Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bismahanta
Suka
Favorit
Bagikan
11. Melawan Keraguan #11

SC. 86 INT. RUANG REDAKSI PENERBIT BHARATA - BEBERAPA HARI KEMUDIAN;PAGI

CAST : Bismahanta, Dewabrata, Maharani, Saraswati

Dewabrata datang dengan tergesa-gesa. Ia membawa laptop yang berisi draf novel "Amba". Novel itu telah selesai.

DEWABRATA

Hanta, Hanta, coba lihat ini (menunjukkan draf file di laptop) aku sudah menyelesaikannya

Bismahanta menghentikan pekerjaannya sejenak lalu membaca sekilas draf novel itu.

BISMAHANTA

Yakin ini sudah selesai? (sambil terus membaca draf novel itu)

DEWABRATA

Yakin banget, itu novel yang selesainya paling cepat dari yang pernah aku tulis

MAHARANI

(sambil bertepuk tangan)

Wah keren kamu Dewa!

SARASWATI

Aku nggak sabar mau baca novelnya (dengan wajah memelas)

DEWABRATA

Sabar-sabar, biarkan naskah itu dipoles dulu sama editor kita, aku yakin pasti ceritanya akan semakin sempurna setelah diedit

Bismahanta tiba-tiba berhenti membaca, matanya berkaca-kaca.

CLOSE UP: DRAF NOVEL YANG SEDANG DIBACA BISMAHANTA

Maharani mengetahui Bismahanta menyeka matanya.

MAHARANI

Han, kamu sampai terharu gitu bacanya, emang bagus banget kan novelnya? Cepetan diedit gih

BISMAHANTA

Ini langsung kuedit Kak Ran

BISMAHANTA (VO)

Berani-beraninya dia menulis novel tentang Amba. Lihat saja, akan kuhancurkan novel ini seperti dia telah menghancurkan hati Amba

Saraswati kemudian berceletuk kepada Dewabrata.

SARASWATI

Pak Dewa, kira-kira ada tidak quote dari novel Anda yang paling berkesan bagi Anda?

DEWABRATA

Ada (tersenyum pada Saraswati)

Tiba-tiba saja Dewabrata mengambil sebuah pot bunga kecil di meja Saraswati dan memberikannya kepada Bismahanta sambil mengatakan quote itu.

DEWABRATA

(memberikan pot bunga kecil pada Bismahanta)

Amba, mencintaimu adalah doa yang tidak dikabulkan saat ini, mungkin akan dikabulkan nanti atau setelah mati

Bismahanta terperanjat mendengar kata-kata itu dari Dewabrata. Pipinya jadi memerah. Ia menatap Dewabrata lekat-lekat begitu pula sebaliknya.

SARASWATI

So sweet sekali Pak Dewa. Balas dong Han, kamu kan orang sastra juga (tersenyum nakal)

Bismahanta mengalihkan pandangannya dan berusaha mengontrol hati dan perasaannya.

MAHARANI

Ternyata Lo bisa gombal juga ya, Wa, meskipun nggak pernah punya pacar. Itu pipi Hanta sampai merah gitu haha

DEWABRATA

Kok gombal sih, katanya mau tahu quote paling baper di novel ini? (menelungkupkan tangannya)

Bismahanta menutup laptop Dewabrata dan mengambil laptopnya sendiri.

BISMAHANTA

Kayaknya aku butuh kopi nih biar semangat ngeditnya (memasukkan laptopnya di tas ranselnya) aku ngopi ke sebelah dulu ya

Dewabrata menghadang Bismahanta yang hendak keluar ruangan.

DEWABRATA

Ke sebelah kok bawa tas ransel segala

BISMAHANTA

Ya sekalian ngedit di sana

DEWABRATA

Yakin mau ngedit di sana? Nggak kabur kan?

BISMAHANTA

Ya nggak lah Pak, nanti saya nggak digaji lagi kalo kabur, permisi!

Dewabrata membiarkan Bismahanta pergi, ia pun tertawa kecil.

MAHARANI

Baru kali ini lihat dia salah tingkah kayak gitu

SARASWATI

Iya Kak Ran, biasanya dia jutek banget apalagi sama cowok, kayaknya jurus Pak Dewa berhasil tuh buat Hanta meleleh haha

DEWABRATA

Hush, udah kerja-kerja (ucapnya sambil tersenyum lalu kembali ke meja kerjanya)

DISSOLVE TO

SC. 87 EXT. JALAN MENUJU BHARATA COFFEE SHOP; DEPAN KANTOR DURGA PUBLISHING - SIANG

CAST : Bismahanta, Durga, Megan

Bismahanta berjalan menuju Bharata Coffee Shop.

BISMAHANTA

Oh Tuhan, please sadar dong Han, yang dimaksud Dewabrata itu Amba, bukan kamu! (memukul-mukul kepalanya)

Dalam perjalanan menuju Bharata Coffee Shop, Bismahanta melewati kantor penerbit Durga Publishing, Bismahanta melihat Durga dan Megan sedang diwawancarai oleh para wartawan.

MEGAN

Betul sekali saya sudah memutuskan kontrak dari Penerbit Bharata dan beralih ke Durga Publishing. Ini keputusan yang tepat karena buku saya terjual lebih banyak daripada ketika di Penerbit Bharata.

Bismahanta mendekat ke kerumunan wartawan itu.

DURGA

Megan dan karya-karyanya memang sangat dicintai oleh para pembaca kita terutama kalangan milenial, dan Durga Publishing adalah tempat yang tepat untuknya.

Bismahanta ikut angkat bicara. Para wartawan ikut menyerbu Bismahanta.

BISMAHANTA

Hei Megan, kamu lupa ya, yang sudah membesarkan namamu itu Penerbit Bharata, Durga Publishing tinggal melanjutkan aja kan!

MEGAN

Jaga bicara Lo Han, nggak usah ikut campur urusan Gue! Lo bukan editor Gue lagi!

Seorang wartawan memberi pertanyaan kepada Bismahanta.

WARTAWAN 1

Bagaiama pendapat Anda sebagai mantan editor karya-karya Megan tentang hal ini?

BISMAHANTA

Sebagai mantan editor (dengan penekanan) menurut saya karya Megan secara tema memang menarik tapi dari segi penulisan sangat membosankan. Kualitas karyanya bisa bagus seperti itu karena sudah masuk meja editor!

DURGA

Hei cukup! Berani-beraninya Lo mengkritik penulis Gue, pergi nggak loh!

Durga menyuruh dua bodyguardnya untuk mengusir Bismahanta dari tempat itu.

Dua bodyguard menarik tangan Bismahanta. Bismahanta melepaskannya dengan cepat.

BISMAHANTA

(berdiri di depan pintu masuk Durga Publishing)

Sebelum aku pergi, aku punya tantangan untuk kalian.

MEGAN

Tantangan apa?

BISMAHANTA

Kamu, Megan, harus buat karya baru yang diterbitkan di Durga Publishing ini, dua minggu lagi ada acara pameran buku dan penghargaan buku terbaik, kita lihat siapa yang bukunya paling laris dan mendapat penghargaan buku terbaik, apakah buku terbitan Penerbit Bharata atau Durga Publishing!!!

DURGA

Kalau kita yang menang?

BISMAHANTA

Aku berhenti jadi editor, kalau kami yang menang maka karya Megan yang pernah diterbitkan di penerbit kami tidak boleh diterbitkan oleh Durga Publishing dan satu hal lagi, kalian harus minta maaf ke Penerbit Bharata!

Setelah memberi tantangan kepada Durga dan Megan, Bismahanta pergi meninggalkan tempat itu. 

CUT TO

SC. 88 INT. BHARATA COFFEE SHOP - SIANG

CAST : Bismahanta, Dewabrata

Bismahanta masih merasa kesal dengan ucapan Durga dan Megan. Ia membuka laptop dengan kasar lalu meminum mochaccino pesanannya secara buru-buru.

BISMAHANTA

(sambil mengecek file novel Dewabrata)

Kalian akan menyesal karena sudah berani berhadapan dengan Bismahanta! Lihat saja, akan kubuat novel Amba ini lebih booming dari karya-karya Megan.

Seketika Bismahanta teringat akan rencana balas dendamnya. Ia membuka tangan kirinya yang penuh luka itu.

BISMAHANTA

Amba, bagaimana cara agar aku bisa membalaskan dendammu? Novel Amba ini ingin kuhancurkan isinya tapi di sisi lain aku sudah terlanjur membuat tantangan itu. Ahh kamu bodoh sekali Han! Kenapa harus buat tantangan itu?

Bismahanta terus saja menyalahkan dirinya sendiri sambil mengedit naskah Dewabrata.

BISMAHANTA

Aku harus tetap membalaskan dendam Amba meskipun sedikit demi sedikit, aku tidak bisa langsung membunuh Dewabrata, belum ada momen yang pas untuk membununya. Jadi, aku akan balas dendam dengan mengubah alur dan akhir cerita dari novel ini. Dia pasti akan marah, karena akhir cerita yang ia harapan berupa kebahagiaan akan kuubah jadi berakhir derita, haha (tertawa jahat)

Beberapa menit kemudian Dewabrata datang ke tempat itu dengan wajah khawatir, ia langsung menghampiri Bismahanta.

DEWABRATA

(sangat khawatir)

Bismahanta, kamu tidak apa-apa?

BISMAHANTA

Saya baik-baik saja, Pak, kenapa bapak ke sini?

DEWABRATA

Aku sudah lihat berita di instagram,lagi rame banget beritanya, di situ kamu berdebat dengan Durga dan Megan, aku khawatir kamu kenapa-kenapa jadi langsung ke sini

BISMAHANTA

Bapak tidak perlu khawatir sama saya, saya bisa jaga diri

DEWABRATA

Tapi meskipun bisa menjaga dirinya sendiri, wanita itu tetap perlu di jaga dan dilindungi

BISMAHANTA (VO)

Tapi kamu tidak melindungi Amba waktu itu?

Dewabrata memegang tangan kiri Bismahanta yang masih basah lukanya. Bismahanta melepaskan pegangan itu dengan cepat. Lengan bajunya pun tersingkap.

Dewabrata terbelalak melihat bekas luka yang ada di tangan kiri Bismahanta.

DEWABRATA

Han, luka apa ini? (menatap Bismahanta cemas)

Bismahanta tak menjawab, ia segera menutup luka itu.

DEWABRATA

Kamu kenapa Han? (matanya berkaca-kaca) ada masalah lain kah selain tentang penerbitan?

BISMAHANTA

Sudah saya bilang baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan (menunduk lesu terpaku pada laptop)

DEWABRATA

Bagaimana tidak khawatir, kamu tanggung jawabku Han (suaranya meninggi) sebagai atasanmu (ucapnya lembut)

BISMAHANTA

Sudah, sekarang lebih baik Bapak kembali ke kantor, biar saya selesaikan edit naskah bapak di sini, dan masalah tantangan itu, bapak tidak perlu khawatir, saya akan atasi itu!

DEWABRATA

Aku tidak tahu masalah apa yang sedang kamu hadapi sekarang, tapi tolong Han, jangan sampai kamu menyakiti dirimu sendiri

Dewabrata pergi meninggalkan Bismahanta. Bismahanta masih membisu dan benam dalam kelelahannya.

FADE OUT

SC. 89 INT. KANTOR PENERBIT BHARATA - SEHARI SEBELUM PAMERAN BUKU;PAGI

CAST : Zulfi, Bismahanta

Bismahanta datang terlambat hari itu. Bismahanta bertemu Zulfi di hall lantai 1.

BISMAHANTA

(menyapa Zulfi)

Pagi Kak Zul

ZULFI

Pagi Han, baru dateng nih?

BISMAHANTA

Iya Kak beberapa hari ini lembur terus

Zulfi dan Bismahanta berjalan beriringan menuju ruang galeri pustaka yang berisi buku-buku terbitan Penerbit Bharata.

Zulfi dan Bismahanta duduk di kursi berhadap-hadapan.

BISMAHANTA

Kak Zul, aku sudah bermimpi tentang Amba

Zulfi terperanjat.

ZULFI

Kapan kamu mimpi Amba?

BISMAHANTA

Sekitar dua minggu yang lalu

ZULFI

Kenapa kamu nggak bilang Han?

BISMAHANTA

Sorry Kak Zul, aku sibuk ngedit novelnya Pak Dewa. Aku juga baru ketemu Kak Zul hari ini jadi aku baru bilang sekarang

ZULFI

Terus Amba bilang apa dalam mimpimu?

BISMAHANTA

Dia bilang sudah saatnya balas dendam

ZULFI

Lalu apa rencanamu, Han?

