Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
BLACK BOX
Suka
Favorit
Bagikan
2. #2

Sc.05 INT KAMAR MANDI. PAGI

Ben mengusap rambutnya perlahan. Kepalanya menengadah ke atas menghadap kucuran air yang membasahi tubuhnya, sementara kedua matanya tertutup, Ben tersenyum kecil.

CUT TO

Sc. 06 INT KAMAR BEN. PAGI

Ben berjalan dengan langkah yang sedikit pincang. Masih menggunakan handuknya, ia menyeret jarinya untuk memilih pakaian yang akan dikenakan. Pilihannya hari ini adalah menggunakan kemeja putih.

Ben mengancing kemejanya satu-persatu. Berdiri di depan cermin yang memperlihatkan seluruh tubuhnya.

Ben berjalan menuju meja dekat kasurnya untuk meraih buket bunga berwarna putih dengan bunga krisan ungu di dalamnya, kemudian melangkah ke luar untuk meninggalkan kamar.

CUT TO

Sc 07. INT RUANG TV. PAGI

Ben melangkah maju.

CUT TO

Sc 08. INT RUANG DAPUR. PAGI

Ben masih melangkah melewati ruang dapur dan menaiki tangga.

CUT TO

Sc 09. INT DEPAN KAMAR ORANG TUANYA. PAGI

Ben berhenti tepat sebelum membuka pintu kamar orang tuanya. Ia menghela napas sejenak, kemudian kaki kanannya mulai melangkah dan dengan tangannya membuka pintu kamar tersebut.

Sc 10. INT KAMAR ORANG TUA BEN. PAGI

Ben terus berjalan melewati kasur yang dibalut selimut putih menuju lemari besar di sudut ruangan.

Ben berada tepat di depan lemari. Ia menatap buket bunga di tangannya

BEN

Milikku.

Tiba-tiba lemari besar itu bergerak dan membuka celah di sisi kanan dan kiri. Ben melangkah lagi dan memasuki celah tersebut.

FADE IN

Seorang wanita(50 tahun) tengah duduk dengan tatapan yang kosong.

BEN

Selamat pagi ibuku. Ini pagi yang cerah bukan? Ini kubawakan bunga krisan ungu kesukaan ibu.

Ben meletakkan bunga tersebut ke pangkuan wanita itu yang terdiam tanpa suara.

BEN

Makan yang banyak, Bu. Jangan menjadi pucat dan kurus seperti ini. Maafkan Ben telat mengunjungi karena ada kecoak yang harus Ben singkirkan.

Ben mengelus kepala wanita tua itu, namun wanita itu justru menangis dan berteriak. Wanita itu melempar sarapannya, kemudian menampar Ben dan terus berteriak. Seketika Ben langsung berdiri untuk mengambil obat penenang lalu menyuntiknya.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar