Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Scene 53 – Int. Studio TV – Pagi hari
Presenter
Satu kehormatan saya bisa berbincang dengan Pak Dardan
Dardan
[Tertawa] Satu kehormatan juga bisa berada dengan rekan-rekan di sini
Presenter
Kesuksesan Bapak meredakan virus gila tahun 2020 lalu membuat semua warga Indonesia begitu menyanjung Bapak, selain itu Bapak juga membangun sebuah yayasan untuk anak yatim piatu yang terlantar. Nama bapak begitu harum sekarang, bahkan sudah banyak pendukung Bapak di mana-mana. Bagaimana pendapat Bapak menanggapi ini?
Dardan
[Tertawa] Dukungan yang mereka berikan itu murni dari diri mereka, tidak ada paksaan, jadi ya saya merasa cukup senang dengan dukungan yang tiada henti ini
Presenter
Tapi masyarakat bertanya-tanya nih Pak, apakah yayasan yang Bapak buat berkaitan dengan penyalonan Bapak menjadi Presiden?
Dardan
Masyarakat… atau tim media? [Tertawa] Tentu saja tidak. Yayasan yang saya buka itu sudah ada sejak tahun 2013. Kalau saya baru buat tahun ini boleh lah disebut “PANSOS”. Masalahnya masyarakat baru tahu kabar ini sekarang-sekarang setelah nama saya naik, jadi banyak spekulasi yang mengatakan saya membuat yayasan itu hanya kamuplase. Saya tegaskan di sini, saya hanya ingin membuat masa baru untuk Indonesia.
Presenter
Masa apa itu Pak kalau boleh tau?
Dardan
Masa yang lebih baik dari sekarang, boleh kita sebut masa emas. Di masa emas ini, saya ingin memperkuat Indonesia dengan anak muda yang cerdas-cerdas, itu lah mengapa saya membuat yayasan ini
Presenter
[Tersenyum kecil]
[Memperlihatkan proses wawancara]
Scene 54 – Int. Ruang Serbaguna – Pagi hari
[Tiana sedang menatap sengit Angel. Begitu pun Angel. Mereka duduk di meja yang berisi masing-masing satu buah laptop dan printer]
[Satu persatu juri menempatkan kursi yang telah disiapkan. Angel melihat satu-satu wajah juri. Angel sudah mempersiapkan ini]
[10 menit sebelum juri memasuki ruangan. Angel memberikan peringatan bahwa mereka harus memilih Angel. Para juri mendapatkan sogokan dari teman-teman Angel]
[Angel tersenyum remeh ke arah Tiana]
Tiana
[Berdiri] Biar adil. Saya mau tulisan kita ga ada identitas sama sekali. Dengan begitu juri akan lebih objektif.
Angel
[Melotot] Lu takut gua curang HAH?
Tiana
[Duduk kembalu. Tertawa mengejek] Engga ada yang ngomong kamu curang. Saya cuma menghawatirkan ada juri yang tidak objektif. Salah? Atau kamu mau berhenti?
Angel
[Menahan emosi]
Oke. Terserah
[Pertandingan dimulai. Tiana dan Angel mulai menulis]
[Angel melihat Tiana yang tampak tenang. Kemudian berusaha membuka internet lalu mencari cerita. Namun ternyata akses untuk internet di tutup. Angel mulai panik]
[Cerita sudah di print dan dibagikan kepda juri. Juri yang mendapatkan sogokan dari Angel mulai tertarik dengan cerpen nomor 2. Kebanyakan dari juri merasa terenyuh dengan kata-kata terakhir dari cerpen nomor 2]
“Kebebasan bukan hanya milik dia, aku atau kamu, tapi kita.”
[Juri telah menentukan pemenangnya]
Agis
Saya akan umumkan hasilnya [Membuka hasil] pemenangnya adalah cerpen nomor 2 yang berjudul “Merpati dalam Sangkar”
Angel
[Membulatkan matanya]
Tiana
[Berdiri] Sebelum tanding. Saya dan Angel sudah membuat kesepakatan. Banyak dari kalian yang sudah mendengar, Karena saya yang menang. Angel harus berhenti ganggu kalian. Kalau masih ada yang diganggu Angel. Kasih tahu saya.
[Suara sorakan]
[Angel memelototi juri namun para juri memalingkan pandangannya. Angel mengepalkan jari-jari tangannya. Teman-temannya datang lalu menghibur Angel, namun Angel malah memaki mereka]
Angel
Ini semua salah kalian. Dasar sampah, Enggak becus kalua kerja
[Berbeda dengan Tim Angel, Tim Tiana bersorak girang]
Yuni
Aku enggak salah pilih teman memang. Keren Tiana!
[Tiba-tiba Adam mendekati Tiana]
Adam
Aku tahu kamu pasti menang. Selamat ya [Menepuk pundak Tiana]
Tiana
[Tersenyum kecil] Makasih.
[Angel merasa marah saat melihat Adam mendekati Tiana]
Scene 55 – Ruang Pertemuan – Malam Hari
[Dardan mengadakan pertemuan dengan staf dan guru dari Yayasan Rumah Kita]
Staf
[Memaparkan perkembangan kampanye] Kita butuh banyak dana untuk kampanye di desa-desa terpencil Pak. Saya rasa dengan uang yang kita punya sekarang, sangat kurang untuk bisa melakukan PLAN A. Bagaimana kalua…
Dardan
Lakukan rencana A. Masalah uang, kita bisa dapat lagi. [Melihat Louis] Kita harus cepat produksi sel-sel itu. Sudah waktunya kita melepaskan mereka.
Louis
[Gugup] Baik Pak.
Dardan
Bulan ini, kita lakukan eksekusi. Saya tidak ingin ada kegagalan. Kalian tahu kan apa yang harus kalian lakukan?
Louis
[Menunduk dan memainkan tangannya gugup] baik Pak
Scene 56 – Gedung lantai 1 – Malam Hari
[Seorang murid lelaki diam-diam menyelinap ke sebuah ruangan. Dia membawa senter dan alat perekam]
[Lelaki itu terkejut ketika melihat banyak anak yang sedang berbaring di tempat tidur medis dengan kabel di kepalanya. Lelaki itu merekam seluruh ruangan]
Petugas
Apa bisa diproses Dok?
Seseorang seperti Dokter
Melihat dari percobaan pertama, sepertinya bisa. Namun saya tidak bisa menjamin kualitas dari sel otak mereka. Karena saya rasa kecerdasan dari setiap murid berbeda-beda.
Petugas
Baik, kalau itu tidak masalah. Kami sudah punya data murid-murid yang akan menghasilkan sel otak yang bagus, mereka akan dijual dengan harga tinggi.
[Murid lelaki itu terkejut. Tidak sengaja mengeluarkan suara]
Petugas
Siapa itu?
[Murid lelaki berlari ketika ada beberapa penjaga mengejarnya]
Petugas
[Menelpon seseorang] Bu, sepertinya ada murid yang menyusup ke ruangan medis.