Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sc 37. INT. RUANG DIORAMA. MALAM
BIG CLOSE UP (Bibirnya)
Ben bersiul sembari menata diorama yang akan ia tampilkan besok, kemudian ia tersenyum tipis.
CLOSE UP
Miniatur anak laki-laki memakai jaket berwarna putih bertuliskan JJ.
CUT TO
Sc 38 EXT. JALANAN. SIANG
Panitia acara terlihat masih mempersiapkan ruangan dan merapihkan semua karya seni yang akan ditampilkan. Beberapa orang juga mulai mendatangi gedung yang akan mengadakan pameran seni diorama ini.
CUT TO
Sc 39 EXT. JALANAN. SIANG
Laura masih bergelut dengan padatnya jalan raya. Sesekali ia melihat ke arah jam tangannya.
LAURA
Duh mana udah mepet lagi nih!
Laura membunyikan klaksonnya.
CUT TO
Sc 40. INT. RUANG PAMERAN. SIANG
Pameran seni diorama mulai dibuka. Para pengunjung memasuki ruangan dengan tertib.
PENGUNJUNG (Ika 30 tahun)
Oh sungguh indah! Aku akan membelinya jika menemukan karya yang sesuai dengan keinginanku.
TEMANNYA (Lili 30 tahun)
Ya, kau harus mengitari semua karya ini untuk menemukan yang terbaik.
Ika
Bukan hanya mencari yang indah dilihat, tapi semua karya seni pasti memiliki makna tersendiri di baliknya. Nah itu yang harus lo tahu. Indah aja gak cukup kalau itu gak berarti.
Lili
Sejak kapan lo bijak gini? Apapun itu, keindahan sesuai dengan kriteria yang lo ingin akan bisa digenggam kalau lo punya duit. Coba kalau nggak punya.
Suasana di dalam ruangan terlihat ramai.
Karya diorama Ben berada di tengah ruangan, menjadikannya sorotan yang tak mampu diacuhkan.
IKA
Ini nih. Tuh lo lihat deh! Children And Heaven. Dari judul dan visualnya saja terlihat membahagiakan.
LILI
Gue setuju sih ini bener-bener memperlihatkan kegembiraan anak-anak. Tapi, kok gak ada orang tuanya sama sekali di diorama ini?
BEN
Itu karena mereka tetap bahagia meski tanpa orang tua. Karena gak semua anak beruntung bisa memiliki orang tua. Yang punya orang tua pun belum tentu bahagia karena tindakan orang tua yang kasar, emosional dan egois terhadap anaknya. Meski begitu, anak-anak yang tidak beruntung itu bisa tetap bahagia meski tanpa mereka.
Diorama Ben dengan konsep anak lelaki yang memakai jaket putih berbordir JJ tengah berdiri menggenggam 9 balon dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya disembunyikan ke belakang. Balon-balon tersebut berwarna-warni dan dipeluk erat oleh 8 anak-anak yang tersenyum ceria, sedangkan di posisi balon paling atas adalah miniatur seorang ibu. Berlatar lapangan hijau di depan asrama besar berwarna putih.
VO IKA
Aku harus mendapatkan diorama ini. Aku benar-benar menyukainya!
BEN
Kalau begitu kau harus merogoh kantong cukup dalam untuk dapat membawa karyaku ini pulang bersamamu.
IKA
Oh tenang, untuk itu saya membawa ini (mengeluarkan selembar cek).
BEN
Ini hari keberuntungangku, bukan? Saya bisa bertemu dengan pemilik rumah sakit terkenal seperti anda.
IKA
Bagaimana jika kita bicarakan di tempat yang sedikit tenang.
BEN
Anna, mari kita atur jam untuk tamu ini. Apakah bisa selepas acara ini berakhir?
ANNA
Tentu.
Ben bersulang dengan Ika.
Sc 41. INT. RUANG PAMERAN. SIANG
Laura tiba di gedung pameran. Ia berlari tergesa-gesa. Laura merapihkan rambutnya.
LAURA
Okey, here we go!
Laura mengatur napasnya sembari berjalan melihat diorama-diorama yang dipamerkan. Laura berjalan seorang diri diantara keramaian. Langkah kaki terus membawanya hingga berada tepat di depan diorama milik Ben. Ia terhenti menatap diorama milik Ben itu. Matanya kemudian terfokus ke miniatur anak lelaki yang memakai jaket putih, kemudian berlanjut mengarah ke balon yang paling atas. Terdapat miniatur seorang ibu memakai kemeja biru muda memeluk erat balon berwarna putih.
VO LAURA
Kok gak asing ya? Kek Pernah lihat di mana yaa??? (Matanya terpejam berusaha mengingat)
VO BEN
Si pengantar pizza? Ada yang aneh. Aku tak bisa membaca pikirannya. Sama seperti,,, jangan-jangan (mata Ben terbelalak mengingat sesuatu).
Laura melihat lagi secara mendetail. Ia mengitari diorama Ben, tiba-tiba ia terkejut ketika menemukan miniatur mobil hitam berpelat B 311 JHN. Ben datang dan berdiri di hadapan Laura. Laura yang dalam posisi merunduk kemudian berdiri tegak lebih terkejut lagi ketika melihat Ben di hadapannya.
LAURA
Ini... ini... punya lo? Maksud gue, ini lo yang buat?
Ben hanya menatap tajam ke mata Laura tanpa sepatah kata.
Beberapa menit kemudian, Ben menoleh ke arah Anna. Anna mengangguk dan mendekati Ben.
BEN
Kita harus segera mengurus pembeli tadi (berbisik).
Anna mengangguk dan menghampiri Ika.
ANNA
Bisa kita bicarakan sekarang?
Mereka mulai berjalan meninggalkan ruang pameran. Sementara diorama milik Ben masih dilihat Laura.
CUT TO
Sc 42. INT. RUANG TUNGGU. SORE
Ika dan Ben duduk di sofa ruang tunggu milik Ben, sedangkan Anna bediri di samping Ben.
IKA
Terima kasih karena sudah memberi saya diorama milikmu untuk koleksi saya. Saya akan membelinya dengan harga berapa pun yang anda inginkan.
BEN
Harga? (Ben tertawa kecil). Tentu, kau pasti akan membayarnya dengan harga yang sesuai.
IKA
Ya, tulis saja (tersenyum).
BEN
Karena kebaikan anda, saya berniat untuk mengajak anda beserta suami untuk makan malam di rumah saya. Saya akan menukarnya dengan uang 30 juta rupiah. Silakan datang dengan uang tunai dan anda bisa pulang membawa diorama itu selamanya (ekspresi datar). Saya rasa itu harga yang cukup.
IKA
Baiklah setuju (tertawa).
CUT TO
Sc 43. INT. RUANG PAMERAN. SIANG
Ben melihat Laura dari kejauhan yang masih terpaku di hadapan dioramanya.
LAURA
Ibu (meneteskan air mata).
ANNA
Apa ada yang menganggu pikiranmu, Kak?
BEN
Ya. Aneh. Dia aneh sekali. Berkali-kali aku coba membaca pikirannya, tapi gak bisa. Itu membuatku kesal.
ANNA
Abaikan saja.
BEN
Bisa kita cepat pergi dari sini? Suara-suara itu begitu berisik di kepalaku.
CUT TO
Sc 44. EXT. AREA PARKIR. SORE
Laura sibuk bertanya kepada para pengunjung dengan menunjukkan foto ibunya.
LAURA
Apakah anda pernah melihat orang ini?
Ben dan Anna berada di dalam mobil. Ben melihat Laura memberhentikan beberapa pengunjung.
BEN
Ann, arahkan ke perempuan itu sebentar.
ANNA
Oke.
LAURA
Eehh tunggu!! (mengetuk kaca jendela mobil Ben)
BEN
(Membuka kaca jendelanya) Kenapa?
LAURA
Pernahkah kau melihat wanita ini? Dia ibuku, ya meski hanya separuh wajahnya saja, tapi jika kau melihatnya tolong hubungi aku ya.
Ben melihat foto yang ditunjukkan Laura.
BEN
Jalan Ann.
LAURA
Yeh.. yehh dia pergi.
Mobil Ben meninggalkan area pameran.
Ben terlihat pucat dan membuka kancing kemeja di lehernya.
BEN
Laura. Mungkin kah dia?
ANNA
Kau mengenalnya?
Ben menoleh ke kiri. Tangan kanannya mengepal.