Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
93. EXT. JALANAN KOTA - NIGHT
Musan dan Vanya kembali melintasi jalanan kota yang sepi. Musan mengintip Vanya melalui spion motornya, Vaya balas menatapnya lalu mereka berdua tersenyum. Tak lama kemudian gerimis kecil mulai turun. Musan dan Vanya menepi sebentar di minimarket.
Sementara Vanya menunggu di luar, kita melihat Musan sedang membayar di kasir minimarket. Tak lama kemudian Musan kelauar, mengambil air mineral dari kantong plastik, membukanya, lalu memberikannya ke vanya.
Saat Vanya sedang minum, Musan kembali mengeluarkan tissue dari kantong plastik, lalu mengelap wajah dan rambut Vanya yang basah. Sontak Vanya tersipu dan tertawa kecil
Vanya mengambil tissue dari Musan, lalu mengeringkan wajahya.
Tak lama kemudian hujan mulai reda, tinggal gerimis kecil. Musan melepas jaketnya, lalu memberikannya ke Vanya. Vanya tampak heran
Vanya tersenyum, lalu mengangguk
94. INT. PUNTHUK SETUMBU - LOKET TIKET - NIGHT
Karena masih hujan dan belum buka, Musan dan Vanya di singgah di basecamp, dudul di sebuah kursi kecil di ruang tamu. Vanya tampak tertidur, menyelimuti dirinya dengan jaket Musan. Sementara Musan menunggu sendiri, tampak kedinginan.
Kemudian penjaga basecamp menghampiri mereka sambil membawa dua gelas teh hangat. Suasana tampak sunyi
Musan mengambil gelas teh, lalu menyeruputnya perlahan
Vanya merubah posisi tidurnya, kini bersandar pada Musan.
Musan tersenyum mali
95. EXT. PUNTHUK SETUMBU - TANGGA PENDAKIAN - DAWN
Musan dan Vanya menapaki anak tangga. Musan di depan, sementara Vanya agak mengikutinya di belakang.
Vanya masih tampak kesulitan, Musan mengulurkan tangannya, Vanya menatapnya sebentar lalu mereka berdua bergandengan tangan sambil mendaki ke puncak.
96. EXT. PUNTHUK SETUMBU - PUNCAK - DAWN
Langit masih gelap, Puncak masih sepi. Musan dan Vanya duduk sambil menunggu matahari terbit.
Musan tertawa kecil, angin berhembus lembut, lalu matahari mulai terbit.
Vanya menatap Musan heran.
Musan mengeluarkan jam tangan kayu dari dalam tas selempangnya, lalu memasangkan jam tersebut pada tangan Vanya.
Vanya menatap wajah Musan, lalu Musan tersenyum. Vanya yang masih terkejut mulai tertawa lirih lalu memeluk Musan. Bertepatan dengan itu matahari mulai terbit.
97. EXT. JALANAN - DAY
SFX: Invisible relationship
Musan dan Vanya menelusuri jalanan pulang menuju Jogja. Jalanan tampak lenggang. Vanya melingkarkan tangannya memeluk Musan, tampak tertidur. Musan mengintip Vanya melalui spion, lalu tersenyum
98. INT. KAMPUS - KELAS - DAY
Suasana kelas sangat tenang, tampak serius mengerjakan ujian di kelas. Sementara Musan melamun dan melempar pandangannya ke luar jendela. Di luar hujan turun dengan lembut.
99. INT. KERETA - DAY
Vanya duduk di kereta, di kursi dekat jendela. Vanya melihat jam tangan kayu yang diberikan Musan. Tampak melamun dan memandang keluar jendela, lalu tersenyum. Hujan juga turun dengan lembut.
100. EXT. KAFETARIA - DAY
Musan bertemu dengan Damar, Tika, dan Winda di kafe. Mereka tampak tersenyum, lalu mengobrol dan tertawa.
101. INT. APARTEMEN MUSAN - NIGHT
Musan dan Vanya sedang melakukan video call melalui komputernya. Mereka tampak tersenyum sambil melambaikan tangan. Vanya menunjukan kucingnya pada Musan lalu mereka berdua tertawa.
102. EXT. TAMAN - DAY
Damar tampak mengatur kameranya. Lalu setelah siap dia berlari menuju teman-temannya. Tampak Musan, Damar, Vanya, Winda, dan Tika berkumpul untuk merayakan wisuda Musan.
Musan dan Vanya saling melirik, keduanya tersenyum, lalu terdengar suara kamera.
TEXT: Fin
FADE TO BLACK