Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bismahanta
Suka
Favorit
Bagikan
8. Alur Angin #8

SC. 51 INT. HALL LANTAI 1 KANTOR PENERBIT BHARATA - PUKUL 09.00 PAGI

CAST: Bismahanta, Dewabrata, Zulfi, Maharani, Saraswati, Para penulis dan staf

ESTABLISH : acara peluncuran bedah buku sudah dimulai

Para penonton yang hadir adalah beberapa pembaca yang memenangkan kuis buku online yang diadakan Penerbit Bharata beberapa minggu lalu.

Sepuluh penulis turut hadir di acara tersebut keseluruhannya adalah perempuan. Tema yang diusung pun tentang perempuan dan kehidupannya, baik buku fiksi maupun nonfiksi. Tema itu diusulkan oleh Bismahanta dan telah disetujui Dewabrata selaku pimpinan redaksi.

Di atas panggung ada Saraswati selaku editor sekaligus pembawa acara, Maharani, dan dua penulis yang membahas tentang buku yang mereka tulis.

Bismahanta duduk di bangku penonton dengan gelisah. Ia mencari-cari sosok Dewabrata.

BISMAHANTA (VO)

(memperhatikan sekitar)

Di mana Dewabrata bersembunyi, tak kunjung kulihat batang hidungnya. Aku sudah siapkan pisau ini untuk menikamnya ketika dia sudah muncul

Zulfi mengetahui Bismahanta membawa sebuah pisau. Ia langsung meminta temannya untuk menggantikan dirinya untuk memegang kamera.

Zulfi menghampiri Bismahanta dengan tergesa-gesa.

ZULFI

Han, buat apa pisau itu? Sembunyikan!

BISMAHANTA

(menyembunyikan pisau di saku dalam outter yang dipakainya)

Buat apa lagi kalau bukan untuk membunuh Dewabrata, tapi sampai sekarang, dia belum muncul juga

ZULFI

Jangan gegabah Han, kalau kamu balas dendam sekarang dan membunuh Dewabrata, sudah pasti kamu akan mendekam di penjara nantinya, kita perlu susun rencana yang tepat

BISMAHANTA

Iya iya, aku hanya lihat peluang yang ada, aku nggak bisa membuang sebuah peluang dengan sia-sia

ZULFI

Pasti ada waktu yang tepat untuk balas dendam, dan Amba akan memberikan petunjuknya lewat mimpi, dia sudah janji itu

BISMAHANTA

Lewat mimpi? Kenapa Kak Zul nggak pernah bilang?

Ketika Zulfi akan menjelaskan, tiba-tiba pembawa acara memanggil nama Dewabrata untuk naik ke atas panggung.

Spontan Zulfi dan Bismahanta mengalihkan perhatiannya ke arah panggung.

SARASWATI

Inilah Bapak Dewabrata, Pimpinan Redaksi Penerbit Bharata

Para undangan bertepuk tangan menyambut kehadiran Dewabrata.

Bismahanta terkejut melihat sosok Dewabrata.

BISMAHANTA

Jadi selama ini aku sudah bertemu dengan Dewabrata, aku masih tidak percaya kalau dia Dewabrata

ZULFI

Itu dia orang yang kamu cari-cari sudah muncul

BISMAHANTA

Ternyata aku pernah bertemu dengannya (ekpresi kecewa)

ZULFI

Pernah bertemu? Di mana?

BISMAHANTA

Di terminal, saat pertama kali aku ke Jakarta. Dia kecopetan dan aku menolongnya

ZULFI

Apa? (ekspresi kebingungan)

BISMAHANTA

Seharusnya waktu itu aku biarkan saja dia kecopetan (menunduk lesu)

Bismahanta memilih pergi dari tempat acara ketika Dewabrata mulai diwawancarai oleh Saraswati.

Zulfi kembali ke pekerjaannya di balik kamera.

CUT TO

SC. 52 EXT. TAMAN DEPAN KANTOR PENERBIT BHARATA - SIANG

CAST: Bismahanta

Bismahanta memasuki area taman dengan wajah murung.

BISMAHANTA

Bismahanta, kamu bodoh sekali, kenapa kamu tidak tahu kalau dia itu Dewabrata

Bismahanta termenung lama. Semilir angin membawa aroma hujan dan kenangan.

BISMAHANTA

Seharusnya aku tidak membantunya waktu itu, maafkan aku Amba (memukul kepalanya)

CUT TO

SC. 53 INT. HALL LANTAI 1 KANTOR PENERBIT BHARATA - SIANG

CAST : Dewabrata, Saraswati, Maharani, Megan (Penulis Buku)

LONG SHOT : ACARA PELUNCURAN BUKU

Saraswati dan Dewabrata sedang berbincang-bincang dengan penulis terakhir di atas panggung.

SARASWATI

Baiklah hadirin, tiba saatnya kita berbincang-bincang dengan penulis kesepuluh atau penulis terakhir kita, yaitu Megan, beri tepuk tangan yang meriah (bertepuk tangan)

DEWABRATA

Karena ini penulis terakhir, izinkan saya yang bertanya kali ini kepada Megan

Dewabrata menatap Megan dalam-dalam hingga Megan salah tingkah. Saraswati merasakan situasi canggung itu dan mencairkannya.

SARASWATI

Suatu kehormatan jika Pak Dewa yang langsung bertanya, silakan Bapak! (mempersilakan Dewabrata untuk bertanya)

DEWABRATA

Terima kasih, baiklah, dari tadi kita sudah mendengar cerita tentang proses kreatif yang dilakukan oleh para penulis hingga mereka berhasil membuat sebuah buku, kali ini saya ingin bertanya, siapa editor buku Anda dan bagaimana hubungan kedekatan Anda dengan editor? Ini penting kita ketahui agar hadirin juga tahu proses editing buku itu seperti apa

MEGAN

Terima kasih atas pertanyaannya Bapak.

Megan tampak mencari-cari seseorang dari bangku penonton.

MEGAN

Setelah saya memutuskan untuk mengirim naskah ke Penerbit Bharata karena tema yang diusung sangat sesuai dengan minat saya, maka saya bertemu dengan Mbak Saras untuk membahas kelanjutan penerbitan naskah ini.

Saraswati tersenyum ketika namanya disebut.

MEGAN

Mbak Saras, selaku editor akuisisi, sebenarnya tidak terlalu berminat dengan naskah saya ini karena banyak revisi di sana sini, tapi ketika naskah ini diajukan ke senior editor, Kak Hanta, ternyata dia tertarik dengan cerita yang saya usung. Beliau juga mendampingi saya untuk memperbaiki naskah saya dari awal hingga akhir sampai akhirnya bisa diterbitkan.

Dewabrata menyela penjelasan Megan.

DEWABRATA

Kak Hanta? Maksudnya Bismahanta?

MEGAN

Iya Pak, kami biasa memanggilnya Kak Hanta

Dewabrata menatap Saraswati dan Maharani bergantian. Tatapan penuh pertanyaan.

DEWABRATA (VO)

Jadi Bismahanta itu editor baru di sini, kenapa Saras dan Rani tidak memberitahuku sebelumnya (mencari sosok Bismahanta)

Saraswati dan Maharani menyebar pandangan mencari Bismahanta. Karena tidak menemukannya, Saraswati pun angkat bicara untuk mengatasi keheningan yang tiba-tiba tercipta.

SARASWATI

Sayangnya, editor kesayangan kita itu belum bisa hadir di antara kita. Semoga lain kali kita bisa berbincang-bincang langsung dengan beliau.

CLOSE UP: Ekpresi kecewa dewabrata

CUT TO

SC. 54 EXT. TAMAN DEPAN KANTOR PENERBIT BHARATA - SIANG;HUJAN

CAST: Bismahanta, Maharani

Bismahanta masih duduk di taman.

Maharani yang sedari tadi mencarinya akhirnya menemukan Bismahanta di taman.

MAHARANI

Bismahanta, ternyata Lo ada di sini, semua orang nyariin tau (kesal)

BISMAHANTA

Udah selesai acaranya Kak?

MAHARANI

Udah, sekarang Lo dicariin Pak Bos tuh, makanya jangan ngilang pas lagi acara (menarik tangan Bismahanta)

BISMAHANTA

Kak Rani masuk aja, ntar aku nyusul

MAHARANI

Mau ngapain lagi di sini, ini hujan loh, masih mau di sini aja? Terserah deh, Bye! (meninggalkan Bismahanta)

Bismahanta menyusul Maharani beberapa menit kemudian dengan pakaian yang basah kuyup dan mengucapkan sesuatu.

BISMAHANTA

Kak Rani, kalau boleh aku izin langsung pulang ya Kak, pakaianku basah kuyup, aku nggak bawa baju ganti

MAHARANI

Ya udah Lo pulang aja deh daripada ngerepotin kita nanti, eh tapi Pak Dewa ingin ketemu sama Lo

BISMAHANTA

Sampaikan permintaan maafku ke Pak Dewa, Kak, lain kali kita akan ketemu, lagipula kita kan satu kerjaan

MAHARANI

OK, hati-hati di jalan, Han!

Maharani masuk ke dalam kantor sedangkan Bismahanta langsung menuju parkiran untuk mengambil sepeda motornya, ia sengaja meninggalkan tasnya di ruang redaksi.

CUT TO

SC. 55 INT. RUANG REDAKSI PENERBIT BHARATA - SIANG

CAST : Dewabrata, Maharani, Saraswati

Dewabrata masuk ruang redaksi dan menghampiri meja Bismahanta.

DEWABRATA

(mengambil papan nama Bismahanta dari meja)

Kenapa ketika aku masuk ruangan ini tidak membaca papan nama ini, ternyata Bismahanta adalah editor di penerbit ini

Saraswati memasuki ruangan.

SARASWATI

Pak Dewa, maaf atas kejadian tadi, kami tidak bisa menemukan Bismahanta

DEWABRATA

Tidak apa-apa Sar, tapi kenapa kalian tidak memberitahuku kalau Bismahanta adalah editor kita?

SARASWATI

Maaf Pak, kami takut mengganggu Pak Dewa, jadi kami tidak memberitahukan tentang Bismahanta

DEWABRATA

Sudah berapa lama dia bekerja di sini?

SARASWATI

Hampir satu tahun Pak, dia masuk ke sini tepat sehari setelah kepergian Pak Dewa ke kampung halaman

Maharani mengetuk pintu lalu masuk ke ruangan redaksi.

MAHARANI

Dewa, Bismahanta udah mau pulang, dia kehujanan jadi pulang duluan, maaf ya

DEWABRATA

(panik)

Dia udah jalan?

MAHARANI

Masih di parkiran sepeda motor kayaknya

Dewabrata berlari meninggalkan ruang redaksi menuju parkiran sepeda motor

CUT TO

SC. 56 INT. PARKIRAN - SIANG;HUJAN

CAST : Bismahanta, Dewabrata, Durga dan Dua Bodyguard-nya

Bismahanta mengeluarkan sepeda motornya dari jajaran sepeda motor lainnya.

Dewabrata datang dengan berlari menghampiri Bismahanta.

DEWABRATA

Bismahanta tunggu, kita perlu bicara sebentar! (menghentikan Bismahanta yang sedang memakai helm)

BISMAHANTA

Maaf Pak, saya harus pulang, Bapak tidak lihat pakaian saya basah kuyup? (menatap Dewabrata sejenak kemudian menuntun sepeda motornya)

Durga dan Dua Bodyguard-nya turun dari mobil lalu menghampiri Bismahanta dan Dewabrata.

DURGA

Hai, Dewa, udah berapa tahun kita nggak ketemu? Eh maksudku berapa bulan(tertawa kecil)

DEWABRATA

Durga?

Dewabrata terkejut dengan kedatangan Durga ke kantornya.

DURGA

Masak Lo lupa sama Gue, Dewa? Gue datang ke sini karena diundang sama Maharani

Bismahanta tak sadar ikut menyimak percakapan mereka. Kedua bodyguard Durga mengeluarkan senjata berapi mereka untuk berjaga-jaga.

DURGA

Oh ya, wanita ini siapa?

BISMAHANTA

(tersadar lalu berbicara dengan nada tegas)

Saya bukan siapa-siapa, maaf saya permisi dulu

Dewabrata memegang lengan Bismahanta. Bismahanta melepaskannya dan bergegas pergi dengan sepeda motornya.

DURGA

Kamu tidak mau mempersilakanku masuk ke kantormu?

Dewabrata mempersilakan Durga memasuki kantornya dengan wajah menunduk. Ia masih memikirkan Bismahanta.

CUT TO

SC. 57 EXT. JALAN RAYA MENUJU RUMAH BISMAHANTA - SORE;HUJAN REDA

CAST: Bismahanta

BISMAHANTA (VO)

(sambil mengendarai sepeda motor)

Wanita tadi itu siapa ya? Durga? Siapa Durga? Sepertinya mereka bukan rekan kerja, apalagi dua bodyguard-nya yang bersenjata api, menakutkan sekali, tapi bagus deh kalau mereka punya niat jahat ke Dewabrata, bunuh aja sekalian orang itu

Bismahanta melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Ia mulai merasakan demam akibat kehujanan.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar