Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bisikan Tsabur
Suka
Favorit
Bagikan
13. Bisikan Tsabur

CUT TO:

77. EXT. INT. TERAS RUMAH SASONGKO (MALAM)

Cast:  Asa, Baha

Asa dan Baha di teras rumah keluarga Agni. Asa mengetuk pintu. Baha menoleh ke kanan kiri.

SOUND EFFECT: KETUKAN PINTU

ASA

Kamu gantian ketuk, Ha. Aku mau cek belakang.

BAHA

(Mengangguk)

Hati-hati, Sa.

ASA

Nggak akan ada apa-apa.

CUT TO:

78. EXT. INT. SAMPING RUMAH SASONGKO (MALAM)

Cast:  Asa, Agni

Asa samping rumah tetapi tidak menemukan apa-apa. Dia menghampiri jendela yang bisa melihat ke ruang dalam rumah. Dia melihat Agni duduk di sofa, di depan TV. TV mati, Agni diam saja. 

INSERT: AGNI DUDUK DI SOFA.

ASA

(Menggedor-gedor kaca jendela)

 Agni! Sayang! Ini aku, Asa. Agni!

CUT TO:

79. EXT. INT. TERAS RUMAH SASONGKO (MALAM)

Cast:  Asa, Baha

Asa kembali ke teras. Tampak panik juga antusias.

ASA

(Bersemangat)

Agni di dalam, Ha. Aku gedor-gedor jendela tapi dia diam saja. Kita harus masuk.

BAHA

Dobrak saja?

ASA

(Mengangguk)

Nggak ada pilihan.

ASA

(Mengangguk)

Nggak ada pilihan.

BAHA

(Menekan handle pintu)

Tidak dikunci, Sa.

ASA

Masuk, Ha.

Asa memberitahu Baha bahwa Agni di dalam. Asa mencoba membuka pintu. Tak disangka pintu tidak dikunci. Asa dan Baha masuk rumah.

CUT TO:

80. INT. RUMAH SASONGKO (MALAM)

Cast:  Asa, Baha, Agni 

Agni duduk di sofa tanpa ekspresi. Asa mencoba menyadarkannya. Tetapi, Agni tidak bereaksi sama sekali. Asa hampir-hampir menangis. 

ASA

(Tangan memegang wajah Agni)

Kamu kenapa, Sayang? Ini aku, Asa. Sadar, Agni.

BAHA

(Berkomat-kamit, berdoa lalu meniup ke arah Agni) 

Bismillah hirrahman nirrahim

ASA

(Menoleh ke Asa)

Kamu baca apa?

BAHA

Al Fatihah, Ayat Kursi, Dua ayat terakhir Al Baqarah.

ASA

Biar apa?

BAHA

(Memberi tanda dengan gerakan kepala)

Agni sudah sadar.

AGNI

(Berbisik, menangis)

Ibu sudah mati. Bukan aku yang membunuh. Bapak yang membunuh Ibu.

ASA

Kamu yakin, Sayang? Di mana ibumu sekarang?

AGNI

(Bergumam)

Bukan aku yang membunuh Ibu. Bukan aku.

BAHA

(Menoleh ke Baha)

Apa jasad ibumu ada di ruang anggur, Ni?

AGNI

(Histeris, meletakkan dua tangan ke bahu Asa)

Bukan aku yang membunuh Ibu, Sa. 

Kamu percaya, kan Sa! Bukan aku! Bukan aku!

ASA

Aku percaya kamu, Sayang. Aku percaya. Kamu tenang, ya. 

BAHA

Kita cek ruang anggur, Sa.

ASA

(Mengangguk)

Kita harus memindahkan jasad Tante Murti.

BAHA

(Menggeleng)

Itu sama saja membantu pembunuhan. 

Kita hanya perlu memastikan Bu Murti memang sudah meninggal. Bukan halusinasi Agni.

ASA

Bagaimana kalau polisi menemukannya? Mereka akan menangkap Agni. Tidak mungkin Agni membunuh ibunya, Ha. Aku yakin ini perbuatan Om Sasongko. Dia sengaja menciptakan kebingungan supaya kita kacau. Supaya polisi ragu.

BAHA

(Mengotot)

Kita cek, Sa. Kita pastikan jasad Bu Murti memang ada.

ASA

(Kemballi memegang dua pipi Agni, lalu mempertemukan keningnya dengan Agni)

Semua akan baik-baik saja, Sayang. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti kamu.

FADE IN:

81. INT. SEL MAPOLRESTA (MALAM)

Cast:  IPTU Jazuli, Polisi 2, Sasongko

Sasongko duduk meringkuk di pojok sel. Pandangannya menerawang. Mulutnya sesekali bergumam. Datang IPTU Jazuli ditemani Polisi 2

IPTU JAZULI

(Membuka gembok sel)

Pak Sasongko, Anda ikut kami.

SASONGKO

(Mengangkat wajah)

Ke mana, Pak?

IPTU JAZULI

(Berdiri di pintu sel)

Menjemput jenazah istri Anda.

SASONGKO

(Berdiri)

Murti belum mati, Pak. Dia sedang jalan-jalan jauh. 

IPTU JAZULI

Polisi sudah tahu posisi jenazah Bu Murti.

SASONGKO

(Membelalak, berubah ekspresi)

Bapak Polisi benar. Murti sudah mati. Sayalah yang membunuhnya, Pak.

IPTU JAZULI

Anda masih ngotot mau melindungi Agni?

SASONGKO

(Menggeleng cepat)

Saya betul-betul membunuh Murti, Pak. Dia istri yang cerewet. Saya membunuhnya. Saya tidak kuat dengan omelannya.

IPTU JAZULI

(Mengangkat wajah)

Anda ikut kami sekarang.

SASONGKO

(Menangis)

Murti, Sayang. Maafkan aku, Murti.

FADE IN:

82. EXT. HALAMAN PABRIK ES BALOK (MALAM)

Cast: Agni, Baha, Asa

Asa membukakan pintu buat Agni yang duduk di kursi belakang. Baha ke luar mobil dari pintu depan. Agni berdiri menyender di mobil.

ASA

(Menyentuh lengan Agni)

Kita ke dalam, Sayang.

AGNI

(Menggeleng, menangis)

Tidak. Aku tidak mau lihat Ibu.

BAHA

Kita perlu memastikannya, Agni. Kamu harus kuat.

AGNI

(Memegang kepala, menggeleng-geleng cepat)

Ibu Ibu aku tidak membunuh Ibu.

ASA

(Mendorong bahu Baha, mengajaknya menjauh dari Agni)

Sebentar, Ha.

BAHA

(Mengikuti Asa ke sisi mobil yang lain)

Kita tidak punya pilihan, Sa.

ASA

(Nadanya meninggi)

Kamu lihat kondisi Agni, dong, Ha. Dia depresi gitu.

BAHA

Aku paham. Tapi, waktu mendesak. Kita harus menemukan jasad Bu Murti. Ini sudah berapa hari, Sa?

ASA

Kenapa kamu jadi ngotot ingin menemukan jasad Tante Murti?

BAHA

Karena kamu menyeret aku ke masalah ini. Aku tidak akan diperksa polisi kalau bukan karena kamu melibatkan aku. 

Kita sama-sama ingin tahu kejelasan kasus ini.

AGNI

(Menoleh ke kegelapan. Mendengar seseorang memanggil namanya)

Siapa?

CUT TO:

83. EXT. AREA SUNGAI BELAKANG PABRIK ES BALOK (MALAM)

Cast: Agni, Leak Rangda

Agni berjalan sempoyongan. Leak Rangda berdiri di keremangan sambil terus berbisik mengajak Agni pergi. Agni mengikutinya, menuju sungai

LEAK RANGDA

(Berbisik, menggema)

Agni, ayo main denganku. Ikut aku. Kamu ingat aku?

AGNI

(Mengangguk)

Kamu Leak Rangda dalam mimpiku.

LEAK RANGDA

(Tertawa tertahan, menggema)

Benar. Aku Tsabur, teman lamamu. 

CUT TO:

84. EXT. HALAMAN PABRIK ES BALOK (MALAM)

Cast: Baha, Asa, Sasongko, IPTU Jazuli, Polisi 2

Baha dan Asa masih beradu argumentasi ketika sadar Agni menghilang.

ASA

(Mencari-cari. Panik)

Agni, Ha. Ke mana, Agni?

BAHA

Bukannya tadi berdiri di situ?

ASA

Iya, sekarang nggak ada.

Pada saat sama, sirine polisi terdengar, mobil mendekat. Asa dan Baha tertegun. Pintu mobil polisi terbuka, Sasongko berlari menuju Asa dengan tangan terborgol. IPTU Jazuli dan Polisi 2 menyusul.

SASONGKO

(Buru-buru)

Di mana, Agni? Di mana!

ASA

(Gugup)

Tadi tadi di sini, Om.

SASONGKO

(Melihat bayangan Agni di kejauhan, lalu lari ke arah sungai)

Tsabur Tsabur! Kaubawa ke mana anakku!

ASA

(Kaget)

Agni, Ha. Agni dalam bahaya.

BAHA

Maksudmu Pak Sasongko akan menyakiti Agni?

IPTU JAZULI

Pak Sasongko! Berhenti!

ASA

(Berlari menyusul Sasongko)

Jangan apa-apakan Agni, Om!

BAHA

(Mengejar Asa)

Sa! Kamu mau apa!

IPTU JAZULI

(Mengomando Polisi 2)

Panggil bantuan! 

POLISI 2

Siap, Dan.

CUT TO:

85. EXT. AREA SUNGAI, BELAKANG PABRIK ES BALOK (MALAM)

Cast: Baha, Asa, Sasongko, IPTU Jazuli, Polisi 2, Agni

Sasongko mengejar bayangan Agni menyusur pinggir pabrik menuju sungai. Dia melihat Agni berdiri di pinggir sungai. Hendak terjun. 

SASONGKO

(Histeris sambil lari)

Agni! Jangan dengarkan bisikan Tsabur, Nduk! 

ASA

(Menerkam Sasongko dari belakang)

Nggak ada yang boleh menyakiti Agni!

SASONGKO

(Ambruk, melawan)

Kamu! Mau apa kamu!

ASA

(Memukul wajah Sasongko)

Om tega ke anak sendiri!

IPTU JAZULI

(Menarik Asa)

Sudah! Sudah!

ASA

(Berontak)

Dia mau menyakiti Agni, Pak!

IPTU JAZULI

(Menjauhkan Asa dari Sasongko. Memborgol tangan di depan)

Biar kami yang tangani.

BAHA

Agni, Pak! Dia mau mencebur ke sungai.

IPTU JAZULI

(Memerintah Polisi 2)

Kamu jaga dua orang ini. 

Baha! Kamu ikut saya!

POLISI 2

Siap, Dan.

BAHA

Baik, Pak.

Sepeninggal Iptu Jazuli dan Baha, tiba-tiba. Sasongko memelotot Asa. Ekspresinya sangat menakutkan. Dia lalu menerkam sampai Asa terjatuh.

SASONGKO

(Mencekik Asa dengan tangan terborgol)

Iblis! Iblis!

ASA

Om, Sakit, Om!

SASONGKO

Aku tidak akan menurutimu lagi! Kamu harus mati!

ASA

(Menoleh ke polisi 2)

Tolong! Dia gila, Pak! Tolong!

POLISI 2

(Berusaha memisah tapi kalah tenaga)

Kalian! Sudah! Sudah!

SASONGKO

Kamu menghancurkan keluargaku! Kamu harus mati!

ASA

Orang gila!

SASONGKO

Iblis terkutuk!

ASA

(Menggapai-gapai tanah, menemukan batu, menghantamkannya ke kepala Sasongko)

Kamu gila!

SASONGKO

(Tangannya luruh, mata melotot, darah mengucur dari kepala)

Tss...Tssabur!

POlISI 2

(Menarik badan Sasongko)

Sudah! Sudah!

SASONGKO

(Ambruk ke sebelah Asa.)

Aak ak!

POLISI 2

(Memeriksa keadaan Sasongko)

Pak Sasongko! Tahan, Pak. Tahan.

SASONGKO

(Sekarat, berusaha mengatakan sesuatu, mati)

Aa...ergg.....Tssaabur.

ASA

(Susah payah bangkit. Tertegun, stress, tidak percaya sudah membunuh Sasongko)

Saya . saya nggak sengaja.

CUT TO:

86. EXT. PINGGIR SUNGAI (MALAM)

Cast: AGNI, IPTU JAZULI, LEAK RANGDA, BAHA

Agni berdiri di pinggir sungai. Leak Rangda di sebelahnya. IPTU Jazuli dan Baha di belakang Agni. Hanya Agni yang menyadari kehadiran Leak Rangda.)

IPTU JAZULI

(Tenang, berhati-hati)

Agni. Kamu tahu kamu tidak menginginkan ini. Ayo ikut saya.

LEAK RANGDA

(Membisiki telinga Agni)

Bermain di air, pasti seru.

BAHA

Semua masalah ada solusinya, Agni. Aku akan bantu kamu.

AGNI

(Tatapan kosong, bibir gemetar, bicara kepada Leak Rangda)

Kamu mau aku melompat?

LEAK RANGDA

(Menoleh ke belakang, menyeringai)

Tsabur akan menemanimu.

Agni perlahan bersenandung lagu anak-anak yang biasa Leak Rangda siulkan lalu terjun ke sungai.

IPTU JAZULI

(Berlari menyusul, mencebur ke sungai)

Agni!

BAHA

(Tertegun)

Astaghfirullah al adzim!

CLOSE UP: Wajah panik Baha.

FADE IN:

87. INT. RUMAH SAKIT JIWA (PETANG)

Cast: Baha, Asa

Asa duduk di kursi dengan baju pasien. Tangannya terikat. 

Baha duduk di hadapannya. 

TEXT: SATU TAHUN KEMUDIAN

BAHA

(Santai, alis terangkat)

Apa kabar kamu, Sa?

Asa tidak menjawab. Tatapannya kosong.

BAHA

(Melihat ke sekeliling)

Kamu kerasan di sini? Semuanya nyaman, kan?

CLOSE UP: EKSPRESI KOSONG ASA

BAHA

(Mendekatkan wajahnya ke telinga Asa, berbisik.)

Aku janji akan berusaha keras mengeluarkan kamu dari sini. Tempat kamu bukan di sini. 

Kamu harusnya membusuk di penjara.

Asa tetap tak bereaksi. Hanya berkedip, jarang-jarang.

BAHA

(Menarik badan, bicara tenang)

Orang lain bisa kamu kelabui. Aku tidak. Pancer harus lahir Rabu Kliwon. Sifatnya peso; buruk dan merusak. Pak Sasongko lahir Jumat Kliwon. Pasaran bersifat Sri Kombang. Dia bukan Pancer. Bukan Aether.

CLOSE UP: ASA MELIRIK BAHA.

BAHA

(Matanya menajam, nada bicaranya menguat)

Kamulah Pancer tumbal Sedulur Papat. 

Kamu Aether yang membunuh empat orang dengan empat unsur alam itu. Pak Sasongko dan Dukun Ramal hanyalah korban tambahan.

BAHA

(Memundurkan punggung)

Aku perlu waktu untuk menyadari, nama lengkapmu Akasha Putra. Akasha adalah nama lain Aether. 

Elemen kelima beraura kuning. Akhirnya aku tahu alasan kamu gemar berbaju kuning.

CLOSE UP: WAJAH ASA TERSENYUM KHAS PSIKOPATH

DISSOLVE TO:

88. EXT. INT. KAFE, TENDA PASAR MALAM, GEDUNG PERTEMUAN, APARTEMEN MEWAH, KAMAR KONTRAKAN, RUMAH SASONGKO (MALAM)

Cast: Asa, Murti, Nyonya Sitta, Bella, Lestarinta, Dukun Ramal

MONTAGE:

Di kamar sesaji Sasongko, sewaktu Agni menggeledah ruangan, Asa diam-diam menjatuhkan kertas bertuliskan mantra Sedulur Papat limo Pancer lalu pura-pura menemukannya. 

ASA

(Berjongkok, mengambil selembar kertas dari lantai balik pintu)

Agni, lihat ini.

Asa berbaju Leak Rangda bersiul, meletakkan tubuh Murti di atas balok-balok es lalu menghunjaminya dengan linggis. Murti sempat terbangun, menjerit, mati.

Dukun Ramal berdiri pucat memeluk buku klien. Asa berbaju Leak Rangda di hadapannya.

ASA

Aku perlu nama-nama itu.

DUKUN RAMAL

(Gugup, menggeleng)

Sudah terlalu banyak nyawa yang jadi korban.

ASA

Sekarang kamu jadi orang baik?

DUKUN RAMAL

Saya sudah tua. Sudah terlalu banyak dosa.

Asa memukul kepala Dukun Ramal. Dukun Ramal mencoba melawan. Dia mencakar lengan Asa, hingga berdarah. Darah Asa menetes-netes ke linggis.

CLOSE UP: TETESAN DARAH KE LINGGIS.

Asa mengghunjamkan linggis ke punggung Dukun Ramal. Dukun Ramal ambruk. Asa bersiul mengambil buku klien. Membuka-buka, memotretnya beberapa kali. Lalu dia jongkok, menarik tangan Dukun Ramal. Jari Dukun Ramal dicelupkan ke genangan darah lalu Asa pakai untuk menandai empat nama. Terakhir dia bimbing jari Dukun Ramal untuk menggambar lambang Aether pada buku.

Asa datang terlambat di pertemuan pertama dengan Baha dan Agni di Kafe.

ASA

(Muncul dengan mengagetkan)

Sebentar lagi kamu bisa buka praktik, Ha. Luwes sekali kamu make primbon.

AGNI

(Agak kesal)

Kamu, kok, terlambat sekali datang, Sa?

ASA

(Meletakkan print out makalah)

Maaf ya, Sayang. Daripada diomeli Baha karena belum mencicil makalah. Aku ngeprint dulu sebelum kemari.

CLOSE UP: Asa menutupi pergelangan tangannya yang berbercak darah. 

Asa berpakaian Leak Rangda, duduk di dipan kamar kontrakan Bella. Dia mengambil linggis dari balik bajunya lalu menyerbu Bella itu dengan hunjaman ke perutnya.

Asa dan Agni di parkiran Gedung Srikandi.

 

AGNI

Aku susul Bu Sitta, Sa. Kamu tunggu di sini. Jaga-jaga kalau bapakku datang.

ASA

Jangan, Ni. Bahaya. Aku saja yang ke dalam.

AGNI

(Mengambil tas ranselnya yang gemuk)

Bu Sitta akan lebih histeris kalau kamu yang ngomong. Lagian Bapak tidak akan menemukan tempat ini. 

ASA

Ngapain tas kamu bawa? Penuh banget isinya.

AGNI

(Membuka pintu, malas menjawab pertanyaan Asa)

Agni pergi, wajah Asa berubah jadi dingin. Dia ke luar mobil sambil bersiul. Berjalan ke bagasi, mengambil kostum Leak Rangda yang tergeletak di dalamnya.

Asa ke luar dari mobil di basement apartemen. Dia mengeluarkan kartu penghuni apartemen. Dia lalu masuk ke lift. Ke luar di lantai yang sama dengan Lestarinta. 

Ada foto Nenek dan Kakek Asa di dinding. Apartemen itu bertetangga dengan apartemen Lestarinta. 

Lebih dulu dia masuk ke kamarnya. Berdandan Leak Rangda. Dia lalu mengunjungi tetangga kamarnya: Lestarinta. Mengetuk kamarnya. Begitu pintu terbuka, masih terhalang rantai pintu, dia menggebrak pintu, rantai putus lalu dia pukul Lestarinta dengan palu.

DISSOLVE TO:

89. INT. RUMAH SAKIT JIWA (PETANG)

Cast: Baha, Asa

Baha menatap Asa dengan penuh amarah. Asa tetap duduk santai. Ekspresinya kembali kosong.

BAHA

Kuberi tahu satu hal, Sa. Misi kamu gagal. Agni masih hidup. Dia seorang petarung. Bukan pecundang semacam kamu.

BIG CLOSE UP: MATA ASA MEMBESAR.

BAHA

Kamu pasti ingin tahu bagaimana aku mengetahui semua siasatmu.

DISSOLVE TO:

90. EXT. INT. KOST BAHA, KANTOR POLISI, MOBIL ASA, RUMAH JOMPO (PETANG)

Cast: Baha, Asa

MONTAGE:

Adegan Baha hendak mengambil materi penelitian dalam laptop Asa. Jatuh sebuah amplop dari tas itu. Sebuah amplop dengan alamat pengirim yang aneh. Membuat Baha penasaran. Baha membuka amplop itu dan menemukan selembar foto.

CLOSE UP BAGIAN BELAKANG FOTO: tulisan Untuk Akasha, cucu lanang kebanggaan yang lahir pada Rabu Kliwon. Selamat ulang tahun. 

Adegan Baha di rumah jompo, mewawancara Nenek Jompo. Nenek memeluk pigura di dadanya. Dia lalu menatap foto dalam pigura itu. Foto dirinya dan seorang anak muda. Lelaki muda itu cucunya: Asa.

Adegan di kantor polisi, sewaktu Baha diperiksa pertama kali.

 

IPTU JAZULI

Kamu sendiri bagaimana? Kamu, kan, anak psikologi juga. Kamu percaya teori Agni itu?

BAHA

(Berhati-hati)

Sebenarnya, saya punya teori sendiri, Pak.

IPTU JAZULI

(Mengerut dahi)

O, ya? Saya ingin dengar.

BAHA

Pelaku semua pembunuhan ini adalah Asa. Menurut saya, Asa adalah psikopat ganas yang sangat manipulatif. Asa merancang semuanya untuk meyudutkan Agni. Dia sudah menargetkan keluarga Agni sejak lama. Sejak dia SMA.

Adegan di dalam mobil, perjalanan Asa dan Baha menuju rumah Agni. 

ASA

O, iya, ruangan itu, kukira ideal untuk menyimpan mayat.

BAHA

(Memasukkan tangannya ke saku jaket)

Itu informasi penting, Sa. Kamu harus lapor ke polisi.

ASA

Jangan dulu, Ha. Kita ketemu Agni dulu.

Baha membuka layar WA, mencari kontak IPTU JAZULI lalu mengetik. A1. Lokasi jasad Bu Murti di pabrik es balok.

DISSOLVE TO:

91. INT. RUMAH SAKIT JIWA (PETANG)

Cast: Baha, Asa

Baha tersenyum puas telah menyelesaikan teka-teki kasus. Asa duduk tenang-tenang saja.

BAHA

Aku yakin, Pak Sasongko pada akhir napasnya tahu siapa kamu sebenarnya. Itu alasan kamu membunuhnya. 

Pak Sasongko tidak akan mencekik kamu kalau dia tidak curiga. 

Tetapi, dia tidak melihat kamu sebagai psikopat yang membunuh orang-orang. Dia melihat kamu sebagai penjelmaan Tsabur yang hendak mencelakai Agni.

CLOSE UP: WAJAH BAHA

BAHA

Harusnya kamu buang senjata pembunuhmu. Bukan mengembalikannya lagi ke dalam tas Agni. Alat itu tidak hanya dibercaki darah para korban, tetapi juga DNA kamu. 

DNA kamu juga ada di buku yang kamu tinggalkan untuk Agni. 

Cukup mengagumkan bagaimana kamu bisa memastikan Agni orang pertama yang menemukan mayat Dukun Ramal.

CLOSE UP: SATU KIRI ASA YANG PERLAHAN MENUMPUKI KAKI SATUNYA.

BAHA

(Berdiri)

Aku masih penasaran, mengapa kamu pilih keluarga Agni. 

Tapi, itu tidak penting. Kamu tahu, Sa. Agni sudah bersumpah untuk melawan Tsabur selama hidupnya. Aku akan membantunya.

BIG CLOSE UP : SENYUM PSIKOPAT ASA

CUT TO:

92. EXT. HALAMAN DALAM RUMAH SAKIT JIWA (PETANG)

Cast: Leak Rangda, Pasien-pasien RSJ

SOUND EFFECT: SIULAN LEAK RANGDA

Di di taman RSJ, para pasien sedang berkhayal sendiri-sendiri. Salah seorang pasien belari kecil ingin main ayunan. Sampai di depan ayunan seseorang sudah duluan duduk di sana. Sosok yang duduk membelakangi orang-orang itu adalah Leak Rangda yang muncul di mimpi-mimpi Agni. Dia bersiul lagu anak yang gembira.

               

TAMAT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar