Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Hilangnya Juru Masak Bebek Peking
Suka
Favorit
Bagikan
5. Senior Cika

21. INT.WARTEG PAK EMAN – PAGI

Sabdo sedang sibuk-sibuk nya di dapur dan WARTEG juga belum buka, sudah banyak orang-orang yang antre untuk membeli nasi campur. Kebanyakan dari mereka adalah gadis-gadis remaja. Ratih mengabadikan momen ini dengan mengambil gambar suasana WARTEG.

 

                   RATIH
Antre yang rapi ya... sabar, nasi nya sebentar lagi matang.
Sayur tumis nya juga lagi dimasak , sabar ya semuanya.


Pak Eman jadi kelimpungan, cepat-cepat menyusun makanan-makanan yang sudah matang di etalase.

 

                   PEMBELI-1
Kak, itu sudah ada macam-macam lauk nya. Yang ada saja, enggak apa-apa!


                    RATIH
Begini kakak, di sini kita jualan nasi campur. ya pakai nasi... Kalau lauk nya saja nanti berubah, jadi jualan lauk campur!

    

Pak Eman ketawa dengar jawaban Ratih.


                   PEMBELI-2
Kak, boleh lihat Sabdo masak? penasaran nih!


                 PARA PEMBELI
Iya... iya... lihat Sabdo masak.
Sabdo di mana?
Kami mau ketemu Sabdo! Panggil Sabdo! Sabdo... Sabdo...

                           

  PAK EMAN
Eh eh eh... jangan dilihat... kalau dilihat, rasa masakannya jadi enggak enak.
Mas Sabdo nanti salah-salah masukkan bumbu. Bisa berubah rasa makanannya...


                     RATIH
Benar sekali, di sini kami benar- benar menjaga kualitas rasa.
Dan yang pasti juga bersih, karena diolah dari tangan seorang koki profesional...


Sabdo keluar membawa termos yang berisi nasi. Dan orang-orang panggil nama Sabdo. Suasana WARTEG berubah seperti jumpa penggemar idola K-POP dan Sabdo menjadi bintangnya.

Pak Eman dan Ratih bengong karena melihat suasana riuh di WARTEG. Begitu pula dengan diri Sabdo sendiri tampak mulai bingung tapi bisa mengatasinya satu per satu.


                  PARA PEMBELI
Sabdo... ya ampun ganteng banget, Sabdo...


                    SABDO (V.O)
Waduh... ramai banget... 

             

Setelah meletakkan termos nasi, sekilas Sabdo tersenyum ke para pembeli lalu kembali lagi ke dapur. 

                                                              PEMBELI-1
Ya ampun... Senyumnya manis banget sih bang!


                   PEMBELI-2
Iya! Mirip Lee Ho Min... Artis Korea...
Sabdo... Sabdo sudah punya pacar belum?

    

Ratih terkejut dengan ucapan pacar dan Ratih hanya membalas dengan mata yang melotot pada pembeli-2.

Sabdo keluar dari dapur dan membawa nampan berisi tumis sayur matang, lalu meletakkan di etalase.


                     SABDO
Nah, sudah selesai. Siapa yang pertama?

 

                    PEMBELI-1
Saya bang...

                                                     CUT TO:

                       

22. INT. DEPOT SIAP SAJI – SIANG

Cika mendapati Nita sedang senyum-senyum sendiri melihat telepon genggam. Bahkan sesekali Nita memekik.

                     CIKA
Lu kenapa Nit? Siang-siang kayak orang kesurupan. ketawa-ketawa sendiri...


                    NITA
Eh, Lu enggak tahu yang lagi viral? 
Ternyata karyawan baru Pak Eman ganteng banget Cik...
Dia yang bikin nasi campur nya enak... Lihat ini Cik!


Nita memperlihatkan akun media sosial WARTEG Pak Eman dan fokus pada konten Sabdo.


                    CIKA
Gue sudah tahu. Namanya Sabdo... biasa-biasa saja orangnya.


                    NITA
Wah... ternyata diam-diam lu sudah curi start ya?


                   CIKA
Apa sih lu? Gue enggak tertarik sama orang kayak begitu.
Yang gue pikir cuma bisnis, karena gara-gara dia kemarin-kemarin restoran gue jadi sepi!

                            

NITA
Astaga Cik, restoran sepi bukan karena dia juga kali...
Namanya bisnis ya begitu! Apalagi makanan, suka-suka orang mau makan apa. selera nya kan beda-beda.

                            

CIKA
Oh... maksud lu rasa makanan di depot ini enggak enak?
Eh, koki-koki gue profesional... bukan tukang masak WARTEG murahan!


                    NITA
Kalau enggak enak, enggak bakal ada yang beli di restoran lu!
Lu kalau tantrum, omongan enggak pakai otak!


Nita beranjak dari pembicaraan. Cika melihat Nita yang keki terhadapnya. Lalu Cika melipat kedua tangannya dan tampak sedang berpikir.


                   CIKA (V.O)
Gue enggak boleh kalah dari Sabdo! Gue harus bikin Depot Siap Saji lebih ramai. HEM... apa ya?
AHAAA... Gue ada ide cemerlang. HAHAHA...

 

23. INT. APOTEK – MALAM

Cika datang ke Apotek dan hanya ada Billy sendirian.


                    CIKA
Bil, gue sakit perut... lagi datang bulan.


                     BILLY
ya ampun! lu pucat banget.


Billy langsung mengambil botol minuman herbal datang bulan untuk Cika.

                   BILLY
Lu istirahat di dalam ya.
Habis minum ini, makan. itu ada roti, nasi, terserah lu deh. pokoknya makanan-makanan di situ makan saja!


Dari kejauhan, Billy melihat Sabdo menuju apotek nya.

 

                    CIKA
             Ya Bill, thank's.


Cika masuk ke dalam, meminum obat herbal. Cika menyalakan televisi, duduk di sofa dan menyantap roti.

                            

BILLY
Hai Do, wah... semakin hari, makin oke.
Bagaimana kondisi Ibu? Sudah membaik?


                      SABDO
Kalau pekerjaan, aman Bil.
Ibu, ya masih begitu-begitu. Kadang baik, kadang juga kambuh lagi.
Ini mau tebus resep lagi.


                     BILLY
Iya pasti aman, kan penggemarnya banyak... isi MEDSOS, kebanyakan muka lo! HAHAHA...
Ya sudah, mana resep obat nya?

                            

SABDO
Kalau itu sih gara-gara si Ratih...
ini resep nya (Sabdo menyodorkan kertas ke Billy).

                           

BILLY
Ini obat nya mau separuh lagi atau sesuai resep?

 

                    SABDO
Sesuai resep saja Bil... jaga-jaga buat nanti.

                            

BILLY
             Oke. Ditunggu.


Cika sedang asyik menonton televisi sambil duduk selonjoran dan kunyah makanan. Sesekali Billy melihat ke arah Cika.  Tiba-tiba Cika tersedak dan dia mencari air minum.

                            

CIKA
(terbatuk-batuk)
Bil... air minum di mana Bil? Billy...

                            

BILLY             
Ambil di atas rak vitamin! Dekat kursi...

    

Cika langsung berlari menuju rak dan dilihatnya ada Sabdo sedang duduk yang fokus dengan telepon genggam. Cika langsung mengambil se botol air mineral dan kembali masuk ke dalam tanpa menyapa Sabdo.

Billy kembali ke meja kasir dan memanggil Sabdo.

                     BILLY
Do... Sabdo. Ini obat nya...

                            

Sabdo beranjak dari duduk mengambil obat dan memeriksanya.

                            

SABDO
Loh! Ini obat apa Bill? Kan enggak ada di resep...


Usai minum, diam-diam Cika mendengar pembicaraan Sabdo dan Billy.


                     BILLY
Itu vitamin Do... buat daya tahan tubuh. Gratis, enggak usah bayar... Lo juga bisa minum kok, sehari cukup satu kali.

                            

SABDO
Thank’s ya Bill. Sudah bantu saya, dapat bonus pula. Ini ya Bill uangnya...

                            

BILLY
Astaga Do... kita kawan lama, gue kenal banget sama lu.


Tanpa menghitung uang dari Sabdo, Billy langsung memasukkan nya ke mesin kasir.


                     SABDO
Oke Bill, saya pulang ya (tersenyum).
Billy menganggukkan kepala dan membalas senyuman Sabdo.


Sabdo sudah pulang dan Cika langsung mendatangi Billy dan mencecar berbagai pertanyaan tentang Sabdo.


                     CIKA
Bil, elu kenal sama Sabdo?
Kapan?
Di mana?
Terus, elu bantu dia apa? cerita ke gue!


                    BILLY
Eh, kok tanya-tanya Sabdo? emang kenal?
gara-gara viral ya? HAHAHA...


                     CIKA
Sebelum viral, gue sudah kenal...
Cepat jawab pertanyaan gue!


                     BILLY
Sabdo teman gue dari SD! 6 tahun sekelas. Kalau masalah bantu membantu, itu rahasia.
Yang pasti dia kerja di WARTEG, demi biaya pengobatan ibunya.

                            

CIKA
Pengobatan ibunya?

Cika jadi teringat waktu Sabdo minta ganti rugi di rumah sakit. 

FLASHBACK TO : 7. INT.RUMAH SAKIT / RUANG TUNGGU - SORE 

    SABDO

(memelankan suara)

 Papa kamu sakit, ibu saya juga sakit Cik...
 Itu uang simpanan saya untuk beli obat ibu.

 

BACK TO : 23. INT.APOTEK - MALAM                

BILLY
Cik... kok diam sih? lu yang ajak omong malah bengong.
Bentar, memang kenapa lu penasaran banget sama Sabdo? suka sama dia ya?

                           

CIKA
(kaget)
HAH! suka? enggak... gue enggak suka!
Sabdo itu saingan gue...
WARTEG Pak Eman, saingan depot gue!

                           

  BILLY
Saingan lu? HAHA... ya kalah!
Sabdo itu koki andal! Sebelum di WARTEG Pak Eman, dia kerja di restoran besar.
Bahkan, dia jadi lulusan koki terbaik di sekolahnya.
Eh, elu kan juga lulusan APCI Internasional! Berarti sama kayak Sabdo...

                            

CIKA
HAH! Dia? lulusan APCI Internasional juga...
Tapi kok gue enggak pernah ketemu?

                            

BILLY
Ya iya lah...
Enggak ketemu! Dia lulus, elu masuk...

                            

CIKA
Astaga... pantas, rasa nasi campur nya enak. 
Penampilan Sabdo juga enggak seperti tukang masak biasa.

                           

  BILLY
Nah! Lu juga mengaku kalau rasanya enak, HAHAHA...
Apalagi Sabdo pakai strategi marketing zaman now. Ya... makin mantap!

                            

CIKA
Eh! Lu kok jadi bandingkan gue sama Sabdo... sudah ah, gue pulang!

                            

BILLY
Dasar lu! kalau sakit langsung ke gue, sudah sembuh main pergi. Kalau bukan sepupu, sudah gue jitak lu.

                            

CIKA
Terima kasih abang sepupu... Gue ngantuk! See you Bill...

                                                     CUT TO:


24. INT. KAMAR CIKA – MALAM

Jam dinding menunjukkan pukul 1 malam, cika bolak balik kanan-kiri sambil memegang guling.

                     CIKA
       (tendang-tendang kaki ke kasur)
Erghhh.... gue enggak bisa tidur – gue enggak bisa tidur...


Cika bangun mengacak-acak rambut lalu duduk bersandar di kasur.                           

CIKA (CONT’)
Kenapa di kepala gue ada Sabdo terus?
Sudah gue duga! dari penampilannya sudah kelihatan, kalau dia bukan tukang masak biasa... Ganteng pula!
HAH! Apa barusan gue bilang? GANTENG?
Duh, jangan-jangan gue suka sama Sabdo!


Jantung Cika tiba-tiba berdetak kencang.

                  CIKA (CONT')
Gue deg-degan... Astaga... HUHU... kok jadi begini ya?
Sabdo itu saingan gue! Gue enggak boleh suka sama dia. Titik!


Cika mengambil telepon genggam dan membuka media sosial. Cika melihat akun WARTEG Pak Eman satu per satu, setelah itu mencari akun milik Sabdo. Ketemu, tapi di privasi. Walau begitu, Cika bisa melihat foto profil Sabdo yang mengenakan apron masak dengan simbol APCI Internasional.


                 CIKA (CONT’)
Gue mesti bagaimana sekarang? Gue salah besar menilai Sabdo.
Astaga... Sabdo senior gue...

    

                                               CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar