Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Hello, Hello Again
Suka
Favorit
Bagikan
9. BAGIAN 9

Mama Damar tidak menghiraukan Damar, ia hanya bergerak spontan menuju ke rumah tetangga. Mama mengetok pintu rumah tetangga, tetangganya terlihat bingung kenapa wanita itu hujan-hujanan ke rumahnya.

 

TETANGGA

Loh Bu Heni, enten nopo? (ada apa bu Heni?)

 

MAMA DAMAR

Bu Tinah, kulo nyuwun godong muris jenengan nggih. (saya minta daun sirsaknya ya)

 

TETANGGA

Ndamel nopo, Bu? Mriki, jenengan mlebet teng griyo mawon. Tasik udan deres. (buat apa, bu? Masuk ke dalam rumah dulu, Bu. Hujannya masih deras.)

 

MAMA DAMAR

Mboten, Bu. Kulo mundhut saniki mawon nggih. (Gak, Bu. Saya petik sekarang saja)

 

Damar terlihat kebingungan mencari payung. saat sudah menemukan payung, Damar segera bergegas keluar rumah, mencari sang mama.

 

Mama telah kembali dari tetangga sambil membawa beberapa helai daun sirsak.

 

DAMAR

Mama darimana? Kenapa keluar hujan-hujan gini.

 

MAMA DAMAR

(sembari berjalan menuju rumah dengan tergesa-gesa)
Mama minta daun sirsak dari bu Tinah.

 

Mama Damar kemudian ke dapur, mengambil air di panci, lalu memasaknya di kompor. Tanpa suara, mama Damar meneteskan air mata.

 

AYUMI

Tante abis darimana? Di luar kan lagi hujan.

 

MAMA DAMAR

Tante abis ngambil daun sirsak. Buat Damar.

 

DAMAR

Ngapain sih, Ma?

 

Damar mencari handuk. Lalu menyelimutkan pada tubuh mamanya yang menggigil.

 

MAMA DAMAR

Mama pernah lihat di Tiktok. Katanya rebusan daun sirsak bisa menyembuhkan kanker.

 

DAMAR

(mencoba menghentikan mamanya)
Udahlah, Ma.

 

Mama Damar mematikan kompor. Kepalanya menunduk. Meski tidak memperlihatkan wajahnya, Dari suara Mama Damar yang bergetar, Ayumi dan Damar tahu bahwa dia sedang menangis.

 

MAMA DAMAR

Kenapa kamu harus ngalemin ini semua?

 

DAMAR

Ma. Aku gak papa.

 

MAMA DAMAR

    (suaranya bergetar)
Kamu tahu? Perlu waktu 10 tahun bagi papa dan mama, hingga akhirnya berhasil mengandung kamu. Kamu itu berharga banget buat kami. Dan sewaktu kamu mutusin keluar dari rumah ini, separuh jiwa mama rasanya hilang gitu aja. Ada yang mati dalam diri mama. Papamu juga pasti merasakan hal yang sama, meski dia gak pernah bilang apa-apa. Tapi Mama tahu kalau papamu pasti hancur hatinya. Dan sekarang, hari ini, mama bisa kembali ketemu sama kamu. Mama seneng banget. Tapi, setelah denger kamu sakit kanker ...
(kembali air matanya menetes, namun tidak terisak-isak, suaranya makin bergetar)
Hati mama hancur lagi. Mama cuma takut ... Mama takut, kehilangan kamu lagi. Kehilangan satu-satunya anak mama, selamanya.

 

Ayumi datang menghampiri Mama Damar. Ayumi memeluk mama Damar dan membiarkannya menangis di pundaknya. Ayumi juga mengelus-elus lembut punggung Mama Damar.

 

DAMAR

Aku gak akan ninggalin mama dan papa lagi. Janji.

 

Untuk beberapa saat, keadaan kembali sunyi. Hujan mulai mereda. Papa Damar keluar dari kamar. Lalu berkata pada anaknya. Meski tetap dengan nada yang dingin, pria itu menunjukkan kepeduliannya pada sang anak.

 

PAPA DAMAR

Papa punya kenalan, Sinshe pengobatan alternatif terkenal, yang bisa nyembuhin kanker. Papa bisa antar kamu ke orangnya besok.

 

DAMAR

Makasih, Pa. Tapi di Jakarta ada dokter kanker yang bagus. Aku akan segera buat janji dengan orang itu.

 

Papa Damar mengangguk. Ia percaya pada pilihan anaknya.

 

PAPA DAMAR

... Maaf, udah mukul kamu tadi.

 

DAMAR

(tersenyum)
Gak masalah. Aku pantas nerima itu.

 

Tanpa suara, Damar, Ayumi, Papa Damar, dan Mama Damar, kembali ke meja makan. Mereka terlihat sedang mengobrol. Meski hubungan dengan papanya belum benar-benar cair. Tapi setidaknya Damar dan Papanya mau kembali berbicara.

 

Damar terlihat meminum rebusan daun sirsak buatan mamanya. Kernyitan dahinya mengindikasikan bahwa minuman itu terasa buruk. Damar menawarkan minuman rebusan daun sirsak itu pada Ayumi. Tapi Ayumi menolak sembari tertawa.

 

EXT. TERAS RUMAH – MORNING - SUNNY

 

Ayumi dan Damar berpamitan dengan papa dan mama Damar. Ayumi melakukan foto bersama dengan keluarga Damar. Ayumi kemudian mendapatkan oleh-oleh 2 botol jamu sinom ukuran besar. Damar mendapatkan pelukan dan ciuman di kening dari mamanya. Damar kemudian mencium tangan papanya.

 

Ayumi melakukan salim pada papa dan Mama Damar.

 

INT. DALAM MOBIL – MORNING

 

Ayumi dan Damar terlihat bahagia. Mereka berdua nampak bernyanyi dengan enerjik lagu Monokrom dari Tulus, di dalam mobil.

 

EXT. PINGGIR JALAN – MORNING

 

Ayumi dan Damar berhenti di pinggir jalan, mereka membeli satu sisir buah pisang dari pedagang buah pisang yang sudah tua. Penjual tua itu menjual pisangnya menggunakan sepeda ontel.

 

INT. DALAM MOBIL - MORNING

 

Ayumi dan Damar kembali berkendara, dan keduanya menyantap buah pisang di dalam mobil.

 

Lalu waktu berganti, keduanya sedang tertawa karena sedang bercanda. Tawa mereka nampak lepas.

 

Lalu waktu berganti, langit sudah gelap, dan Damar tertidur. Sesekali Ayumi melihat pria itu sambil tersenyum karena Damar tidur dengan pulas.

 

INT. KAMAR HOTEL DAMAR – NIGHT

 

Damar terlihat tidur dengan pulas. Pria itu terdengar sedang mengorok.

 

INT. KAMAR HOTEL AYUMI - NIGHT

 

Ayumi sedang menulis blog di ipadnya. Ayumi terlihat menggunakan kacamata. Ayumi menuliskan perjalanannya dari Jakarta menuju Malang. Mulai dari pengalamannya menggunakan website travelling with strangers, pengalamannya bertemu dengan Damar, dan kisah-kisah seru mereka di banyak kota. Ayumi juga menyematkan foto bersama keluarga Damar. Perempuan itu terlihat tersenyum melihat foto tersebut. Lalu, Ayumi mengklik tombol posting blog. Ayumi terlihat lega dengan menyenderkan punggung di kursi.

 

EXT. JALANAN JAKARTA - AFTERNOON

 

Kini mobil mereka telah memasuki kota Jakarta. Terlihat monumen selamat datang. Kota terlihat penuh oleh kendaraan.

 

Selama mereka berkendara terlihat Transjakarta, pedagang kaki lima, gedung pencakar langit, Billboard lucu, Kemacetan.

 

DAMAR

Ay?

 

AYUMI

Iya?

 

DAMAR

Emang, kamu gak pernah curiga travelling sama aku?

 

AYUMI

Curiga kenapa emangnya?

 

DAMAR

Siapa tahu, sebenernya aku pembunuh berantai, terus berniat bunuh kamu di jalan.

 

Mata Ayumi memandang Damar dengan membelalak.

 

AYUMI

Anjir, Iya, juga ya.

 

Damar tertawa melihat kepolosan Ayumi.

 

DAMAR

Kamu gak takut aku culik?

 

AYUMI

Kalau kamu berani nyulik aku, bakal kupatahin sih tanganmu yang satunya.

 

Ayumi dan Damar terbahak-bahak.

 

DAMAR

Terima kasih, Ay. Perjalanan sama kamu bener-bener seru. Makasih udah bikin aku, gak lagi jadi katak dalam tempurung.

 

AYUMI

Aku juga makasih loh. Aku gak nyangka, kalo perjalanan ini bakal seru banget. Bisa nabrak motor begal misalnya.
    (terkekeh)
Njir. Itu serem banget loh. Mungkin kalau gak ada kamu, aku udah pasrah, gak tau mau ngapain.

 

DAMAR

Next time, mau liburan lagi sama aku?

 

AYUMI

(menjulurkan lidah)
Wani piro?

 

Ayumi dan Damar kembali tertawa bersama.

 

INT. KAMAR APARTEMEN DAMAR – NIGHT

 

Damar membuka pintu apartemen. Ia meletakkan kopernya. Pemuda itu kemudian menyirami tanamannya. Dan kemudian merebahkan diri di kamar. 

 

Ia kemudian membuka ponsel dan mengirimkan pesan ke Ayumi.

 

Damar: Kalau udah sampai rumah, kabari ya, Ay. Titi Dj.

Ayumi: Okay, Bos! *emoticon hormat*

 

EXT. TERAS RUMAH MAMA AYUMI – NIGHT

 

Ayumi mengetuk pintu rumah. Mama Ayumi kemudian keluar. Mama Ayumi nampaknya masih melakukan skincare. Wajahnya masih memakai masker dan rambutnya memakai roll.

 

Ayumi tersenyum lalu memeluk mamanya dengan erat.

 

AYUMI

Ayumi sayang mama.

 

MAMA AYUMI

Kamu gak abis mabuk kan?
(tertawa kecil)

 

AYUMI

Mabuk ataupun gak mabuk, Ayumi tetep akan bilang sayang mama.

 

MAMA AYUMI

Mama juga sayang kamu.

 

Ayumi dan mamanya kemudian masuk ke dalam rumah.

 

INT. KAMAR APARTEMEN DAMAR - NIGHT

 

Kemudian Damar membuka blog Ayumi. Pemuda itu membaca dengan wajah yang gembira. Ayumi juga mencantumkan puisi buatan Damar untuk Ayumi di postingannya tersebut. Senyumnya menjadi lebar ketika melihat foto keluarganya.

 

Kemudian Damar merasakan tubuhnya sangat lelah. Beberapa kali ia menguap. Kemudian Damar memejamkan mata. Dan segalanya menjadi gelap.

 

INT. RUMAH SAKIT – DAY

 

Terdengar suara dari monitor ECG selama beberapa saat. Lalu mata Damar terbuka. Prosedur operasi kanker payudara Damar berjalan dengan lancar. Matanya masih amat sangat berat untuk dibuka. Kini, gips tangan Damar sudah dilepas.

 

Sosok pertama yang ia lihat adalah Ayumi. Perempuan itu nampak cantik dengan sorotan sinar matahari. Terlihat seperti malaikat turun dari Sorga.

 

DAMAR

(suaranya lemas)
Aku di Sorga?

 

AYUMI

Hai, Damar.

 

Ayumi datang menjeguk Damar. Ayumi tak sendirian. Di sana juga terlihat Mama Damar dan juga Papa Damar. Mereka nampak bahagia. Mama meneteskan mata lalu mencium kening anaknya. Papa Damar juga terlihat tersenyum.

 

MAMA DAMAR

Kok ya pas banget, Yum. Damar bangun pas kamu baru aja dateng ke sini.

 

AYUMI

(tertawa)
Damar udah janji, Te, mau sadarnya jam berapa.

 

MAMA DAMAR

Bisa aja kamu. Ayumi ini loh, Mar, udah cantik, pinter ndagel juga. Menantu idamannya mama, deh.

         

Damar yang masih lemas karena merasakan sisa efek bius, tak menghiraukan omongan mamanya. Ia hanya tersenyum senang, karena melihat orang-orang yang disayanginya sedang berkumpul.

 

MAMA DAMAR

Kata Dokter, Damar masih perlu kemo. Buat mastiin sel kankernya gak muncul lagi. Jadi tante sama om, sementara ini akan tinggal di Jakarta dulu.

 

AYUMI

Semoga Damar cepet sembuh ya, tante Om. Oh, iya, Mumpung om dan tante lagi di Jakarta. Nanti Ayumi ajak jalan-jalan keliling Jakarta deh. Gratis.

 

MAMA DAMAR

Boleh. Tante suka nih kalau ada embel-embel gratis.
    (tertawa)

 

 

INT. APARTEMEN DAMAR – DAY

 

Di depan cermin wastafel, Papa Damar menggunduli rambut anaknya dengan mesin cukur. Kini Damar terlihat gundul pelontos. Ketika tahu bahwa anaknya gundul pelontos, Mama Damar tertawa sambil mengelus-elus kepala anaknya.

 

MAMA DAMAR

Sekarang kamu gundul kayak Casper.

 

INT. DALAM MOBIL – JALANAN JAKARTA - DAY

 

Ayumi, Damar, Papa Damar, dan Mama Damar berkeliling mengitari Jakarta. Mama Damar dan Papa Damar terlihat antusias.

 

INT. SEAWORLD – DAY

 

Ayumi, Damar, Papa Damar, dan Mama Damar kemudian mengunjungi seaworld. Begitu banyak jenis ikan yang bisa mereka lihat.

 

AYUMI

(menunjuk muka ikan pari)
Damar, awas kalo kamu durhaka lagi, ntar dikutuk kayak ikan itu loh.

 

Damar dan Ayumi tertawa bersama.

 

INT. APARTEMEN DAMAR – AFTERNOON

 

Mama Damar terlihat sedang memasak bersama Ayumi. Sedangkan Damar dan Ayahhnya membantu membuat es buah.

 

Usai selesai memasak. Mereka kemudian menyantap hidangan dengan lahap. Mereka juga nampak nyaman berinteraksi satu dengan yang lain. Komunikasi mereka semakin cair.

 

Setelah Makan, Ayumi, Damar, Mama Damar, dan Papa Damar kemudian main PS5 bersama. Mereka bermain Mortal Kombat. Mama terlihat ngilu saat memainkan game itu, karena efek sadisnya.

 

Kemudian mereka melanjutkan bermain monopoli. Sama seperti sebelumnya, Ayumi, Damar, Mama Damar, dan Papa Damar terlihat gembira. Bahkan, papa Damar yang sebelumnya kaku, kini ia menjadi yang paling bersemangat bermain monopoli, karena ia yang paling jago.

 

Hari berganti menjadi malam. Ayumi telah pulang. Lampu kamar dimatikan. Hanya bercahayakan lampu dari luar. Damar tidur seranjang bersama mama dan papanya. Damar tidur di posisi tengah. Ia tidur dengan senyuman. Damar terlihat seperti bocah kecil yang tidur nyenyak bersama orang tuanya.

 

INT. RUMAH SAKIT – DAY

 

Mama dan Papa Damar sedang menunggu di ruang tunggu. Di waktu yang bersamaan, Damar melakukan kemoterapi injeksi.

Usai melakukan kemoterapi, Damar pulang bersama orang tuanya. Tubuhnya terlihat pucat dan lemas. Kemoterapi ini dilakukan beberapa kali dalam beberapa kurun waktu.

 

INT. DALAM MOBIL – DAY

 

Setelah pulang dari kemoterapi, Damar pulang bersama papa dan mamanya. Papa dan mama Damar duduk di kursi depan. Sedangkan Damar berada di kursi belakang. Damar nampak lemas dan melamun.

 

INT. APARTEMEN DAMAR – DAY

 

Damar sedang duduk melamun di kursi. Damar mengenakan pakaian tebal. Wajahnya masih pucat dan badannya lemas. Sementara itu, Papa dan Mama Damar sedang bermain game CUPHEAD di playstation.

 

Damar kemudian bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Ia kemudian muntah-muntah di toilet. Efek dari kemoterapi membuatnya mual. Mama Damar terlihat panik. Damar muntah cukup banyak.

 

MAMA DAMAR

Pa gimana ini pa?! Apa dibawa lagi ke rumah sakit?

 

DAMAR

Gak papa, Ma.

 

MAMA DAMAR

Kamu yakin gak papa?

 

DAMAR

(menekan flush)
Iya, Ma.

 

MAMA DAMAR

Mama bikinin teh anget ya, biar enakan.

 

DAMAR

Iya.

 

PAPA DAMAR

Udah, kamu rebahan aja. Obat mualnya nanti diminum sama teh.

 

Damar menuruti perkataan papanya. Pemuda itu merebahkan diri di ranjang.

 

MAMA DAMAR (O.S.)

Apa Mama suruh si Ayumi ke sini, biar kamu baikkan?

 

Damar tak mempedulikan omongan mamanya. Kemudian, ponsel Damar mengeluarkan notifikasi. Ayumi telah mengirimkan pesan. Ia mengirimkan sebuah video. Ayumi sedang berada di pernikahan Erika dan Thomas di Jogja. Erika, Thomas, dan Cindy memberikan ucapan semangat dan doa agar Damar cepat sembuh.

 

Damar tersenyum usai melihat video itu. Tak lama kemudian ia kembali ke kamar mandi untuk muntah.

 

FADE OUT:

FADE IN:

 

INT. APARTEMEN DAMAR - MORNING

 

Waktu telah berlalu. Kepala Damar yang sebelumnya pelontos, kini sudah ditumbuhi oleh rambut-rambut pendek. Damar membuat kopi di mesin kopi. Lalu membuat sandwich untuk sarapan. Ia menyantap sandwich dan kopinya di balkon.

 

Kemudian pria itu mandi. Kini Dadanya terlihat ada bekas operasi kanker payudara.

 

Damar kemudian berpakaian rapi. Lalu, Pria itu menata baju-bajunya dengan rapi ke dalam koper. Damar juga memasukkan buku barunya yang masih bersegel. Ia memberi judul buku puisi itu, “Travelling with Stranger”. Cover buku itu adalah ilustrasi perempuan dan pria yang sedang berkendara dengan mobil. Terinspirasi dari perjalanan Ayumi dan Damar dari Jakarta menuju Malang. Damar hendak memberikan buku puisi terbarunya itu untuk Ayumi.

 

INT. PARKIRAN BASEMENT APARTEMEN – MORNING

 

Damar membuka dan memasukkan koper ke dalam bagasi. Damar nampak santai.

 

INT. DALAM MOBIL – JALANAN – MORNING

 

Damar mengendarai mobilnya, Damar mengendarai mobilnya dengan santai. Kemudian menyalakan radio. Radio memutar lagu Tulus – Diri.

 

INT. RUMAH ORANGTUA DAMAR – MORNING

 

Papa dan Mama Damar sedang melakukan dansa. Dari gerakan dan ekspresi wajah, papa dan mama Damar nampak sekali bergembira.

 

INT. DALAM MOBIL – JALANAN - MORNING

 

Selama beberapa saat ia berkendara, mobilnya kini berhenti di suatu tempat. Kemudian Damar membuka kaca mobilnya. Pria itu kemudian tersenyum.

 

DAMAR

Hello, hello again.

 

Dengan mengenakan dress warna kuning, Ayumi hanya menampilkan senyum paling manis melalui jendela mobil Damar yang terbuka. Kini rambutnya telah dicat ombre menggunakan warna pink.

 

 

TAMAT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar