Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
FAVOR The Movie
Suka
Favorit
Bagikan
4. ACT 2 PART 1

ACT 2


24. INT. DAPUR. RUMAH ANDRE — PAGI

Andre duduk di meja makan sambil menghirup bau makanan di dapur. 

Amir ketiduran di meja makan dengan kepala tertunduk.

Istri Andre, Sarah (25), menaruh masakan terakhirnya di meja. Sally menaruh kopi dan air putih di meja.  Sally dan Sarah duduk.

SARAH

(ceria)

Ayo semua sarapan.


Amir terbangun dan melihat-lihat makanannya.

AMIR

(kecewa, usil)

Hahhh. Apaan nih? Ini bukan masakanmu kan Sally? Mana Gudeg dan Selat Solo pesananku?


Sarah kesal dan mengambil piring Amir. Amir menahannya piringnya dengan kuat. Keduanya saling melotot dengan lucu. 

SARAH

(kesal)

Tinggal makan aja cerewet lu ya.


AMIR (CONT'D)

Ah. Iya-iya.


Sally dan Andre tertawa. 

SALLY

Maaf. Tadi bangunku kesiangan jadi aku nggak ikut belanja mbak Sarah. Besok aja ya Amir.


AMIR (CONT'D)

Baiklah.


ANDRE

Tadi malem rencana kalian sukses ya? Kalian kayaknya gembira banget waktu pulang.


Sally senyum-senyum sendiri lalu berubah serius. Semua selain Sally mulai makan.

SALLY (CONT'D)

Ehmm. Mas Andre, Amir... Apa kalian jadi bantu aku dan Bisma cari kakakku?


ANDRE

Iya dong. Aku dan Amir ambil cuti khusus buat bantu kamu Sally.


SARAH

Iya. Semoga kakakmu cepat ketemu ya Sally.


Sally mengangguk.

AMIR

(sambil mengunyah)

Emangnya, di mana terakhir kali kamu ketemu kakakmu? Masih ada kontaknya nggak? 


SALLY

(sedih)

Setelah aku dipenjara, aku nggak tahu lagi kakakku ada di mana. Mungkin dia masih sama pedagang dan pembeli itu.


Andre refleks menunjuk Amir.

ANDRE

(optimis)

Wahhh. Kebetulan. Nih anak udah kayak kakek moyang di dunia sales.


AMIR

(bragging himself)

Yoi. Gue hafal semua gang-gang kecil. Nggak ada pedagang yang nggak gue kenal di kota Ini. Tenang aja. Kakakmu pasti ketemu.


Sally tiba-tiba menangis. Semua heran. Andre menyeruput kopinya.

SALLY

(sedih dan terbata-bata)

Bukan itu. Aku sama kakakku... jadi korban perdagangan perempuan. 


(FX. Sound dramatis). Semua shocked. Sarah dan Amir tersedak. Andre menyemburkan kopinya ke samping. 

ANDRE

(shocked)

Sayang. Kok kamu buatin aku Amerikano sih pas mulutku masih pahit.


Bisma keluar dari kamar mandi lalu duduk di meja makan. 

Semua menatap Bisma masih dengan shocked. Bisma mengangguk pasrah lalu memakan kue.

SALLY

Dulu...


CUT TO FLASHBACK:


25. EXT. JALANAN — SORE. JOGJA, 1,5 TAHUN LALU

Note: Buat scene 25-48 agak cepat. Translate ke Bahasa Indonesia ada di bawahnya. Nindy, Rita, dan Rara pakai seragam SMA dengan coretan pylox dan sisanya seragam SMA biasa.

Sally (17), Nindy (18), dan keempat teman-teman gadisnya, Putri (17), Rara (18), Rita (18), dan Siti (17), bersepeda beriringan dua-dua.

Ada satu mobil hitam berisi penuh pria berjalan mengiringi geng Sally.

Kaca mobil itu terbuka. Pria di kursi kiri depan dan di kiri tengah bersiul sambil memandang genit agak cabul. 

RITA

(sarkas)

Suwat suwit. Mbuk kiro kene manuk? Jajal kenalan apik-apik rene wani gak? Gausah suwat suwit tok.


RITA

(sarkas)

Suwat suwit. Kamu kira kita burung? Coba kenalan baik-baik sini berani nggak? Nggak usah suwat suwit doang.


PRIA 1

(menghina)

Jahateee. Ahhhh. Kemayu. Rausah sok jual mahal. Ra payu we ngko!


PRIA 1

(menghina)

Jahatnya. Ahhhh. Sok cantik. Nggak usah sok jual mahal. Nggak laku kalian nanti!


NINDY

(menghina keras)

Gak payu yowis! Penting kene ra karo kowe-kowe!


NINDY

(menghina keras)

Gak laku yaudah! Penting kita nggak sama elo-elo pada!


Pria-pria itu bersorak “Huuuuuu.” Geng Sally membalas bersorak “Huuuuuu.” Lebih kencang.

Para pria di dalam mobil itu nyengir ciut. Kaca mobil menutup, mobil itu lalu berjalan pergi.


26. EXT. PINGGIR PANTAI — SORE, 1,5 TAHUN LALU

Shoot pemandangan laut pantai selatan yang indah dan luas dengan ombaknya yang lumayan besar.

Sally memegang kayu dengan pro. Rita membawa bola kasti. Nindy dan sisanya menggarisi tanah.

Rita melempar. Sally memukul tapi gagal dan bola jatuh di bawahnya. Rita kesal lucu dan lainnya tertawa sambil menggaris.

RITA

(kecewa lucu)

Alahh. Ben mbakmu ae seng nggepuk ngko. Awakmu terah ra iso nggepuk ket mbiyen.


RITA

(kecewa lucu)

Astaga. Biar kakakmu aja yang mukul nanti. Kamu emang nggak bisa mukul dari dulu.


Semua berkumpul, tiba-tiba sebuah mobil hitam (sama seperti mobil kumpulan laki-laki tadi) datang dan berhenti tak jauh dari mereka.

Geng Sally melihat heran mobil itu.

SALLY

(kepo)

Kae gakyo mobile cah lanang-lanang maeng mbak?


SALLY

(kepo)      

Itu bukannya mobil cowok-cowok tadi mbak?


RARA

(waspada)

Iyo e. Wani kenalan tibakne.


RARA

(waspada)

Iya. Rupanya mereka berani kenalan.


RITA

(muak,lucu)

Heleh. Paling yo manuk eneh.


RITA

(muak,lucu)

Heleh. Paling juga burung (eksibisionisme) lagi.


(FX. Musik menegangkan). Nindy memegang kayu kastinya erat-erat. Rita menutup matanya dengan sikut dan menunduk. Sally meremas bola kasti. Sisanya menggenggam pasir erat-erat.

Sepasang kaki laki-laki turun. Geng Sally semakin waspada.

Laki-laki itu, Ammar (35), berjalan membukakan pintu untuk istrinya, Minah (35), lalu mengeluarkan HP.

Musik menegangkan berhenti. Semuanya bernapas lega kecuali Rita.

SALLY

(Lega)

Alhamdulillah.


Rita membuka mata perlahan seperti mengintip.

NINDY

Kui mbak Minah bukane?


NINDY

Itu bukannya mbak Minah?


Keenamnya duduk berkerumun dan kagum memandangi Minah yang difoto suaminya dengan background pantai dan laut.  

Minah dan suaminya akan pergi. Rita berdiri. Semuanya melihat heran ke Rita.

RITA (CONT’D)

(berteriak)

Mbak Minah.


RITA (CONT’D)

(berteriak)

Mbak Minah.


RARA

(malu)

He ngawur ae mbuk bengoki. Iyo lek iyo.


RARA

(malu)

He ngawur aja kamu teriaki. Iya kalau iya.


Minah menoleh lalu menggandeng Ammar menghampiri geng Sally. Geng Sally lalu berdiri.


MINAH

(heran)

Oh awakmu kenal karo aku?


MINAH

(heran)

Oh kamu kenal sama aku?


RITA

Iyo mbak. Aku Rita. Putune mbah Marni omahe gang ngguri omahe mbahe sampeyan. 


RITA

Iya mbak. Aku Rita. Cucunya mbah Marni yang rumahnya di gang belakang rumahnya nenekmu mbak.


MINAH

He, awakmu wes gedhe saiki yo... Sepurane yo aku lali. Wes suwe aku ra mrene. Aku neng Jakarta terus.


MINAH

He, kau sudah besar sekarang ya... Maaf ya aku lupa. Sudah lama aku nggak kesini. Aku di Jakarta terus. 


RITA

Sampean saiki enak ya mbak Minah. Wis sukses, suamine ganteng, sugih, baik hati nyisan. Romantis polllll.


RITA

Kamu sekarang sudah enak ya mbak Minah. Sudah sukses, suamimu ganteng, kaya, baik hati lagi. Romantis sekali.


Geng Sally melihat malu ke Rita. Minah tertawa.

Suaminya tak paham. Minah membisiki suaminya dan suaminya tertawa. 

MINAH

(iming-iming)

Awakmu gak pengen koyok aku?


MINAH

(iming-iming)

Kamu nggak pengen kayak aku?


RITA

(heboh)

Pengennnn. 


MINAH

(iming-iming)

Iki gawe kabeh menisan ya. Ayo melu aku kerjo neng Jakarta. Kerjone gampang trus pasti langsung sugeh. Neng kene angel nggolek penggawean. Moroo neng omahku lak awakmu kabeh butuh. Iki kesempatan langka. Aku sesok awan arep mbalik neng Jakarta. Omahe mbahku wi ae yo wes payu tak dol. 


MINAH

Ini buat semua sekalian ya. Ikut aku saja kerja di Jakarta. Kerjanya gampang trus pasti langsung kaya. Di sini susah cari pekerjaan. Datang saja ke rumahku kalau kalian butuh. Ini kesempatan langka. Aku besok siang akan kembali ke Jakarta. Rumah nenekku juga sudah laku kujual.


Minah dan suaminya tersenyum lalu pergi. Gerombolan Sally membalas senyum mereka.


26. INT. RUMAH SALLY — MALAM. 1,5 TAHUN LALU

Sally dan Nindy menaruh sepeda mereka di teras. Keduanya kaget melihat ibu mereka, Sri (55), menangis tertunduk di tanah. (FX. Musik sedih).

SRI

(memohon)

Sepuntene pak. Ampunnnn. Mengke pasti kulo lunasi utang kulo. Ampunnnn.


SRI

Maafkan pak. Ampunnn. Nanti pasti saya lunasi hutang saya. Ampun.


Keduanya masuk dan kaget melihat ayah mereka, Jono (60), dipukuli oleh dua orang penagih hutang.

SALLY

(sedih)

BAPAKKKKK


NINDY

(sedih)

IBUUUUUUK


Jono sudah lemah dan tergeletak. Seorang penagih hutang mengambil uang di saku Jono dan satunya membawa radio di meja. Keduanya lalu pergi. 

Nindy memegang ibunya dan Sally memegangi ayahnya sambil menangis.

Sri batuk dan muntah darah. Nindy dan Sally menangis terisak.


27. INT. DAPUR RUMAH PUTRI — MALAM. 1,5 TAHUN LALU

Putri pulang dan membuka tudung saji di dapur. Hanya ada sepiring nasi lauk tempe tahu dan sebungkus kerupuk.

(FX. Musik sedih). Putri hendak memakannya. Adik putri, Lukman (10), datang dengan kelaparan. 

Putri menghela nafas dan memberikan piring dan kerupuk itu ke adiknya.

Putri pergi melihat gerabah penyimpanan beras. Hanya ada sisa satu(cup)beras.


28. INT. DEPAN RUMAH RITA - MALAM. 1,5 TAHUN LALU 

(FX. Musik sedih). Rita pulang dan sedih melihat dua pasang sepatu pantofel hitam di depan rumahnya. 


29. INT. TERAS RUMAH MINAH - MALAM. 1,5 TAHUN LALU

Sally, Nindy, Rita, dan Putri duduk di teras rumah Minah dengan terdiam dan agak sedih. 

Rara dan Siti datang. Rita menepuk-nepuk pundak Rara dan Siti.

RITA

(meramal)

Pasti perkoro utang yo? Wong tuwomu wes bingung nyaure? Ditagihi kongkonane bakul duwik terus mben dino sampek bengi?

                               

RITA

(meramal)

Pasti masalah hutang ya? Orang tuamu bingung melunasinya? Ditagih debt collector tiap hari bahkan sampai malam.


NINDY

Awakmu koyok dukun ae Rit, kemeruh.


NINDY

Kamu kayak dukun aja Rit. Sok tahu.


Rara & Siti mengangguk. Sally dan Nindy melongo.


RITA

Kandani kok. Makku lho bature makke rasan-rasan karo sambat. 


RITA

Sudah kubilang. Ibuku lho teman ibunya ngegosip dan curhat.


SALLY

Kita senasib ya iki?


SALLY

Kita senasib ya ini?


Semuanya menunduk sedih. Sally tiba-tiba mengangkat kepala. 

SALLY

(heran)

Eh tapi...Bukane wong tuwane sampean bar oleh warisan akeh tekan mbahdok.e sampeyan mbak Rit?


NINDY

(heran)

Eh tapi...Bukannya orangtuamu habis dapat warisan banyak dari nenekmu mbak Rit?


RITA

(sedih)

Iyo, tapi...


RITA

(sedih)

Iya, tapi...


INSERT:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar