Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR ISMAIL - MORNING
Ismail menonton film kungfu di kamarnya sambil merebahkan badan. Ibu masuk ke kamar membawa bubur ayam untuk sarapan.
ENYAK
Sarapan dulu Il
ISMAIL
Gak nafsu Nyak.
ENYAK
Makan sedikit Il biar ada tenaga dikit lu.
ISMAIL
Percuma Nyak, entar bakal mati juga.
ENYAK
Hus, gak boleh ngomong gitu.
Hidup mati ditangan Allah.
Lu kudu semangat Il, jangan lemah kayak gitu.
Lu Satu- satunya anak Enyak.
Gue gak tega kalo lu kenapa- napa.
Enyak masih kepengen nikahin elu, punya cucu.
Biar almarhum Babeh lu juga senang disana.
ISMAIL
Biar entar Mail senangin Babeh di surga aja Nyak.
ENYAK
Ya elah Il, lu kalo udah disana mana bisa lagi gitu.
Kite kalo mau masuk surga ya kudu berbuat baik di dunia. Udeh lu gak usah mikir yang aneh- aneh, selagi dikasih waktu lu bikin baik aja.
Pasrahin diri, biar Allah yang bekerja sama hidup lu (menangis)
ISMAIL
(Memeluk Enyak)
Maafin Mail Nyak belum bisa kasih Enyak bahagia.
ENYAK
Kebahagian elu, kebahagian Enyak Il.
Suasana haru meliputi Enyak dan Ismail. Airmata meghiasi pagi itu. Suasana haru dipecah karena suara ketukan pintu dari luar rumah.
BORIS
(VO)
Spada.... Siapa yang Duda, ehhh
ENYAK
Siapa tuh Il
Mereka melepaskan pelukan dan berusaha mendengar dengan jels suara seseorang di luar rumah. Ismail hanya terdiam bingung dan akhirnya keduanya turun.
CUT TO-
EXT. INT. DEPAN RUMAH ENYAK- RUANG TAMU RUMAH ENYAK- CONTINUOUS
Diluar rumah Enyak ada banyak orang berkumpul. Muka mereka seram- seram. Enyak dan Ismail berjalan pelan- pelan, mengindik- indik.
ENYAK
Biar Enyak bukain
ISMAIL
Jangan Nyak, biar Mail aja.
Ismail membuka pintu perlahan. Terlihat sepuluh orang bermuka garang dan seorang pria kurus dibelakang mereka.
ISMAIL
(Membuka pintu perlahan)
(Gugup)
Ya Bang.
Tiga orang berbadan Besar memperlihatkan muka garang mereka. Ismail dan Enyak resah melihat sekumpulan orang tersebut. Seketika Boris, seorang pria kurus masuk membelah barikade tiga orang berbadan besar itu dan muncul di depan pintu. Boris mendorong pintu Ismail.
BORIS
Bang Ismail
(Mencium tangan sambil membungkuk)
Serempak sepuluh orang preman ikut membungkuk.
SEPULUH PREMAN
Bang Ismail
Ismail semakin kebingungan melihat para pria garang membungkuk sambil menyebutkan namanya.
ISMAIL
Aduh, ada apa ini Bang?
ENYAK
Lahhh, nape pada bungkuk semua Il?
BORIS
Bang Mail, kami membawa sedikit hadiah perkenalan.
Empat orang bertubuh besar membawa bingkisan dan maju tepat didepan Ismail.
ENYAK
Lah, ini napa kaya lamaran Il.
BORIS
Boleh kami masuk Bang Mail.
ENYAK
Silakan, silakan Nak.
ISMAIL
(Berbisik)
Lah Nyak, Kok disuruh masuk. Kita gak tau mereka siapa dan mau ngapain.
ENYAK
(Berbisik)
Kalo die bawa bungkusan pasti maksudnya baek lah Il.
Boris masuk dan empat orang anak buahnya meletakan bingkisan di meja.
ENYAK
Silakan duduk, Nak....
BORIS
Boris Bu, Boris D’Caprio
ENYAK
Oh iya, nak Boris Cabo
ISMAIL
D’Caprio Mak.
ENYAK
Iye, biar cepet aja.
Boris masuk dan duduk di ruang tamu. Enyak dan Ismail pun ikut duduk bersama Boris. Keempat anak buah Boris berdiri mematung.
ISMAIL
Jadi apa maksud kedatangan Bang Boris kesini.
BORIS
Boris saja Bang, gak usah pake Bang, Bang.
ISMAIL
Oh iya, Boris aja.
BORIS
Ahhh... Jadi maksud kedatangan kami kemari adalah ingin mengangkat Bang Ismail Sabeni jadi Ketua Genk kami. Semoga Bang Mail bersedia.
ISMAIL
Hah?? Ketua Genk?? Kenapa saya Bang, eh Boris aja.
BORIS
Kami sudah melihat kehebatan Bang Mail mengalahkan Bang Brewok. Kami ingin mengganti Bang Brewok dengan Bang Mail karena kami malu punya ketua cemen kayak gitu, tul kan pren (melihat ke para preman).
SEPULUH PREMAN
YA, KAMI MALU!
ISMAIL
Wah Bang, kayaknya saya gak segitu hebatnya Bang, eh Boris. Cuma lagi beruntung aja.
BORIS
Wah, beruntung saja gitu, apalagi sudah serius, lebih hebat lagi pasti Bang Mail.
ISMAIL
Iya, Boris, mungkin dipikirkan lagi pilihan Boris dan teman- teman.
BORIS
Keputusan kami sudah bulat.
Menurut ramalan memang Bang Mail cocok untuk menjadi pemimpin kami.
ISMAIL
Tapi Boris, saya....
BORIS
(Seketika beranjak dari tempat duduk dan menyembah dilantai)
Kami mohon, terimalah tawaran kami.
Sepuluh preman pun ikut menyembah ala jepang.
SEPULUH PREMAN
Terimalah penawaran kami.
ENYAK
Waduh Il, pada sujud semua.
Ismail merasa risih karena mereka menyembah Ismail.
ISMAIL
Duh Boris, jangan gini....
BORIS
Kami akan terus sujud sampai Bang Mail menerima.
Enyak menghampiri Boris dan meminta untuk menghentikan aksi sembahnya.
ENYAK
Duh, nak, ayo diri, jangan gitu.
Boris tak menghiraukan Enyak dan terus bertahan menyembah Ismail.
BORIS
(Menangis)
Tidak Mak, kami tidak akan berhenti sampai Bang Mail bilang, aku sih yes.
ENYAK
Duh Il udah iyain aja, gak enak diliatin tetangga lu disembah- sembahin orang, pamali.
Ismail terdiam ragu. Bingung ingin berbuat apa. Enyak meradang dan memaki Ismail.
ENYAK
Il! Budek lu ye, buruan iyain.
Ismail terdesak dan mengikuti saran Enyak.
ISMAIL
Iya, iya, saya terima.
Boris berdiri diikuti sepuluh preman. Wajahnya sumringah. Boris kembali menunduk kembali.
BORIS
Terimakasih Ketua.
SEPULUH PREMAN
Terimakasih Ketua.
Ismail tak bisa berbuat apa- apa, hanya terdiam bingung melihat kejadian aneh tersebut.
INT. MARKAS BORIS- DAY
Sebuah mobil sedan hitam berhenti didepan pintu. Ismail turun dari mobil dan masuk kedalam rumah markas Boris. Sekumpulan orang berpakaian hitam berbaris seperti pagar bagus. Ismail melangkah diantara mereka.
BORIS
Selamat datang Bang Mail.
(Berteriak ala komandan upacara)
Beri hormaaattt!!
SELURUH ANGGOTA GENK
(Menunduk ala jepang)
Selamat datang Ketua!
Ismail berjalan masuk dan semua anggota Genk mencium tangan Ismail.
ISMAIL
Terimakasih.... Terimakasih.
BORIS
Biar aku antar ke ruangan Bang Mail.
Boris mengantarkan Ismail keruangannya.
BORIS
(Membuka pintu)
Nah ini ruangan Bang Mail.
Ismail terkagum- kagum melihat ruangan yang besar dan mewah. Mata Mail tertuju sebuah televisi besar dengan perangkatan game yang lengkap.
ISMAIL
Wahhhh.... Gede bangettt.... PS 5.
Ini buat saya Boris?
BORIS
Semua yang ada ditempat ini punya Bang Mail semuanya.
Ismail terkagum- kagum dan menuju tempat duduknya.
ISMAIL
Wahhh.... Empuk banget.
Jadi gini rasanya jadi Bos.
Ismail memutar- mutar bangku kerjanya sambil tersenyum senang. Bagaikan putaran nasib semua tempat ikut berputar dan dipenuhi oleh warna- warna bahagia.
INT. KANTOR ISMAIL- MORNING
Jam sudah menunjukan pukul sembilan dan Ismail belum juga datang ke kantor.
ARIF
You es men, Mail gemboy mana?
Kok udah jam sembilan belum datang?
USMAN
Wah, gak tau Pak.
ARIF
Kamu kan tetanggaan, kok gak tau sih.
USMAN
Udah pindah rumah dia Pak.
Ismail nampak masuk ke kantor dengan pakaian yang mewah.
ARIF
Nah, datang juga nih si gemboy.
Ismail berjalan dengan Penuh percaya diri. Tuti dan Sekar terpesona dengan penampilan baru Ismail. Mereka segera berbisik- bisik centil. Melihat Hal tersebut Arif terbakar cemburu dan segera masuk ke ruangannya mengambil tumpukan map. Ismail duduk diruangannya dan membereskan barang- barang di mejanya dan memasukannya kedalam kardus.
ARIF
Selamat pagi Gemboy, ini sarapan hangat buat kamu. (Memberikan tumpukan map).
Sebelum makan siang harus selesai.
Ismail hanya tertawa melihat Arif dan tetap membereskan mejanya. Arif Semakin marah melihat respon Ismail.
ARIF
Heh Gemboy. Lu udah bosen kerja.
Jangan lu pikir pake baju bagus, gaya lu udah kayak bos ya.
Arif membuang kardus Ismail, semua barang Ismail berserakan dilantai. Mehana amarah, Ismail menghampiri Arif.
ISMAIL
Ambil.
ARIF
Apa lu bilang?! Lu pikir gue takut sama lu Gemboy.
ISMAIL
Ambil!
ARIF
Heh, lu itu budak gue! Gue pecat baru nyaho lu!
Ismail mengambil tumpukan map dan melemparkan kebadan Arif.
ISMAIL
Ambil!!!
ARIF
Ehhh... kurang ajar, cari mati lu!
Arif memukul Ismail dan ditahan olehnya. Sambil memelintir tangan Arif. Security dipanggil Arif.
ARIF
Security!! Security!!
Dua orang security masuk.
ARIF
Tangkap orang ini!
Ismail hanya memandang sangar kedua security.
SECURITY 1
Bang Mail
Ismail kembali memelintir Arif dan hendak memukul Arif, seketika Usman menghentikan.
USMAN
Il.... Udah Il.... Istighfar… Istighfar
Ismail menghentikan dan menyentil hidung Arif dan membuat Arif kesakitan. Ismail kembali mendekati dan Arif ketakutan.
ISMAIL
Gue keluar.
USMAN
Il udah Il, pulang aja lu, biar gue yang beresin meja lu.
Ismail tersenyum kepada Usman.
ISMAIL
Lu emang sahabat gue.
Usman hanya mengangguk. Ismail berjalan keluar dengan gembira. Tuti dan Sekar tersenyum centil sambil melambaikan tangan manja.