BISMAHANTA

Aku akan membunuhnya besok selesai acara pameran buku, bantu aku ya Kak Zul!

ZULFI

Pasti kubantu, tapi caranya?

Bismahanta melihat sekitar lalu menjelaskan rencananya.

BISMAHANTA

Besok selesai acara, aku akan mengajaknya pulang bareng, dan aku akan membunuh Dewabrata di parkiran mall itu. Aku akan membawa pisau lipatku dan menyembunyikannya di dalam buku ini.

ZULFI

Kita harus berhasil kali ini, Han, aku pasti membantumu!

BISMAHANTA

Tapi kenapa Kak Zul mau membantuku membalaskan dendam Amba, bukannya Pak Dewa itu sahabat kakak?

ZULFI

Dewabrata telah menyakiti hatiku juga karena dia telah menyakiti hati Amba, orang yang aku cintai

BISMAHANTA

Hah? Kak Zul mencintai Amba? Kok aku baru tahu

ZULFI

Perasaanku tidak untuk diketahui banyak orang

BISMAHANTA

Yahh aku paham perasaan kakak, akhirnya hari pembalasan itu telah tiba Kak Zul, tapi sebelum aku membunuhnya, aku ingin menghancurkan karya Dewabrata yang ini (menunjukkan novel karya Dewabrata)

ZULFI

Amba? Novel ini tentang Amba kita? Dan ini karya terbaru Dewabrata?

BISMAHANTA

Yes, novel ini bercerita tentang dirinya dan Amba yang berakhir bahagia, sudah kuubah ceritanya jadi berakhir derita

ZULFI

Dewabrata tahu tentang isinya yang kamu ubah?

BISMAHANTA

Belum, aku tidak mengizinkan dia membacanya, dia akan tahu isinya ketika acara pameran dan penghargaan buku besok

ZULFI

OK kita lihat responnya Dewabrata besok, oh ya Han, karena mungkin ini hari terakhir Dewabrata, sekali-kali boleh lah kamu bersikap baik padanya (tersenyum penuh misteri)

Bismahanta membalas senyum Zulfi lalu pergi ke ruangannya.

CUT TO

SC. 90 INT. RUANG REDAKSI - SEHARI SEBELUM PAMERAN;PAGI

CAST : Bismahanta, Dewabrata, Maharani, Saraswati

Bismahanta membuka pintu ruang redaksi.

Dewabrata, Maharani, dan Saraswati sedang berdiskusi tentang novel Amba.

Bismahanta langsung duduk di mejanya tanpa menyapa mereka yang sedang sibuk diskusi.

SARASWATI

Jadi kemarin yang nonton live streaming acara peluncuran perdana novel bapak hampir seribu orang?

DEWABRATA

Iya Sar, aku sendiri gak menyangka ternyata para pembacaku merindukan karya terbaruku, jadi mereka antusias sekali untuk mengikuti peluncuran perdana itu.

MAHARANI

Aku barusan ngecek juga ke bagian marketing kalau pre-order novel ini sudah ratusan lebih. You're so amazing, Boss!

Bismahanta meletakkan novel Amba di mejanya dan mulai menyalakan komputernya.

Saraswati menyadari kehadiran Bismahanta lalu mengajaknya bergabung dalam diskusi.

SARASWATI

Eh Hanta udah datang rupanya, gabung sini Han, kita lagi bahas novel Pak Dewa

Bismahanta beranjak dari mejanya lalu bergabung di meja rapat.

Dewabrata memandang Bismahanta lekat-lekat.

DEWABRATA

Ini semua juga berkat ide kamu Han yang menyuruhku untuk menulis lagi, sekarang kita dapatkan lagi para pembaca setia karya-karya Penerbit Bharata yang sempat goyah gara-gara perkara Megan kemarin. Terima kasih, Bismahanta.

BISMAHANTA

(tersenyum lepas)

Apa kubilang, bagus kan ideku

MAHARANI

Ya kamu juga amazing Han (bertepuk tangan)

DEWABRATA

Versi cetaknya sudah beredar mulai hari ini, dan aku juga sudah mengirim buku ini ke para kritukus yang jadi juri penghargaan buku besok. Tinggal kita berdoa semoga hasilnya sesuai harapan.

MAHARANI, SARASWATI, dan bismahanta

Amin

SARASWATI

Oh ya ngomong-ngomong Pak Dewa sudah baca novel itu belum setelah diedit Hanta?

DEWABRATA

Belum sih, editornya belum ngizinin (melirik Bismahanta) tapi aku percaya sih kalau isinya pasti lebih bagus dari tulisan awalnya

BISMAHANTA

Bagus atau tidaknya sebuah karya sastra biar kritikus sastra yang berbicara

CUT TO

SC. 91 INT. PARKIRAN PENERBIT BHARATA - MALAM

CAST : Bismahanta, Dewabrata, Dua bodyquard

Bismahanta pulang melewati parkiran kantor. Ia melihat Dewabrata bersama Dua Bodyquard Durga.

Bismahanta berjalan mendekati parkiran lalu bersembunyi. Ia menguping pembicaraan mereka.

BODYGUARD 1

Bukankah tawaran kami menggiyurkan?

DEWABRATA

Mau berapa pun penulis terbaik yang kalian miliki, kami tidak akan semudah itu menerimanya, penulis kami punya karakter yang berbeda dari penulis-penulis penerbitan lain

Bismahanta tak bisa menahan dirinya untuk tidak ikut campur. Bismahanta menghampiri mereka.

BISMAHANTA

Bossku benar, tidak semua penulis bisa kami terima di sini, penulis kami memiliki karakter dalam penulisannya, selain itu mereka juga setia. Sampaikan itu pada Bossmu!

Dewabrata berlindung di belakang Bismahanta.

DEWABRATA

(sambil berjalan ke belakang Bismahanta)

Akhirnya bodyquardku datang juga

Bismahanta langsung meninju perut Dewabrata dengan sikutnya. Ia melakukannya dengan pelan.

BODYGUARD 2

Berarti kamu harus siap-siap menerima risikonya, nyawamu sebagai gantinya

BISMAHANTA

(pasang badan)

Hei asal kalian tahu ya, selama ada aku di sisi Bossku, tidak ada yang bisa menyakitinya

DEWABRATA

(berbicara dari balik tubuh Bismahanta)

Aku tidak takut dengan ancaman kalian, percuma saja kalian repot-repot datang ke sini, aku maupun editorku tidak akan membatalkan tantangan kami

BODYGUARD 1

OK lihat saja besok, kamu akan menerima akibatnya

Dua bodyquard itu pergi meninggalkan kantor Penerbit Bharata.

DEWABRATA

Mau pulang bareng?

Bismahanta mengingat ucapan Zulfi untuk berbuat baik pada Dewabrata sebelum dia menemui ajalnya.

BISMAHANTA

Boleh

DEWABRATA

Tapi sebelumnya, antar aku ke butik dulu beli setelan jas untuk acara besok, kebetulan semua setelan jasku masih di laundry

BISMAHANTA

OK! Tapi untuk kali ini saja

DEWABRATA

Berkali-kali juga boleh (tersenyum meledek)

Dewabrata berjalan mendahului Bismahanta.

CUT TO

SC. 92 INT. BUTIK KRESNA - MALAM

CAST: Bismahanta, Dewabrata

Dewabrata memilih jas di lantai dua. Bismahanta melihat-lihat jajaran dress di lantai satu.

Dewabrata memperhatikan Bismahanta sambil tersenyum dari lantai dua butik.

Bismahanta mengambil satu dress berwarna hitam dengan sedikit kombinasi warna putih. Lalu ia kembalikan lagi ke tempatnya.

Dewabrata menelpon Bismahanta menyuruhnya naik ke lantai dua.

Bismahanta naik ke lantai dua.

CUT TO

SC. 93 INT. BUTIK KRESNA;LANTAI DUA - MALAM

CAST : Bismahanta, Dewabrata

Dewabrata menyuruh Bismahanta memilihkan jas untuknya.

DEWABRATA

Menurutmu jas mana yang cocok buatku?

BISMAHANTA

Yang mana aja pasti cocok sama Pak Dewa, tinggal pilih aja satu beres

DEWABRATA

Tapi aku maunya pakai jas yang kamu pilih

BISMAHANTA

Ribet amat

Bismahanta langsung memilih satu jas yang menarik perhatiannya.

BISMAHANTA

(memberikan jas pada Dewabrata)

Ini...

DEWABRATA

OK, aku juga pilih yang ini, ayo turun!

Bismahanta mendahului Dewabrata turun ke lantai satu.

CUT TO

SC. 94 INT. BUTIK KRESNA;LANTAI SATU - MALAM

CAST: Bismahanta, Dewabrata, Bu Rada

Bismahanta langsung menuju kasir. Sementara Dewabrata mampir ke jajaran dress wanita lalu mengambil dress yang sempat dipilih oleh Bismahanta.

Dewabrata menuju kasir.

Bu Rada menghampiri mereka.

BU RADA

Selamat malam Pak Dewa, sudah lama tidak mampir ke butik kami

DEWABRATA

Selamat malam Bu Rada, maklum Bu karena kesibukan di kantor, jadi baru sempat jalan-jalan sekarang

BU RADA

Ngomong-ngomong, yang bersama Pak Dewa itu siapa? Saya belum pernah melihatnya

DEWABRATA

Perkenalkan ini Bismahanta, dia staf di kantor saya, Bu

BU RADA

Oh staf di kantor, saya kira pacar Pak Dewa (tersenyum bahagia)

BISMAHANTA

Pak Dewa nggak mungkin punya pacar, Bu, dia sudah janji jadi jomblo seumur hidup

Dewabrata menyenggol Bismahanta. Bismahanta membalas dengan lirikan tajam.

BU RADA

Apapun itu, ibu berdoa semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian.

BISMAHANTA DAN DEWABRATA

Amin

DEWABRATA

(memberikan jas dan dress yang ia beli)

Ini Bu, saya beli setelah jas ini dan dress ini

BU RADA

Wah serasi sekali pilihan kalian, setelan jas ini dan dress ini

DEWABRATA

(kembali menyenggol Bismahanta yang tetap dingin)

Semua ini pilihan Hanta, Bu

BISMAHANTA

Kenapa Bapak beli dress ini, untuk siapa?

DEWABRATA

Ya untuk kamu lah Han, buat siapa lagi? Bukannya kamu tadi mengambil dress ini?

BISMAHANTA

Kan cuma lihat-lihat doang Pak, saya juga nggak niat beli

DEWABRATA

Anggap aja ini bonus dari Boss!

Bismahanta memutuskan untuk diam. Dewabrata membayar pakaian itu. Mereka kemudian pergi meninggalkan Butik Kresna.

CUT TO

SC. 95 EXT. JALAN RAYA MENUJU APARTEMEN - HAMPIR TENGAH MALAM

CAST : Bismahanta, Dewabrata

Di dalam mobil, sepanjang perjalanan pulang, Bismahanta dan Dewabrata terdiam membisu.

Dewabrata memberanikan diri memulai pembicaraan.

DEWABRATA

Terima kasih, Han, sudah mau menemani aku malam ini

BISMAHANTA

Sama-sama Pak

Bismahanta mengingat kembali rencana balas dendamnya.

BISMAHANTA

Emm, kalau bapak tidak keberatan, besok, selesai acara kita pulang bareng

DEWABRATA

Hmm tumben ngajak pulang bareng, udah nggak benci lagi nih kayaknya

BISMAHANTA

Takutnya besok selesai acaranya malam, saya kan nggak ada kendaraan, kalau kemalaman kendaraan umum agak susah, tempatnya pun jauh dari apartemen

DEWABRATA

Iya iya, apa sih yang enggak buat kamu, Han (tersenyum meledek)

Dewabrata mengambil bungkusan berisi dress wanita.

DEWABRATA

Oh ya ini dress kamu, jangan lupa dipakai besok

BISMAHANTA

Kenapa bapak repot-repot beliin dress ini, bapak kan tahu kalau saya nggak pernah pakai beginian

DEWABRATA

Karena kamu spesial Han, kamu adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk menebus kesalahan yang pernah kuperbuat

BISMAHANTA

Kesempatan ya? Tapi menurutku, bertemu dengan bapak adalah kesalahan yang tidak ingin aku ulang lagi

Sejenak hening, tak ada obrolan lagi

DEWABRATA

Hanta, kurasa kita punya luka yang sama, dan aku ingin kita menyembuhkan luka itu bersama-sama

Bismahanta tak lagi mendengarkan ucapan Dewabrata. Ia sudah tertidur.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar