Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dunia Paralel
Suka
Favorit
Bagikan
2. Seq 1

4. INT. SMA HARAPAN - KELAS - DAY

Kita melihat papan nama kelas X-IPA 1. Suasana kelas tampak tenang. Jam di dinding menunjukan pukul 8. Guru matematika (Bu Dewi) duduk di meja guru, sementara Vanya berdiri di depan kelas, tampak sibuk mengerjakan sesuatu di papan tulis. 

Tak berselang lama terdengar suara ketukan di pintu, sedetik kemudian pintu terbuka dan tampak Musan berdiri di sana.

MUSAN
Permisi

Vanya, Bu Dewi, dan semua murid di kelas menoleh ke arah Musan. Selama beberapa saat Musan dan Vanya saling menatap satu sama lain.

BU DEWI
Terlambat ya?

Musan berjalan menghampiri meja guru, melewati Vanya yang tampak heran melihatnya. Musan menyerahkan surat izin masuk kelas ke Bu Dewi

BU DEWI (CONT'D)
(Berdecak dan menggelengkan kepala)
Musann Musan. Kamu ini lho baru juga berapa hari masuk SMA. Udah berapa kali terlambat?
MUSAN
Maaf Bu
BU DEWI
Lain kali jangan diulangi.

Musan menganguk lalu melihat ke seluruh penjuru kelas, kemudian dia berjalan dan duduk di kursi kosong yang terletak di tengah kelas. Suasana kelas kembali hening dan Vanya kembali mengerjakan soal di papan tulis. Setelah itu kita melihat Damar, teman sebangku Musan agak berbisik.

DAMAR
Kenapa lagi?
MUSAN
Lagi apes ketinggalan bis
DAMAR
Terus? Suruh ngapain?
MUSAN
(Melirik sebentar, lalu memalingkan muka)
Biasa, muterin lapangan 7 kali
DAMAR
Ohh...
(Menatap Musan heran)
Kok nggak keringetan?
MUSAN
(Menatap balik Damar)
Kaki gue abis kesleo

Damar menatap kaki Musan, semnetara Musan kembali memalingkan muka ke papan tulis.

MUSAN (CONT'D)
Boong sih, tapi guru BP percaya

Damar kembali menatap Musan, tersenyum simpul, lalu menginjak kaki Musan.

MUSAN
(Kaget, menjerti kesakitan)
Aw!!!
Semua orang di kelas menatap Musan heran.
BU DEWI
Kenapa? Ada masalah?
MUSAN
(Merintih)
E-enggak ada Buk

Damar tertawa lirih. Bu Dewi cuma menghela nafas. Sementara itu Vanya yang sudah selesai mengerjakan soal menghampiri Bu Dewi.

VANYA
Sudah selesai, Bu.

Bu Dewi menatap papan tulis, memperhatikan jawaban Vanya.

BU DEWI
Hmmm... jawaban kamu hampir bener, tapi masih ada sedikit yang salah. Yang lain ada yang mau coba?

Bu Dewi dan Vanya menatap seisi kelas. Selama beberapa saat semua hanya diam, sampai kemudian Musan tiba-tiba mengangkat tangannya. Semua murid di kelas sontak menatap Musan heran.

BU DEWI (CONT'D)
(Terkejut)

Oke Musan, coba kamu maju kerjakan

Musan maju ke depan kelas. Tanpa mengucap sepatah kata, Musan menengadahkan tangannya, meminta spidol dari Vanya. Vanya menyerahkan spidol ke Musan. Setelah itu Musan mulai mengerjakan soal di papan tulis, menghapus beberapa tulisan Vanya, lalu menuliskan kembali jawaban yang benar. 

Semua murid di kelas menatap Musan dengan tatapan heran, bingung, dan kagum. Setelah selesai mengerjakan Musan menghampiri Bu Dewi dan Vanya.

BU DEWI (CONT'D)
(Tersenyum)
Jawaban kamu bener. 
(Menatap Vanya)
Vanya tahu kan salahnya dimana?
VANYA
Iya, Bu.
BU DEWI
Kalo gitu kalian boleh kembali ke tempat duduk. Makasih ya...

Musan dan Vanya kembali ke tempat duduk masing-masing.

DAMAR
(Heran)
Kok bisa sih?

Musan diam, tidak menanggapi.

DAMAR
Sori san, yang tadi iseng doang kali.
BU DEWI
Baik anak-anak, sekarang kalian coba lanjut kerjakan soal di halaman sepuluh

Dari tempat duduknya, Vanya menatap Musan dengan tatapan kesal.

VANYA
Sok banget ya?

Tika, teman sebangku Vanya tampak heran.

TIKA
Siapa?
VANYA
Itu, bocah yang telat
TIKA
Musan? Tapi dia pinter
VANYA
Hah?
TIKA
Ya emang pinter kan? Dia tu, kayak apa ya? nggak banyak omong tapi pinter.
VANYA
(Menatap Tika kesal)
Ya itu namanya sok!
TIKA
Ati-ati lho, naksir ntar.

Vanya cuma diam mendengar cibiran Tika. Dari tempat duduk Musan, Damar menyadari kalau Vanya sedari tadi menatap Musan. Karena itulah dia menepuk pundak Musan.

DAMAR
San... diliatin Vanya tuh.
MUSAN
Vanya?

Damar memberi kode agar Musan melihat Vanya yang duduk tepat di seberangnya. Gara-gara itu, Musan dan Vanya saling bertatapan. Musan dengan tatapan bingung, sementara Vanya dengan tatapan kesal.

5. EXT. HALTE DEPAN SEKOLAH - DAY

Sepulang sekolah, Musan berjalan menuju halte. Di situ, dia melihat Vanya dan beberapa murid lainnya sedang menunggu Bis. Musan berdiri ikut menunggu bis tak jauh dari tempat Vanya, lalu memalingkan muka pura-pura tidak melihat.

Sementara itu, Vanya yang memyadari kehadiran Musan sekilas melirik ke arahnya.

6. INT. BIS - DAY

Musan berdiri di deretan belakang bis, menatap Vanya dari belakang yang duduk di kursi dekat jendela. Tak lama kemudian penumpang yang duduk di sebelah Vanya turun. 

KERNET BUS
Yok kiri

Bis berhenti sebentar, lalu lanjut berjalan. Vanya memandang keluar jendela. Musan menatap kursi kosong di sebelah Vanya, tapi dia memutuskan untuk tetap berdiri.

7. EXT. HALTE DEPAN PERUMAHAN - DAY

Dari seberang jalan kita melihat bis berhenti sebentar di halte. Setelah bis kembali berjalan, kita melihat Musan dan Vanya berdiri di depan Halte.

8. EXT. JALAN PERUMAHAN - DAY

Musan dan Vanya berjalan pulang menyusuri jalanan perumahan. Vanya berjalan di depan, sementara Musan mengikuti beberapa langkah di belakang. Setelah berjalan beberapa saat, Vanya berhenti. Musan ikut berhenti, lalu Vanya menoleh.

VANYA
Ngapain ngikutin?
MUSAN
Ngikutin? Rumahku kan lewat sini.

Vanya berpaling tanpa menanggapi, lalu lanjut berjalan. Namun, tak lama kemudian Vanya kembali berhenti. Melihat Vanya berhenti, Musan juga ikut berhenti. Setelah itu Vanya menoleh.

VANYA
Duluan aja.

Tanpa mengucap sepatah kata, Musan berjalan mendahului Vanya, lalu Vanya juga lanjut berjalan beberapa langkah di belakang. Setibanya di perempatan, Musan tiba-tiba berhenti.

VANYA (CONT'D)
(berhenti di samping Musan)
Kenapa? Lupa jalan?
MUSAN
Siapa yang lupa?
VANYA
Terus?

Selama beberapa saat Musan menatap Vanya, tampak ragu-ragu.

MUSAN
Nggak jadi deh

Musan lanjut berjalan meninggalkan Vanya

MUSAN (CONT'D)
Tali sepatumu lepas btw

Vanya melihat sepatunya, lalu menyadari kalau tali sepatunya memang lepas. Setelah itu Vanya kembali menatap Musan, tapi Musan telah berjalan meninggalkannya.

9. EXT. RUMAH MUSAN - DEPAN - DAY

Musan membuka pintu tapi tidak bisa karena terkunci. Musan lalu mengetuk pintu rumahnya, sambil memanggil Ibunya.

MUSAN
Buk, ini Musan....

Tak berselang lama, Mas Joko tetangga yang tinggal di sebelah rumahnya muncul

MAS JOKO
Musan!

Mas Joko melempar kunci rumah ke arah Musan, Musan menangkap kunci yang dilempar Mas Joko.

MAS JOKO (CONT'D)
Ibukmu lagi pergi, ngumpet, tadi ada orang nagih utang.
MUSAN
Oh...

Musan membuka kunci pintu rumah.

MAS JOKO
Gimana sekolahmu? belum ada kabar dari bapak?
MUSAN
Ngobrolnya lanjut besok ya bang, capek.
(lalu melengos pergi ke dalam rumah)
MAS JOKO
(ngedumel)
Yee, belum juga mulai kok lanjut besok
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar