Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
11.INT. RUMAH AFSA. NIGHT
Afsari mengetuk pintu dan dibukakan oleh ibunya. Dia memberikkan salam dan mencium punggung tangannya ibunya.
AFSA
Mana Ayah, Mah?
IBU AFSA
Sedang keluar, Nak.
AFSA
Ya udah, Afsa ke kamar dulu.
IBU AFSA
Kamu udah makan?
AFSA
Udah.
Afsa melenggang ke kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya ke kasur.
AFSA (V.O)
Berpura-pura menikah? Apa-apaan?
Afsari melihat ponselnya. Dia melihat foto seseorang laki-laki yang tersenyum.
AFSA(V.O)
Kak... Bagaimana ini?
Afsa membenamkan dirinya di bantal.
AFSA (V.O)
Ah, ga tau!
CUT TO
12.EXT. DEPAN KANTOR. DAY
Keesokkan harinya. Afsari turun dari bis dan sedang berjalan kaki menuju kantornya. Dia melihat mobil hitam yang terparkir tepat di depan lobby kantornya.
Terlihat Putra turun dari mobil hitam itu dan dia tersenyum kepada semua orang yang menyapanya.
AFSA (V.O)
Mungkin itu senyum yang kata dia HARUS.
Afsari memasuki gedung kantor.
CUT TO
13.INT. RUANGAN KARYAWAN. DAY
Afsa menuju ke meja kerjanya dan dia dihampiri oleh karyawan lainnya.
KARYAWAN 5#
Eh Sa, kamu dipanggil Pak Putra ke ruangannya.
AFSA
Hah?... Aku?
Karyawan 5# menganggguk.
Afsa terlihat cemas. Dia pun berjalan menuju ruangan Putra.
CUT TO
14.INT. KORIDOR RUANGAN PUTRA. DAY
Sekretaris Putra menyuruh Afsa masuk ke dalam ruangan Putra.
SEKRETARIS
Masuklah.
Afsa pun mengetuk pintu ruangan Putra. Dan dia masuk ke dalam ruangan itu.
CUT TO
14.INT. RUANGAN PUTRA. DAY
Afsa menghampiri meja kerja Putra.
AFSA
Bapak memanggil saya?
Putra sedang sibuk dengan semua dokumen di atas mejanya.
PUTRA
Tolong, atur jadwal saya untuk membahas proyek ini.
Putra menyodorkan sebuah dokumen dengan kasar.
AFSA
(bingung)
Hah? Atur jadwal?
PUTRA
(mendonggakkan kepala)
Iya. Kenapa? Ada masalah?
AFSA
Tapi, jobdesk saya...
PUTRA
Mulai sekarang. Kamu jadi sekretaris saya.
AFSA
Hah?
PUTRA
Minta semua jadwal kegiatan saya kepada Dina.
AFSA
(gugup)
Tapi... Pak.
PUTRA
Sekarang kamu bisa keluar.
Putra kembali sibuk dengan dokumen dan laptop di depan mejanya.
AFSA (V.O)
Kenapa Pak Putra jadi seperti ini? Apa karena aku nolak permintaan dia?
Putra mendongak dan menatap tajam Afsari dari kursinya.
PUTRA
Ada apa?
AFSA
Maaf Pak. Apa Bapak marah sama saya?
PUTRA
Maksudnya?
AFSA
Ya. Bapak sepertinya sedang menghukum saya karena tidak mau--
PUTRA
Saya hanya bersikap jujur. Tidak lagi berpura-pura tersenyum seperti apa yang kamu bilang.
Afsari dan Putra saling berpandangan. Tiba-tiba, telepon kantor di meja Putra berbunyi. Putra pun menekan tombol merah yang berkelip itu.
PUTRA
Ya?
SEKRETARIS (O.S)
Ada Bapak Nanda, Pak.
Putra terkejut. Dia terdiam cukup lama.
SEKRETARIS (O.S)
Pak?
PUTRA
Suruh masuk.
Putra menatap pintu ruangan. Dia terlihat tegang. Perlahan, pintu pun terbuka dan terlihat Pak Nanda memakai jas hitam dengan senyumannya menghampiri Putra di mejanya.
PAK NANDA
Wah... anakku memang pekerja keras.
Putra masih duduk di mejanya.
PUTRA
Ada apa Ayah kemari lagi? Banyak yang harus ku selesaikan hari ini.
PAK NANDA
Kamu tidak menyambut Ayahmu?
Pak Nanda melirik kepada Afsari yang masih berdiri dengan canggung.
PAK NANDA (CONT'D)
(menunjuk Afsari)
Dan kau...? yang waktu itu.
AFSA
(memberi hormat)
Selamat pagi, Pak... Hm... Kalau begitu saya pergi dulu. (berderap pergi)
PUTRA
Afsari!
Afsari menghentikan langkahnya.
AFSA
(berbalik)
Iya?
PUTRA
Kamu tetap di sini. Kita belum selesai membahas tugasmu.
Afsari kebingungan dan tetap berdiri di posisinya.
PUTRA
Jadi Ayah... ada apa?
Pak Nanda duduk di tepi meja dan menoleh kepada Afsari.
PAK NANDA
Apa kau ingin Ayah membicarakan masalah keluarga di depan karyawanmu?
Afsari hanya menunduk. Dia salah tingkah dan mulai gelisah. Dia melirik ke arah Putra.
AFSA
Maaf, Pak. Saya akan pergi.
Afsari berderap meninggalkan ruangan tanpa meminta izin kepada Putra, dan di ambang pintu dia bertemu dengan tamu Putra lainnya.
PAK NANDA
(bicara lantang)
Wah... Kakak udah datang?
Putra berdiri cepat dan kursinya berderit. Afsari terkejut dan menoleh kembali ke arah Putra. Putra berdiri dengan tubuhnya yang tegang.
Telihat seseorang di ambang pintu. Dia adalah Paman Putra, Wirya. (48THan)
PAK NANDA (CONT'D)
Apa kabar Kakakku, Wirya?
Pak Nanda menghampiri Wirya dan membentangkan tangannya, sedangkan Afsari kembali melangkahkan kakinya setelah mengangguk kepada Wirya yang menatapnya.
PUTRA
(berteriak)
Afsa!
AFSA
(kaget dan menoleh)
Ya?
PUTRA
(gugup dan tegang)
Bukankah kita... ada pertemuan dengan ... klien... hari ini...?
Afsari memandang Putra. Terlihat wajah Putra yang tegang.
PUTRA (CONT'D)
Iya, kan?
Afsari kebingungan. Dia melihat Putra dengan kening berkerut.
AFSA
I...iya. Hari ini harus bertemu klien.
Putra berjalan menuju pintu keluar.
PUTRA
Maaf. Tapi ... saya ... masih ada keperluan.
Putra melewati Pak Nanda dan Wirya.
WIRYA
Apa kamu sesibuk itu, sehingga tidak ada waktu untuk kami?
Putra tertegun.
PUTRA
Iya... saya sedang sibuk. Ayo Afsa.
Afsari yang kebingungan mengikuti langkah cepat Putra menuju lift. Mereka pun masuk ke dalam lift.
CUT TO
15.INT. LIFT. DAY
Putra langsung ambruk setelah pintu lift tertutup. Dia memegangi perutnya, menahan rasa mual.
AFSA
(kaget dan cemas)
Pak... Anda kenapa?
Putra masih berusaha mengatur napas. Dia terlihat pucat.
AFSA (CONT'D)
Pak?
Afsari bingung. Dia hanya melihat Putra yang terlihat kesakitan.
AFSA (CONT'D)
Bapak kenapa?
Putra memejamkan matanya. Dia terduduk di lantai lift dengan banyak keringat di pelipisnya.
Afsari ikut duduk bersama Putra. Terlihat angka lift yang berubah seiring menuruni lantai hingga mencapai lantai lobby.
Pintu lift terbuka dan terlihat beberapa karyawan yang terkejut menemukan Putra dan Afsa yang duduk di lift.
Putra dan Afsa pun segera berdiri dan melangkah keluar lift.
CUT TO
16.EXT. DEPAN KANTOR. DAY
Afsa dan Putra berjalan menuju mobil Putra yang terparkir di depan kantor. Putra memberikan instruksi agar dia yang menyetir ke supirnya. Putra pun berkata kepada Afsa setelah dia melepaskan kunci mobil dengan remot.
PUTRA
Masuklah.
Putra masuk mobil, begitu juga Afsa. Dengan masih menghela napas dengan cepat, Putra mulai mengemudikan mobilnya. Di sampingnya, Afsa terlihat cemas. Mobil pun melaju.
CUT TO
17.EXT. TAMAN. DAY
Afsari mengetuk jendela mobil dan menyerahkan botol minum kepada Putra yang masih memulihkan dirinya di dalam mobil. Putra menurunkan jendela mobil.
AFSA
Minum dulu, Pak.
Putra mengambil botol.
PUTRA
Makasih.
Putra meneguk minumannya.
AFSA
Apa Bapak mau ke dokter?
Putra menurunkan botol minumnya.
PUTRA
(menjawab cepat)
Nggak. Aku benci dokter.
Putra meremas botol minumannya.
Afsari kembali menegakkan tubuhnya. Dia pun mengecek ponselnya yang bergetar. Dia pun menerima pesan masuk yang bertuliskan : Pengajuan Pinjaman Anda Ditolak.
Afsari menghela napasnya dan menurunkan ponselnya.
PUTRA (CONT'D)
Kamu masuklah ke mobil.
Afsa pun kembali masuk mobil dan duduk di samping Putra. Afsa merasa canggung.
PUTRA
Bagaimana caranya?
AFSA
Hah?
PUTRA
Kamu bilang... kalau aku harus menghadapi ketakutanku... Bagaimana caranya?
AFSA
Itu...
Tiba-tiba ponsel Afsari berdering. Tertulis kontak "Ibu".
AFSA (CONT'D)
Maaf. Saya harus angkat ini.
Putra mengangguk. Afsa keluar mobil.
AFSA
Halo, Mah.
INTERCUT TO:
18.INT. RUMAH AFSA. DAY
IBU AFSA
Afsa... Ayahmu pingsan.
INTERCUT WITH AFSA:
AFSA
Hah? Pingsan? Terus sekarang di mana?
IBU AFSA
(terdengar menangis)
Masih di rumah... Afsa...
AFSA
Iya Mah, Afsa segera pulang. Tunggu ya Mah...
CUT TO:
19.INT. MOBIL. DAY
AFSA
Pak, Maaf... tapi saya harus pulang. Ayah saya pingsan, Pak.
PUTRA
Biar ku antar.
Putra pun mengantarkan Afsari menuju rumahnya.
CUT TO