Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dunia Paralel
Suka
Favorit
Bagikan
4. Seq 3

16. INT. APARTEMEN - KAMAR MUSAN - DAY - PRESENT

Suasana kamar sunyi. Hanya terdengar suara jam di dinding, menunjukan pukul satu dini hari. Kita melihat Musan masih menatap naskah film di tangannya. (CU) Dialog “VANYA: Beneraan...” lalu tampak lembaran kosong setelahnya (naskah belum selesai)

Setelah itu Musan meletakan naskah pada meja, bersandar pada kursi, lalu menarik nafas dalam-dalam.

Kita melihat Musan menyalakan kompor untuk kembali merebus air. Setelah itu Musan membuka kulkas. Di dalam kulkas terdapat beberapa buah dan sayur yang membusuk. Musan memasukan makanan busuk tersebut ke dalam kantong plastik, mengikatnya, lalu membuangnya ke tempat sampah

Setelah itu kita melihat Musan duduk di meja makan kecil, sambil menyantap cup mi instan yang sudah matang. Setelah habis, kita melihat tangan Musan meletakan cup mi instan ke atas meja dan scene berpindah ke kantin.

17. INT. SMA HARAPAN - KANTIN - DAY - FLASHBACK

Musan meletakan cup mi instan ke atas meja.

DAMAR
Makan mi mulu, emang kenyang apa?
MUSAN
(cuek)
Kenyang-kenyang aja

Kantin tampak ramai. Dari tempat duduknya, Musan diam-diam memperhatikan Vanya yang sedang makan bersama Tika. Musan merogoh ponselnya dari saku. Kita melihat Musan mengetikan sebuah pesan kepada Vanya yang berisi “Tes -Musan” lalu mengirimkannya. Setelah mengirimkan pesan, Musan diam-diam kembali menatap Vanya.

Kemudian, dari tempat duduk Musan kita melihat Tirta (anak kelas 3) tiba-tiba duduk di depan Vanya, lalu mengajaknya bersalaman. Awalnya Vanya tampak kebingungan, tapi mereka kemudian mengobrol. Dari gerak-geriknya, kakak kelas tersebut sedang berusaha mendekati Vanya.

Sementara itu, Damar yang selesai makan menyadari kalau Musan sedari tadi memperhatikan Vanya dan Tirta.

DAMAR
Namanya Tirta, anak basket kelas tiga.

Musan menatap Damar heran.

DAMAR
Yang lagi ngobrol sama Vanya, kan?

18. INT. RUMAH VANYA - RUANG KELUARGA - NIGHT

Kita melihat Vanya sedang duduk bersama Ibunya (Bu Sara) di ruang tengah, menonton sinetron di televisi. Sementara Ibunya menonton, Vanya asik menatap layar ponselnya.

(CU) Layar ponsel Vanya berisi pesan yang dia kirimkan ke Musan bertuliskan, “Ini Vanya” dan, “Hari minggu jadi, kan?”

Belum ada balasan dari Musan. Tak berselang lama, muncul notifikasi pesan masuk dari Tirta yang berisi, “Lagi ngapain Van?” 

Vanya tampak mendengus kesal, tak membalas pesan dari Tirta. Setelah itu Vanya menaruh ponselnya.

BU SARA
Kenapa? kok keliatannya kesel gitu.
VANYA
Nggak papa.
BU SARA
Ohhh....
VANYA
Bun...
BU SARA
Hmm?
VANYA
Kenal Musan nggak?
BU SARA
(masih fokus nonton tv)
Musan siapa?
VANYA
Pokoknya ada anak perumahan sini namanya Musan, kenal nggak?
BU SARA
Ya Musan siapa? anaknya siapa? bapaknya kerja apa?
VANYA
Duh, Bunda tiap hari ngerumpi sama Ibu-Ibu komplek ngomongin apaan sih, gitu aja nggak tau.
BU SARA
Lha emang si Musan itu siapa kok kayaknya penting banget.
VANYA
Jadi kenal nggak?
BU SARA
Ya enggak lah, pertanyaanmu itu lho, aneh!
VANYA
Kirain Bunda tau semuanya.
BU SARA
Bentar-bentar, emangnya si Musan ini siapa? Kamu baru berapa bulan masuk SMA udah naksir cowok aja.
VANYA
Ih bunda apaan sih?

Tiba-tiba terdengar notifikasi pesan masuk dari ponsel Vanya. Vanya dengan sigap meraih ponselnya, lalu berjalan masuk ke kamar meninggalkan Bunda.

BU SARA
Hayo, dari siapa?
VANYA
Rahasia
BU TANTRI
(menggoda)
Musan, ya?
VANYA
(agak teriak)
Rahasiaaa

19. INT. KAFE - DAY

Musan, Vanya, Damar, dan Tika duduk di sebuah kafe. Mereka berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok. Tika sibuk di depan laptop, Vanya dan Musan membaca buku paket, sementara Damar asik menatap layar ponselnya.

DAMAR
Nggak pesen San?
MUSAN
(Menggeleng)
Ga bawa dompet.
DAMAR
Pesen aja, pake duit gue dulu.
MUSAN
Enggak deh.
TIKA
Jadi gimana nih?
DAMAR
Gue nggak ngerti apa-apa
TIKA
Bilang nggak ngerti tapi daritadi main hp mulu
DAMAR
Yeee... kok sewot sih Tik

Damar lanjut bermain ponselnya, lalu tertawa sendiri. Tika menghela nafas melihat tingkah Damar

VANYA
(Menunjukan buku paket ke Tika)
Tik, yang bagian ini masukin aja.
TIKA
Semuanya?
VANYA
Iya.

Tika meraih buku paket dari Vanya, lalu mengetik sesuatu di laptop

VANYA
Eh, sini deh gue aja yang masukin.

Vanya meraih laptop dari Tika, lalu mengetik sesuatu. Musan yang duduk di sebelah Vanya agak mendekatkan posisinya ke Vanya, melirik sekilas ke Vanya, lalu menatap ke layar.

DAMAR
Gue bagian ngeprint aja ya

Tidak ada yang menanggapi perkataan Damar. Sementara itu, Musan dan Vanya tampak berdiskusi dengan suara lirih.

MUSAN
Yang itu hapus aja.
VANYA
Yang ini?
MUSAN
Heem
VANYA
Gini?
MUSAN
Iya.
DAMAR
(kembali menggoda Tika, sambil ketawa sendiri)
Tik liat deh Tik, lucu nggak?
TIKA
Apaan sih Mar, selera lo katrok banget.
DAMAR
Yailah gitu amat.
TIKA
Eh, Van Van, mas Tirta gimana tuh?
VANYA
(masih fokus mengerjakan)
Gimana apanya?
TIKA
Loh, bukannya Dia lagi nyoba pdkt?

Vanya terkejut sontak menatap Tika, lalu sekilas juga menatap Musan.

DAMAR
(Mencibir, asik bermain ponsel)
Cowok overrated gitu kok banyak yang suka, main basket juga nggak jago-jago amat.
TIKA
Idiih lo ngerasa kesaing ya?
DAMAR
(Menatap Tika dan Vanya)
Hah? Kesaing? Lagian nih ya, denger denger dia tu deketin banyak cewek. Ati-ati aja Van.
TIKA
Mulut lo licin banget sih Mar, ngalahin ibu ibu komplek.
DAMAR
Lo nya aja gabisa nerima fakta
TIKA
Jadi gimana Van?
VANYA
No komen deh 
(beat)
tapi dia emang sering chat sih.

Vanya melirik ke arah Musan, ingin tahu ekspresinya. Musan agak terusik, tapi pura-pura tetap fokus ke buku paket.

VANYA
Nggak kaya si ini nih, dichat tapi nggak pernah bales.
MUSAN
(Kaget)
Aku?
VANYA
Ya siapa lagi?

Mendengar Vanya menyebut nama Musan, Tika dan Damar saling menatap heran.

MUSAN
(Mengelak)
Kok jadi aku?
VANYA
Kenapa? buktinya kemarin chatku kamu anggurin kan?

Musan terdiam, tidak bisa menanggapi

VANYA
Tuh ga bisa jawab, nyebelin banget.

Damar dan Tika saling menatap heran, lalu Damar sedikit mendekatkan tubuhnya ke arah Tika dan berbisik. 

DAMAR
Kok jadi mereka yang berantem sih? Mana pake aku-kamu lagi.
TIKA
(Berbisik)
Nggak tauu... nggak ngertiii.

20. EXT. PARKIRAN DEPAN KAFE - DAY

Damar dan Tika tampak berboncengan di atas motor, sementara Musan dan Vanya berdiri bersebalahan.

DAMAR
Gue sama Tika ngeprint dulu ya
VANYA
Makasih lho Mar
TIKA
Nggak usah bilang makasih Van. Ni anak kalo nggak disuruh ngeprint juga nggak bakalan kerja
(memukul helm Damar)
DAMAR
(ketawa cengengesan)
Yaudah duluan ya.

Damar memacu motornya meninggalkan Musan dan Vanya. Keduanya lalu saling menatap.

21. INT. TOKO KUE - DAY

Musan menemani Vanya ke toko kue, Vanya tampak memilih kue dengan serius.

VANYA
Ngapain kamu ikut kesini?
MUSAN
Emang nggak boleh?
VANYA
(menunjuk salah satu kue red velvet di etalase)
Mbak, yang ini deh satu. Sama lilin angkanya juga, ya.
PENJAGA TOKO
Baik, ditunggu sebentar ya.

Penjaga toko pergi meninggalkan Vanya dan Musan

MUSAN
Buat siapa?
VANYA
Bundaku ulang tahun.
MUSAN
Suka red velvet?
VANYA
(cengengesan)
Aku sih yang suka
MUSAN
Ohh... 
(beat)
emangnya kalo kamu kapan?
VANYA
(tersenyum simpul)
Udah lewat, minggu kemarin.

Musan terdiam mendengar jawaban Vanya

VANYA
Kamu sih telat tanyanya.

22. INT. RUMAH MUSAN - KAMAR - NIGHT

Musan duduk di meja belajar, sedang menghitung uang tabungannya yang dia simpan di toples kecil. Setelah itu, Musan memasukan uangnya ke dalam amplop.

23. INT. RUMAH MUSAN - KAMAR IBU MUSAN - NIGHT

Musan mengetuk pintu kamar Ibunya, tak lama kemudian Ibunya (Bu Sandra) keluar. Musan menyerahkan amplop berisi uang ke Ibunya.

BU SANDRA
(kaget)
Apa ini san?
MUSAN
Buat bayar utang

Musan memegang dahi Ibunya, mengecek demam atau tidak.

BU SANDRA
Dapet darimana? Tabunganmu?
MUSAN
Udah, dipake aja dulu.
BU SANDRA
San, dapet darimana? Ditabung buat kuliahmu aja.
MUSAN
Udah nggak papa, orang kuliah juga masih lama buk. Pake aja dulu, sekalian aku pamit mau keluar sebentar.

Musan mencium tangan Ibunya, lalu pergi keluar.

24. INT. RUMAH VANYA - KAMAR - DAY

Vanya sedang tiduran di atas kasur sambil bermain ponselnya, tak lama kemudian terdengar suara notifikasi pesan masuk dari Musan yang berisi “Van, sibuk nggak?”

Vanya segera membalas pesan itu dengan mengetik “Enggak, kenapa?” 

Tak lama setelah membalas pesan, Vanya mendapat notifikasi panggilan masuk dari Musan. Vanya yang tampak terkejut langsung bangkit duduk. Tanpa tahu alasannya Vanya merapikan rambutnya, berdeham beberapa kali, lalu mengangkat telpon.

VANYA
Halo?
MUSAN (O.S.)
Lagi nggak sibuk, kan?
VANYA
Kenapa?
MUSAN (O.S.)
Aku di depan.
VANYA
Depan?
MUSAN (O.S.)
Depan rumahmu.
VANYA
Hah?

Vanya beranjak dari ranjang lalu mengintip melalui jendela. Dari situ dia bisa melihat Musan berdiri di depan pagar rumahnya. Sementara itu, Musan yang melihat Vanya sontak sedikit melambaikan tangannya.

VANYA
Ngapain kamu? udah malem lho.
MUSAN (O.S.)
Aku mau ke minimarket depan, sini ikut.
VANYA
Mau ngapain? 
MUSAN (O.S.)
Bentar doang kok. Pokoknya buruan keluar, aku tunggu.

Belum sempat Vanya membalas, Musan langsung mematikan telepon.

25. INT. RUMAH VANYA - RUANG KELUARGA - NIGHT

Bu Tantri sedang menonton televisi di ruang keluarga. Vanya tampak mengendap-endap berusaha keluar rumah

BU SARA
Mau kemana kamu Van?
VANYA
Eh Bunda, kirain udah tidur

Kemudian Vanya duduk di sebelahnya ibunya.

VANYA
Bun, Ayah mana?
BU SARA
Udah tidur di kamar, kenapa?
VANYA
(agak berbisik, memelas)
Vanya keluar bentar ya
BU SARA
(melirik sekilas)
Mau kemana? Udah malem lho.
VANYA
Bentar doang kok, cuma ke minimarket depan.
BU SARA
Nggak boleh ah
VANYA
Ih, Bunda Kan habis ulang tahun, habis dapet kue juga kan? Boleh yaa?
BU SARA
(menatap Vanya)
Loh, kok peritungan gitu? Lagian yang ngabisin juga kamu
VANYA
Ih, pokoknya boleh ya bunn, cuma bentar kok. langsung pulang.
BU SARA
(mendengus)
Yaudah iyaa, hati-hati tapi
VANYA
(tersenyum, lalu mencium pipi bundanya)
Gitu dong daritadi

26. EXT. DEPAN RUMAH VANYA - NIGHT

Vanya berjalan cepat, lalu membuka kunci pintu pagar.

MUSAN
Lama banget sih
VANYA
Kamu gila ya?

Vanya dan Musan saling menatap lalu berdiri di depan pagar. Musan tampak bengong melihat Vanya hanya mengenakan setelan baju tidur yang dirangkap jaket.

VANYA
Kenapa?
MUSAN
Nggak papa

27. EXT. DEPAN MINIMARKET - NIGHT

Vanya duduk sendirian di depan minimarket, menatap Musan yang sedang membayar di kasir. Tak lama berselang Musan keluar minimarket sambil membawa dua cone es krim di tangannya.

MUSAN
Pilih satu
VANYA
Buat?
MUSAN
Katanya habis ulang tahun.

Vanya masih menatap Musan heran, Musan mengulurkan kedua tangannya ke Vanya, membiarkan Vanya mengambil es krim yang dia mau. Vanya akhirnya mengambil es krim rasa strawberry.

Musan dan Vanya duduk berdua. Selama beberapa saat, mereka berdua hanya diam dan makan es krim.

VANYA
Kamu ngajak keluar malem-malem gini cuma buat beliin eskrim?
MUSAN
Kurang ya?
VANYA
Bukan gituu
Musan tersenyum simpul.
VANYA
Sann... seriuss.
MUSAN
Sebenernya ada yang mau kutanyain
VANYA
(heran)
Soal?
MUSAN
Kamu... beneran deket sama si Tirta?

Vanya kaget mendengar pertanyaan Musan, lalu tersenyum?

VANYA
Kesambet apa kamu tanya begitu? Cemburu ya?
MUSAN
(gengsi)
DIh, Enggaklah!
VANYA
Cemburu?
MUSAN
Enggaaak
VANYA
Terus?
MUSAN
(sok keren dan kalem)
Ya pengen tau aja, kalau nggak mau jawab yaudah.
VANYA
(tertawa lirih, lalu menghela nafas serius)
Mas Tirta emang sering chat sih, kadang juga nawarin pulang bareng.

Musan diam, tampak mendengarkan

VANYA
Tapi nggak kutanggepin, aku bilang udah deket sama orang lain.
MUSAN
(manggut-manggut)
Ohh..... Siapa?
VANYA
Kepo banget sih? Kamu tanyanya kebanyakan, gantian aku sekarang.
MUSAN
Yaudah apa?
VANYA
Ada cewek yang kamu suka nggak?
Musan terdiam mendengar pertanyaan Vanya. Musan dan Vanya saling sekilas saling menatap.
VANYA
Ada nggak?

Musan yang agak salah tingkah memalingkan wajahnya.

MUSAN
Enggak
VANYA
(kecewa)
Ohh, yaudah.
MUSAN
(kembali menatap Vanya)
Jadi siapa yang deket sama kamu?
VANYA
Kepo banget sih
MUSAN
Siapa? Anak kelas kita bukan?
VANYA
Kamu.

Musan terdiam

VANYA
Dah ah, Makasih es krimnya aku pulang duluan.

Vanya hendak beranjak pergi, tapi Musan tiba-tiba mengenggam tangannya.

MUSAN
Vanya...

Vanya menatap tangan Musan yang mengenggemnya

MUSAN
Bentar dulu, aku belum selesai ngomong

Vanya tampak bingung, tapi menatap Musan serius.

MUSAN
Sebenernya... pas awal kita ketemu...
(beat)
waktu aku telat, terus kamu berdiri di depan kelas....

28. INT. RUMAH MUSAN - KAMAR MUSAN - NIGHT

Musan berbaring di atas ranjang, menatap langit-langit

MUSAN (O.S.)
Aku udah suka sama kamu

Musan menutup wajahnya dengan bantal, lalu berteriak karena malu setelah mengungkapkan perasaannya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar