Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SC. 51 INT. HALL LANTAI 1 KANTOR PENERBIT BHARATA - PUKUL 09.00 PAGI
CAST: Bismahanta, Dewabrata, Zulfi, Maharani, Saraswati, Para penulis dan staf
ESTABLISH : acara peluncuran bedah buku sudah dimulai
Para penonton yang hadir adalah beberapa pembaca yang memenangkan kuis buku online yang diadakan Penerbit Bharata beberapa minggu lalu.
Sepuluh penulis turut hadir di acara tersebut keseluruhannya adalah perempuan. Tema yang diusung pun tentang perempuan dan kehidupannya, baik buku fiksi maupun nonfiksi. Tema itu diusulkan oleh Bismahanta dan telah disetujui Dewabrata selaku pimpinan redaksi.
Di atas panggung ada Saraswati selaku editor sekaligus pembawa acara, Maharani, dan dua penulis yang membahas tentang buku yang mereka tulis.
Bismahanta duduk di bangku penonton dengan gelisah. Ia mencari-cari sosok Dewabrata.
BISMAHANTA (VO)
(memperhatikan sekitar)
Di mana Dewabrata bersembunyi, tak kunjung kulihat batang hidungnya. Aku sudah siapkan pisau ini untuk menikamnya ketika dia sudah muncul
Zulfi mengetahui Bismahanta membawa sebuah pisau. Ia langsung meminta temannya untuk menggantikan dirinya untuk memegang kamera.
Zulfi menghampiri Bismahanta dengan tergesa-gesa.
ZULFI
Han, buat apa pisau itu? Sembunyikan!
BISMAHANTA
(menyembunyikan pisau di saku dalam outter yang dipakainya)
Buat apa lagi kalau bukan untuk membunuh Dewabrata, tapi sampai sekarang, dia belum muncul juga
ZULFI
Jangan gegabah Han, kalau kamu balas dendam sekarang dan membunuh Dewabrata, sudah pasti kamu akan mendekam di penjara nantinya, kita perlu susun rencana yang tepat
BISMAHANTA
Iya iya, aku hanya lihat peluang yang ada, aku nggak bisa membuang sebuah peluang dengan sia-sia
ZULFI
Pasti ada waktu yang tepat untuk balas dendam, dan Amba akan memberikan petunjuknya lewat mimpi, dia sudah janji itu
BISMAHANTA
Lewat mimpi? Kenapa Kak Zul nggak pernah bilang?
Ketika Zulfi akan menjelaskan, tiba-tiba pembawa acara memanggil nama Dewabrata untuk naik ke atas panggung.
Spontan Zulfi dan Bismahanta mengalihkan perhatiannya ke arah panggung.
SARASWATI
Inilah Bapak Dewabrata, Pimpinan Redaksi Penerbit Bharata
Para undangan bertepuk tangan menyambut kehadiran Dewabrata.
Bismahanta terkejut melihat sosok Dewabrata.
BISMAHANTA
Jadi selama ini aku sudah bertemu dengan Dewabrata, aku masih tidak percaya kalau dia Dewabrata
ZULFI
Itu dia orang yang kamu cari-cari sudah muncul
BISMAHANTA
Ternyata aku pernah bertemu dengannya (ekpresi kecewa)
ZULFI
Pernah bertemu? Di mana?
BISMAHANTA
Di terminal, saat pertama kali aku ke Jakarta. Dia kecopetan dan aku menolongnya
ZULFI
Apa? (ekspresi kebingungan)
BISMAHANTA
Seharusnya waktu itu aku biarkan saja dia kecopetan (menunduk lesu)
Bismahanta memilih pergi dari tempat acara ketika Dewabrata mulai diwawancarai oleh Saraswati.
Zulfi kembali ke pekerjaannya di balik kamera.
CUT TO
SC. 52 EXT. TAMAN DEPAN KANTOR PENERBIT BHARATA - SIANG
CAST: Bismahanta
Bismahanta memasuki area taman dengan wajah murung.
BISMAHANTA
Bismahanta, kamu bodoh sekali, kenapa kamu tidak tahu kalau dia itu Dewabrata
Bismahanta termenung lama. Semilir angin membawa aroma hujan dan kenangan.
BISMAHANTA
Seharusnya aku tidak membantunya waktu itu, maafkan aku Amba (memukul kepalanya)
CUT TO
SC. 53 INT. HALL LANTAI 1 KANTOR PENERBIT BHARATA - SIANG
CAST : Dewabrata, Saraswati, Maharani, Megan (Penulis Buku)
LONG SHOT : ACARA PELUNCURAN BUKU
Saraswati dan Dewabrata sedang berbincang-bincang dengan penulis terakhir di atas panggung.
SARASWATI
Baiklah hadirin, tiba saatnya kita berbincang-bincang dengan penulis kesepuluh atau penulis terakhir kita, yaitu Megan, beri tepuk tangan yang meriah (bertepuk tangan)
DEWABRATA
Karena ini penulis terakhir, izinkan saya yang bertanya kali ini kepada Megan
Dewabrata menatap Megan dalam-dalam hingga Megan salah tingkah. Saraswati merasakan situasi canggung itu dan mencairkannya.
SARASWATI
Suatu kehormatan jika Pak Dewa yang langsung bertanya, silakan Bapak! (mempersilakan Dewabrata untuk bertanya)
DEWABRATA
Terima kasih, baiklah, dari tadi kita sudah mendengar cerita tentang proses kreatif yang dilakukan oleh para penulis hingga mereka berhasil membuat sebuah buku, kali ini saya ingin bertanya, siapa editor buku Anda dan bagaimana hubungan kedekatan Anda dengan editor? Ini penting kita ketahui agar hadirin juga tahu proses editing buku itu seperti apa
MEGAN
Terima kasih atas pertanyaannya Bapak.
Megan tampak mencari-cari seseorang dari bangku penonton.
MEGAN
Setelah saya memutuskan untuk mengirim naskah ke Penerbit Bharata karena tema yang diusung sangat sesuai dengan minat saya, maka saya bertemu dengan Mbak Saras untuk membahas kelanjutan penerbitan naskah ini.
Saraswati tersenyum ketika namanya disebut.
MEGAN
Mbak Saras, selaku editor akuisisi, sebenarnya tidak terlalu berminat dengan naskah saya ini karena banyak revisi di sana sini, tapi ketika naskah ini diajukan ke senior editor, Kak Hanta, ternyata dia tertarik dengan cerita yang saya usung. Beliau juga mendampingi saya untuk memperbaiki naskah saya dari awal hingga akhir sampai akhirnya bisa diterbitkan.
Dewabrata menyela penjelasan Megan.
DEWABRATA
Kak Hanta? Maksudnya Bismahanta?
MEGAN
Iya Pak, kami biasa memanggilnya Kak Hanta
Dewabrata menatap Saraswati dan Maharani bergantian. Tatapan penuh pertanyaan.
DEWABRATA (VO)
Jadi Bismahanta itu editor baru di sini, kenapa Saras dan Rani tidak memberitahuku sebelumnya (mencari sosok Bismahanta)
Saraswati dan Maharani menyebar pandangan mencari Bismahanta. Karena tidak menemukannya, Saraswati pun angkat bicara untuk mengatasi keheningan yang tiba-tiba tercipta.
SARASWATI
Sayangnya, editor kesayangan kita itu belum bisa hadir di antara kita. Semoga lain kali kita bisa berbincang-bincang langsung dengan beliau.
CLOSE UP: Ekpresi kecewa dewabrata
CUT TO
SC. 54 EXT. TAMAN DEPAN KANTOR PENERBIT BHARATA - SIANG;HUJAN
CAST: Bismahanta, Maharani
Bismahanta masih duduk di taman.
Maharani yang sedari tadi mencarinya akhirnya menemukan Bismahanta di taman.
MAHARANI
Bismahanta, ternyata Lo ada di sini, semua orang nyariin tau (kesal)
BISMAHANTA
Udah selesai acaranya Kak?
MAHARANI
Udah, sekarang Lo dicariin Pak Bos tuh, makanya jangan ngilang pas lagi acara (menarik tangan Bismahanta)
BISMAHANTA
Kak Rani masuk aja, ntar aku nyusul
MAHARANI
Mau ngapain lagi di sini, ini hujan loh, masih mau di sini aja? Terserah deh, Bye! (meninggalkan Bismahanta)
Bismahanta menyusul Maharani beberapa menit kemudian dengan pakaian yang basah kuyup dan mengucapkan sesuatu.
BISMAHANTA
Kak Rani, kalau boleh aku izin langsung pulang ya Kak, pakaianku basah kuyup, aku nggak bawa baju ganti
MAHARANI
Ya udah Lo pulang aja deh daripada ngerepotin kita nanti, eh tapi Pak Dewa ingin ketemu sama Lo
BISMAHANTA
Sampaikan permintaan maafku ke Pak Dewa, Kak, lain kali kita akan ketemu, lagipula kita kan satu kerjaan
MAHARANI
OK, hati-hati di jalan, Han!
Maharani masuk ke dalam kantor sedangkan Bismahanta langsung menuju parkiran untuk mengambil sepeda motornya, ia sengaja meninggalkan tasnya di ruang redaksi.
CUT TO
SC. 55 INT. RUANG REDAKSI PENERBIT BHARATA - SIANG
CAST : Dewabrata, Maharani, Saraswati
Dewabrata masuk ruang redaksi dan menghampiri meja Bismahanta.
DEWABRATA
(mengambil papan nama Bismahanta dari meja)
Kenapa ketika aku masuk ruangan ini tidak membaca papan nama ini, ternyata Bismahanta adalah editor di penerbit ini
Saraswati memasuki ruangan.
SARASWATI
Pak Dewa, maaf atas kejadian tadi, kami tidak bisa menemukan Bismahanta
DEWABRATA
Tidak apa-apa Sar, tapi kenapa kalian tidak memberitahuku kalau Bismahanta adalah editor kita?
SARASWATI
Maaf Pak, kami takut mengganggu Pak Dewa, jadi kami tidak memberitahukan tentang Bismahanta
DEWABRATA
Sudah berapa lama dia bekerja di sini?
SARASWATI
Hampir satu tahun Pak, dia masuk ke sini tepat sehari setelah kepergian Pak Dewa ke kampung halaman
Maharani mengetuk pintu lalu masuk ke ruangan redaksi.
MAHARANI
Dewa, Bismahanta udah mau pulang, dia kehujanan jadi pulang duluan, maaf ya
DEWABRATA
(panik)
Dia udah jalan?
MAHARANI
Masih di parkiran sepeda motor kayaknya
Dewabrata berlari meninggalkan ruang redaksi menuju parkiran sepeda motor
CUT TO
SC. 56 INT. PARKIRAN - SIANG;HUJAN
CAST : Bismahanta, Dewabrata, Durga dan Dua Bodyguard-nya
Bismahanta mengeluarkan sepeda motornya dari jajaran sepeda motor lainnya.
Dewabrata datang dengan berlari menghampiri Bismahanta.
DEWABRATA
Bismahanta tunggu, kita perlu bicara sebentar! (menghentikan Bismahanta yang sedang memakai helm)
BISMAHANTA
Maaf Pak, saya harus pulang, Bapak tidak lihat pakaian saya basah kuyup? (menatap Dewabrata sejenak kemudian menuntun sepeda motornya)
Durga dan Dua Bodyguard-nya turun dari mobil lalu menghampiri Bismahanta dan Dewabrata.
DURGA
Hai, Dewa, udah berapa tahun kita nggak ketemu? Eh maksudku berapa bulan(tertawa kecil)
DEWABRATA
Durga?
Dewabrata terkejut dengan kedatangan Durga ke kantornya.
DURGA
Masak Lo lupa sama Gue, Dewa? Gue datang ke sini karena diundang sama Maharani
Bismahanta tak sadar ikut menyimak percakapan mereka. Kedua bodyguard Durga mengeluarkan senjata berapi mereka untuk berjaga-jaga.
DURGA
Oh ya, wanita ini siapa?
BISMAHANTA
(tersadar lalu berbicara dengan nada tegas)
Saya bukan siapa-siapa, maaf saya permisi dulu
Dewabrata memegang lengan Bismahanta. Bismahanta melepaskannya dan bergegas pergi dengan sepeda motornya.
DURGA
Kamu tidak mau mempersilakanku masuk ke kantormu?
Dewabrata mempersilakan Durga memasuki kantornya dengan wajah menunduk. Ia masih memikirkan Bismahanta.
CUT TO
SC. 57 EXT. JALAN RAYA MENUJU RUMAH BISMAHANTA - SORE;HUJAN REDA
CAST: Bismahanta
BISMAHANTA (VO)
(sambil mengendarai sepeda motor)
Wanita tadi itu siapa ya? Durga? Siapa Durga? Sepertinya mereka bukan rekan kerja, apalagi dua bodyguard-nya yang bersenjata api, menakutkan sekali, tapi bagus deh kalau mereka punya niat jahat ke Dewabrata, bunuh aja sekalian orang itu
Bismahanta melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Ia mulai merasakan demam akibat kehujanan.
FADE OUT