Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
FAVOR The Movie
Suka
Favorit
Bagikan
2. ACT 1 PART 2

11. INT. AULA LAPAS PRIA — SIANG. DUA HARI KEMUDIAN

(FX. Lagu Hari Merdeka). Banyak ornamen merah putih menghiasi tembok dan pintu aula.

Poster bertuliskan "PERAYAAN HARI KEMERDEKAAN DAN PENGUMUMAN REMISI LAPAS PRIA TUNAS BANGSA" terpasang di dinding bagian depan Aula.

Semua napi duduk memenuhi kursi Aula sambil berbincang.

Musik berhenti. Robi (47), ketua lapas yang baru, maju dan memberi pengumuman. Semuanya berubah tenang.

ROBI

(optimis)

Selalu ada harapan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sesuai dengan nama lapas ini. Lapas Pria Tunas Bangsa. Buang serta lupakan pelepah yang busuk dan jelek, dan tumbuhlah menjadi tunas yang baru.


Semuanya bertepuk tangan.

ROBI (CONT'D)

Di layar besar itu akan tampak siapa-siapa saja penerima remisi bebas dan remisi pengurangan masa tahanan di hari kemerdekaan ini.


(FX. Musik berdebar). Para napi melihat antusias ke layar besar di depan. Pengumuman ditampilkan.

Note: Tambah efek slow motion untuk 1 action di bawah ini.

(FX. Musik Euphoria). Hampir semua napi-napi berdiri dan bersorak senang.

Musik Euphoria berhenti. Robi menatap tajam napi-napi yang duduk di barisan kanan (Geng Bisma dan Geng napi gangster).

ROBI

(sinis dan kesal)

Bagi kalian yang tidak, ini adalah peringatan... agar tak seenaknya sendiri. Lapas ini punya aturan!!! Gara-gara kericuhan yang kalian buat, kami dan Polisi harus repot mencari buron-buron sialan itu!!!


(FX. Musik lucu dan ironi). Di baris kiri geng Bisma dan geng napi gangster di belakangnya duduk dan kesakitan dengan luka lebam di muka mereka. 

Lie merintih. Syah memijat-mijat kepalanya. Romy menatap ke depan tanpa ekspresi. Rano hanya berulangkali menguap hingga meneteskan air mata.

Di paling ujung, Bisma setengah melamun dan menggores-gores bangku dengan kukunya.


INTERCUT TO:


12. INT. SEL BISMA — MALAM

Keenamnya makan malam bersama di satu meja dan duduk di tikar.

Tomat Beni jatuh ke lantai. Beni mengambilnya dan membuka mulutnya.

Lie jijik lalu mengelap tomat itu dengan tisu dan langsung dimakan Beni. Rano celingukan.

LIE

(kesal dan kesakitan)

Kejam banget dia. Seenaknya aja bikin rekom. Emangnya salah kita apa kalau keparat-keparat itu kabur?


SYAH

(kesakitan)

Kenapa tak engkau saja yang mengadili ya Allah? Agar semua ini adil.


Beni mendorong kepala Syah dengan kepalanya. Keduanya kesakitan. 

BENI

(kesakitan)

Mau kiamat lo??? Tapi… seenggaknya kita harus bersyukur. Dia masih mendingan dari ketua lapas yang dulu. Kita nggak harus piket ama puasa makan malam lagi tuh selama sebulan. 


LIE

(geram & kecewa)

TAPI KITA GAGAL BEBAS. Haaahhh. Harusnya semua sipir itu dipecat! Mereka kan juga lalai.


BENI

Eh tapi nih ya. Kalo gue bebas, gue pasti dibully abis di nikahan adik gue kalo muka gue bonyok kayak gini.


SYAH

Iyasih. Susah banget cari kerja pakek embel-embel Napi ini. Kata adik gue semua lamaran kerja gue belum ada satu pun yang keterima men. Enakan di sini, gue nggak perlu pusing mikirin makan.


Syah menyuapi lagi mulutnya dengan kesakitan.

LIE

(hopeless)

Gue juga men. Mungkin gue disuruh nyiapin mental lagi. Kembaran gue kan udah mati tahun lalu di sel sebelah. Kalo bebas gue pasti diincer nih sama korban investasi bodong kembaran gue. Ancur ancur. Padahal kan gue kagak makan uangnya samsek.


Lie, Beni, dan Syah menghela nafas kecewa. Bisma agak melamun dan makan dengan tak fokus.

Beni akan mengambil lauk Bisma. Bisma mencegah garpu Beni dengan garpunya lalu memberikan lauknya ke Romy dan Rano.

Romy dan Rano mengangguk senang dan semakin semangat makan.

BENI

Hahaha. Tau aja. Gue punya kolesterol.


Lie menatap heran Romy dan Rano yang makan sangat lahap. 

LIE

(heran)

Uhmmmm. Enak ya makanannya? Ehhh!!! Elo pada nggak punya keluhan apa?


Romy dan Rano geleng-geleng.

SYAH

Wajarlah. Mereka masih jiwa muda.


Rano celingukan lagi.

LIE

(heran)

Eh kenapa sih elo celingukan mulu dari tadi?


Bisma mengeluarkan balsem dari sakunya.

BISMA

Cari ini ya?


Rano terkejut dan akan mengambilnya. Syah dan Beni menyerobot, membukanya, mencium baunya, dan langsung nyengir.

BENI

(kesal)

Kurang ajar elo ya!!! Pantesan kemarin malam kepala loe gerak-gerak aneh di balik selimut.


(FX. Musik comedy). Rano nyengir ketahuan.

RANO

(ketakutan)

Ampunnnnnn.


Beni menjewer kuping Rano, Rano kesakitan tapi tetap senyum-senyum.

SYAH

(kesal)

Kapan elo mau keluar dari sini kalau elo terus kayak gini?


Syah mencuci balsem lem itu di wastafel lalu membuangnya ke tong sampah. 

Beni mengambil sesuatu di kotak obat lalu duduk menutupi Rano dan memakaikan sesuatu.

Beni menyingkir. Hidung Rano terpasang dua inhaller. 

CUT TO:


13. INT. PINTU KELUAR. LAPAS PRIA — PAGI. 2 BULAN KEMUDIAN

Note: Buat scene ini cepat.

Bisma (pakai baju biasa) berjalan melewati pintu keluar sambil menggendong tas ransel bertuliskan "LAPAS PRIA TUNAS BANGSA" di salah satu pundaknya.

(FX. Suara klakson mobil dan terompet).

Bisma kaget dan menoleh ke arah suara (serong kanan). 

Sahabat Bisma, Andre (26) dan Amir (26) menunggu di samping mobil. Bisma tertawa malu.


14. EXT. JALANAN — PAGI

<-MOBIL->

Note: Buat scene ini agak cepat.

Andre menyetir, Bisma duduk di samping Andre, Amir duduk di kursi belakang. 

ANDRE

Elo tinggal di rumah gue aja nggak usah cari kos. Anggep aja ini balas budi gue karena elo dulu sering ngebantu gue pas keluarga gue kesulitan uang.


BISMA

(senang)

Beneran? Wahhh. Makasih banyak ya brader. Gue janji akan pindah kalo semua udah mendingan.


ANDRE

(sarkas)

Nggak usah. Gue nggak apa-apa kok, meskipun rumah gue lama-lama jadi penampungan.


AMIR

(nyengir)

Eaaaaaa. Iya-iya. Gue pasti pindah.
(Beat)
Pas gue udah kaya.


Ketiganya tertawa.

Amir mengambil box kado warna biru di sampingnya (ada pita besar warna biru muda di tutupnya) dan memberikannya ke Bisma. 

Bisma menerima kotaknya dan membukanya. Box itu berisi Coca-Cola, bola tenis, sepasang topi couple, boneka, hand phone, kupon kedai es krim, kotak cincin dll. Dan juga, ada sebuah undangan pernikahan berwarna abu-abu.

(FX. Musik sedih). Bisma menghela napas kecewa. Bisma mengambil undangan. Di halaman depan undangan ada nama Mulan & Rama (tanpa tanggal).

Note: Jangan perlihatkan isi dan tanggal undangannya.

Bisma memasukkan undangan ke dalam kotak lalu menutupnya. Bisma memberi kotak itu lagi ke Amir.

ANDRE

(serba salah)

Bro-bro. Kenapa elo nggak jaga tingkah elo pas di penjara sih? Padahal kurang dikitttt aja.


AMIR 

(sinis)

Emangnya siapa sih cewek itu, sampai-sampai elo mati-matian nyelametin dia? Secantik apa sih dia? Gara-gara dia...


BISMA

(memotong)

Udahlah. Kalian nggak akan paham.


AMIR, ANDRE

(agak kesal)

Tapi...


Ketiganya lanjut berargumen.

INTERCUT TO:

<-PINGGIR JALAN->

Seorang wanita yang juga membawa tas ransel bertuliskan "LAPAS WANITA TUNAS BANGSA" menyeberang jalan.

INTERCUT TO:

<-MOBIL->

Ketiganya masih berargumen. Andre tidak fokus menyetir. Bisma sedikit kesal dan menoleh ke depan lalu kaget.

BISMA

(berteriak)

Awasssss. Stop Ndreeee.


INTERCUT TO:

<-JALAN->

Wanita itu, Sally (21), kaget akan tertabrak lalu duduk pasrah.

INTERCUT TO:

<-MOBIL->

(FX. Suara rem mendesit). Andre ngerem mendadak. Mobil berhenti dan ketiganya terhentak ke depan.

Ketiganya terdiam sebentar dan shocked. 

AMIR

(gemetar)

Waduh. Dia mati nggak ya?


INTERCUT TO:

<-JALAN->

Ketiganya menghampiri Sally yang masih tertunduk di tengah jalan.

BISMA

(khawatir)

Kamu baik-baik aja kan?


SALLY

(terengah-engah)

Iya.


Ketiganya lega. Sally berbalik. Amir kagum dengan kecantikan Sally.

Bisma dan Sally saling menunjuk.

Sally tersenyum ke Bisma. Semuanya lalu minggir.

SALLY

(terharu)

Kamu? Makasih banyak waktu itu kamu udah nyelametin aku. Aku nggak tahu lagi gimana nasibku kalau tanpa bantuanmu.


Amir dan Andre melihat bingung ke Sally dan Bisma yang saling senyum.

AMIR

(bingung)

Jadi kalian udah saling kenal?


Sally mengangguk.

INSERT:


15. INT. LAPAS PRIA — PAGI. 2 BULAN LALU

<- LORONG->

Note: Buat scene ini cepat.

Sipir wanita, Ani (45), membebani Sally napi No. 1650, (Sally pakai rompi orange bertuliskan "PIKET") dengan dua kotak besar lalu pergi.

Pandangan Sally semakin tertutup dengan dua kresek besar snack sebelumnya.

Hasan membuka gerbang keamanan dan menunjuk ke arah kiri sambil menahan mulas.

Sally masuk ke dalam dan berjalan keberatan. Hasan mengunci pintu lalu pergi ke toilet.

<-PINGGIR LAPANGAN LAPAS->

Sally tak melihat pintu aula karena pandangannya tertutup.

Sally tersesat ke lapangan lapas pria berisi penuh lapas pria. Sally tersandung dan barang bawaannya berantakan.

(FX. Musik tegang). Para napi pria menyoraki lalu datang berkerumun melecehkan Sally.

Bisma datang menyelamatkan Sally bersama teman-temannya lalu menyuruh Sally pergi ke pintu gerbang utama.

Geng Bisma berkelahi dengan geng napi gangster.

CUT BACK TO:


16. EXT. JALANAN — SIANG

Andre menatap tajam Sally.

ANDRE

(kesal)

Ohhhh jadi gara-gara kamu Bisma...


Bisma menginjak kaki Andre. Sally bingung. Andre pun diam.

Sally mengulurkan tangannya ke Bisma.

SALLY

(antusias)

Oh iya. Aku Sally. Siapa namamu?


Bisma menyalami Sally.

BISMA

Bisma.


Amir melepas pegangan tangan Bisma dan Sally yang sudah agak lama.

Amir dan Andre bergantian menyalami Sally.

AMIR

(genit)

Amir.


ANDRE

Andre.


BISMA

Kamu tinggal di mana Sally? Biar kami anterin.


SALLY

(bingung)

Nggak tahu. Aku juga baru saja bebas. Aku mau cari tempat tinggal murah pakai uang pembinaan lapas ini.


BISMA

(kasihan)

Uang itu nggak akan cukup. Gimana kalau tinggal sama kita?


Andre menatap tajam dan bingung ke Bisma.

AMIR

(oportunis)

Iya. Tinggal sama kita aja. Tapi bentar… bentar. Kamu dari?


SALLY

Jogja.


AMIR

(oportunis)

Oke. Tapi syaratnya kamu harus masakin kita gudeg ama selat solo ya. Mau nggak?


Sally mengangguk senang.

SALLY

(terharu)

Oh iya. Bisma aku harus nglakuin apa buat balas budi ke kamu?


Sally garuk-garuk kepala.

SALLY (CONT'D)

Tapi... Kalau itu uang, aku belum bisa. Aku belum kerja. Dan juga,,,aku harus cari kakakku. Mungkin akan lama karena aku nggak tahu Kota Jakarta ini.


AMIR

Emangnya kenapa kakakmu Sally?


SALLY

(sedih)

Kakakku dulu...


BISMA

(memotong)

Udah jangan sedih Sally. Tenang aja. Kalau kamu mau, kami bisa bantu cari kakakmu.


SALLY

(terharu)

Beneran? Makasih banyak ya Bisma.


Bisma mengangguk.

BISMA

(berharap)

Oiya. Kamu nggak perlu bayar aku. Tapi kalau kamu pengen balas budi...


CUT TO:



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar