Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bisikan Tsabur
Suka
Favorit
Bagikan
12. Ruang Anggur Bawah Tanah

CUT TO:

71.INT. RUANG PEMERIKSAAN, MAPOLRESTA (MALAM)

Cast: IPTU Jazuli, Sasongko

Sasongko di hadapan IPTU Jazuli. Dia tampak tenang, tidak gusar ataupun takut.

IPTU JAZULI

Jadi bagaimana Anda membunuh korban?

SASONGKO

Saya sudah mengakui semua pembunuhan ini. Tapi saya tidak akan berkata apa-apa lagi kecuali syarat saya dipenuhi. Bebaskan Agni, baru saya bicara.

IPTU JAZULI

Agni sudah kami bebaskan. Dia hanya wajib lapor saja.

SASONGKO

Anda sungguh-sungguh, Pak?

IPTU JAZULI

(Mengangguk sambil tersenyum)

Besok dia ke sini. Saya akan pertemukan dengan Anda.

SASONGKO

Baiklah.

IPTU JAZULI

Jadi bagaimana ceritanya Anda membunuh empat orang itu? Apa motifnya?

SASONGKO

Itu perintah Tsabur, Pak.

IPTU JAZULI

Siapa Tsabur?

SASONGKO

Anak Iblis yang paling licik.

IPTU JAZULI

(Mengangguk-angguk)

Anak Iblis itu bicara dengan Anda?

SASONGKO

Kadang dia menampakkan diri. Kadang meminjam tubuh orang.

IPTU JAZULI

Lalu apa yang dia perintahkan?

SASONGKO

Saya harus menumbalkan empat sedulur, agar saya diangkat sebagai pancer.

IPTU JAZULI

Supaya kaya atau bagaimana?

SASONGKO

Kaya, berkuasa.

IPTU JAZULI

(Mengangguk-angguk lagi)

Bagaimana Anda memilih korban-korban Anda?

SASONGKO

Saya memilih hari pasaran lahir mereka. Saya lahir pada pasaran Kliwon. Maka, saya harus mencari tumbal yang lahir pada pasaran Legi, Pahing, Pon, dan Wage. 

IPTU JAZULI

Kalau istri Anda? Apakah dia termasuk sedulur papat yang Anda tumbalkan?

SASONGKO

(Tercenung)M

Murti....

IPTU JAZULI

Apakah Anda juga membunuh dan menghilangkan jejaknya?

SASONGKO

(meringis, menangis)

Murti . Istriku sayang.

FADE IN:

72. INT. KAMAR KOST BAHA (MALAM)

Cast: Baha, Asa

Asa dan Baha duduk ngampar di kost Baha. Keduanya tampak serius dan sedikit tegang.

ASA

(Agak lirih)

Aku nggak tahu kenapa. Nggak biasanya Agni kayak menghindar, Ha. Nggak mau aku temani lagi. Dia mengurung diri di kost.

BAHA

Mungkin dia masih syok, Sa. Dia perlu waktu untuk sendiri.

ASA

(Menggeleng)

Biasanya ada krisis apa pun, dia pasti ngelibatin aku.

BAHA

Kenapa kamu masih gelisah? 

Agni sudah bebas dari target polisi dan bapaknya sudah mengakui semuanya.

ASA

(Tampak ragu)

Sebelum menyerahkan diri, bapaknya Agni sempat menemuiku, Ha.

BAHA

O, ya? Di mana?

ASA

Di parkiran Mapolresta. Dia bilang sesuatu yang nggak masuk akal.

BAHA

Apa itu?

ASA

Dia bilang, aku harus menghentikan usaha Agni untuk.

BAHA

Untuk apa?

ASA

Untuk membangkitkan ibunya dari kematian.

BAHA

(Keheranan)

Berarti memang ibunya Agni sudah meninggal?

ASA

(Menggeleng)

Aku nggak tahu, Ha.

BAHA

Kamu tidak tahu atau tidak tega?

ASA

Maksudmu?

BAHA

Kamu punya teori kalau Pak Sasongko hanya pasang badan untuk Agni, kan? Sebenarnya Agni yang membunuh empat orang itu. Bahkan ibunya.

ASA

(Kedua tangan di kepala)

Aku pusing, Ha. 

BAHA

Aku paham posisimu.

ASA

(Mengangkat wajah)

Tapi, kalau pun Agni pelakunya, kemungkinan dia tidak bertanggungjawab terhadap perbuatannya.

BAHA

Menurutmu Agni menderita skizofrenia?

ASA

Dia mewarisi itu dari ayah dan ibunya. 

BAHA

Kamu yakin Agni juga membunuh ibunya?

ASA

(Menggeleng, tampak khawatir)

Aku nggak tahu.

FADE IN:

INT. SEL MAPOLRESTA (MALAM)

Cast: Agni, Sasongko

Agni membezuk Sasongko. Mereka berhadapan, dibatasi teralis besi. Sasongko menggenggam teralis. Agni menjaga jarak.

SASONGKO

(Berbisik)

Bapak tidak akan lama di sini, Agni. Mereka tidak akan percaya kalau Bapak mendengar bisikan Tsabur. Mereka akan mengirim Bapak ke Rumah Sakit Jiwa.

AGNI

(Emosi)

Aku lebih percaya Bapak psikopat kronis yang membunuh orang hanya karena Bapak anggap semua ini sebuah permainan. 

SASONGKO

Kenapa kamu sangat membenci bapakmu sendiri, Agni?

AGNI

(Tak peduli)

Di mana Bapak sembunyikan Ibu? Ibu sudah mati, kan?

SASONGKO

(Tertegun lalu berbisik)

Tsabur pun telah menguasai jiwamu, Nduk.

AGNI

Omong kosong. Paling tidak jujurlah tentang ini, Pak. Di mana Ibu? Kalau Ibu sudah mati, setidaknya aku ingin bisa menguburkannya dengan layak.

SASONGKO

(Menggeleng)

Bapak tidak mungkin membunuh ibumu. Lebih baik bunuh diri dibanding membunuh istri yang Bapak cintai. 

AGNI

Bapak tidak mencitai Ibu. Bapak mencintai diri sendiri.

SASONGKO

Tsabur telah menggelapkan pikiranmu, Agni.

AGNI

Stop melemparkan semua kesalahan Bapak kepada makhluk yang bahkan tidak ada, Pak.

SASONGKO

(Menggerakkan jari, meminta Agni mendekat)

Bapak akan membuka matamu.

AGNI

(Ragu, tapi mendekat juga)

Jangan coba-coba mempermainkanku.

SASONGKO

Kamu pasti ingat ruang anggur di pabrik, kan?

AGNI

(Mengernyit)

Tentu saja. Aku menyelinap ke sana waktu kecil.

SASONGKO

Kamu kira Bapak tidak tahu kamu terus melakukannya sampai dewasa?

AGNI

Lalu apa hubungannya dengan ini semua?

SASONGKO

Kamu pasti tahu di dalamnya ada ruang pendingin yang Bapak isi balok-balok es?

AGNI

Tempat Bapak menyiksa diri?

SASONGKO

(Menaruh telunjuk di bibir)

Bukan menyiksa diri. Di sanalah, satu-satunya tempat Bapak bisa bersembunyi dari Tsabur.

AGNI

(Menjauhkan badannya)

Omong kosong apalagi ini, Pak?

SASONGKO

(Menggerakkan jarinya lagi)

Datanglah ke sana. Lihat siapa yang kamu taruh di dalamnya.

AGNI

(Terkesiap, bibirnya gemetar)

 Maksud Bapak?

SASONGKO

Tsabur telah meminjam tanganmu untuk membunuh perempuan yang paling Bapak cintai. 

Ibumu. Sebab, Bapak ingkar terhadap perjanjian kami dulu. Tsabur tahu bagaimana membuat Bapak hancur.

AGNI

(Mengeleng)

Bapak bicara apa?

SASONGKO

Kamu membunuh ibumu. Lalu Tsabur mengikatmu dalam perjanjian baru. Dia akan menghidupkan kembali ibumu asal kamu membunuh empat orang. Tumbal sedulur papat.

AGNI

(Menggeleng)

Tidak mungkin. Empat orang itu pun Bapak yang membunuh.

SASONGKO

(Menggeleng)

Bapak mengikutimu untuk menghentikan tindakanmu. Tapi, kamu selalu berhasil menghindar. Bapak biarkan jasad ibumu agar kamu melihat sendiri perbuatanmu. 

AGNI

(Menggeleng sambil tertawa kecil)

Lihat. Jahatnya Bapak. Setelah menghancurkan hidupku, sekarang Bapak menumpahkan kesalahan bapak kepadaku.

SASONGKO

Kamu sudah melihat video viral itu? 

Perempuan yang kamu bunuh di apartemennya?

AGNI

Aku datang ke apartemennya untuk mencegah Bapak membunuhnya.

SASONGKO

Bapak memang sampai ke lobi dan berusaha mencegahmu. Tapi hanya kamu yang bisa naik ke lantai apartemennya, Agni.

AGNI

(Bingung sendiri)

Tidak mungkin.

SASONGKO

Pembunuh itu menggenakan baju Leak Rangda dan memakai alat mendakimu. 

Bapak sekarang tahu kenapa kamu tidak bisa melupakan Leak Rangda ultahmu itu.

AGNI

(Terkesiap)

Alat mendakiku? 

Alat itu hilang seminggu lalu. 

Lagi pula alat itu bebas dijual di mana-mana.

SASONGKO

Kamu lupa Bapak yang menghadiahimu waktu kamu mau mendaki Rinjani? 

Itu alat milik militer. Tidak ada di pasaran. Bapak mendapatkannya dengan susah payah. Bahkan, Bapak menuliskan namamu di gagangnya. 

AGNI

Bapak menjebakku. 

SASONGKO

Lalu untuk apa Bapak menyerahkan diri, mengakui semua pembunuhan ini?

AGNI

Untuk mengacaukan pikiranku.

SASONGKO

Agni. Ini dosa lama Bapak yang menurun kepadamu. 

AGNI

(Terhuyung mundur)

Tidak tidak mungkin.

SASONGKO

Semua berawal ketika ibumu tak kunjung mengandung, Nduk. 

Kami datang ke dukun ramal di Alun-alun Kota. Ibumu disyaratkan mandi kembang di sumur tua. Bapak harus menyembelih hewan kurban.

Setahun kemudian, ibumu hamil. Tapi, proses kelahirannya sangat sulit. Kata dokter, kemungkinan bayinya mati dalam kandungan.

AGNI

Aku tidak mau dengar lagi, Pak.

SASONGKO

Bapak menemui dukun itu lagi. Dia tak sanggup membantu. Tapi, dia bercerita tentang ritual sedulur papat limo pancer. Menumbalkan empat jiwa untuk kelahiran satu jiwa yang lain kepada Tsabur. 

Dukun itu melarang, tapi Bapak berjanji akan melaksanakannya. 

Ibumu melahirkan dengan selamat. Bayi itu adalah kamu, Nduk.

AGNI

(Menggeleng)

Aku tidak percaya.

SASONGKO

(Menangis)

Pada ulangtahunmu yang ke lima, Bapak mulai mendapatkan bisikan-bisikan itu. Tsabur menagih janji Bapak. Akhirnya, Bapak membunuh Leak Rangda yang mengisi acara ulangtahunmu. Korban selanjutnya adalah Mbok Usrek.

FADE IN:

73. INT. GUDANG PABRIK ES BALOK SASONGKO (MALAM)

Cast:  Agni

Agni memasuki ruang kerja bapaknya di gundang es balok. Dia membuka ruang anggur tersembunyi di bawah lantai kayu ruang kerja bapaknya. 

(V.O.) SASONGKO

Leak Rangda dan Mbok Usrek Bapak kuburkan di kamar di ujung lorong itu. 

Setelahnya Bapak tidak lagi mengikuti bisikan-bisikan Tsabur. 

Bapak masih berhutang dua jiwa lagi. 

Tsabur membisiki Bapak bahwa dia telah memilihmu untuk melunasi hutang-hutang Bapak. Dimulai dengan kematian ibumu.

CUT TO:

74. INT. GUDANG PABRIK ES BALOK SASONGKO (MALAM)

Cast:  Agni

Agni turun tangga ke ruang anggur tua. Di sebelah rak-rak botol anggur, terdapat ruangan pendingin berwarna putih, kotak besar, yang biasa untuk menyimpan balok es. Susah payah Agni membuka pintu besinya.

(V.O) SASONGKO

Bapak sudah melakukan kesalahan yang tidak bisa diperbaiki, Agni. 

Bapak sudah kehilangan segalanya. Bapak tidak ingin kamu mengalami hal yang sama.

CUT TO:

75. INT. DALAM RUANG PENDINGIN ES BALOK SASONGKO (MALAM)

Cast:  Agni, Murti

Agni masuk ke dalam ruangan itu dan langsung bersidekap saking dinginnya. Hawa di bawah nol. Agni jatuh terduduk ketika menyaksikan jasad Murti terbujur kaku, pucat, bersimbah darah, berserpih es, di atas balok-balok es. Agni menangis histeris. Tak percaya, bingung, merasa gila.

(V.O) SASONGKO

Kamu harus segera memindahkan jasad ibumu, Nduk. Sebelum polisi menemukannya. Setelah ini lanjutkan hidupmu. Jangan dengarkan bisikan Tsabur. Janjinya hanyalah jebakan. 

FADE IN:

76. EXT. INT. DI DALAM MOBIL ASA (MALAM)

Cast:  Asa, Baha

Baha dan Asa di dalam mobil, berbincang dalam ketegangan. Asa berkemeja kotak-kotak kuning, Baha berjaket kulit.

BAHA

Kamu yakin, Agni ada di rumah orangtuanya, Sa?

ASA

(Fokus melihat ke depan)

Dia baru saja membezuk bapaknya, Ha. Pasti bapaknya menyampaikan sesuatu yang membuat Agni pulang.

BAHA

Menurutmu, itu berhubungan dengan ibunya?

ASA

(Mengangguk)

Aku kira begitu.

BAHA

Kalau benar tumbal sedulur papat itu untuk bertujuan membangkitkan orang mati, Agni masih akan membunuh satu korban lagi.

ASA

Kamu percaya tumbal itu bisa membangkitkan orang mati?

BAHA

Berapa kali kubilang, aku hanya berusaha memahami cara berpikir pembunuh ini, Sa. 

Hanya Nabi Isa yang pernah menghidupkan orang mati.

ASA

Artinya, ibu Murti diposisikan sebagai pancer?

BAHA

Mengorbankan empat jiwa untuk menghidupkan satu jiwa.

ASA

Aku tak bisa mengerti dengan orang-orang yang mempercayai hal semacam itu.

BAHA

Aku pikir, jika Agni ingin membangkitkan ibunya, itu berarti, jasadnya disimpan dengan baik. Tidak mungkin dikubur.

ASA

(Menoleh)

Kukira begitu.

BAHA

(Bergumam)

Di mana Agni menyimpan jasad ibunya?

ASA

Ha, kukira aku tahu sesuatu.

BAHA

Apa?

ASA

(Menoleh sesekali)

Kamu mau tahu gimana gilanya bapak Agni? 

Dia punya ruangan isolasi yang sangat aneh. Semacam safe house yang tidak biasa. Sebuah ruang pendingin es balok. Besar banget. 

BAHA

Dia punya pabrik es balok, kan? Apanya yang aneh?

ASA

Pabrik es baloknya tidak pakai ruang pendingin itu, Ha. 

Pabrik bapak Agni masih konvensional. Air nyedot dari sungai belakang pabrik, disaring, dicetak. Begitu jadi esnya langsung ditumpuk, diangkut truk. 

Sedangkan kotak ini untuk dia sendiri. Buat meditasi. Disimpannya pun di ruang bawah tanah.

BAHA

Bawah tanah? Aneh.

ASA

Sudah kubilang. Ekstrem banget gilanya. Ruang pendingin itu disimpan di gua anggur di bawah tanah. Aku tahu karena Agni beberapa kali mengajakku menyelinap untuk mencuri anggur koleksi bapaknya.

BAHA

Gua anggur? Apa lagi itu?

ASA

Gua Anggur, Ha. Seperti di Sonoma, Amerika. Tempat penyimpanan botol-botol anggur tua abad 19.

BAHA

Kamu ngomong apa sih, Sa?

ASA

Itu aneh, Ha. Gua anggur itu suhu idealnya 13-15 derajat. Sedangkan ruang pendingin itu suhu dalamnya di bawah 0 derajat. Nggak cocok.

BAHA

Kamu ngomong panjang lebar itu cuma mau bilang bapaknya Agni aneh?

ASA

(Mengangguk)

Iya.

BAHA

Lalu hubungannya dengan pertanyaannku?

ASA

O, iya! 

Ruangan itu kukira ideal untuk menyimpan mayat.

BAHA

(Memasukkan tangannya ke saku jaket)

Itu informasi penting, Sa. Kamu harus lapor ke polisi.

ASA

Jangan dulu. Kita ketemu Agni dulu.

BAHA

(Mengangguk)

Lalu kita ke rumah orangtua Agni atau ke pabrik es balok?

 

ASA

Ke rumah, Ha.

BAHA

Oke.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar