Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cinta Terlarang
Suka
Favorit
Bagikan
6. Kehilangan
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

Penulis : Rana Kurniawan



ADEGAN 1 – KEHILANGAN


INT. KAMAR SARAH – PAGI

Kamera memperlihatkan kamar Sarah yang kini lebih rapi dan tenang.

Di meja, ada foto kecil dirinya dan Rana waktu kerja di restoran.

Sarah menatapnya lama, tersenyum getir.


SARAH (monolog)

(dengan suara pelan dan datar)

Rana pergi tanpa pamit.

Katanya, dia harus mulai hidup baru.

Tapi entah kenapa, setiap pagi… aku masih berharap dia muncul di depan rumah.


Suara azan subuh di kejauhan, menandakan waktu berjalan terus — tapi luka tak ikut sembuh.



ADEGAN 2 – SURAT DARI BALI


INT. RUANG TAMU – SIANG

Bu Lina datang membawa amplop cokelat. Wajahnya lembut.


BU LINA

Sarah… ini ada surat buat kamu.

Dari Bali.


Sarah langsung bereaksi — matanya berbinar, tangannya gemetar. Ia membuka surat itu pelan.


“Untuk Sarah,”


Aku tahu mungkin kamu marah aku pergi diam-diam. Tapi percayalah, aku pergi bukan karena gak sayang. Justru karena aku terlalu sayang.


Aku harus belajar melepaskan kamu, Sarah. Aku mau kamu bahagia, tanpa dosa, tanpa beban.

Di Bali aku mulai kerja di bengkel kecil, hidup sederhana. Tapi setiap malam aku masih doa buat kamu.


Kalau nanti kita gak bisa ketemu lagi, ingat… cinta gak harus berakhir kalau masih hidup dalam doa.


– Rana




Sarah menutup surat itu sambil menahan tangis.

Tangannya bergetar, air matanya jatuh ke kertas.



ADEGAN 3 – PENCARIAN TERAKHIR


EXT. PANTAI BALI – SENJA

Kamera memperlihatkan suasana pantai — ombak lembut, langit jingga, dan suara debur air.

Sarah datang ke Bali sendirian, berjalan di sepanjang pasir, membawa surat Rana.


Ia bertanya ke beberapa orang di bengkel. Tapi Rana sudah pindah.

Tak ada yang tahu ke mana dia pergi.


Sarah berjalan ke tepi pantai, melepaskan surat itu ke laut.


SARAH

(berbisik, sambil menatap cakrawala)

Aku gak mau nyari kamu lagi, Rana…

Tapi aku juga gak akan berhenti mencintaimu…

Sampai waktu berhenti.


Kamera menyorot surat yang terbawa ombak, perlahan menjauh dari pantai.



ADEGAN 4 – TAHUN BERLALU


INT. KELAS TK – PAGI

Beberapa tahun kemudian.

Sarah kini menjadi guru TK. Ia tersenyum cerah, mengenakan jilbab pastel.

Di dinding ada gambar anak-anak dan tulisan: “Cinta adalah Ketulusan, Bukan Kepemilikan.”


Suara anak-anak tertawa memenuhi ruangan.

Sarah mengajar dengan sabar, terlihat tenang.


Suara narasi lembut (suara Sarah sendiri) mulai terdengar.


SARAH (VO)

Dulu aku pikir cinta itu harus memiliki.

Tapi ternyata, cinta yang paling kuat justru yang bisa ikhlas melepaskan.

Rana mengajarkan aku tentang itu.



ADEGAN 5 – TAKDIR BERTEMU LAGI


EXT. PASAR TRADISIONAL – PAGI

Sarah sedang belanja sayur. Tiba-tiba terdengar suara laki-laki di belakangnya.


RANA (pelan)

Sarah?


Sarah menoleh perlahan.

Rana berdiri di sana, mengenakan pakaian sederhana, wajahnya dewasa dan teduh.

Ada jeda panjang — mereka saling menatap, tapi tak lagi dengan air mata.

Kini hanya senyum tenang.


SARAH

Kamu… masih ingat aku?


RANA

Mana bisa lupa.

Cuma bedanya, sekarang aku udah bisa bilang — aku bahagia liat kamu tenang.


Mereka sama-sama tersenyum.

Sarah mengangguk pelan.


SARAH

Aku juga, Ran.

Cinta kita gak hilang… cuma berubah jadi doa.


Kamera mundur perlahan, memperlihatkan mereka berdua berjalan ke arah berlawanan —

menuju arah masing-masing, di bawah sinar matahari pagi.



ADEGAN PENUTUP – NARASI


NARASI SARAH (VO)

Kadang, cinta gak butuh akhir bahagia seperti di film.

Kadang cinta cuma butuh dikenang… dan dibiarkan tetap hidup di hati.

Bukan untuk dimiliki… tapi untuk dimengerti.


Layar mulai gelap perlahan.

Tulisan muncul di layar:


“Cinta Tak Selalu Berarti Memiliki.”




Lagu tema “Doa yang Tak Berujung” mengalun lembut, menutup film dengan perasaan damai dan lega.


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)