Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cinta Terlarang
Suka
Favorit
Bagikan
2. Hari-Hari di Restoran
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

Penulis ; Rana Kurniawan


Adegan 1: Hari-Hari di Restoran


INT. RESTORAN “D’WARUNG KOTA” – PAGI

Restoran mulai ramai. Suara panci, wajan, dan pelanggan bersahutan.

Rana dan Sarah terlihat sibuk di dapur, saling bantu. Suasana kerja kini lebih akrab.


SARAH

(ketawa kecil sambil potong sayur)

Kamu tuh ya, Rana. Baru seminggu kerja tapi udah sering salah antar pesanan.


RANA

(tersenyum malu)

Hehe… namanya juga baru belajar. Tapi kamu sabar banget ngajarin aku.


SARAH

(emangnya mau aku marahin?)

Kalo aku marah, kamu kabur dong.


RANA

Enggak. Aku malah tambah semangat kalau kamu ngomel.

(diam sebentar)

Suaramu aja udah bikin hati adem.


Sarah menatap Rana sekilas, lalu tersenyum menahan malu. Kamera close-up ke wajah keduanya — suasana jadi lembut dan hangat.



Adegan 2: Hujan dan Perhatian Kecil


EXT. DEPAN RESTORAN – SORE

Hujan deras mengguyur. Para pelanggan bubar. Sarah menutup tirai jendela, sementara Rana membantu menurunkan spanduk.


Rana menatap Sarah yang basah kuyup sedikit kehujanan.


RANA

Eh, kamu kehujanan. Nih, pakai jaket aku.


SARAH

(geleng cepat)

Gak usah, nanti kamu malah kedinginan.


RANA

Udah, gak apa-apa. Aku laki-laki, tahan dingin.

(ia pasangkan jaketnya ke bahu Sarah)


Sarah diam, menunduk pelan. Ada keheningan singkat. Hanya suara hujan dan napas mereka.

Kamera menyorot wajah Sarah yang mulai tersenyum tipis.


SARAH (pelan)

Makasih ya, Rana… kamu baik banget.


RANA (pelan juga)

Aku cuma gak mau kamu sakit.


Mereka berdiri di depan pintu restoran, menatap hujan bersama. Cahaya lampu jalan menyorot wajah mereka, menciptakan momen tenang dan romantis.



Adegan 3: Jalan Pulang Malam Hari


EXT. JALAN KOTA – MALAM

Rana dan Sarah berjalan berdampingan di trotoar. Sarah tertawa kecil saat Rana bercerita lucu tentang masa kecilnya di kampung.


SARAH

Kamu lucu banget sih. Di kampung beneran masih ada mandi di sungai gitu?


RANA

Hehe iya, tapi jangan dibayangin yang aneh-aneh. Dulu rame-rame sama temen cowok semua.


SARAH

(tertawa)

Aku jadi pengen ke kampung kamu deh, pasti adem ya.


RANA

Nanti kapan-kapan aku ajak.

(senyum lembut)

Tapi kamu mau, gak? Ke kampung bareng aku?


Sarah menatap Rana. Senyum mereka saling bertemu — keduanya sadar bahwa rasa itu sudah tumbuh.



Adegan 4: Restoran Tutup, Tapi Hati Terbuka


INT. RESTORAN “D’WARUNG KOTA” – MALAM HARI

Restoran sudah tutup. Hanya lampu dapur yang menyala redup. Rana sedang membersihkan meja, Sarah mencatat pesanan di buku.


SARAH

Rana… kamu ngerasa gak sih, tiap hari kita kerja bareng tuh kayak...

(jeda sebentar, menunduk)

kayak udah kenal lama?


RANA

(tersenyum, pelan)

Aku juga ngerasain hal yang sama.

(sempat ragu, lalu berani)

Sarah, boleh aku jujur?


SARAH

(angkat kepala, pelan)

Boleh. Kenapa?


RANA

Aku suka kamu.

(diam sejenak, tatap matanya)

Bukan cuma karena kamu cantik, tapi karena kamu tulus. Aku tenang kalau deket kamu.


Suasana hening. Hanya suara detik jam terdengar.

Sarah memejamkan mata sebentar, menarik napas, lalu menjawab lembut.


SARAH

Aku juga suka kamu, Rana…

Aku gak tahu kenapa, tapi kamu selalu bikin aku ngerasa aman.


Kamera menyorot keduanya yang saling menatap.

Tanpa kata lagi, mereka saling menggenggam tangan.

Musik lembut mulai masuk — pertanda cinta mereka resmi tumbuh.



Adegan 5: Narasi Waktu


MONTAGE – NARASI RANA (voice over)


Cuplikan Rana dan Sarah bekerja bersama, saling tertawa.


Makan siang berdua di taman kota.


Rana menjemput Sarah pulang kerja.


Ulang tahun Sarah, Rana memberi hadiah sederhana.


Mereka foto bersama di depan restoran.



RANA

( V.O.)

Hari demi hari… bulan demi bulan…

Aku gak pernah nyangka cinta bisa sesederhana ini.

Sampai aku berani bilang — aku mau nikahin dia.


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)