Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Hilangnya Juru Masak Bebek Peking
Suka
Favorit
Bagikan
9. Hari Pertandingan

40. INT. APOTEK – SORE

Sabdo datang ke apotek untuk membeli vitamin yang pernah Billy berikan untuknya. Di sana juga ada Cika yang sedang mengobrol dengan Billy.

                    SABDO
Bil... Billy...

                            

BILLY
Eh Sabdo, ada apa?


                    CIKA
Halo Do...

                            

SABDO
LHO... ada Cika juga. Mau beli obat?


                    BILLY
Dia mah biasa main ke sini Do...

                            

CIKA
Billy adalah sepupu gue...


                    SABDO
Owalah... ternyata kalian saudara sepupu.
Eh, Bill saya mau vitamin yang pernah kamu kasih ya! Sudah habis. Beli 3 strip.

                            

                     BILLY
Oh yang itu, sebentar ya.


(Billy menyerahkan vitamin ke Sabdo dan Sabdo menyerahkan uang ke Billy).


                    SABDO
Bill, kenapa enggak pernah cerita kalau punya sepupu cantik? (melirik ke Cika)

                            

BILLY
HAH! Yang begini elu bilang cantik? HAHAHA...
Eh Do, elu sudah bisa goda cewek ya!


Wajah Cika berubah menjadi merah padam karena ucapan Sabdo.


                     SABDO
Bercanda, HEHE...
Ya sudah, saya pulang. 

                  

Sabdo masih berada di hadapan Billy dan Cika, telepon genggamnya berdering. Dari Ibu.


                     SABDO
Halo Buk...


                   IBU SABDO
                 (sesak nafas)
Do, jan...tung... i...bu sa... ki... t...

 

                  SABDO (panik)
Iya bu, iya. ini saya pulang. klik off.

 

                   BILLY
Kenapa Do?


                    SABDO
Ibu sesak nafas, jantungnya kambuh.

 

Sabdo segera berlari menuju motornya.

 

                    BILLY
Hati-hati Do...!

 

Cika dan Billy menjadi ikut cemas.

Sabdo menyalakan motor, tapi tak bisa. Ia coba berkali-kali tetap tidak bisa. Billy memberi isyarat pada Cika untuk membantu. Cika menghampiri Sabdo.

 

                     CIKA
Ayo kita ke rumah sakit! Motor lu di sini saja.

 CUT TO:


41. EXT. RUMAH SABDO - MALAM

Cika dan Sabdo menjemput Ibu di rumah. Sabdo membopong Ibu ke dalam mobil, Cika menyetir dan mereka menuju rumah sakit pusat jantung.

                                               DISSOLVE

 

42. INT. RUMAH SAKIT/RUANG DOKTER – PAGI

Sabdo berada di ruangan bersama dokter spesialis Jantung. Dokternya menyarankan supaya Ibunya dioperasi.

                   DOKTER
Semakin hari, kondisi katup jantung Ibu Mas Sabdo semakin memburuk. Salah satu katupnya sudah tak dapat bekerja dengan baik. Hal ini harus segera kita tangani melalui operasi.


                  SABDO
Saya setuju Dok, silakan lakukan yang terbaik untuk Ibu saya.


                    DOKTER
Baik dan apakah dari sisi administrasi Mas Sabdo sudah siap?


                    SABDO
Administrasi bagaimana Dok?
Selama ini pengobatan ibu menggunakan asuransi kesehatan dan saya juga bayar tepat waktu setiap bulan.

 

                    DOKTER
Mohon maaf Mas Sabdo, untuk biaya operasi tidak ditanggung oleh asuransi.
Karena, alat yang dipakai harganya mahal sekali dan rumah sakit tidak mampu untuk membantu.
Serta untuk beli pembuluh dan katup aorta buatan juga.

 

                 SABDO
(kecewa)
Tidak ditanggung asuransi? saya kira sedari awal mengajukan asuransi, itu dapat menanggung segala tindakan medis...

                           

DOKTER
Asuransi hanya dapat menanggung obat-obatan dan perawatan di rumah sakit untuk rawat jalan dan inap. Tidak untuk operasinya. Dan itu, sudah menjadi ketentuan dari pemerintah juga mas.

 

Lengang sejenak. Dan Sabdo tampak berpikir.

 

                    SABDO
Berapa biaya operasinya dok?

 

                   DOKTER
Kurang lebih harus menyediakan dana sebesar 110 juta rupiah.


                     SABDO
Apakah memang harus di operasi? Tidak ada alternatif lain?


                    DOKTER
Satu-satunya cara supaya Ibu Anda bisa beraktivitas normal, dengan operasi.
Namun jika belum bisa, ya hanya pengobatan seperti biasanya.
Tapi, tidak bisa melakukan kegiatan berat karena akan kembali sesak.

                            

SABDO
Untuk saat ini, biar Ibu jalani perawatan dulu ya Dok. Akan saya persiapkan juga biaya untuk operasinya.

                                               CUT TO:

     

43. INT. RUMAH SAKIT/RUANG RAWAT INAP – MALAM

Sabdo masuk ke ruang rawat inap dan Cika sedang duduk di samping Ibu Sabdo yang terbaring lemah. Sabdo datang dan pandangan Cika langsung tertuju pada Sabdo.


                  CIKA
Sudah bicara dengan dokter?


                   SABDO    `
Sudah, mulai malam ini ibu di sini sampai kondisinya stabil.
Sudah malam Cik, terima kasih sudah antar Ibu. Maaf, merepotkan...


                    CIKA
Enggak apa-apa Do... Ya sudah, gue pulang ya. Kalau ada sesuatu, bisa hubungi gue.
Lu, punya nomor ponsel gue kan?

 

Sabdo menggeleng.


                    CIKA
Ponsel lu dimana?

 

Sabdo memberikan ponselnya ke Cika. Dan Cika langsung mengetik nomornya, setelah selesai ia kembalikan ke Sabdo.

 

                    CIKA
Gue pulang ya Do...

 

                    SABDO
Iya Cik, terima kasih. Hati-hati di jalan.

 

Cika keluar dan menutup pintu kembali.

 

Sekarang, hanya Sabdo yang menemani Ibu. Sabdo duduk di samping sambil menatapnya. Air mata Sabdo mengalir.

 

                   SABDO (V.O)
            (menunduk sambil menangis)
Ya Allah, hanya Ibu yang hamba punya saat ini. Kuatkan ia ya Allah dan mampu kan hamba untuk bisa membiayai operasi.
Maafkan saya ya buk... maaf...

                                               CUT TO:

 

44. INT. RUMAH SAKIT/RUANG RAWAT INAP – PAGI

Sabdo sedang membuka media sosialnya. Ia melihat ada notifikasi saran akun milik Cika. Itu karena Sabdo sudah menyimpan nomor Cika. Sabdo menekan nama Cika dan melihat profilnya.


SABDO (V.O)
Oh... dia lulusan APCI International juga. Adik kelas berarti.


Waktunya Ibu sarapan. Sabdo mematikan ponselnya menyuapi bubur kepada Ibunya.

SABDO
Buk, sarapan yuk.

 

IBU SABDO
Iya.
Do, teman kamu yang semalam dimana? Cika ya namanya.


SABDO
Iya, Cika. Sudah pulang semalam.


IBU
Jam berapa dia pulang?


SABDO
Kalau enggak salah, jam 11 atau jam 12 malam.

IBU
Kasihan pulang malam-malam sendirian. Cika itu Gadis yang baik dan manis. Kamu sudah bilang terima kasih?


SABDO
Sudah buk.


                    IBU SABDO
Do, lomba masak Bebek Peking besok kan?

 

                      SABDO
Iya buk.

                            

IBU SABDO
Kamu enggak siap-siap?

 

                     SABDO
Nanti saya pulang sebentar untuk ambil beberapa keperluan. Ini masih pagi buk, tenang saja...

 

                   IBU SABDO
Ibu yakin, anak ibu yang terbaik.

 

                    SABDO
Amin...
Ayo, habiskan buburnya buk. Setelah itu, minum obat.


Ibu yang sedang mengunyah, mengangguk dan tersenyum pada Sabdo.

                                                     CUT TO:

 

45. INT. RUANG LOMBA RESTORAN DINASTI ORIENTAL – PAGI

Tampak orang-orang berlalu lalang mempersiapkan lomba. Satu per satu para peserta berdatangan dan kumpul di ruangan khusus. Meja-meja dan kursi-kursi sudah tersusun rapi. Beberapa orang sedang mempersiapkan sound system.                                      

DISSOLVE

 

46. EXT. PERJALANAN MENGENDARAI MOTOR – PAGI

Sabdo tampak tenang menyusuri jalanan ibu kota. Kemudian SUPERIMPOSE dengan pemandangan kota Jakarta untuk beberapa waktu.

 

47. INT. RUANG LOMBA RESTORAN DINASTI ORIENTAL - PAGI

Cika memperhatikan tiga orang peserta lomba yang tak jauh darinya.


                   CIKA (V.O)
Oh... ternyata, diam-diam mereka ikut lomba juga.
Pantasan, kemarin izin serempak.


Juan, Anjar dan Guntur mengobrol sambil bersenda gurau. Cika datang menghampiri tanpa mereka sadari.

 

                   CIKA
HEM... EHEM...

 

            JUAN, ANJAR & GUNTUR
Embak Cika...


                    GUNTUR
Halo, HEHEHE...

 

                    CIKA
Oh... pantas saja hari ini izin berjamaah. Kenapa enggak bilang-bilang ke gue?

 

                    JUAN
Ini kan restoran milik keluarga embak, saya kira tahu sendiri kalau kami ikut. Baca data-data peserta, misalnya.

 

                    CIKA
Hal-hal begitu bukan urusan saya. Saya cuma mau fokus ke lomba saja.

 

                    ANJAR
Dan yang harus mbak ingat juga, perlombaan ini bisa diikuti siapa saja.

 

                     CIKA
Baiklah kalau begitu, kita akan bersaing secara sehat.

 

              GUNTUR, ANJAR & JUAN
Oke...

                                               CUT TO : 

 

48. INT. PODIUM RESTORAN DINASTI ORIENTAL – PAGI

Satu per satu peserta memasuki podium dan menempati meja masak. Para juri dan penonton juga telah hadir, termasuk Papa Cika yang merupakan salah satu jurinya.

Sabdo berjalan memasuki podium. Melihat kedatangan Sabdo, Cika terkejut. Anjar, Guntur dan Juan juga kaget.

 

        CIKA, ANJAR, GUNTUR JUAN (V.O)
Sabdo?...

                             

                     MC
Baiklah kalau begitu, pertandingan dimulai tepat pukul 9 pagi dan akan berakhir pukul 12 siang.
Kita hitung mundur! 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 MULAI...

 

Para peserta sudah mulai memasak. Sabdo CU mengambil bahan-bahan yang diperlukan dan memisahkannya. Ia tampak tenang namun cekatan.

Bebek utuh yang sudah dikuliti, Sabdo CU bersihkan dengan air mengalir, lalu direbus. Setelah itu ditiriskan dan dikeringkan dengan tisu dapur dan menepuk-nepuknya. Bebek dibumbui. Setelah itu, Sabdo CU masukkannya ke dalam kulkas.

Sabdo kembali ke meja dan mengolah bahan-bahan lainnya dengan cermat.

Diam-diam, Cika curi-curi pandang ke Sabdo. Sedangkan Sabdo fokus dengan yang dikerjakan. Bahkan Juan, Anjar dan Guntur pun saling melihat satu dan yang lainnya.

                                                     CUT TO:


49. EXT. PARKIRAN RESTORAN DINASTI ORIENTAL - SIANG

Ratih dan Asep tiba dengan mengendarai motor. Cepat-cepat mereka turun dan berlari menuju podium.

                                                DISSOLVE

 

50. INT. PODIUM RESTORAN DINASTI ORIENTAL – SIANG

Sabdo CU mengeluarkan bebek dari kulkas, dibumbui kembali dengan kuas lalu dipanggang ke oven.

Papa Cika datang mendekati meja Sabdo. Sabdo masih tetap fokus dengan yang dikerjakannya.

 

                PAPA CIKA(V.O)
Sepertinya, saya pernah ketemu dengan orang ini.
Di mana ya? (mengingat-ingat)
Hem... cara kerjanya bagus, sudah seperti seorang chef. Tenang, bersih, dan cermat.

 

Papa Cika beranjak dari meja Sabdo ke meja peserta lain.

Cika juga tampak mahir dalam pengolahan bebek peking.

Ada yang sudah selesai memasaknya, namun Sabdo masih tampak Tenang. Cika mulai cemas dengan waktu, begitu pula dengan Anjar, Guntur dan Juan.

Sabdo mulai mengambil beberapa piring, mangkok untuk penyajian, macam-macam sayuran segar untuk pendamping bebek peking dan penghias.

Sabdo kembali membuka oven mengoles madu, setelah itu menutupnya kembali.

    

MC memberitahu bahwa waktu sisa 30 menit lagi.


                      MC
Waktu yang tersisa adalah 30 menit lagi...

 

15 menit sebelum berakhir, Sabdo mengeluarkan Bebek peking dari oven. Dengan hati-hati ia letakkan ke atas meja, hingga waktu berlalu dan Bebek Peking buatan Sabdo sudah tersaji dengan sempurna.


                     MC
Baik. Waktu habis! Saya akan panggil satu per satu untuk membawa hidangannya kepada dewan Juri.


ketegangan menyelimuti semua wajah peserta maupun penonton.

 

                    ASEP
Duh, aku deg-degan Tih!

 

                    RATIH
Sama, aku juga...

                           

                    MC
Peserta pertama yang akan dinilai oleh dewan juri adalah Cika Kirana...

 

Cika berjalan menuju meja juri membawa hidangan

 

                  SABDO (V.O)
OH! Cika? Ternyata dia juga ikutan lomba.


Semua mata tertuju pada Cika. Para Juri tersenyum sambil menganggukkan kepala setelah mencicipi hidangan Cika.

Satu persatu peserta maju untuk dinilai. Hingga tiba giliran Sabdo.


                     MC
Akhirnya, kita sampai pada peserta yang terakhir. Inilah dia, Sabdo Hidayatullah...

 

               RATIH & ASEP
               (berteriak)
Sabdo... Sabdo... Sabdo... WUUU....

 

Sabdo meletakkan hidangan di atas meja juri. Para juri dan penonton tergugah dengan tampilan hidangan Sabdo.

Mereka mulai mencicipi.

Papa cika memelankan kunyahan. Ia merasa seperti ada sesuatu yang menjalar didirinya. Tiba-tiba matanya berkaca-kaca.

                PAPA CIKA (V.O)
Rasanya seperti buatan ayah.
Dia pasti pernah bekerja di Pandu Rasa, bersama Hansen.
Ya, tidak salah lagi.

 

Juri pertama dan juri kedua saling mengangguk-angguk sambil mengunyah hasil olahan Sabdo.

Selesai sudah, Sabdo kembali ke meja dan semua peserta menunggu hasil pemenang.

Para juri sedang berdiskusi untuk memberi keputusan sang juara.

Tak lama kemudian, salah satu juri memberi hasil pertandingan ke MC.

 

                     MC
Sekarang, saatnya saya umumkan pemenang lomba ini. Juara ke tiga adalah... Juan Pratama.


Juan terkejut mendengar namanya dipanggil dan ia langsung segera maju ke depan.

Suara penonton riuh ke seluruh ruangan.

 

                    MC
Selanjutnya, juara ke dua adalah Cika Kirana...


Cika maju ke depan dan ia berdiri di samping Juan.

 

                    MC                
Dan juara pertama jatuh kepada SABDOOOOOOO....


Asep dan Ratih melompat girang dan berteriak. Suasana berubah menjadi gegap gempita dan Sabdo sujud syukur. 

MC
Selamat kepada Sabdo dan ia juga berhak mendapatkan hadiah uang tunai, sebesar 500 juta rupiah...


                                               FADE IN BLACK

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar