Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
16. INT. APARTEMEN - KAMAR MUSAN - DAY - PRESENT
Suasana kamar sunyi. Hanya terdengar suara jam di dinding, menunjukan pukul satu dini hari. Kita melihat Musan masih menatap naskah film di tangannya. (CU) Dialog “VANYA: Beneraan...” lalu tampak lembaran kosong setelahnya (naskah belum selesai)
Setelah itu Musan meletakan naskah pada meja, bersandar pada kursi, lalu menarik nafas dalam-dalam.
Kita melihat Musan menyalakan kompor untuk kembali merebus air. Setelah itu Musan membuka kulkas. Di dalam kulkas terdapat beberapa buah dan sayur yang membusuk. Musan memasukan makanan busuk tersebut ke dalam kantong plastik, mengikatnya, lalu membuangnya ke tempat sampah
Setelah itu kita melihat Musan duduk di meja makan kecil, sambil menyantap cup mi instan yang sudah matang. Setelah habis, kita melihat tangan Musan meletakan cup mi instan ke atas meja dan scene berpindah ke kantin.
17. INT. SMA HARAPAN - KANTIN - DAY - FLASHBACK
Musan meletakan cup mi instan ke atas meja.
Kantin tampak ramai. Dari tempat duduknya, Musan diam-diam memperhatikan Vanya yang sedang makan bersama Tika. Musan merogoh ponselnya dari saku. Kita melihat Musan mengetikan sebuah pesan kepada Vanya yang berisi “Tes -Musan” lalu mengirimkannya. Setelah mengirimkan pesan, Musan diam-diam kembali menatap Vanya.
Kemudian, dari tempat duduk Musan kita melihat Tirta (anak kelas 3) tiba-tiba duduk di depan Vanya, lalu mengajaknya bersalaman. Awalnya Vanya tampak kebingungan, tapi mereka kemudian mengobrol. Dari gerak-geriknya, kakak kelas tersebut sedang berusaha mendekati Vanya.
Sementara itu, Damar yang selesai makan menyadari kalau Musan sedari tadi memperhatikan Vanya dan Tirta.
Musan menatap Damar heran.
18. INT. RUMAH VANYA - RUANG KELUARGA - NIGHT
Kita melihat Vanya sedang duduk bersama Ibunya (Bu Sara) di ruang tengah, menonton sinetron di televisi. Sementara Ibunya menonton, Vanya asik menatap layar ponselnya.
(CU) Layar ponsel Vanya berisi pesan yang dia kirimkan ke Musan bertuliskan, “Ini Vanya” dan, “Hari minggu jadi, kan?”
Belum ada balasan dari Musan. Tak berselang lama, muncul notifikasi pesan masuk dari Tirta yang berisi, “Lagi ngapain Van?”
Vanya tampak mendengus kesal, tak membalas pesan dari Tirta. Setelah itu Vanya menaruh ponselnya.
Tiba-tiba terdengar notifikasi pesan masuk dari ponsel Vanya. Vanya dengan sigap meraih ponselnya, lalu berjalan masuk ke kamar meninggalkan Bunda.
19. INT. KAFE - DAY
Musan, Vanya, Damar, dan Tika duduk di sebuah kafe. Mereka berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok. Tika sibuk di depan laptop, Vanya dan Musan membaca buku paket, sementara Damar asik menatap layar ponselnya.
Damar lanjut bermain ponselnya, lalu tertawa sendiri. Tika menghela nafas melihat tingkah Damar
Tika meraih buku paket dari Vanya, lalu mengetik sesuatu di laptop
Vanya meraih laptop dari Tika, lalu mengetik sesuatu. Musan yang duduk di sebelah Vanya agak mendekatkan posisinya ke Vanya, melirik sekilas ke Vanya, lalu menatap ke layar.
Tidak ada yang menanggapi perkataan Damar. Sementara itu, Musan dan Vanya tampak berdiskusi dengan suara lirih.
Vanya terkejut sontak menatap Tika, lalu sekilas juga menatap Musan.
Vanya melirik ke arah Musan, ingin tahu ekspresinya. Musan agak terusik, tapi pura-pura tetap fokus ke buku paket.
Mendengar Vanya menyebut nama Musan, Tika dan Damar saling menatap heran.
Musan terdiam, tidak bisa menanggapi
Damar dan Tika saling menatap heran, lalu Damar sedikit mendekatkan tubuhnya ke arah Tika dan berbisik.
20. EXT. PARKIRAN DEPAN KAFE - DAY
Damar dan Tika tampak berboncengan di atas motor, sementara Musan dan Vanya berdiri bersebalahan.
Damar memacu motornya meninggalkan Musan dan Vanya. Keduanya lalu saling menatap.
21. INT. TOKO KUE - DAY
Musan menemani Vanya ke toko kue, Vanya tampak memilih kue dengan serius.
Penjaga toko pergi meninggalkan Vanya dan Musan
Musan terdiam mendengar jawaban Vanya
22. INT. RUMAH MUSAN - KAMAR - NIGHT
Musan duduk di meja belajar, sedang menghitung uang tabungannya yang dia simpan di toples kecil. Setelah itu, Musan memasukan uangnya ke dalam amplop.
23. INT. RUMAH MUSAN - KAMAR IBU MUSAN - NIGHT
Musan mengetuk pintu kamar Ibunya, tak lama kemudian Ibunya (Bu Sandra) keluar. Musan menyerahkan amplop berisi uang ke Ibunya.
Musan memegang dahi Ibunya, mengecek demam atau tidak.
Musan mencium tangan Ibunya, lalu pergi keluar.
24. INT. RUMAH VANYA - KAMAR - DAY
Vanya sedang tiduran di atas kasur sambil bermain ponselnya, tak lama kemudian terdengar suara notifikasi pesan masuk dari Musan yang berisi “Van, sibuk nggak?”
Vanya segera membalas pesan itu dengan mengetik “Enggak, kenapa?”
Tak lama setelah membalas pesan, Vanya mendapat notifikasi panggilan masuk dari Musan. Vanya yang tampak terkejut langsung bangkit duduk. Tanpa tahu alasannya Vanya merapikan rambutnya, berdeham beberapa kali, lalu mengangkat telpon.
Vanya beranjak dari ranjang lalu mengintip melalui jendela. Dari situ dia bisa melihat Musan berdiri di depan pagar rumahnya. Sementara itu, Musan yang melihat Vanya sontak sedikit melambaikan tangannya.
Belum sempat Vanya membalas, Musan langsung mematikan telepon.
25. INT. RUMAH VANYA - RUANG KELUARGA - NIGHT
Bu Tantri sedang menonton televisi di ruang keluarga. Vanya tampak mengendap-endap berusaha keluar rumah
Kemudian Vanya duduk di sebelahnya ibunya.
26. EXT. DEPAN RUMAH VANYA - NIGHT
Vanya berjalan cepat, lalu membuka kunci pintu pagar.
Vanya dan Musan saling menatap lalu berdiri di depan pagar. Musan tampak bengong melihat Vanya hanya mengenakan setelan baju tidur yang dirangkap jaket.
27. EXT. DEPAN MINIMARKET - NIGHT
Vanya duduk sendirian di depan minimarket, menatap Musan yang sedang membayar di kasir. Tak lama berselang Musan keluar minimarket sambil membawa dua cone es krim di tangannya.
Vanya masih menatap Musan heran, Musan mengulurkan kedua tangannya ke Vanya, membiarkan Vanya mengambil es krim yang dia mau. Vanya akhirnya mengambil es krim rasa strawberry.
Musan dan Vanya duduk berdua. Selama beberapa saat, mereka berdua hanya diam dan makan es krim.
Vanya kaget mendengar pertanyaan Musan, lalu tersenyum?
Musan diam, tampak mendengarkan
Musan yang agak salah tingkah memalingkan wajahnya.
Musan terdiam
Vanya hendak beranjak pergi, tapi Musan tiba-tiba mengenggam tangannya.
Vanya menatap tangan Musan yang mengenggemnya
Vanya tampak bingung, tapi menatap Musan serius.
28. INT. RUMAH MUSAN - KAMAR MUSAN - NIGHT
Musan berbaring di atas ranjang, menatap langit-langit
Musan menutup wajahnya dengan bantal, lalu berteriak karena malu setelah mengungkapkan perasaannya.