Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
35.EXT. HALAMAN RUMAH AFSA. DAY
Terlihat cincin yang melingkar di jari Afsa dan Putra. Mereka sudah menikah. Afsa dan Putra berpakaian casual. Mereka akan berbulan madu dan sedang berpamitan dengan orang tua Afsa.
AFSA
Kita berangkat ya, Mah... Yah...
Afsa memeluk sang ibu dan menangis.
IBU AFSA
Kenapa nangis, Nak? Seharusnya kamu bahagia sekarang...
Afsa melepaskan pelukannya dan tersenyum. Matanya beralih kepada ayahnya yang sedari tadi menatapnya. Afsa pun memeluk ayahnya. Sang ayah memeluk lebih erat.
AYAH AFSA
Ayah mencintaimu, Nak...
AFSA
Ayah...
Ayah Afsa melepaskan pelukannya. Tersenyum bahagia.
AYAH AFSA
Udah... jangan nangis lagi...
Afsa menghapus air matanya meski masih terisak. Dan Ayah Afsa menghampiri Putra.
AYAH AFSA (CONT'D)
(meraih tangan Putra)
Dan Nak Putra... Afsa adalah anak Bapak yang berharga. Bapak tidak memintamu untuk menjaganya karena sekarang, Bapak yakin dia bisa menjaga dirinya. Tapi ada satu hal yang mengerikan yang harus Bapak lalui dalam hidup ini, yaitu melepaskan tangan Bapak dari Afsa dan memberikannya kepadamu. Tolong Bapak... bahwa hal itu tidak semengerikan yang Bapak pikir... Cintai dia seribu kali lipat dari cintaku padanya... Jika dia tidak lebih bahagia bersamamu... tidak akan kuizinkan kau mendampinginya...
Putra tertohok keras. Dia tidak bisa menjawab.
AYAH AFSA (CONT'D)
Kemarilah, Afsa...
Ayah Afsa menyatukan tangan Putra dengan Afsa.
AYAH AFSA (CONT'D)
Kalian... berbahagialah... Afsa... kamu anak Ayah yang hebat, mampu menghadapi ketakutanmu... Ayah begitu bersyukur kamu bertumbuh dengan baik sekalipun di dalam luka. Maafkan Ayah yang tidak bisa menjadi Ayah yang bisa kamu banggakan...
Afsari menggelengkan kepalanya.
AFSA
Ayah adalah yang terbaik...
Ayah Afsa tersenyum lebar.
AYAH AFSA
Ya udah... sana berangkat...
Afsa mengangguk dan melepaskan pegangannya dari Putra. Ayah Afsa mendorong Afsa masuk mobil. Afsa pun memasukinya dan melambai setelah berada di dalam. Putra pun akhirnya pamit dengan memberi salam kepada ayah dan ibu Afsa dan masuk ke dalam mobil.
CUT TO
36.INT. MOBIL. DAY
Afsa memandang keluar jendela. Pipinya basah.
PUTRA
Kamu... menangis?
Afsa menyeka airmatanya.
AFSA
Maaf.
PUTRA
Nggak apa-apa. Menangislah.
AFSA
Tiba-tiba... aku merasa rindu dengan orangtuaku... Tiba-tiba... aku merasa sepi...
PUTRA
Kita sudah menikah, kalau kamu merasa kesepian, kamu bisa cari aku. Bagaimana pun... aku sekarang adalah suamimu.
Afsa mengalihkan pandangannya ke arah Putra.
PUTRA
Semuanya akan baik-baik saja. Kamu bisa kapan pun mengunjungi orangtuamu.
AFSA
Benarkah?
PUTRA
Tentu saja. Bukannya, pernikahan kita dibuat seperti itu?
Putra tersenyum dan Afsa berhenti menangis. Mereka saling berpandangan, dan Afsa pun menelan ludahnya karena gugup. Mata Afsa mengerjap, dia pun mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Menarik napasnya yang menjadi sesak.
PUTRA
(dibalik kemudi)
Setidaknya... itu yang bisa kulakukan untuk bisa memenuhi janjiku pada ayahmu.
Afsa memandangi Putra yang kembali fokus di balik stir.
AFSA
Apa, Pak Putra kangen sama orangtua Bapak?
Putra diam saja. Dia tetap sibuk menyetir.
AFSA (CONT'D)
Saat bertemu dengan Pak Nanda di rumahnya. Dia bilang sangat bangga sama Bapak. Dan itu buat aku iri. Aku sama sekali tidak bisa membuat bangga orang tuaku.
PUTRA
Buat apa membuat mereka bangga, padahal dia tidak membesarkanmu dengan baik?
Afsa memandangi Putra.
PUTRA (CONT'D)
Sudahlah, jangan terlalu membebani dirimu untuk membuat orang tuamu bangga. Lakukan saja usaha terbaikmu.
Afsa pun tersenyum dan mengingat ayahnya.
CUT TO
37.INT. KORIDOR HOTEL. SORE
Afsa dan Putra berdiri di depan sebuah pintu kamar hotel.
PUTRA
(menyerahkan kunci)
Maaf ya, kita bulan madu masih di Jakarta. Ini... kunci kamarmu. Dan kamarku ada di ujung sana. Itu kamar favoritku.
AFSA
Favorit?
PUTRA
Ya. Kamarku yang paling luas dan jauh dari kamar lainnya. Oia, kamarmu juga adalah yang terbaik.
AFSA
Bapak sering menginap di sini, ya? Sepertinya hafal benar...
PUTRA
Tentu saja. Aku yang merancang desain aset milikku.
AFSA
Jadi... hotel ini?
Putra mengangkat alisnya dan tersenyum.
AFSA (CONT'D)
Milik Bapak?
PUTRA
Aduh, sepertinya mulai sekarang, kamu jangan panggil aku Bapak lagi. Mungkin kamu bisa panggil nama aja... atau... Mas? atau... Hubby?
AFSA
(terbatuk)
Apa...
PUTRA
Atau... sayang?
AFSA
(salah tingkah)
Bapak ada-ada aja.
PUTRA
Eh, aku serius lho. Nggak mungkin kan kamu terus panggil aku Bapak?
AFSA
Ya udah, aku panggil Mas Putra aja ya.
PUTRA
(menggangguk)
Ya udah. Nice.
AFSA
Kalau gitu, aku masuk kamar dulu ya.
PUTRA
(mengusap kepala Afsa)
Ya udah...
Afsa tertegun.
PUTRA
(tersenyum)
Selamat istirahat. Nanti besok kita jalan-jalan.
AFSA
(mengangguk cepat)
I...iya... Pak. Eh, Mas...
PUTRA
(tertawa kecil)
Ok, sampai ketemu besok.
Afsari pun masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintunya. Dan Putra melangkah menuju kamarnya membawa kopernya. Beberapa saat kemudian, Afsa mengintip Putra di balik pintu dan memperhatikan punggung Putra, kemudian dia menutupnya kembali.
CUT TO
38.INT. KAMAR HOTEL. NIGHT
Afsari berdiri di jendela besar kamar hotel. Dia memandang jauh.
AFSA (V.O)
Jadi inilah malam pertamaku saat aku sudah menikah... Sendiri... di kamarku.
Afsari merogoh ponselnya dari saku, melihat foto orang tuanya dan mulai berkaca-kaca.
AFSA (V.O)
Ayah... Ibu... Kalian akan bahagia, kan? Kalian tidak lagi menderita, kan?
Afsari mulai menangis sedih. Malam pun berlalu.
CUT TO
39.INT. KORIDOR HOTEL. DAY
Putra mengetuk pintu kamar Afsa, dia memakai baju casual dengan memakai jaket, dan pintu pun terbuka.
PUTRA
Pagi.
AFSA
Pagi.
Afsa memakai dress cantik yang membuat Putra terpana. Putra memperhatikan Afsa cukup lama.
PUTRA
Kamu cantik.
Afsa tersenyum malu.
PUTRA (CONT'D)
Gimana tidurmu? Nyenyak?
Afsa mengangguk.
PUTRA
Ya udah. Ayo. Kita bersenang-senang hari ini.
AFSA
Emang mau kemana?
PUTRA
Pertama-tama, kita makan dulu. Kamu suka makanan apa?
AFSA
Aku suka semua kok.
PUTRA
Wah... kamu benar-benar manusia berarti...
AFSA
Terus kalo Mas emang apa? Batu?
Afsa dan Putra tertawa. Tiba-tiba ponsel Putra berdering dan dia pun merogohnya dari saku. Wajahnya berubah serius saat membaca, tapi dia kembali memasukkan ponsel ke dalam saku.
PUTRA
Yuk.
Afsa menutup pintunya dan berjalan bersama Putra.
CUT TO