Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. PARKIRAN LIAR FUTSAL SEPAK- DAY
Anak buah Genk Ergo menghampiri seorang tukang parkir motor di Futsal Sepak yang sedang membenahi motor yang terparkir. Mereka memukuli salah satu tukang parkir.
TUKANG PARKIR 1
Woii…. Apaan nih?
ANAK BUAH GENK ERGO 1
Diam lu!
Seorang temannya berusaha membantu namun segera disergap anak buah Genk Ergo lainnya.
TUKANG PARKIR 2
Ini lahannya Bang Mail.
Bisa mampus dibikin lu?
ANAK BUAH GENK ERGO 2
Itu dulu, sekarang Bang Ergo yang ambil alih.
Perkelahian seru terjadi dan dua orang tukang parkir terkapar. Suara sirine polisi membubarkan mereka.
INT. MARKAS GENK ISMAIL- DAY
Boris melapor bahwa lahan parkir mall Angkring diambil genk Ergo. Ismail tak menanggapi dan membiarkan hal itu terjadi.
ISMAIL
Ya udah kamu jangan kerja dulu besok Ai. Istirahat dulu sampai enakan.
Boris masuk keruangan Mail tergesa- gesa.
BORIS
Bang Mail, gawat Bang.
ISMAIL
Sebentar Ai.
(Menutup HP dengan tangan)
Kenapa Ris?
BORIS
Si Ergo cari gara- gara ngerebut lahan parkir di depan Futsal Sepak.
ISMAIL
Ya ampun Ris, segitu aja lu kayak Kebakaran jenggot. Lahan kecil juga, udah biarin aja, anggap aja amal.
BORIS
Hah? Tumben Abang gak marah?
ISMAIL
Iya gak apa- apa.
BORIS
Serius Bang??
ISMAIL
Iya. Udah Sana keluar, gue masih telponan nih.
Boris keluar ruangan.
BORIS
Waduh, gara- gara cinta kerjaan dikorbanin.
Gak bisa gini nih bisa hancur bisnis.
Telepon genggam Boris berdering.
BORIS
Jack. Ok, ok. Besok malam aku kesana.
INT. SUPERMARKET- AFTERNOON
Ismail mendorong trolli, diikuti Aisyah dan Enyak sibuk melihat catatan dikertasnya.
ISMAIL
Ya elah Nyak masih pake kertas aja.
ENYAK
Ya masa gue hapalin Il.
ISMAIL
Pake HP napa Nyak.
AISYAH
Ih Abang, biarin aja sih.
ENYAK
Cariin kucai Il
ISMAIL
Apaan kucai Nyak?
AISYAH
Tadi dilorong ujung ada Nyak.
ENYAK
Nah, lu ambil dah tuh kucai.
Ajarin Ai, biar tau nih bocah.
Sini gue yang dorong
(Mengambil alih troli)
ISMAIL
Sewot amat Nyakku yang cantik
(Mencubit pipi Enyak)
ENYAK
Apa sih.
Aisyah dan Ismail tertawa melihat Enyak yang kesal karena cubitan Ismail.
ISMAIL
Ayo Ai.
Aisyah dan Ismail pergi. Enyak mendorong troli sambil melihat- lihat belanjaan, menyusuri lorong dan pindah kelorong berikutnya. Sambil melihat catatan tak sadar Enyak menabrakan troli ke Akmal.
ENYAK
Eh, Eh, Maap Pak.
Akmal menengok dan keduanya terkejut. Menatap perlahan.
AKMAL
Siti?
ENYAK
Akmal?
Akmal segera memeluk Enyak dan iapun membalasnya. Mereka berdua menangis gembira.
AKMAL
Ya Allah, Siti.
ENYAK
Akmal, sahabat gue.
Dua orang pelanggan lewat dan tertawa kecil melihat pemandangan tersebut.
Sadar dan malu, perlahan melepas pelukan namun Akmal tak melepaskan. Sambil lewat Si pelanggan menggoda.
PELANGGAN SUPERMARKET
Co cwit…
ENYAK
Mal, lepasin.
Malu diliat orang.
Akmalpun sadar dan segera melepaskan. Bagaikan anak remaja mereka tersipu malu.
AKMAL
Siti, ayo kita cari tempat duduk.
Banyak yang mau gue cerita.
INT. KANTIN SUPERMARKET- CONTINUOUS
Akmal dan Siti saling melepas rindu, bercerita banyak hal. Kantin tidak begitu banyak, Teh pahit dan air mineral menemani mereka.
AKMAL
Ya, Allah Siti, tiga puluh tahun kita udah pisah.
ENYAK
Lu gimana Mal? Berapa anak lu?
AKMAL
Perempuan satu.
ENYAK
Ya, Allah, pasti cantik kayak Risti bini lu.
Akmal terdiam sejenak, raut wajahnya berubah murung.
AKMAL
Risti udah meninggal Sit, waktu lahirin putri gue.
ENYAK
Inalilahi, maap Mal.
AKMAL
Gak apa Sit.
Tiba- tiba Ismail dan Aisyah datang, mereka sedikit berjalan terburu- buru.
ISMAIL
Ya Allah Nyak, sampai jantungan Mail nyariin Enyak.
AISYAH
Loh, Bapak kok disini?
ISMAIL
Enyak kenal sama Om Akmal.
Akmal dan Enyak bertatapan, merasa heran dengan apa yang baru saja terkuak.
ENYAK
Jadi Ai anak lu Mal?
AKMAL
Ismail anak lu Siti?
(Mengusap wajah) Alhamdulilah.
Aisyah dan Ismail semakin bingung dengan reaksi mereka. Berusaha mencerna apa yang sedang terjadi. Enyak memecah kebingungan itu dengan menjelaskan hubungan Enyak dan Akmal.
ENYAK
Akmal ini sahabat gue sama Babeh lu Il.
ISMAIL
Ya ampun… Kok bisa kebetulan gitu ya kayak di sinetron.
Semua tertawa mendengar respon Ismail. Ismail segera duduk disamping Akmal dan Aisyah tepat disamping Enyak.
ENYAK
Il, Akmal ini banyak jasanya.
Dia yang nyelametin Enyak sama elu.
ISMAIL
Hah? Maksudnya?
AKMAL
Dari awal ketemu gue curiga, kenapa Ismail mirip banget sama Sabeni.
Gue sempat pikir Sabeni hidup lagi.
ISMAIL
Babeh emang meninggal kenapa Om?
Siti dan Akmal saling bertatapan. Akmal mengangguk seakan memberitahukan untuk menceritakan masalalu Sabeni kepada Ismail.
ENYAK
Babeh lu dulu preman Tangerang.
Dia dibunuh sama pesaingnya dirumah kita dulu Il.
Elu masih umur dua tahun.
Akmal berhasil bawa kabur kita ke Jakarta.
Kita berpisah setelah Akmal nyariin kontrakan buat kita. Abis itu gue gak tau kabarnya sampai sekarang.
AKMAL
Gue pergi karena mereka mau bunuh gue juga Il.
Setelah limabelas tahun gue berani ke Jakarta karena gue dengar Kepala Genk Gopar mati ditembak pesaingnya.
Gue mampirin kontrakan lu siti, ternyata lu udah pindah. Semua orang gue tanyain pada gak tau.
Hampir tiap hari sampai sekarang gue masih cari keberadaan kalian.
AISYAH
Ya ampun, makasih Allah.
Akhirnya kita dipertemukan disini.
ISMAIL
Makasih Om Akmal
(Ismail memeluk Akmal)
AKMAL
Lu udah bales waktu lu selamatin Ai Il.
Emang perbuatan baik masalalu ternyata menuai perbuatan baik masakini.
Makanya kita harus kasih benih baik tiap hari, suatu saat pasti ada balasannya.
ENYAK
Gue juga senang Mal, gak disangka anak lu berjodoh sama bocah gue.
Ismail tertunduk lesu mengingat hal itu hanya sementara. Seakan Akmal mengerti. Akmal mengelus punggung Ismail.
AKMAL
Takdir punya Allah Il, lu gak usah khawatir.
ISMAIL
Iya Om.
Seketika suasana kantin bergerak lambat, deru haru menyelimuti mereka. Kesedihan yang berusaha disembunyikan Ismail mendobrak pertahanannya, airmata Ismail menetes. Getaran perasaan itu menjalar kepada mereka berempat. Enyak menggenggam tangan kiri Ismail dan Aisyah menggenggam tangan kanan Ismail, Akmal merangkul Ismail dengan tangan kanannya dan perlahan mencengkram erat. Semua tenggelam dalam suasana haru.
INT. PABRIK SABU- SABU ERGO- RUANGAN ERGO- NIGHT
Para pekerja sibuk memasukan sabu- sabu ke plastik- plastik kecil. Lima orang penjaga bersenjata mengawasi semua pekerja. Ergo didalam ruangannya menghitung uang bersama dua orang wanita pekerjanya. Telepon genggam ERGO berbunyi. Penelpon menggunakan suara seperti robot untuk merahasiakan identitasnya. Ergo berbincang- bincang kepada seseorang merencanakan distribusi dan strategi.
ERGO
(Menghisap rokok)
Halo.
PENELPON
Susu Vanila hari ini meluncur kapan?
ERGO
Subuh.
Kamu atur semua aman.
Jangan sampai kantong- kantong distribusi kita diganggu.
PENELPON
Taman bermain sudah dibersihkan.
Cash seperti biasa.
ERGO
Pasti.
PENELPON
Kapan anda membersihkan rumput- rumput halaman?
ERGO
Perlahan- lahan.
Semua wilayah pasti kita makan.
PENELPON
No free lunch.
ERGO
No free lunch, saya tau itu.
Bantu saya dan saya akan bantu kamu.
PENELPON
Kapan susu diperah lagi?
ERGO
Minggu depan satu mobil box, kawal ketat tapi terkendali.
PENELPON
Pasti
ERGO
Harus.
Telepon ditutup. Salah seorang pekerja wanita meletakan uang yang telah dimasukan plastik transparan didepan Ergo. Dia mengambil tumpukan uang tersebut dan menghirup aromanya dengan penuh kenikmatan.
ERGO
Surga
EXT. TAMAN- AFTERNOON
Dua orang pengedar mengendarai motor, penumpang belakang memakai tas ransel yang cukup besar. Mereka berhenti di ujung gang, sudah ada seseorang bertubuh kurus menanti. Satu kaleng susu diberikan kepada seseorang tersebut dan memberikan satu plastik hitam berisi uang. Pengedar tersebut kembali melaju dan kembali menghentikan motornya didepan pom bensin, dimana seorang wanita muda menanti. Dua kaleng susu kembali diberikan dan iapun memberikan plastik hitam berisi uang. Dengan tergesa si wanita berjalan cepat. Pengedar kembali melaju motornya dan kini berhenti pada sebuah taman, seorang pemuda gempal menanti. Satu kaleng susu diberikan kepadanya dan pemuda tersebut memberikan plastik hitam berisi uang. Pengedar langsung pergi, pemuda tersebut memasukan kaleng susu ke dalam tas totebagnya. Di kejauhan seorang pemuda kurus menghampirinya dan menanyakan sesuatu.
PEMADAT
Bang, ada Susu Vanila.
PEMUDA PENGEDAR
Tau aja lu gue baru meras.
Pemuda pengedar mengambil satu bungkusan kecil dari kaleng dan memberikan kepada pemadat dengan bersalaman. Uang bertukar dengan sebungkus kecil sabu- sabu. Pemadat langsung berjalan cepat dan juga si Pemadat.
Pemadat mencari tempat sepi di taman dan mengeluarkan sendok dan jarum suntik. Ia memasukan sabu keatas sendok dan membakar dengan pemantik, setelah dianggap siap ia menyedot dengan jarum suntik. Mengikat tangan kirinya dengan ikat pinggang setelah itu menyuntikkan ke lengan kirinya. Pemadat tersebut terkulai lemas dan tiba- tiba kejang, mulut mengeluarkan busa. Ismail dan Aisyah sedang berlari sore di taman tersebut. Aisyah melihat dari kejauhan seorang pemuda kejang- kejang.
AISYAH
Bang, kenapa itu anak?
(Menunjuk ke arah pemuda yang kejang)
ISMAIL
Waduh.
Ismail segera berlari menuju ke arah Si Pemuda.
ISMAIL
Dek, bangun dek.
Ismail Mengguncangkan badannya dan menampar- nampar pipi si Pemadat namun tidak bereaksi apapun.
ISMAIL
Telepon ambulance Ai.
AISYAH
Iya Bang.
Seketika orang berkumpul melihat kejadian tersebut. Salah seorang dari kerumunan menawarkan diri membantu.
SESEORANG
Saya dokter Mas.
ISMAIL
Kasih CPR Mas.
Seseorang tersebut menekan dada si Pemadat berkali- kali dan memeriksa nadi. Dia menghentikan tindakannya.
SESEORANG
Udah gak ada Mas.
Aisyah menutup telepon dan segera menghampiri Ismail.
AISYAH
Ambulance sedang menuju sini Bang.
ISMAIL
Udah gak ada Ai.
Ismail terdiam sambil menahan emosi. Melihat sebuah jarum suntik serta bekas bungkus sabu. Ismail keluar dari kerumunan dan berjalan cepat, Aisyah segera mengikuti.
AISYAH
Bang!
Ismail tidak menghiraukan dan terus berjalan menuju sebuah pohon besar. Tak tahan akan emosinya, Ismail meluapkan amarah dengan memukul pohon tersebut.
ISMAIL
Anjing!!!
Aisyah segera menghampiri Ismail dan menghentikan Ismail memukul pohon.
AISYAH
Abang!
Memegang tangan Ismail yang masih bergetar menahan emosi. Aisyah membalut tangan Ismail yang sedikit terluka dengan handuk Aisyah.
ISMAIL
Dia masih anak bau kencur. Masadepannya masih panjang.
AISYAH
Kita gak bisa buat apa- apa Bang. Itu pilihan dia.
ISMAIL
Sudah gue bilang jangan ada yang jual narkoba di wilayah gue.
Aisyah mengelus tangan Ismail untuk menenangkan. Suara ambulance terdengar.
AISYAH
Iya Bang, Ai juga setuju.
Ambulance sudah datang Bang.
Sekarang kita pulang yuk.
Ismail hanya mengangguk dan mereka pun beranjak pergi.