Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bertahan atau Pergi
Suka
Favorit
Bagikan
2. Ambar dan Airin

3. INT. RUANG TAMU-MALAM

CAST : AIRIN, DESI (21), AMBAR (22), PENGHUNI KOS WANITA

Airin duduk di sofa tua berwarna coklat. Busa sofa terlihat kempes di berbagai bagian. Airin terkantuk-kantuk sambil. 

memeluk ransel. Terdengar bunyi perut keroncongan. Ia hanya mengelus pelan perutnya berusaha menguatkan diri. Sesekali diliriknya kresek hitam kecil di dalam kresek hitam besar. Terdapat beberapa bungkus makanan.

Ada beberapa wanita masuk rumah, namun Airin kembali kecewa saat yang datang bukan yang dinanti. DESI membuka pintu disambut anggukan sopan Airin. Desi menggunakan jaket hijau dari perusahaan ojek online terkenal, wajahnya berminyak, terlihat letih, di tangannya menenteng kresek merah kecil berisi nasi bungkus dan teh dalam plastik.

DESI

Adiknya Kak Ambar?

AIRIN

(mengangguk tersenyum)

Iya Mbak, perkenalkan saya Airin.

Desi menghampiri Airin. Ia duduk disebelah Airin. Ia membuka karet dan plastik teh tersebut.

DESI

(menawari Airin teh)

Mau?

AIRIN 

Saya ada sebotol air minum.

(menunjukkan botol air mineral yang sudah berkurang isinya)

DESI

Sudah bilang Kak Ambar kalau udah nyampek?

AIRIN

Sampun Mbak (sudah, Mbak)

DESI

Enggak perlu bahasa Jawa halus sama saya. Saya bukan orang Jawa jadi kurang paham. Bahasa Indonesia saja.

AIRIN

(merasa bersalah)

Oalah... maaf Mbak.

DESI

Santai aja sama saya. Ayo ke kamar saya. Istirahat dulu sama nunggui Kak Ambar pulang.

(menunjuk pintu dekat ruang tamus. Tertulis angka 1)

AIRIN

Tidak Mbak saya nunggu disini saja.

DESI

Kamu pasti capek dan lapar, mending nunggu di kamar saya.

AIRIN

Enggak apa-apa Mbak, saya disini saja. Mbak Ambar sebentar lagi pulang.

AMBAR

(Membuka pintu)

Assalamu’alaikum.

DESI/AIRIN

Wa’alaikumsalam.

(Menengok ke arah pintu)

DESI

Sudah pulang, Kak? Apa nanti balik lagi?

AMBAR

Pulang. Tadi aku ijin sama Abah.

DESI

Oh... kalo gitu aku balik ke kamar dulu. Adiknya Kakak, aku ajakin istirahat di kamarku, ditolak.

AMBAR

(mengangguk, melirik ke arah Airin)

DESI 

(pergi ke kamar no. 1)

AMBAR

Sini Mbak bantuin bawain barangnya.

(Mengambil tas jinjing dan satu kresek hitam besar)

AIRIN

Berat, Mbak

(Memperingatkan)

AMBAR

Ayo ikut

(berjalan menuju kamar no. 5)

4. INT.KAMAR KOS NO.5 – MALAM

CAST : AIRIN, AMBAR

Ambar membuka kunci kamar kos no. 5. Ruangan berukuran 3x3 dengan tembok berwarna putih. Ada satu kasur di lantai. Terdapat satu bantal dan satu guling, sprei dan sarung bantal berwarna merah gambar bunga-bunga. Ada satu selimut biru terlipat rapi di atas bantal. Terdapat almari kayu terlihat lapuk, banyak stiker ditempel. Di sebelah lemari ada meja belajar, tempat Ambar meletakkan peralatan merias diri serta rak piring kecil terbuat dari plastik berwarna hijau. Ada kipas angin, dispenser dan rice cooker ditata rapi.

AMBAR

Mau mandi sekarang atau nanti?

AIRIN 

Sekarang aja Mbak.

AMBAR

Oke.

(mengambil handuk putih dari lemari)

AMBAR

(menghampiri Airin, memberikan handuk)

Kamar mandi ada di depan itu belok kanan. Ada 2, pilih yang pintu berwarna biru, disitu ada peralatan mandi di wadah pink, itu punya Mbak

AIRIN

(menerima handuk dengan senyum)

Enggeh Mbak (iya, Mbak).

Ambar membersihkan kamar sambil menunggu adik membersihkan diri.

Airin datang dengan wajah segar dan telah berganti pakaian. Ia mengenakan baju tidur tipis bergambar beruang.

AIRIN

Handuknya taruh dimana Mbak?

AMBAR

Sini.

Ambar meletakkan handuk tersebut digantungan baju.

AMBAR

Sudah sholat maghrib?

(duduk di lantai)

AIRIN

(ikut duduk di lantai)

Lagi halangan. Ayo makan Mbak. Ini Bunda bawain bandeng presto sama sambal bawang kesukaan Mbak. Ada wingko buat dibagikan ke teman-teman Mbak. Ini ada otak-otak bandeng juga

(Airin mengeluarkan beberapa bungkus makanan)

AMBAR

Aku wes mangan. (aku sudah makan)

AIRIN

Mboten nopo-nopo Mbak (Tidak apa-apa Mbak). Makan lauknya saja. Ayo kita makan bareng-bareng.

AMBAR

Awakmu wae sing mangan (kamu saja yang makan). Nanti lauknya aku taruh di kulkas. Besok bisa diangeti buat sarapan.

Airin diam menurut. Ia mulai membuka bungkus makanan untuk dirinya sendiri. Ambar keluar kamar, meletakkan lauk di kulkas dan mulai membagi-bagikan wingko. Airin hanya mendengar suara beberapa wanita mengucapkan terima kasih.

AMBAR

(kembali ke kamar, ikut duduk di lantai)

Sudah habis?

AIRIN

(mengangguk)

Laper Mbak.

AMBAR

Berapa lama kamu menginap disini?. Diliat dari bawaanmu sepertinya bakalan lama.

AIRIN

Aku rencananya pengen kerja di sini. Bunda sudah mengijinkan.

AMBAR

Dari sekian banyak kota, kenapa kamu harus milih disini.

AIRIN

Karena aku bisa kumpul bareng Mbak.

AMBAR

Sudah 5 tahun, aku nggak balik ke desa. Bisa - bisanya kamu ke sini minta tolong ke aku. Padahal aku ini udah gak main pesbuk (facebook), biar orang-orang desa nggak nemuin aku. Emang apes, pas si RIDWAN nyapa.

AIRIN

Keluarga di desa seneng Mbak pas denger dari mas Ridwan kalo Mbak sehat, selamet di kota.

AMBAR

(tersenyum sinis)

AIRIN

Aku pengen kayak Mbak Ambar sukses di kota.

AMBAR

Dadi rewang nang warung kok diarani sukses? (jadi pelayan di warung kok dibilang berhasil). Mending kamu balik ke desa. Cari kerja di kota itu susah.

AIRIN

Alhamdulillah aku sudah dapat kerja Mbak.

AMBAR

Digolekno sopo?(dicarikan siapa?)

AIRIN

(antusias)

Tadi aku naik ojek dari stasiun, habis itu ditawari kerja sama Bapaknya. Katanya ada lowongan di toko saudaranya. Orangnya udah aku kasih nomerku, nanti kalau masih kosong, dikabari lagi.

AMBAR

Ngapusi iku (bohong itu), kamu disini ikut aku jadi jangan aneh -aneh. Apa kata orang di desa kalo kamu sampe kena tipu disini? aku yang disalahkan nanti.

AIRIN

Bapaknya keliatan baik. Tadi saja aku dibantu nyari alamat ini sampai ketemu.

AMBAR

Kalau keliatan baik langsung boleh percaya gitu. Mana ada ceritanya penipu ngaku penipu, orang jahat bilang jahat. Kamu itu bocah ingusan, tahu apa?

AIRIN

(diam, menunduk)

AMBAR

Balik saja ke desa. Di sana hidupmu lebih penak.

AIRIN

(masih menunduk, menggeleng pelan)

Aku pengen mandiri kayak Mbak.

AMBAR

Di tempatku lagi gak ada lowongan. Walaupun ada, enggak mau aku kerja bareng sama kamu. Mending aku kasih ke yang lain.

(jeda)

Kamu ada uang buat hidup di sini?

AIRIN

(berusaha mengingat)

Aku ada lima ratus Mbak.

AMBAR

(menghela napas)

AIRIN

(memasang wajah takut)

AMBAR

Segitu buat makan seminggu udah ludes, apalagi buat ngekos. Ya sudahlah besok aku ngomong ke Bu kos kalo nambah orang. Semoga dia enggak minta tambahan banyak - banyak. Ini kasur sama bantal juga kurang.

(melihat sekeliling)

(jeda)

Soal kerjaan, coba aku carikan

(menghela napas)

AIRIN

(tersenyum, bersyukur)

Matur nuwun, Mbak (Terima kasih, Mbak) 

AMBAR

Sudah kamu sekarang istirahat, aku mau nyuci piring dulu.

(Ambar mengambil piring dan sendok bekas Airin)

 AIRIN

Biar saya saja Mbak.

(menahan piring dari tangan Ambar)

AMBAR

Enggak apa-apa. Ini aku mau maen ke kamar Desi sebentar, numpang nonton tv.

AIRIN

(melepaskan tangannya dari piring)

Matur nuwun Mbak, sepurane ngerepoti (terima kasih, Mbak. Maaf sudah merepotkan)

AMBAR

Kapan kamu enggak pernah merepotkan.

Ambar keluar dari kamar. Airi mengibaskan kasur dengan tangan berkali-kali sebelum berbaring. Wajahnya tampak lega saat berbaring. Airin memilih tidur menempel tembok berusaha memberikan tempat yang cukup pada Ambar. Matanya memandang langit-langit.

Flashback

5. EXT.HALAMAN RUMAH – SORE

CAST : AMBAR (17), AIRIN (13) 

Airin mengenakan seragam SMP (Putih – biru), diam melihat Ambar keluar dari rumah, dengan membawa ransel biru. Berjalan melewati Airin tanpa mengatakan apapun.

AIRIN

Mbak mau kemana?

AMBAR

(berhenti sejenak. Menoleh ke belakang)

Ikut Ibu.

Airin terkejut mendengar jawaban Ambar. Ia memilih diam melihat Ambar pergi berlalu mengendarai motor bebek.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar