengan perasaan kesal.

                                                   CUT TO:


6. INT.RESTORAN SIAP SAJI / PANTRY – SIANG     

Cika datang ke restoran dan melihat Nita sedang menyantap nasi bungkus. Ia terlihat begitu nikmat melahapnya. Cika pun ikut menyuapkan nasi tersebut ke dalam mulutnya.

 

                       CIKA
                  (mengunyah nasi)
Enak, ini nasi apa? beli di mana?

 

                       NITA
Ini nasi campur warteg Pak Eman.
Enak kan? Itu, karena Pak Eman punya tukang masak baru.
Katanya sih orangnya ganteng, pintar masak pula.
Ayo! habiskan nasinya.

 

Cika jadi teringat dengan Sabdo atas kejadian tabrakan di pasar dan di warteg Pak Eman. Cika berhenti menyantap nasi bersama Nita, suasana hatinya berubah menjadi tidak baik. Ada rasa kesal dan Cika menyimpulkan bahwa bisnis kulinernya menjadi sepi karena Sabdo. Cika merencanakan sesuatu untuk warteg Pak Eman, terutama Sabdo.

 

                       CIKA (V.O)
Oh, jadi gara-gara pegawai baru itu Warteg Pak Eman laris manis.
Dan dampaknya, dagangan gue jadi sepi...
ERRRRGGGHHHHH... gue bakal bikin perhitungan ke Sabdo!

         

                                          FADE OUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar